MGS 6

Sherena berjalan dengan percaya diri, ia bahkan mengibaskan rambut panjang bergelombangnya sampai membuat para suster yang mengenalnya terpesona menatap perubahan drastis Sherena.

Mereka menyapa dan bilang jika mereka salah mengira orang karena Sherena semakin terlihat cantik dan dewasa, hal itu tentunya membuat Sherena senang.

“Kalau begitu sudah pasti Kak Leon akan terpesona olehku.” Ucap Sherena dalam hatinya ia pun berpamitan lalu berjalan menuju ruang Direktur utama di rumah sakit itu.

Dengan percaya diri dia masuk tanpa malu, padahal di sana ada tiga dokter lainnya yang sedang berbincang dengan Leon. Namun mereka sudah biasa melihat kehadiran Sherena di rumah sakit itu bahkan di dalam ruang kerja Leon. Namun yang membuat mereka tidak pokus dengan apa yang di bicarakan Leon adalah penampilan Sherena.

“Sudahlah kalian tidak bisa pokus, kita lanjut rapatnya besok.” Ucap Leon dengan sorot mata kesal karena tidak suka melihat dokter-dokter itu menatap Sherena dengan tatapan memuja.

“Baik pak, terimakasih untuk hari ini.” Ucap Salah satu dikter itu, mereka bergegas pergi saat menyadari raut wajah Leon yang terlihat kesal.

Sementara Sherena tengah asyik duduk di kursi kerja Leon sambil memainkan benda-benda yang ada di atas meja kerja prianya.

“Ada apa kamu datang ke sini” tanya Leon datar masih duduk di sofa sambil menatap berkas yang ada di tangannya, ia enggan menatap penampilan Sherena yang tadi pagi membuat jantungnya berdebar tidak karuan saat melihat Sherena di layar laptopnya.

Sherena berdiri mendekati Leon karena pria itu tak kunjung menatapnya, padahal niat awalnya ingin menunjukan perubahakn drastis dalam dirinya.

“Aku datang ke sini hanya ingin memberi tahumu Kak.” Ucap Sherena, Leon pun menatap ke arahnya dengan wajah penasaran. “Aku sudah move on darimu, aku bisa hidup bahagia tanpa mu. Jadi jangan menyesal dan jika suatu saat nanti kamu membujuku untuk menemuimu lagi, aku tidak akan mau.” Ucap Sherena dengan antusias dan percaya diri.

Leon hanya menatapnya datar membuat Sherena kesal, ia pun berjalan ke arah pintu dan berniat pergi dari hadapan Leon. Namun ia kembali menatap pria itu yang hanya diam menatap dirinya.

“Sudah ku bilang jika aku sudah move on, jangan ganggu hidupku lagi!” Ucap Sherena, ia pun keluar dari ruangan itu sambil membanting kuat pintu itu sampai membuat Leon menggosok-gosok kedua telinganya.

“Untung sayang, kalau engga sudah ku larang kamu datang ke sini Sher.” Ucap Leon sambil menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba kedua pipinya merona, ia bahkan menutup mulutnya sendiri saat mengingat betapa cantiknya Sherena. “Anak kecil itu sudah dewasa rupanya.” Gumam Leon.

Di luar ruangan Sherena menghentak-hentakan kakinya kesal karena Leon tak kunjung mengejarnya. Ia pun kembali ke ruangan Leon sampai membuat Leon bingung.

“Bukankah kamu bilang sudah move on? Kenapa kembali lagi?” Tanya Leon yang kini sudah duduk di meja kerjanya.

Sherena langsung naik ke atas sofa dan merebahkan tubuhnya dengan wajah mengerucut.

“Aku lupa kalau aku sedang sakit, aku datang ke sini karena harus segera di periksa.” Ucap Sherena bohong, sementara Leon menatap kaki mulus Sherena karena wanita itu hanya memakai rok di atas lutut, ia juga melihat pundak mulu yang terbuka. Sherena benar-benar terlihat dewasa dengan baju hitam polos berbentuk sabrina itu.

