Sherena membuka matanya perlahan, rasa pusing masih melanda dirinya.
“Kak Leon…”
Kata pertama yang keluar dari bibirnya saat bangun membuat sang Mami yang sejak dua hari ini mengurus Sherena berdecak kesal, karena ia kira jika dirinya lah yang akan anaknya cari saat bangun dari pingsannya namun Leon masih menjadi nomor satu di hati sang anak.
“Sherena?” Panggil Maminya.
“Kak Leon di mana Mam? Apa dia melanjutkan pertunangannya?” Tanya Sherena dan hendak bangun dari tidurnya untuk kembali menggagalkan pertunangan itu.
“Kamu terlambat, ini sudah dua hari kamu pingsan sayang.” Ucap Mami Eria.
“Apa? Dua hari? Jadi Kak Leon sudah bertunangan?” Tanya Sherena dengan mata yang sudah mulai memerah dan memanas.
Mami Eria berdecak sambil menghela napasnya kasar, harus apa lagi yang ia lakukan untuk membuat anaknya berpisah dengan anak dari keponakan kakak iparnya itu.
“Sudahlah Mam, jangan terlalu di ambil pusing. Kamu tau sendiri dia masih anak kecil.” Ucap Papi Ben yang sejak tadi berada di kamar itu.
“Papi! Dia sudah umur 19 tahun, harusnya dia sudah tidak menempel pada sepupunya itu kasian Leon tidak bisa menikah hanya karena anak kita.” Ucap Mam Eria.
Sherena menatap Maminya dengan terkejut. “Itu artinya Kak Leon tidak jadi bertunangan?” Tanya Sherena dengan raut wajah yang terlihat bahagia bahkan rasa sedihnya tadi seketika menghilang begitu saja.
“Mereka sudah bertunangan, jadi jangan harap kamu mengganggu kehidupan kakak sepupumu lagi Sherena.” Ucap Mam Eria sengaja berbohong.
Sherena kembali bersedih, ia mengelus-elus kepalanya sendiri untuk menguatkan dirinya sendiri. “Jangan sedih Sherena, tidak apa-apa. Kita bisa menggagalkan pernikahannya nanti.” Ucap Sherena sampai membuat kedua orang tuanya membelalak dengan tingkah sang anak bungsunya.
“Ya ampun Papi, kepala Mami sakit melihat kelakuan anak perempuanmu.” Ucap Mami Eria sambil menyenderkan kepalanya di dada bidang suaminya.
“Anakmu juga Mam.” Ucap Papi Ben sambil mengelus lembut punggung sang isteri.
Sherena bergegas bangkit dari tidurnya, ia mencari pakaian di lemarinya.
“Mau kemana kamu Sherena? Kamu baru saja bangun dari pingsanmu itu.” Ucap Mam Eria dengan frustasi.
“Biarkanlah, dia pasti mau menemui Leon.” Ucap Papi Ben yang sudah angkat tangan dengan apa yang akan di lakukan sang anak, karena itulah kedua anak laki-lakinya yang lebih keras menjaga adik perempuannya. Karena Sherena tidak takut dengan kedua orang tuanya yang selalu lemah jika Sherena sudah mennagis dan merengek meminta apa yang dia mau.
Sherena gadis cantik berusia 19 tahun yang tengah menempuh pendidikannya di Universitas Internasional di Jakarta, dia kuliah di kampus milik keluarganya dengan kedua kakaknya yang menjadi dosen di kampusnya. Sherena sejak kecil lebih dekat dengan Leon sepupu dari Kakak ipar Maminya, dari pada kedua kakaknya yang selalu melarang dirinya untuk melakukan banyak hal.
Karena kebersamaannya dari sejak kecil, Sherena menganggap Leon lebih dari sepupunya.
“Baybay aku pergi dulu.” Ucap Sherena sambil melambaikan tanganya dan berlari meninggalkan kedua orang tuanya yang ada di dalam kamarnya.
Ia bergegas naik ke dalam mobil yang di kendarai sopirnya, Pak Ujang langsung mengendarai mobilnya karena sudah tau tujuan Sherena yang biasanya datang ke Rumah Sakit Internasional.
Beberapa hari menjelang hari pertunangan Leon, Sherena di kurung di dalam kamar agar tidak kembali menggagalkan pertunangan Leon. Namun gadis kecil itu selalu punya 1001 cara untuk lolos dari semua halangan untuk mendekati Leon.
