“Tanggung jawab? Memang apa yang akan kamu lakukan?” Tanya Leon pura-pura tidak mengerti apa yang akan terjadi.
“Tentu saja setelah moment romantis seperti ini akan terjadi pertempuran panas, kita akan bercinta dengan jiwa yang membara.” Ucap Sherena sambil membayangkan hal yang akan terjadi selanjutnya.
Tak!
“Aw Ayang! Kenapa di sentil jidatku ini?” Tanya Sherena kesal, Leon bangun dan membuat tubuh sherena yang ada di atas tubuhnya terjatuh ke atas ranjang.
“Ayang-ayang, nanti kalau ketemu keluarga jangan memanggilku seperti itu.” Ucap Leon, ia masih sangat kaku karena tidak bisa mengontrol dirinya sendiri saat bersaha keksaih kecilnya itu. “Dan satu hal lagi, aku tidak akan menyentuhmu sebelum kita menikah.” Ucap Leon ia berdiri membenarkan kemejanya yang berantakan.
Mata Sherena seketika berbinar. “Jadi kamu berniat menikahiku?” Tanya Sherena dengan senyum yang membuat Leon ikut tersenyum juga.
Leon menarik tubuh sherena masuk ke dalam pelukannya. “Tentu saja, aku mencintaimu karena itu aku juga pasti menikahimu Sher. Jadi jangan membuat keluarga kita curiga dengan hubungan kita, lakukan seperti biasanya hingga datang waktu untuk kita jujur dengan hubungan ini.” Ucap Leon.
Sherena mengerutkan keningnya tidak setuju. “Jadi kita tidak akan meminta testu dari mereka dengan cara menghamiliku seperti Kak Theo pada Ka Kayla?” Tanya Sherena dan lagi-lagi Leon spontan mentoyor kekasihnya yang selalu di luar nalar itu.
“Aduhh! Jangan terus melakukan hal itu padaku Kak! Aku ini calon ibu dari anak-anakmu.” Keluh Sherena karena lagi-lagi Leon selalu mentoyor keningnya. “Oh ya ampun, kalau nunggu sampai nikah lama sekali Ayang mending kita lakukan sekarang.” Ucap Sherena.
Leon membalikan tubuh Sherena dan mendorong wanita itu ke arah lemari. “Cepat ganti bajumu dengan pakaian seperti biasanya, aku di suruh menjemput mu katanya ada makan malam keluarga.” Ucap Leon, ia dengan cepat keluar dari kamar dan menutup pintu kamar agar Sherena tidak banyak bertanya.
Leon lalu duduk di sofa menyenderkan tubuhnya, ia menghela nafasnya untuk mengontrol dirinya sendiri lalu memejamkan matanya berusaha menghilangkan sosok binatang buasnya.
“Hah! Bagaimana aku bisa tahan selama itu Sher, jika kamu terus menggodaku dengan tubuhmu yang sexy.” Ucap Leon, ia menggigit bibir bawahnya dengan kuat.
Leon sungguh tidak menyangka jika di balik pakaiannya yang selalu memakai pakaian tertutup dan kebesaran, ternyata ada aset berharga yang mungkin banyak orang lain tidak tau termasuk dirinya.
Sejak kecil Leon selalu menginginkan sosok adik perempuan, karena semua adiknya laki-laki. Ia selalu mengurus Sherena sejak Sherena lahir.
Flashback.
Sampai suatu hari di usia Sherena yang baru menginjak umur 10 tahun, Sherena kecil membuat Leon berdebar. Bukan perasaan sebagai seorang kakak, melainkan perasaan lain yang baru pertama kali dia rasakan.
Leon terbangun dari tidurnya, Ia menggeliatkan tubuhnya yang terasa pegal. Hari itu Leon sangat kelepahan karena seharian mengajak Sheena bermain, kedua kakaknya Sherena mengirim Sherena ke kediaman Leon agar sepupunya itu menjaga adiknya dengan baik. Sementara Theo dan Daniel pergi bermain bola.
Leon berusaha menenangkan Sherena yang nangis karena di tinggal pergi oleh kedua kakaknya, hingga akhirnya Lein bisa membujuk Sherena dan membuat anak berumur 10 tahun itu tertidur.
Leon melirik ke arah Sherena yang tertidur pulas sambil memeluk erat tubuhnya, Sherena memang sudah biasa tidur dengan kakak dan para sepupunya termasuk Leon.
Leon menatap lekat wajah cantik Sherena, walau anak itu masih berumur 10 tahun tapi wajahnya sudah berhasil membuat semua orang yang melihatnya kagum.
Termasuk Leon.
