MSG 7

Wajah murung Sherena tiba-tiba tersenyum saat melihat Leon menyusulnya. Ia tau jika Leon tidak akan bisa berdiam diri jika tau dirinya akan menemui pria lain.

“Ada apa? Jangan bilang kakak mau ikut aku berkencan?” Tanya Sherena dengan wajah menuduh, namun dalam hatinya begitu bahagia.

“Tidak, aku hanya ingin memastikan jika kamu benar-benar sudah move on dariku.” Ucap Leon, ia malah lebih dulu jalan di depan Sherena.

“Aku gak mau, kakak gak usah ikut.” Ucap Sherena sambil berlari dan memeluk lengan Kekar Leon, Sherena tersenyum bahagia.

Leon tidak memperdulikan lengannya yang di peluk, itu sudah menjadi kebiasaan Sherena. Yang ia pikirkan adalah pria seperti apa yang akan Sherena kencani.

Mereka pun pergi dengan Leon yang mengendarai mobilnya, Leon terus mengikuti arah jalan yang Sherena tunjukan selama perjalanan.

“Non kamu yakin jalannya ke sini?” Tanya Leon, karena kini mereka sedang memasuki kawasan hutan dengan jalan yang berlubang.

“Iyah sayang, maju aja nanti di depan belok kiri.” Ucap Sherena sambil terus menatap wajah tampan Leon dengan mata berbinar dan bibir tersenyum.

Leon pun menatap ke arah Sherena penuh curiga, pasalnya Sherena bilang jika di depan ada belokan padahal di sana sudha hampir di ujung jurang.

Di tatap Leon, senyum Sherena malah semakin lebar.

Leon menyentuh kepala Sherena lalu memutarkannya ke depan, agar gadis kecilnya itu menatap jalan yang dia maksud.

“Liat yang benar, ini jalan buntu. Sebenarnya kamu mau kencan di mana? Kenapa sampai masuk hutan segala?” Tanya Leon penuh curiga, dia kesal karena Sherena mau saja di ajak kencan di tempat seperti ini.

Sementara Sherena dia bingung dengan lokasi mereka saat ini, dia sendiri hanya mengatakan kiri dan kanan saat di tanya Leon bahkan tanpa melihat jalananan yang mereka tempuh, karena sejak tadi Sherena memandang pemandangan wajah tampan Leon.

Sejujurnya Sherena berbohong akan berkencan dengan seorang pria, karena orang yang dia telpon adalah adik Leon sendiri dia asal menghubungi seseorang yang ada di kontak ponselnya.

“Waduh sepertinya kita salah jalan.” Ucap Sherena dengan santainya, membuat Leon menatap tajam ke arahnya.

“Non! Jangan becanda.” Ucap Leon. “Jangan bilang kalau kamu sedang menipuku lagi?” Ucapnya, karena dia baru sadar jika selama ini Sherena memang sering kali mencari perhatiannya.

Sherena menggelengkan kepalanya, matanya melotot namun bibirnya terbuka lebar tak kuasa menahan tawanya.

“Hah, kamu selalu menyusahkanku.” Ucap Leon sambil menghela nafasnya pasrah, dia tidak bisa marah pada Sherena karena memang kebodohannya sendiri. “Kita pulang, cuaca juga mendung dan tidak bersahabat.” Ucap Leon dia pun memutar mobilnya untuk kembali kejalan raya.

“Iya cuaca mendung seperti hatiku yang sedang mendung.” Gumamanya sambil menatap gerimis yang mulai turun. Ia menyenderkan kepalanya di pundak Leon.

“Gerimisnya romantis yah, kaya kita yang selalu romantis.” Ucap Sherena sambil memeluk erat lengan Leon, Leon sengaja hanya memakai tangan kanannya untuk menyetir, karena dia membiarkan lengan kirinya di peluk oleh Sherena.

“Mana ada gerimis romantis.” Ucap Leon.

“Kak mau gak jadi pacar aku?” Tanya Sherena tiba-tiba. Pertanyaan Sherena yang tiba-tiba itu membuat Leon kaget sampai pria itu menginjak rem mendadak sampai membuat dirinya dan Sherena nyaris jatuh ke depan namun untungnya lengan Leon dengan cepat menahan tubuh wanitanya.

“Kamu baik-baik saja?” Tanya Leon.

Sherena pun mengangguk, gerimis yang awalnya sedikit kini berubah menjadi hujan yang lebat membuat Leon jadi merasa tidak tenang. Ia dengan segera kembali mengendarai mobilnya, namun mobil itu tidak kunjung menyala.

