Sepanjang perjalanan Sherena terus menangis, entah mengapa dunia serasa tidak memihak padanya bahkan seluruh keluarganya pun tidak ada yang peduli pada dirinya. Ia terus menerus menyeka air matanya, di saat seperti ini hanya ada tiga orang yang dapat membuat dirinya bisa membuatnya tertawa.
Sherena menberi tahu tujuan kemana ia pergi, lalu keluar dari taxi saat sudah sampai di tempat tujuan. Ia berlari masuk ke dalam rumah tanpa memperdulikan para pelayan yang menyapa dirinya.
Brak!
Kedua pria yang sedang bermain PS itu seketika menegang menatap sumber suara, lalu menghela nafasnya saat melihat orang yang masuk ke dalam kamarnya.
“Kamu menbuat kami kaget, gue kira pak dokter yang datang.” Ucap Aziel lalu kembali bermain Ps.
Sherena langsung menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang luas itu, sementara Reyno menatap Sherena yang terlihat sedang menangis.
“Apa Kakaknya Aziel yang buat kamu menangis Sher?” Tanya Reyno pada sepupunya itu.
Aziel lalu menatap ke arah Kakak ke tiganya dengan tatapan tidak suka.
“Dia juga kakak mu bodoh!” Ucap Aziel, dan langsung mendapat toyoran dari sang Kakak yang jaraknya beda 3 tahun.
“Aku tidak punya Kakak galak seperti dia.” Ucapnya lalu kembali melanjutkan permainannya.
Seseorang keluar dari kamar mandi, lalu menatap Sherena yang sedang menangis di atas ranjang.
“Sherena? Kamu kenapa?” Tanya Arsenio, dia adik Leon yang umurnya hanya berbeda 1 tahun dengan sang Kakak.
“Kak Arsen…” ucap Sherena sambil menatap Arsen, ia langsung merengek di depan Arsen.
“Ada apa? Apa yang Kak Leon lakukan padamu?” Tanya Arsen lalu duduk di samping Sherena yang kini sedang memeluk guling dengan tubuh tengkurep.
“Dia menatap wanita lain di depanku, aku kesal. Dia juga tidak memberi tahu ku jika dia mengajakku ke acara perjodohannya.” Keluh Sherena sambil menangis tersedu-sedu. Rasa sakitnya masih terasa sampai saat ini.
“Sudahlah Sher, mending lo sama gue aja.” Ucap Axiel menawarkan diri tanpa menatap Sherena dan hanya pokus pada permainannya. “Di jamin gak akan patah hati.” Lanjutnya dan kembali mendapat toyoran dari sang Kakak Reyno.
“Sejak kapan kamu jadi playboy, kau bahkan lebih playboy dariku sampai meu mengembat cewe Kakak lo sendiri.” Ucap Reyno. Aziel hanya terkekeuh pelan, ia padahal pria yang cool dan tidak pandai berbicara banyak dengan wanita.
“Aku gak suka berondong seperti mu Ziel.” Ucap Sherena masih sempat menjawab ucapan Aziel.
“Kak Leon memang gak tau acara itu karena Kak Theo yang diam-diam membuat acarara itu Sher, aku harusnya hadir juga tapi mereka malah menahanku untuk main Ps.” Jawab Arsenio.
“Ya tetap saja Kak, dia berani menatap wanita lain di depanku! Aku benci.” Pekiknya kesal.
Mereka bertiga hanya menghela nafas, bingung dengan keadaan ini. Karena setaunya Leon dan Sherena tidak memiliki hubungan lebih namun sikap Sherena selama ini selalu terlihat jika Leon adalah miliknya. Jadi mereka pikir wajah jika seluruh keluarganya menghawatirkan Leon yang belum juga mendapatkan jodoh, apalagi Kakak nya itu sudah tiga kali gagal bertunangan karena Sherena.
“Sherena!” Teriak Leon, ia membuka pintu kamar Aziel, Leon tau betul jika Sherena marah padanya pasti wanita itu menemui adik-adiknya dan melampiaskan kekesalannya pada mereka.
“Jangan mendekat! Aku belum mau bertemu denganmu!” Teriak Sherena sambil bangkit dari tidurnya dan menatap sinis Leon.
“Kenapa kamu marah dan tiba-tiba pergi? Aku hawatir padamu Sherena.” Ucap Leon yang sudah berada di ambang pintu.