Leon menyentuh hidung Sherena dengan telunjuknya lalu tersenyum saat Sherena bergumam karena risih dengan sentuhan Leon. Jari Leon pun turun menyentuh pipi chuby itu dan mencolek-coleknya.
“Sher, sudah waktunya bangun.” Ucap Leon.
Sherena kecil tak kunjung bangun, ia malah makin menenggelamkan wajahnya di lengan Leon yang ia peluk. Leon tersenyum ia menarik lengannya agar Sherena bisa bernafas dengan baik, Leon menatap lagi wajah cantik Sherena.
Tanpa sadar wajah Leon mendekat, ia menatap bibir ranum Sherena. Leon memejamkan matanya, dan menempelkan bibirnya di bibir Sherena.
“Apa yang kau lakukan Leon!” Pekik Theo, ia berjalan mendekat ke arah Leon dan menatik kerah baju pria itu.
Theo langsung melayangkan pukulan di wajah tampan Leon, pria itu tersungkur di atas lantai sampai membuat Sherena yang tertidur bangun seketika.
“Kak Leon.” Panggil Sherena sambil menangis saat melihat Leon berbaring di atas lantai dengan hidung yang mengeluarkan darah. “Kakak kenapa?” Panggil Sherena ia hendak mendakati Leon namun dengan cepat Sherena di tarik oleh Theo yang masih menahan emosinya.
“Jangan mendekat padanya! Mulau sekarang kau tidak boleh main dengannya!” Sentak Theo sampai membuat Sherena menangis karena kaget.
“Dan kau! Jangan pernah berani menyentuk adikku lagi!” Pekik Theo dengan mata elang pria itu, Theo terlihat sangat marah. Sementara Leon ia hanya menatap Theo sambil menyeka darah yang mengalir dari hidung dan sudut bibirnya. “Dasar fed0fil!” Pekik Theo dia pun membawa Sherena pergi saat anggota keluarganya yang lain masuk ke dalam kamar karena mendengar suara tangisan Sherena yang histeris.
Flashback Off.
Leon mengusap wajahnya dengan kasar saat mengingat kejadian 10 tahun lalu. “Jika waktu itu aku tidak menciummu, mungkin hubungan kita sudah di restui sejak lama.” Ucap Leon.
Karena hingga kini Theo masih tidak bisa mempercayakan Sherena kepadanya, bahkan Theo juga berkali-kali memperingatkan dirinya agar tidak mendekati Sherena.
Ya Leon akui jika ini semua kesalahanya, ia juga tidak tau dengan dirinya sendiri sampai berani mencium sepupunya.
Setiap waktu Leon sering mengingat kejadian itu dan menyesalinya, ia juga merasa bersalah.
Alasan Sherena berpenampilan cupu pun karena Theo gelisah Sherena selalu mengikuti kemanapun Leon pergi, hingga pria itu memutuskan merubah penampilan adiknya dengan paksa.
“Maafkan aku Sher.” Gumam Leon.
“Kenapa minta maaf?” Tanya Sherena, ia duduk di atas pangkuan Leon dengan penampilan seperti dulu. Memakai baju putih panjang dengan jeans biru muda. Ia juga mengepang rambutnya dua dan memakai kacamata, Leon pun tersenyum.
“Theo benar, Sherena memang harus berpenampilan seperti ini agar jantungku tetap aman.” Gumam Leon dalam hatinya.
“Kak? Kenapa kakak minta maaf? Apa karena Kakak menolek ajakanku bercinta? Jangan terlalu di pikirkan, aku bisa mencari kesempatan lagi lain kali.” Ucap Sherena jujur karena dirinya tidak akan dengan mudah menyerah begitu saja.
“Bodoh. Kenapa otakmu mirip otak udang?” Tanya Leon sambil mengacak-acak pucuk kepala Sherena. “Ayo kita pergi.” Ucap Leon, ia berjalan lebih dulu.
“Kenapa otakku mirip otak udang? Memang udah punya otak?” Tanya Sherena sambil mengeluh, ia mengekori Leon sambil merapikan rambutnya yang di buat berantakan oleh kekasihnya.
“Karena otak kalian sama-sama kotor.” Ucap Leon sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
.
To be continued…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
s
mulai
2024-11-07
0
jaran goyang
💞🥰🥰💯💯🤣🤣🤣💪💪💪💪𝑎𝑠𝑡𝑜𝑔𝑒
2023-11-21
2
Anindyanadhif
buktikan Leon kalau kamu pantas mendampingi sherena 🥰🥰🥰 semangattt jangan goyah dengan rayuan si otak udang🤭🤭🤭
2023-11-21
1