Sherena terlihat uring-uringan sejak tadi siang pria itu tidak kunjung memberi kabar atau pun menghubunginya. Di tambah Sherena pusing karena sejak tadi sibuk mencari pekerjaan.
“Di mana Ayang Leon? Katanya sekarang kita pacaran. Tapi apa ini? Dia bahkan tidak menghubungiku sama sekali.” Keluhnya kesal, padahal yang ada di dalam bayangannya adalah hubungan romantis penuh gaiirah dan panas.
Sementara kenyataannya gadis cantik itu di biarkan begitu saja. “Apa aku kurang menarik?” Tanya Sherena pada dirinya sendiri.
Ia sudah merubah penampilannya yang semula sangat tertutup, kini memakai pakaian sexy seperti anak ABG pada umumnya.
Sherena menjatuhkan ponsel dan tubuhnya di atas ranjang, ia menenggelamkan wajahnya di atas bantal dengan perasaan campur aduk.
“Ini bukan mimpi kan? Aku sungguh padacan dengannya?” Tanya Sherena lagi, karena ia merasa tidak ada perubahan sedikitpun dalam hubungannya.
Tiba-tiba suara bel berbunyi, Sherena tersenyum dengan cepat ia meraih ponselnya untuk melihat panggilan masuk.
“Ko gak ada apa-apa.” Gumamnya saat melihat layar ponselnya tidak ada satu pun notipikasi.
Namun suara bel tadi pun kembali berbunyi, Sherena menatap ke arah pintu lalu tertawa.
“Suara bel rumah toh, siapa yang bertamu malam-malam bergini.” Ucap Sherena, ia berjalan ke arah pintu dan segera membukanya.
“Kak Leon?” Panggil Sherena dengan wajah cerianya, rasa lelah dan rasa sedih yang tadi sedang ia rasakan seketika menghilang begitu saja saat melihat wajah tampan Leon.
Leon mengerutkan keningnya saat melihat penampilan Sherena yang sangat sexy, gadis itu memakai cepana pendek dan baju tipis dengan tali tipis di pundaknya.
“Ayang, aku kangen.” Ucap Sherena lalu memeluk tubuh Leon begitu saja.
“Kenapa kamu jadi seperti ini?” Tanya Leon sambil mendorong tubuh Sherena. Ia segera masuk ke dalam rumah meninggalakn Sherena yang berdiri di ambang pintu.
“Kak.” Panggil Sherena, ia lalu tersenyum saat melihat Leon terus berjalan ke dalam kamar. “Rupanya kamu malu-malu, tapi mau langsung pada intinya.” Ucap Sherena ia segera menutup pintu dan berlati mengikuti Leon.
“Kak Leon! Apa yang kamu lakukan?” Tanya Sherena, karena Leon kini sedang mengeluarkan semua isi pakaiannya yang ada di dalam lemari, padahal pakaianya baru menghuni lemari selama beberapa jam, itu pun karena berkat bantuan Penelope dan Mikayla yang merapihkan pakaian Sherena.
“Ini pakaian apa? Kenapa pakaian anak SD ada di lemari mu? Ini juga sangat terbuka, siapa yang akan memakainya?” Tanya Leon sambil terus mengepuarkan satu per satu pakaian kekasihnya.
“Itu semua pakaianku.” Ucap Sherena sambil menatap pakaian yang selama bertehun-tahun di simpannya, ia baru bisa memakainya karena ia sudah keluar dari rumah keluarganya dan tidak ada kedua kakaknya yang akan melarang dirinya memakai pakaian sexy itu.
“Tidak boleh! Kamu tidak boleh pakai- pakaian seperti ini Sher, aku suka kamu walau tidak memakai pakaian sexy seperti ini.” Ucap Leon, ia lalu menatap Sherena.
Mata dan hidung Sherena mulai memerah dengan bibir yang mengerucut membuat Leon khawatir, apalagi kini Sherena mulai berkaca-kaca.
“Ada apa? Kenapa nangis Sher?” Tanya Leon, ia menarik pelan Sherena agar duduk di atas sofa.
“Kenapa kalian semua jahat padaku? Aku salah apa? Aku cuma ingin seperti anak-anak muda yang lainnya.” Ucap Sherena, Leon pun mengangkat tubuh kecil Sherena dan mendudukannya di atas pangkuannya lalu memeluk tubuh kekasihnya.
