Sherena membuka pintu mobilnya sendiri, ia keluar dari mobil sambil menatap Leon yang lebih dulu meninggalkan dirinya.
“Apa-apaan ini? Mau pacaran atau engga sikapnya sama saja kaya sebelumnya, gak pernah romantis!, bukain kek pintu mobilnya untukku!” Keluh Sherena sambil menatap sinis pada punggung Leon yang sudah menghilang. “Sabar Sher, kalau dia gak romantis kan aku sendiri bisa romantis padanya.” Ucap Sherena sambil mengelus-elus kepalanya sendiri.
Sherena pun berjalan masuk ke dalam restoran yang biasanya di pakai tempat pertemuan keluarga mereka, andai saja bukan Leon yang membawanya kesini mungkin dia tidak akan hadir di acara keluarga karena malas bertemu dengan kedua kakak dan kedua orang tuanya.
Sherena melihat anggota keluarganya di sana, selain itu ada anggota keluarga Estevan dan juga keluarga Gerald.
Beberapa anggota keluarganya kini sedang memberi selamat pada Leon, Sherena hanya bisa diam dan mencerna ucapan mereka.
“Sher, gawat!” Ucap Penelope sambil menarik tubuh Sherena sedikit menjauh.
“Ada apa ka?” Tanyanya bingung.
“Kenapa kalian datang, aku mengirim pesan padamu agar tidak usah datang. Kak Theo membawa perempuan untuk di jodohkan dengan Kak Leon. Itu orangnya.” Ucap Penelope, wanita itu terlihat panik bahkan keringat di keningnya saja sudah mulai bercucuran.
Sementara Sherena terlihat santai, ia menatap wanita yang sedang bersalaman dengan Leon. Wanita anggun dan juga dewasa, mereka terlihat sebaya. Bahkan Sherena sampai mengutuk dirinya sendiri karena berpikir jika mereka berdua sangat serasi.
“Jangan sedih, aku akan berusaha mengancam wanita itu.” Ucap Penelope dengan serius, ia sangat setuju jika Leon menikah dengan sepupunya dari pada dengan wanita itu.
“Kakak tenang saja, Kak Leon mencintaiku dia tidak mungkin jatuh cinta dengan wanita itu.” Ucap Sherena dengan percaya diri walau dalam hatinya ia merasa takut kehilangan Leon.
Sherena meninggalkan Penelope begitu saja, ia berjalan mendekati anggota keluarganya.
“Wah, Nona Sherena datang juga di hari bahagia sepupumu.” Ucap Theo sambil tersenyum menyindir, padahal dia sendiri yang menyuruh Leon untuk membawa Sherena karena adiknya itu sama sekali tidak mengangkat telpon dari dirinya dan kedua orang tuannya.
Sherena tersenyum. “Tentu saja aku harus datang, bukankah ini ulahmu.” Ucap Sherena lagi, ia langsung meninggalkan Theo dan mengikuti Leon yang berjalan ke arah meja makan Sherena duduk di samping Leon.
“Sebaiknya kita segera mulai makan malam, nanti kita lanjut bicarakan lagi setelah selesai makan malam.” Ucap Adnan Gerald ayah dari Leon.
Seluruh orang duduk dan mulai menyantap hidangan yang sudah di sajikan di meja, sementara Leon menatap ke arah Sherena yang dengan santainya melahap makanan yang ada di depannya.
Namun tiba-tiba Leon merasa ada lengan yang menyentuh pahanya, ia menatap lengan milik Sherena yang mulai meremat paha kekarnya.
“Jangan menatap wanita itu!” Ucap Sherena sambil berbisik di sertai tatapan tajam namun bibirnya terus tersenyum agar tidak membuat semua orang curiga kepadanya.
“Dia yang menatapku, bukan aku.” Ucap Leon karena memang sejak tadi dia tidka memperdulikan wanita yang sama sekali tidak dia kenal itu, bahkan acara perjodohan ini pun Leon baru mengetahuinya barusan.
“Aku tidak suka dia terus menatapmu, Kak!” Ucap Sherena lagi sambil menyubut paha Leon, Leon berusaha menahan rasa sakit itu. Dia sendiri bingung harus bagaimana karena tidak mungkin jika dia harus melarang wanita itu untuk menatapnya.
“Maaf.” Ucap Leon, hanya itu yang bisa ia lakukan, Sherena pun melepas tangannya dari paha Leon dan kembali makan.
“Apa kamu tidak suka daun bawang?” Tanya Brisea saat melihat Leon memisahkan daun bawang yang ada di piring kecil.
Leon lalu melirik ke sumber suara, lalu menatap tanganya yang memang sedang memisahkan daun bawang. “Aku suka, tapi Sherena tidak menyukainya.” Ucap Leon sambil menyidorkan piring kecil itu pada Sherena, Sherena pun melahap udang kesukaannya yang ada di piring yang di berikan Leon.
