MSG 8

Leon menelan salivanya susah, ia tidak berpikir banyak saat dirinya membuka pakaian mereka. Karena yang ada di dalam pikirannya hanya membuat Sherena hangat, dan jangan sampai Sherena sakit.

Sherena memeluk tubuh Leon yang polos dengan sangat erat, ia bahkan tidak sadar jika mereka sudah berteranjang dada untuk saling menghangatkan.

“Sher bangun buka matamu.” Ucap Leon, dia tidak ingin jika Sherena tidak sadarkan diri. Leon menutup tubuh keduanya dengan menggunakan jas putih yang sudah lama tidak di pakainya yang biasa di simpan di bagasi mobil miliknya.

“Aku senang di tengah hutan berduaan denganmu Kak.” Ucap Sherena dengan setengah sadar, dalam keadaan seperti ini Sherena masih bisa tersenyum.

Rasanya Leon ingin sekali menjitak gadis kecil yang sedang di peluknya, karena gadis kecil inilah mereka harus terjebak di tengah hujan yang deras.

Sherena menempelkan bibirnya di leher Leon, walau dalam ke adaan sakit ia masih mampu mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Mata Leon membulat saat menatap layar ponselnya karena ia sedang bersaha menghubungi asisten pribadinya, namun yang membuatnya terkejut karena Sherena yang tiba-tiba mencium dirinya bahkan tangannya tak tinggal diam terus menggerayangi perut sixpacknya.

“Jangan melakukan hal aneh saat dalam ke adaan seperti ini Sher!” Ucap Leon sambil menahan tangan Sherena.

Wajah Sherena terluhat sedih, hidung dan pipinya memerah karena dingin, tubuhnya juga terlihat menggigil. “Dingin kak.” Ucap Sherena lalu menenggelamkan wajahnya di dada Leon sambil memeluk erat tubuh Leon yang sama-sama menggigil.

Jakun pria itu naik turun, dadanya berdebar-debar sangat cepat. Entah mengapa rasa dingin itu tiba-tiba menghilang dan berubah menjadi suasana panah untuknya.

“Kak, apa Kakak bisa jawab pertanyaanku tadi? Aku ingin kita pacaran, aku sangat mencintaimu Kak.” Ucap Sherena dengan mata berkaca-kaca, bibir pucat dan bergetar.

Leon menatap Sherena dengan tatapan sedih, ia sendiri tidak kuasa membuat Sherena tersiksa begitu lama hanya kerena dirinya yang belim bisa mengambil keputusan. Ia sendiri sangat pengecut membiarkan cinta Sherena yang tak terbalas.

Sherena menghela nafasnya pelan, ia sadar jika kali ini Leon masih belum bisa menerimanya, perlahan ia lepas pelukan di tubuh Leon dan hendak memalingkan tubuhnya. Namun Leon mengangkat tubuh Sherena dan mendudukan Sherena di atas pangkuannya.

Kedua dada mereka yang polos saling menempel, Sherena nampak terkejut. Tidak mungkin Leon menatapnya lekat sedekat ini, ia bahkan sambil menggelengkan kepalanya agar dirinya kembali sadar dengan tubuh yang masih lemas.

“Maaf sudah menbuatmu menunggu lama.” Ucap Leon dengan mata berkaca-kaca, ia menyelipkan kedua tangannya di antara rahang dan leher Sherena.

Kata-kata sederhana seperti itu mampu membuat air mata Sherena keluar, ia bahkan sampai tak malu menangis bahagia di depan Leon.

Leon menarik wajah Sherena dan menempelkan bibirnya di bibir ranum Sherena.

Ciuman yang selama ini di tunggu-tunggunya akhirnya terwujud juga, namun satu hal yang di luar dugaan. Sherena sudah banyak belajar membaca cara berciuman, namun mulutnya tak bisa bergerak sama sekali karena Leon menghisap kuat bibirnya. Pria itu bahkan malakukan hal-hal yang pernah di baca Sherena, ia menepuk dada Leon pelan karena tak bisa bernapas bahkan kesadarannya pun mulai melemah.

Tiba-tiba pintu mobil terbuka begitu saja dengan sosok yang membuat Leon terkejut.

“Kamu mencium wanita yang tidak sadarkan diri, Tuan?” Tanya Rifal dengan wajah syoknya.

“Jangan ngomong sembarangan! Aku tidak mengambil kesempatan dalam kesem—“ ucapannya terhenti saat melihat Sherena sudah tergulai lemas di dadanya dan tidak sadarkan diri.