“Sejak tadi Kak Leon juga gak bisa di hubungin! Aku sampe berpikir jika tadi pagi itu hanya mimpi, aku kira hubungan kita itu tidak nyata!” Ucap Sherena dengan air mata yang sudah menetes di pipi mulusnya. “Apa kakak tau kalau aku sedang sedih?” Tanya Sherena.
“Maaf tadi Kakak ada meeting yang gak bisa di tunda, coba ceritakan apa yang membuatmu sedih?” Tanya Leon, ia menempelkan dagunya di atas kepala Sherena sambil mengusap-usap punggung Sherena pelan.
“Aku senang kakak akhirnya datang menemuiku, sejak tadi aku ingin bilang kalau aku sedang pusing mencari pekerjaan.” Ucap Sherena.
“Kenapa cari kerjaan? Apa kamu butuh uang? Kenapa tidak minta padaku?” Tanya Leon.
“Iya tentu saja aku akan minta padamu Kak, tapi tetap saja aku butuh pekerjaan untuk membuktikan jika aku bisa hidup mandiri pada keluargaku.” Ucap Sherena.
“Baiklah, Kakak akan mencarikan pekerjaan yang cocok untuk mu.”
Sherena menjauhkan tubuhnya, ia menatap Leon sambil mebggelengkan kepalanya.
“Tidak perlu, aku harus melakukannya sendiri. kakak cukup ada di sampingku dan menyemangatiku.” Ucap Sherena, ia pun menempelkan keningnya di bibir Leon, lalu menempelkan pipi kiri dan kanannya juga di bibir ranum kekasihnya. “Apa bagian ini, harus aku juga yang menempelkannya.” Tanya Sherena sambil membulatkan bibirnya berbentu lingkaran.
“Tentu saja itu giliranku.” Ucap Leon sambil tersenyum, namun bukannya mencium dia malah mentoyor kepala Sherena. “Cepat bangun dan ganti pakaianmu.” Ucap Leon dengan serius.
“Gak mau, sudha ku bilang penampilanku sudah berubah kak.” Ucap Sherena dengan wajah seriusnya.
“Tapi ini terlalu Sexy Sher!” Protes Leon lagi.
“Tidak apa-apa, aku pakai pas di dalam rumah saja. Di luar aku tidak memakai pakaian sesexy ini walau juga tidak tertutup seperti sebelumnya.” Ucap Sherena sambil mengelus tengkuk leher Leon, ia bahkan mendekatkan bibirnya di bibir Leon.
“Apa kakak masih menganggapku sebagai adikmu?” Tanya Sherena, ia menatap lekat wajah Leon dengan jantung yang berdegup kencang. “Jika kamu tidak lagi menganggapku sebagai adiku, balas ciumanku.” Pintanya lalu menempelkan bibirnya dan menutup matanya.
Nafas Leon pun mulai memburu, sejak tadi ia sudah menahan dirinya untuk tidak menyentuk Sherena. Namun pria itu pun kini langsung mengangkat tubuh Sherena, dan membalas ciuman gadis kecil yang sedang melingkarkan kakinya di pinggangnya.
Lidahnya memang sudah bermain-main di dalam rongga mulut kekasihnya, namun kedua tangannya mengepal erat berusaha menahan diri agar tidak menyerang Sherena lebih jauh lagi.
Hanya dengan ciuman seperti ini saja membuat milik Leon yang berada di balik celana mulai menegang. Leon berusaha untuk tidak masuk ke dalam balik baju Sherena untuk menyentuh dan mengelus punggung halus kekasihnya, namun dorongan kuat dari sisi kebuasannya membuat Leon tak sadar jika tangannya sudah merambat masuk ke dalam balik baju Sherena dan mengelus lembut punggung mulus itu.
Leon menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang empuk itu, dan menarik tengkuk leher wanitanya untuk memperdalam ciuman dengan satu tangan yang sudah mulai berkelana.
“Aku mencintaimu Sher.” Ucap Leon, Sherena melepaskan ciuman itu untuk menatap wajah Leon sesaat.
“Aku akan bertanggung jawab, jadi jangan pikirkan apapun. Nikmati saja.” Ucap Sherena.
.
To be continued…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Retno Putri Astrini
wkwkwkwkwk kelakuan bocil satu iniii benar² d luar nurul😂😂👻👻👻👻🤦🏼♀️
2024-05-12
3
💞R0$€_22💞
ga habis fikri, diluar nurul kamu sher...🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣😇🤣
2023-12-12
3
Rifa Endro
sherena sudah membuat Imron Leon tidak kokoh 🤣🤣🤣
2023-11-22
0