Mam Eria tertawa. “Maklum, Leon sejak kecil sering menjaga sepupunya jadi itu sudah jadi kebiasaan. Mungkin nanti jika kalian sudah menikah Leon akan terniasa tidak melakukan hal-hal seperti ini lagi.” Ucap Mam Eria. Ia pun tersenyum menatap ke arah bunda Alika yang juga mengangguk dan mereka pun tertawa bersama.
Brisea tersenyum lalu mengangguk, sementara itu kedua orang tua Brisea mengobrol dengan kedua orang tua Leon untuk membicarakan hal yang lebih serius lagi. Mereka sibuk dengan obrolannya masing-masing.
Penelope berdiri untuk mengikuti Brisea yang pergi ke toilet, namun di tahan oleh Mikayla.
“Mau kemana?” Tanya Mikayla.
“Sebentar aku ada urusan.” Ia pun bergegas pergi meninggalkan ruangan itu dan mengikuti Brisea yang masuk ke dalam toilet. Wanita cantik itu menunggu Brisea keluar dengan hati yang tak tenang.
Brisea menatap Penelope sambil tersenyum saat wanita itu keluar dari kamar mandi, ia tau jika Penelope salah satu dari keluarga calon suaminya.
“Hai…” sapa Brisea.
“Aku menemuimu bukan untuk basa basa, aku di sini hanya ingin bilang jika lebih baik kamu membatalkan perjodohan ini karena Kak Leon sudah punya wanita yang dia cintai.” Ucap Penelope langsung pda intinya.
Brisea yang sejak tadi tersenyum tiba-tiba wajahnya berubah jadi sinis, ia menarik dagu Penelope agar bisa menatap wajahnya denagn jelas.
“Siapa kau berani melarangku!” Ucap Brisea balik menantang.
“Hah! Jadi kau berani bersaing denganku?!” Pekik Penelope, ia tidak kalah menantang, Penelope bahkan sampai menbusungka. Dadanya dan mendorong Brisea, tanpa sadar keduanya mulai saling jambak dan dorong sampai membuat keributan dan membuat seluruh orang berbondong-bondong menghampirinya.
Sherena hanya melirik sekilas, ia meraih tasnya dan pergi begitu saja.
“Sher? Mau kemana?” Tanya Leon, ia hendak menahan Sherena namun wanita itu lebih dulu berlari meninggalkannya.
Leon ikut berlari mengejar Sherena keluar dari restauran itu.
“Sher! Sherena!” Panggil Leon.
“Jangan ikuti aku! Aku sedang kesal padamu!” Teriak Sherena, ia bergegas naik ke dalam taksi yang ada di pinggir jalan.
Leon bergegas menuju mobilnya, namun Theo yang sejak tadi megikutinya malah menahan dirinya.
“Berhentilah memanjakan bocah itu, dia jadi susah di atur karena kau. Lebih baik pokus pada acara perjodohan mu Leon biar aku yang mengurus Sherena.” Ucap Theo.
Leon mengibaskan tangan Theo yang ada di pundaknya, lalu menatap tajam Theo.
“Aku sadar atas kesalahanku yang dulu, tapi jangan buat Sherena ikut menderita karena aku Theo! Berhentilah membuat Sherena menderita atau kau akan tau akibatnya!” Pekik Leon ia hendak melangkahkan kakinya namun ia kembali berbalik.
“Satu lagi, aku tidak mau ada acara perjodohan seperti ini lagi. Jika itu terjadi aku akan mengajak Sherena kawin lari.” Ancam Leon lalu berlalu begitu saja dari hadapan Theo.
“Leon!” Pekik Theo dengan amarah yang mulai meradang. “Awas saja jika kau berani!” Pekiknya.
Sebenarnya mudah saja untuk Leon melakukan hal itu karena mereka berdua saling mencintai, namun ia masih mengingat kata-kata Mam Eria jika mereka tidak ingin membuat kedua keluarga hancur berantakan karena hubungan dirinya dengan Sherena.
.
To be continued…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
aisya_
jijk ya sama si theo, sok banget orangnya... dihmalesin
2024-01-03
4
💞R0$€_22💞
pak Dosen kyga pernah jatuh cinta aja..😒
2023-12-12
0
jaran goyang
𝑘𝑎𝑢 𝑘𝑖𝑟𝑎 𝑙𝑒𝑜𝑛 𝑡𝑢 𝑏𝑜𝑛𝑒𝑘𝑎 𝑘𝑎𝑢 𝑒𝑎 𝑡ℎ𝑒𝑜.. 𝑠𝑜𝑘 𝑥 𝑘𝑎𝑢...
𝑙𝑎𝑚𝑎" 𝑗𝑖𝑗𝑖𝑘 𝑎𝑞 𝑙𝑖𝑎𝑡 𝑛𝑦
2023-11-24
1