MSG 10

Selama perjalanan pulang, Sherena terus bergerutu kesal karena Leon tidak memberi dirinya kesempatan untuk memimpin ciuman itu. Padahal ia sangat ingin mencoba teori yang sudah di pelajarinya.

Ia menatap sipit ke arah Leon yang sedang menyetir, Sherena curiga jika Leon sebelumnya sering berciuman. Dia yang sudah belajar banyak saja belum bisa mempraktekannya dengan benar.

“Ada apa?” Tanya Leon. “Sudah beres ngomel-ngomelnya?” Tanyanya lagi karena kini Sherena berhenti berbicara tidak jelas.

“Apa kakak pernah pacaran tanpa sepengetahuanku?” Tanya Sherena kesal.

“Memangnya kenapa? Bagaimana bisa aku pacaran selama kamu ada di sampingku, yang ada kamu membuatku putus lagi seperti saat bersama dengan Monica.” Ucap Leon jujur.

“Jadi dengan Monica kakak pernah berciuman?” Tanya Sherena dengan dada yang terasa panas.

“Apa sih Sher? Baru juga beberapa jam lalu kita berpacaran, kenapa sudah berantem aja?” Ucap Leon ia kini menghentikan mobil ya lalu menatap ke arah Sherena. “Aku tidak pernah berciuman dengan siapapun selain kekasihku ini.” Ucap Leon sambil tersenyum.

Mata sipit dan lesung pipinya membuat Sherena terpesona, di tambah senyuman maut Leon membuat Sherena ingin mencium lagi bibir tipis ranum itu.

Lagi-lagi Sherena jatuh cinta pada sepupunya untuk yang ke sekian kalinya.

“I Love You, Kak Leon.” Ucap Sherena tiba-tiba membuat Leon langsung menarik tengkuk leher wanitanya dan mengecup lembut bibir ranum Sherena.

“Pulanglah, aku harus pergi rapat.” Ucap Leon.

Sherena mengedipkan matanya bingung, ia kira ciuman itu akan berlangsung lama seperti sebelumnya. Tapi nyatanya Leon hanya mengecupnya singkat.

“Sherena.” Panggil Leon lagi untuk menyadarkan wanitanya. “Nanti kita ketemu lagi, aku harus rapat dulu.” Ucap Leon bohong padahal dirinya tidak sanggup berduaan dengan gadis secantik Sherena.

“Baiklah aku pulang.” Ucap Sherena, ia pun keluar dari mobil dan langsung melambaikan tangannya sebelum membuka pagar rumahnya.

Sherena berjalan menaiki anak tangga dengan perasaan bahagia dan hati yang senang, namun tiba-tiba Sherena membuka pintu rumahnya dengan bingung karena rupanya pintu itu tidak di kunci.

“Surpriseeee…!!!” Teriak Penelope dan Mikayla saat Sherena masuk ke dalam rumah minimalis itu.

“Ya ampun kak, kamu membuatku kaget saja. Kirain ada maling.” Ucap Sherena sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

“Lagian kamu kemana saja gak ngangkat telpon dan gak jawab chat ku. Kita berdua hawatir.” Ucap Penelope.

Sherena tiba-tiba tersenyum malu-malu mengingat kejadian pagi ini.

“Ada apa? Jangan bilang kalau kamu sudah mendapatkan cinta Kak Leon.” Tebak Mikayla.

“Kakak! Ko bisa tau? Itukan rahasia, aku gak boleh bilang siapa-siapa kalau kami pacaran.” Ucap Sherena, sontak kedua wanita itu pun ikut kaget.

Sementara Leon yang mendengar percakapan Sherena dari laptopnya langsung menepok jidatnya sendiri. “Memang bukan Sherena namanya kalau tidak comel.” Gumam Leon dalam hatinya.

“Jadi kalian benaran udah pacaran? Ko bisa? Jadi kak Leon juga suka sama kamu Sher? Apa dia menganggapmu wanita?” Tanya Mikayla dengan antusias.

“Kakak ko gitu? Ya jelas dia mencintaiku, kakak gak liat yah kalau selama ini dia selalu memperlakukan aku berbeda dari kalian.” Ucap Sherena.

“Ya, kami kan tidak tau percis sedekat apa kalian.” Ucap Mikayla, karena yang dia tau memang Sherena lah yang mengejar-ngejar Leon.

Sementara Penelope, dia sudah bisa menebak karena selama ini Leon sering meminta tolong padanya dalam hal apapun mengenai Sherena.

“Tapi aku galau sekarang…” lirih Sherena dengan wajah sedihnya.

“Kenapa? Apa ada masalah?” Tanya Penelope.