“Sialan! Kau menbuatku terluhat seperti pria bajdingan Sher.” Pekik Leon dalam hatinya karena wanita yang tadi di ciumanya dalam keadaan sadar kini sudah tak sadarkan diri.

“Mana pakaian yang ku minta.” Ucap Leon mengalihkan pembicaraan.

“Ada di dalam mobilku.” Ucap Rifal.

“Tutup dan tunggu, aku akan mengangkat tubuh sherena setelah memperbaiki pakaiannya.” Ucap Leon sampai menbuat Rifal membelalakan matanya karena baru sadar jika kedua orang itu sudah berteranjang dada.

“Jangan berpikir aneh-aneh! Aku hanya melakukan pertolongan pertama!” Pekik Leon karrna isi hati asistennya itu terlihat jelas dari raut wajahnya. “Pergi!” Ucap Leon smabil mendorong Rifal dan menutup pintu mobil itu.

Selesai menutup mobil itu, Leon membungkus tubuh Sherena dengan jas miliknya dan keluar bersama asistennya yang memegangi payung untuk tuannya. Mereka Leon juga mau tidak mau menbuka pakaian bagian bawah Sherena dan mengganti dengan pakaian yang di bawakan asistennya.

Mereka pun pergi saat Leon juga sudah menggenti pakaiannya. Leon tidak sempat berpikir macam-macam dalam keadaan seperti ini, dia memeluk tubuh Sherena dengan selimut yang membalut tubuhnya.

.

Sherena membuka matanya, ia menatap langit-langit dengan tatapan kosong. Sherena melamun saat mengingat mimpi panjang, walau sebuah mimpi namun ciuman itu membuat jantung Sherena berdebar-debar kencang.

“Apa yang kamu pikirkan?” Tanya Leon yang sejak tadi diam menatap Sherena, ia berdiri dari duduknya lalu berjalan ke arah Sherena.

Sherena menatap kaget Leon, lalu menutup mulutnya sendiri. “Jadi apa yang aku ingat itu sungguhan?” Ucapnya sambil menutup mulutnya, ia bahkan mengingat jika Leon membuka seluruh pakaiannya.

“Kalau iya, apa kamu menyesal?” Tanya Leon dengan tatapan tajamnya, ia masih kesal pada Sherena yang menbuat dirinya terlihat badjingan di depan asistennya.

Tiba-tiba Sherena menangis, ia bahkan menendang-nendang selimut yang menutupi tubuhnya dengan posisi duduknya di atas ranjang.

“Kamu jahat! Kenapa kamu lakukan itu padaku?” Pekik Sherena kesal.

Kening Leon mengerut. “Bukankah selama ini kamu selalu memintanya padaku?” Ucap Leon, karena Sherena kerap kali menggoda dirinya dan berusaha mencium Leon.

“Tapi itu tidak adil! Kamu mengingatnya, sementara aku tidak ingat apapun selain ciuman itu!” Keluh Sherena kesal. “Padahal itu pertama kali bagiku, aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya bercinta. Ayo lakukan lagi.” Ajak Sherena sambil merengek, ia bahkan sudah berdiri dan menarik tubuh Leon.

Leon mentoyor kening Sherena, sampai menbuat gadis cantik itu jatuh ke atas ranjang.

“Kakak Leon! Udah dapat jatah juga masih berani menyiksaku!” Pekik Sherena kesal, karena dari teori yang dia baca harusnya seorang lelaki memperlakukan wanita dengan baik saat sudah merasakan nikmatnya bercinta.

“Apa aku tidak nikmat?” Gumam Sherena bingung saat melihat sifat Leon yang masih tidak berubah.

“Apa yang kamu pikirkan Sherena!” Ucap Leon dengan kesal, ia lagi-lagi mentoyor kening Sherena dengan gemas karena otak kecil gadis cantiknya sepalu di luar dugaannya.

Namun sejujurnya Leon bukan ingin mentoyor kening wanitanya, ia ingin sekali memeluk Sherena dengan sangat erat karena sudah membuat dirinya hawatir berkali-kali lipat dari biasanya.

.

To be continued…

Author tau keinginan para readers, mohon bersabar 🤭 nanti ada waktunya kok wkwk.

Terpopuler

Comments

s

s

membuatku terlihat

2024-11-07

0

s

s

belum

2024-11-07

0

💞R0$€_22💞

💞R0$€_22💞

kwkwkwkkwkwkwk...
so sad..diluar ekspektasi, kirain ada tragedi mobil bergoyang...🤣🤣🤣🤣🤣

2023-12-12

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!