MSG 18

Sherena tersenyum. “Makasih bunda, Ayah.” Ucap Sherena walau dalam keadaan sakit ia sangat senang mendengar ucapan Bunda Alika yang selalu mendukungnya.

Papi Ben dan Mam Eria pun mengangguk.

“Sepertinya itu keputusan bagus agar mereka—“

“Tidak, bukan menikah seperti ini yang aku mau.” Ucap Leon sambil menggelengkan kepalanya.

Ucapan Leon membuat seluruh orang kaget tidak percaya, mereka bahkan sempat berpikir jika Leon tidak berniat menikahi Sherena.

“Apa maksud kamu Leon?” Tanya Papi Ben tidak terima.

Mata dan hidung mungil Sherena mulai memerah dan perih, ia berusaha menahan air matanya walau dadanya sudah terasa nyeri sejak tadi.

“Jadi… Kakak tidak ada niat menikahiku?” Tanya Sherena dengan nada pelan.

“Bukan begitu Sher—“

“Lalu apa maksud Kakak mengajakku berjuang bersama, kalau kakak gak mau nikahin aku?” Tanya Sherena.

“Sher dengarkan aku dulu.” Ucap Leon, Sherena langsung berdiri dengan air mata yang mulai menetes. “Aku kecewa padamu Kak! Aku benci kamu!” Pekik Sherena.

Leon langsung berdiri dan berusaha menyentuh tangan gadis cantiknya.

“Jangan sentuh aku!” Pekik Sherena. “Aku tidak mau kau mendekatiku dan membuatku salah paham lagi.” Ucap Sherena ia berushaa mundur menjauhi Leon.

“Sher! Aku juga mencintaimu! Tapi aku tidak mau menikah dengan cara seperti ini!” Pekik Leon dengan wajah seriusnya, ia meraih tangan Sherena dan menggenggamnya.

Sherena menggelengkan kepalanya.

“Bohong! Selama ini hanya aku yang mencintaimu Kak! Kamu jahat! Jauhi aku sejak dulu kalau kamu tidak mencintaiku!” Pekik Sherena, ia berlari menuju tangga.

“Sherena kamu kenapa?” Tanya Lilac yang sedang menuruni anak tangga bersama Cery.

“Hei katakanlah kenapa Sher?” Tanya Cery, Lilac langsung memeluk Sherena saat mereka berpapasan di tangga.

“Kak Leon jahat.” Ucapnya.

Leon yang berlari menyusul Sherena pun kini berjalan mendekat.

“Kita harus bicara baik-baik.” Ucap Leon, ia meraih tangan Sherena namun dengan cepat Sherena mengibaskan tangan Leon.

“Pergi! Aku benci padamu! Aku kecewa padamu!” Pekik Sherena.

“Dengarkan aku dulu!” Sentak Leon, mereka berdua saling tatap dengan wajah marahnya.

Sherena yang menangis langsung berlari kembali menaiki anak tangga, Leon pun hendak mengikuti Sherena namun di tahan Lilac.

“Biar aku yang bicara padanya Kak.” Ucap Lilac, ia langsung berlari bersama Cery untuk menyusul Sherena.

“Sial!” Pekik Leon sambil mengusap wajahnya kasar, ia lalu duduk di sofa di lantai itu.

Semenatar para orang tua hanya saling pandang di tempatnya masing-masing di ruang keluarga.

“Sebaiknya kita tidak boleh ikut campur.” Ucap Ayah Adnan.

“Iya kamu benar, demi kebaikan keluarga kita.” Jawab Papi Ben.

Sementara Mami Eria terlihat hawatir, ia takut jika nanti anaknya hamil dan Leon tidak mau bertanggung jawab.

Sementara Bunda Alika terlihat senang, karena mungkin sebentar lagi anak pertamanya akan memberi dirinya cucu.

Di lantai atas tepatnya di sebuah kamar, Sherena tengah menangis di pelukan Lilac.

“Jangan sedih Aunty, nanti dede bayi nya ikutan sedih.” Ucap Cery sambil mengusap-usap punggung Sherena.

Sherena langsung menyeka air matanya, ia lalu menatap perut buncit Cery. “Maaf debay kamu pasti kagetkan, salahkan Uncle mu yang sangat menyebalkan.” Ucap Sherena sambil mengelus perut Cery.

Cery dan Lilac saling pandang dan tersenyum.

“Ada apa Sher, kenapa kamu bertengkar dengan Kak Leon?” Tanya Lilac.

“Aku benci padanya, dia gak mau menikah denganku.” Ucap Sherena dengan jujur. “Padahal kemarin dia ngajak aku berjuang bersama, tapi apa ini? Saat orang tua kami menyuruh kami menikah dia malah menolaknya.” Ucap Sherena.

Lilac mengerutkan keningnya. “Kenapa orang tua kalian tiba-tiba menyuruh kalian menikah?” Tanya Lilac.

“Karena tadi mereka sempat salah paham, mereka menyangka aku hamil karena aku mual makanya menyuruh kita segera menikah. Padahal aku sedang datang bulan, dan yang paling parahnya lagi aku bahkan belum bercinta dengannya.” Ucap Sherena kecewa.

“Wajah saja Sher, Kak Leon mungkin tidak mau menikah denganmu karena di paksa dan di tuduh seperti itu.” Ucap Cery. Lilac mengangguk setuju dengan ucapan Cery.

“Tapi dia seperti tidak ada niatan untuk menikah denganku Kak.” Ucap Sherena, dari sorot matanya terlihat kekecewaan.

“Aku tidak tau pasti, lebih baik kalian berdua kembali berbicara kalau di diamkan masalahnya bisa lebih parah, bukankah kamu ingin menikahinya?” Ucap Cery.

Sherena nampak berpikir, lalu mengangguk. “Iya, aku harus mendengarkan dulu penjelasannya. Dia kan cinta mati padaku mana mungkin dia tidak mau menikah dengan gadis cantik sepertiku.” Ucap Sherena sambil menyeka air matanya.

Cery menggelengkan kepalanya sambil menatap kepergian adik iparnya itu. “Tingkat kepercayaan dirinya sama percis dengan suamiku Kak.” Ucap Cery.

Lilac terkekeuh. “Bukankah ada yang lebih parah.” Ucap Lilac.

Cery menatap ke arah Lilac. “Suami Kak Kayla.” Ucap Cery ikut terkekeuh. “Tiga beradik itu memang sangat percaya diri.” Ucap Cery lagi mengingat sifat ketiganya yang begitu mirip.

Sherena melirik ke kaman dan ke kiri mencari sosok Leon, ia menemukan Leon yang duduk sendiri di sofa. Perlahan Sherena pun mendekati Leon yang sedang menutup wajahnya dengan telapak tangannya sambil mendongak ke atas dan menyender di sofa.

“Kak.” Panggil Sherena sambil duduk di lantai dengan kepala yang menempel di paha Leon. “Maafkan aku, harusnya aku tidak marah padamu.” Ucap Sherena ia kembali menangis.

.

To be continued…

Terpopuler

Comments

Rifa Endro

Rifa Endro

haish !!! karena ketiganya absurd dan tengil

2023-12-02

3

wanha irvanha

wanha irvanha

Theo-Mikayla

2023-11-28

1

Ass Yfa

Ass Yfa

duh, dah banyak,, hampir semua ngga bisa nyebutin satu2

2023-11-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!