“Aku galau, aku harus panggil apa sama Kak Leon. Kita kan sudah resmi pacaran, jadi aku ingin memanggilnya dengan panggilan sayang.” Ucap Sherena ia kini menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang lalu berguling-guling sendiri dan memeluk guling.

Sementara kedua orang itu saling pandang dengan pemikirannya masing-masing.

“Mudah ko, kamu tinggal panggil abang, Mas, atau Aa.” Ucap Penelope.

“Ka Kayla panggil Kak Theo pake Mas, aku gak mau sama. Lagian itu bukan panggilan sayang.” Ucap Sherena ia segera duduk dan menatap sepupu dan kakak iparnya itu.

“Kalau Baby? Honey? Cintaku? Oohhh romantis sekali.” Ucap Sherena lagi sambil memeluk dan mencium guling itu.

“Sherr! Kamu membuatku geli.” Ucap Penelope yang tidak tertarik dengan yang namanya pacaran. Sementara Mikayla hanya terkekeh melihat kelakuan adik iparnya itu.

“Oh bagaimana kalau Ayang. Ayang Leon.” Ucap Sherena sambil senyum-senyum sendiri.

Leon tertawa saat mendengar ucapan Sherena, lalu ia mematikan layar laptopnya dan kembali pokus menyetir.

“Fix! Aku gak mau pacaran.” Ucap Penelope saat melihat kelakuan Sherena, apalagi tadi ia juga melihat Mikayla yang sangat susah pergi keluar dari rumah karena Theo terus melarang istrinya pergi, karena ia takut jika anak yang ada di dalam kandungan Mikayla kenapa-kenapa.

“Ko gitu? Apa kamu masih trauma dengan kisah cinta kakak mu?” Tanya Mikayla, ia menatap sedih Penelope. “Bukankah tidak sepenuhnya kesalahan Kak Al, karena mantan istrinya juga salah selama ini Lope.” Ucap Mikayla.

Sherena dan Mikayla tau jika Penelope takut jatuh cinta karena melihat kakaknya yang sangat mencintai istri pertamanya bisa dengan mudah berpindah ke lain hati.

“Iya tentu saja bukan kesalahan Kak Al, apalagi Lilac dia hanya korban di situ. Tapi hanya saja aku belum mau membuka hatiku untuk seorang pria.” Ucap Penelope, lalu tiba-tiba ia tersenyum. “Kecuali bercinta, aku sangat ingin mencobanya.”

Mata Sherena langsung berbinar. “Aku juga mau, tapi Kak Leon sepertinya tidak menginginkan hal itu.” Ucapnya sedih saat mengingat jika malam itu tidak terjadi apapun pada dirinya padahal mereka sudah berteranjang dada untuk saling menghangatkan satu sama lain.

“Tentu saja, Kak Leon pasti menjagamu dengan baik. Dia tidak akan merusakmu Sher.” Ucap Mikayla. “Lalu kenapa kamu ingin coba bercinta tapi tidak mau memiliki hubungan?” Tanya Mikayla pada Penelope.

“Aku hanya tidak mau terikat, tapi aku juga ingin merasakannya seperti teman-temanku. Mereka bilang jika bercinta itu sangat enak. Apa benar?” Tanya Penelope pada Mikayla.

Sherena pun menatap Mikayla dengan serius, ia tidak sabar mendengar jawaban kakak iparnya.

“Jangan tanya aku! Nanti Kak Theo dan Kak Al marah padaku karena sudah mengajari kalian.” Ucap Mikayla, ia segera menjauhi kedua wanita itu dan duduk di ruang TV.

“Ayolah Kak, ajari kami.” Ucap Sherena. Mereka berdua mengekori Mikayla dan duduk di samping kiri dan kanannya.

“Tidak kalain tidak boleh melakukannya sebelum menikah, berbeda denganku yang memang harus terpaksa melakukannya. Kalian ingin melakukannya hanya untuk bersenang-senang.” Ucap Mikayla. Ia juga sendiri sempat takut dengan masa depannya yang mungkin hancur, namun demi sang Nenek ia lakukan apapun walau harus menjual tubuhnya.

.

To be continued…

Sabar yah, belum bisa crazy up nih.

Terpopuler

Comments

Wiwin Sutarsih

Wiwin Sutarsih

lanjut lanjut lanjut 💪 Thor kutunggu klnjutnmu

2023-11-19

2

Rita

Rita

😅 aduh Kayla diberondong ma lope dan sherena

2023-11-18

2

Maya Hendra Hais

Maya Hendra Hais

benar-benar dah itu si Penelope dan Sherena otak mereka sudah terkontaminasi oleh hal-hal berbau se*s 🤦🤦 itu pasti karena tontonan dan pergaulan mereka 🤣😂 wajar sih dunia kampus

2023-11-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!