“Apa pertanyaanku semenyeramkan itu sampai Kakak kaget?” Tanya Sherena. “Walau gak romantis, jujur aku ingin jadi pacar kakak. Eh bukan aku ingin kakak kadi pacar aku.” Ucap Sherena sambil memainkan rambut panjangnya dengan dada yang berdebar ia bahkan tidak berani melihat wajah Leon.

Sementara Leon tidak fokus dengan ucapan Sherena, ia lebih pokus pada mobil yang tak kunjung menyala, dengan cepat ia mengirim pesan pada Rifal asisten pribadinya.

“Kak! Kenapa gak jawab pertanyaanku?” Tanya Sherena kesal.

“Kamu jangan keluar, tunggu di sini.” Ucap Leon.

Sementara dirinya bergegas keluar melawan derasnya hujan, ia melihat mesin mobil yang muali mengeluarkan asap, Leon sama sekali tidak mengerti tentang mesin. Namun ia berusaha sebisanya, agar dirinya dan Sherena tidak terjebak di hutan dengan cuaca buruk seperti ini.

“Ih Kak Leon malah hujan-hujanan. Dia juga gak jawab pernyataan cintaku. Sampai kapan dia mau kaya gini…” lirihnya dengan wajah sendu, Sherena pun keluar dengan membawa jas Leon, ia bergegas menutupi kepala Leon dengan jas itu.

“Apa yang kamu lakukan? Diam di dalam nanti sakit.” Ucap Leon dengan suara kerasnya agar Sherena dapat mendengar ucapannya.

“Gak amu aku mau sama Kak Leon aja.”

“Cepat masuk! Diam dan tunggu aku.” Ucap Leon sambil menarik Sherena masuk ke dalam mobilnya, sementara pria itu berusaha sebisa mungkin membuat mobil itu hidup.

“Ih menyebalkan! Aku pengen romantisan sama Kak Leon, malah kejebak di hutan kaya gini.” Keluhnya mengingat kebidohannya sendiri. Sherena pun mengecilkan Ac mobil karena tubuhnya yang basah kuyup mulai menggigil.

Bibirnya mulai memucat, rambut dan pakaiannya pun basah, ia memeluk tubuhnya untuk menghangatkan diri.

“Kak Leon.” Panggil Sherena dengan tubuh bergetar dan nada yang lemah, leher dan keningnya mulai panas. Bahakn matanya pun mulai perih dan memanas.

“Jangan sakit dong.” Gumamanya dengan tubuh yang melemas, Sherena bersender di sofa dan menaikan kedua kakinya di sofa mobil untuk di peluk.

Leon berlari da masuk ke dalam mobil, ia mengehla nafasnya kesal. “Mobilnya gak mau nyala.” Ucap Leon sambil menyenderkan tubuhnya lalu ia menatap Sherena yang tidak kunjung bicara.

“Sher? Sherena?” Panggil Leon, ia segera menyentuh kening dan leher wanita itu. Leon semakin hawatir saat melihat wajah oucat Sherena dengan tubuh yang bergetar.

“Sher, cepat buka bajumu.” Ucap Leon, ia sendiri bergegas membuka kancing kemajanya dengan cepat.

Sherena yang lemas pun menatap ke arah Leon sambil tersenyum. “Kak, aku malu. Kenapa mendadak seperti ini? Aku harus mandi, di mobil juga tidak nyaman.” Ucap Sherena dengan jantung yang berdebar. “Lagian kenapa tiba-tiba berubah pikiran? Aku mau tapi sepertinya aku sakit.” Ucap Sherena dengan suara lemasnya, namun otak udangnya masih tetap berpungsi.

“Apa yang kamu bicarakan Sherena?” Tanya Leon ia dengan cepat mengangkat tubuh Sherena ke kursi belakang.

“Kak, aku gak mau di dalam mobil.” Ucap Sherena lagi saat melihat Leon berusaha membuka bajunya. Mulutnya menolak namun tubuhnya tak kuasa menolak karena tidak punya tenaga untuk menolak.

.

To be continued…

Terpopuler

Comments

s

s

pucat

2024-11-07

0

Sa'diyah Fifa Khofifatus

Sa'diyah Fifa Khofifatus

FT

2024-04-14

1

princess manjaa

princess manjaa

aduhh sherena dasar otak udang

2024-03-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!