Bahkan kedua kakaknya pun nyaris frustasi di buatnya, ia turun dari mobil saat sudah sampai di depan Rumah Sakit yang sudah beberapa hari ini tidak ia datangi.
“Kak Leon! Aku datang.” Ucap Sherena dengan senyum manisnya lalu berlari masuk ke dalam. “Baru tunangan, jadi aku masih punya waktu untuk membujuk Kak Leon agar tidak menikah dengan wanita itu.” Gumam Sherena di sepanjang jalan menuju ruangan direktur utama di Rumah Sakit itu.
Sherena membuka pintu ruang kerja Leon, pria itu tidak menoleh sedikitpun dan sibuk dengan berkas-berkas yang ada di tangannya.
“Simpan saja di meja, berkasnya dan kamu boleh keluar.” Ucapnya tanpa sadar jika yang berjalan mendekatinya itu adalah wanita yang sejak kemarin ia khawatirkan.
Sherena berdiri tepat di depan mejanya dan terus tersenyum dengan mata berbinar tanpa mengucapkan sepatah katapun. Lengan kekar Leon yang sedang memegang pensil membuat Sherena tergoda ingin menyentuhnya, rahang sexy milik Leon sampai membuat Sherena susah menelan salivanya.
“Aku bisa mati jika tiap hari berdebar-debar seperti ini.” Ucap Sherena dalam hatinya.
Leon yang baru sadar jika seseorang tengah berdiri di depannya akhirnya ia mengangkat wajahnya untuk melihat siapa orang yang berani menatap dirinya.
Deg!
Dada Leon berdegup sangat kencang saat melihat wanita yang sangat di rindukannya muncul di hadapannya, padahal beberapa hari ini ia tidak bisa menemui gadis ini karena kedua kakak Sherena yang melarang dirinya untuk melihat kondisi Sherena.
“Sedang apa kamu di sini, Nona?” Tanya Leon dengan wajah datarnya, padahal ia sangat ingin memeluk tubuh mungil itu namun di tahannya kuat-kuat.
Mendengar Leon memanggilnya dengan panggilan kecilnya membuat Sherena murung, itu artinya Leon sedang menjaga jarak padanya.
Tapi bukan Sherena namanya jika dia tidak bisa membuat Leon goyah lagi.
“Kak Leon, aku laper ingin makan.” Ucap Sherena dengan wajah memelas. “Apa kakak tidak rindu padaku? Padahal aku pingsan selama dua hari tapi kakak tidak menemuiku?” Ucap Sherena lagi dengan mengerucutkan bibirnya.
“Pergilah, apa kamu tidak puas sudah merusak pertunanganku lagi?” Ucap Leon walau pertunangan itu bukan keinginannya melainkan keinginan kedua orang tuanya, tetap saja saat Sherena menggagalkan pertunangan itu membuat Leon senang.
“Ih Kak Leon, aku kangen padamu. Ayo temani aku makan.” Ajak Sherena langsung bergelendot manja di lengan Leon.
Leon tidak menolak karena dia juga sangat merindukan sentuhan Sherena, namun wajahnya berusaha tidak menampakkan rasa senangnya saat ini ia terus memasang wajah datar.
“Pergilah bersama teman-temanmu, aku banyak kerjaan Non.” Ucap Leon, karena Leon tau hampir seluruh suster dan dokter di sini sudah menjadi teman baik Sherena karena ia selalu datang tiap hari ke Rumah Sakit ini seperti tempat tinggalnya saja.
“Huh, kamu selalu mengabaikanku!” Keluh Sherena lalu pergi begitu saja sambil menghentakan kakinya kesal.
Leon bernapas dengan lega saat gadis itu keluar dari ruang kerjanya. “Hah! Bagaimana bisa aku mengabaikan mu jika kamu menggemaskan seperti itu Sherena.” Keluh Leon sambil mengusap kasar wajahnya. Ia sangat ingin pergi makan bersama Sherena, namun Leon tidak bisa melakukan itu.
Dia harus mulai konsisten menjauhi Sherena bagaimana pun caranya.
“Rasanya jantungku akan meledak.” Ucap Leon sambil menyentuh dadanya yang terus berdebar-debar sejak tadi saat melihat Sherena datang menemuinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Khoerun Nisa
jgnkn hnya sepupu jauh sepupu Deket aja GPP nikah..
2024-12-08
1
sherly
padahal ngk ada hub darah kenapa hrs dilarang
2024-03-22
3
宣宣
ayo semangat Sherena......jangan menyerah pepet terus si Leon.....
2023-11-18
3