“Aku benci padamu! Aku gak suka kalau kakak menatap perempuan lain selain aku, bagaimana jika kita maneikah apa kamu masih akan tetap melakukannya?” Ucap Sherena, memang ia tau betul jika Leon tidak akan berpaling dari dirinya, namun begitu banyak wanita cantik yang memujanya membuat Sherena takut apalagi penampilan dirinya yang jauh dari kata cantik membuatnya minder.
“Tidak akan Sher, aku janji tidak akan menatap wanita manapun selain kamu, kemarilah.” Ucap Leon sambil mengulurkan satu tangannya.
Sementara ketiga adiknya berdiri menyaksikan kedua orang itu dalam keadaan tegang dan juga bingung. Tegang karena mereka tertangkap basah sedang bermain Ps bingung karena seperti sedang menyaksikan sepasang kekasih yang sedang bertengkar.
“Kakak janji?” Tanya Sherena sambil menyeka air matanya.
Leon mengangguk lalu berjalan perlahan ke arah Sherena. Ia segera memeluk Sherena agar gadis itu merasa nyaman, lalu perlahan menatap ke arah tiga adiknya yang berjajar di dinding.
“Apa yang kalian lakukan! Cepat keluar!” Titah Leon dengan tatapan tajamnya.
Ketiga adiknya itu menelan salivanya susah, mereka hendak bergegas untuk pergi. Namun Leon berbicara dan menbuat langkahnya terhenti.
“Buang PS itu! Dan kembali belajar!” Titah Leon, “Terutama kamu Arsen! Kenapa masih main PS dengan adik-adikmu! Bukannya mengurus berkas-berkas di kantor!” Ucap Leon dengan sorot mata tidak suka.
“Aku kemari karena di panggil Sherena.” Ucapnya bohong. “Aku pergi dulu untuk melanjutkan kerjaanku.” Ucap Arsen dan bergegas pergi dari kamar adiknya.
“Aku juga harus belajar.” Ucap Reyno, sambil menunduk takut pada adiknya.
Sementara Aziel sibuk mencabut kabel dan mmebawa pergi PS kesayanagannya.
“Sial aku harus kemana ini kan kamarku!” Pekik Aziel saat sudah berada di luar kamarnya.
Sementara Leon kini mengusap lembut kepala Sherena, dan mencium pucuk kepala kekasihnya berkali-kali.
“Jangan nangis, kenapa kamu jadi cengeng seperti ini? Mana Sherena yang dulu?” Tanya Leon. Biasanya Sherena selalu menggagalkan rencana keluarganya seperti sebelumnya namun kini wanitanya terlihat mulai melemah, pikirnya.
“Aku gak tau, aku hanya sedih kalau—“
“Sudah sekarang tidak perlu sedih, kamu hanya perlu mendukungku karena mulai sekarang akulah yang akan berjuang.” Ucap Leon, Sherena mendongakan wajah ya menatap Leon.
“Jadi Kakak mencintaiku?” Tanya Sherena, ia kaget saat mendengar Leon akan berjuang sendiri, tidak seperti sebelumnya yang hanya Sherenalah sendiri yang berjuang.
“Bodoh, aku memang sudah menyukaimu dari lama. Bukankah kamu sudah tau itu.” Ucap Leon.
Wajah Sherena seketika berbinar. “Jadi cintaku tidak bertepuk sebelah tangan?” Ucap Sherena dalam hatinya.
Sherena memang tidak pernah mendengar kata cinta dari Leon sejak dulu, ia juga berpikir Leon mencintainya hanya dari perlakuan baik Leon selama ini. Walau sejahat apapun Sherena membuat pertunangan Leon batal pria itu tetap berada di sisi Sherena karena itulah Sherena kira jika Leon juga mencintainya walau dia tidak pernah mendengar kata cinta dari bibir sepupunya itu.
Bahkan saat Leon mengajaknya menjalin hubungan, Sherena kira Leon hanya memberi kesempatan pada dirinya walau tidak dengan membalas cintanya.
Tapi ucapan Leon yang akan berjuang sendiri itu membuat Sherena semakin yakin jika ucapan Leon yang sebelumnya mengajak sama-sama berjuang juga benar, Leon memang mencintainya dan ingin memperjuangkannya.
.
To be continued…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
AR Althafunisa
kocak sama adik-adiknya Leon 😂😂😂
2023-12-05
2
Rifa Endro
harusnya mereka bertiga dihukum menyanyikan lagu cicak² di dinding. seru kali ya !?? Haish. Ziel, itu kan kamar kamu bodoh. 🫣🤦
2023-12-02
1
jaran goyang
𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎𝑖𝑙ℎ 𝑠𝑒𝑟𝑒𝑛 𝑏𝑔😊😊
2023-11-24
1