“Kakak tunggu apa lagi, cepat periksa! aku sedikit pusing, mana aku harus segera menemui pria yang ku kencani hari ini.” Ucap Sherena sengaja memanas-manasi Leon.

Sherena pun menghubungi seseorang. “Sayang, aku sedikit terlambat tidak apa-apa kan?” Ucap Sherena tepat saat Aziel mengangkat panggilannya.

“Ngomong apa lu Sher?” Tanya Aziel.

“Makasih sayangku.” Ucap Sherena segera menutup panggilan itu.

Leon melempar jas nya di atas paha wanita itu, ia duduk di tepi sofa sambil mengecek suhu kening Sherena dengan tangannya sendiri.

“Aku sekarang seorang Direktur, harusnya kamu datang ke dokter umum yang praktek sekarang bukan keruangan ku.” Ucap Leon, ia tau jika Sherena sedang berbohong tentang sakitnya karena hal seperti ini sering di lakukan Sherena untuk mencari perhatian Leon. “Lagi pula kamu tidak sakit keningmu tidak panas.” Ucap Leon.

“Coba di bagian lain pasti panas.” Ucap Sherena sambil menatap jakun prianya.

Leon menurunkan tangannya untuk memeriksa di bagian leher Sherena. Keduanya saling tatap cukup lama, bahkan jantung mereka berdebar sangat kencang.

“Kamu bohong, kamu tidak sakit Sher.” Ucap Leon ia menarik tanganya dan hendak berdiri, namun tangan Leon di tahannya.

“Tentu saja di bagian itu tidak sakit, karena yang sakit di bagian ini.” Ucap Sherena sambil menempelkan telapat tangan Leon di dadanya.

Leon merasakan debaran jantung Sherena, selian itu dia juga merasakan hal lain yang mengganjal tangannya sampai membuat dirinya susah menelan salivanya sendiri.

Dengan cepat Leon menatin tangannya, Sherena menatap sendu ke arah pria itu.

Sherena menatapnya cukup lama, ia bahkan berpikir jika Leon benar-benar sudah tidak menyukainya lagi karena untuk bersentuhan saja pria itu sampai menjauh darinya.

“Dadaku terus terasa nyeri Kak.” Ucap Sherena sambil menundukan kepalanya. Leon yang sudah duduk di meja kerjanya pun menatap ke arah Sherena. “Hatiku sakit seperti tersayat pisau saat kamu mengusirku dan bilang jika kamu tidak mencintaiku.” Ucap Sherena, ia hendak menangis namun dengan cepat ia berdiri dari duduknya dan segera tersenyum untuk menghilangkan rasa sedih yang sedang ia rasakan.

“Tapi tidak masalah, mungkin malam ini aku bisa menemukan cinta sejatiku. Aku mulai akan membuka hati untuk pria lain, aku akan melakukan hal lebih dengannya agar aku bisa pokus hanya padanya dan mulai jatuh cinta padanya.” Ucap Sherena dengan wajah tersenyum. Namun senyuman itu tidak seceria biasanya.

Sherena pun akhirnya keluar dari ruangan kerja Leon, ia menghela nafasnya. Dia pergi bukan untuk menyerah, namun untuk mencari cara lain agar bisa menggoda dan merayu pria itu.

Sementara Leon kini duduk dengan tidak tenang. “Maksudnya apa akan melakukan lebih dengan pria itu? Lebih apa? Apa yang akan di mereka?” Leon terus bertanya-tanya dengan tidak tenang. Bahkan hatinya kini menyuruh dirinya untuk segera menyusul Sherena, namun jika itu terjadi mungkin rencana yang sudah di susunnya akan berantakan, pikirnya.

“Tidak. Aku tidak bisa berdiam diri di sini.” Ucap Leon, ia pun berdiri dan pergi menyusul Sherena.

.

To be continued…

Terpopuler

Comments

s

s

apa yang di lakukan mereka?”

2024-11-07

0

s

s

menatin? menatap kah?

2024-11-07

0

s

s

pundak mulu?

2024-11-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!