“Be careful who you make memories with. Those things can last a lifetime.” — Ugo Eze
Angel menyesal telah mengatakan kata-kata menyakitkan pada suami sahabatnya. Ia tahu J.D sangat mencintai Vivienne dan tidak ingin wanita cantik itu bersedih. Meski begitu, ia tidak ingin sahabatnya itu terus menerus mencemaskan dirinya dan melakukan hal-hal yang membuat dirinya terlihat lemah.
Angel menoleh ke arah pintu dan melihat Lion masuk dan berjalan mendekatinya. Saat ini jam makan siang dan ia sedang menikmati makanan yang dikirimkan Vivienne.
"Aku minta maaf jika aku mengganggumu" ujar Lion menatap wajah Angel dan duduk dihadapan wanita itu.
"Apa kau akan kembali?'' tanya Angel ketika melihat Lion membawa tas yang ia bawa kemarin.
"Aku sedang menunggu mobil yang akan menjemputku. Kuharap kau tidak keberatan jika aku menunggu disini'' ucap Lion masih menatap wajah Angel dan berharap ia akan mengingat sedikit saja mengenai wanita itu.
"Tentu saja, lagipula tempat ini milik adikmu'' jawab Angel sambil menikmati makan siangnya.
"Thank you, Angel. Dan aku minta maaf karena tidak mengingat jika kita pernah bertemu.'' Lion berkata dengan suara pelan dan merasa bersalah.
Angel menjawab dengan anggukan kepala karena mulutnya penuh dengan makanan. Ia menundukkan kepala dan dengan cepat menghabiskan makan siangnya. Lion menatapnya terus menerus membuat dirinya merasa tidak nyaman.
"Kau sangat cantik, Angel" ucap Lion pelan membuat Angel berhenti mengunyah makanannya dan menatap ke arah Lion.
"Apa kau jatuh cinta padaku pada pandangan pertama?" tanya Angel dan melihat wajah Lion tersenyum.
"Mungkin jika benar dulu aku menyukaimu. Maka meski 10 kali ingatanku hilang, aku akan tetap menyukaimu jika bertemu lagi" ujar Lion tersenyum.
"Jangan mengatakan hal-hal seperti itu. Cukup sekali kau mengalami hilang ingatan, karena aku tidak akan jatuh cinta pada orang yang berbeda meski memiliki wajah yang sama'' Angel menjawab pelan kemudian membereskan sisa makan siangnya dan menjauhi Lion.
Lion terdiam dan berusaha mencerna ucapan Angel. Pria itu menatap kepergian Angel hingga menghilang dibalik tumpukan buku yang belum sempat dikembalikan ke tempatnya. Wanita itu benar ketika mengatakan ia telah jatuh cinta pada pandangan pertama ketika melihat Angel kemarin. Itulah kenapa pria itu bergegas menemui wanita itu di apartementnya pagi tadi.
Semalam Lion bermimpi buruk dan Angel masuk kedalam mimpi buruknya. Wanita itu menangis dan berdarah membuat Lion terbangun tiba-tiba dan mengalami sakit kepala. Ia tidak dapat memejamkan matanya kembali hingga pagi tiba.
Bunyi klakson mobil membuyarkan lamunannya dan ia beranjak meninggalkan toko milik adiknya tanpa berpamitan pada Angel. Ia masih ingin menemui wanita itu lagi dan berencana mencari tahu sejauh apa hubungan mereka. Satu-satunya orang yang bisa ia tanyakan adalah ibunya, karena Vivienne bersikeras tidak akan mengatakan apapun karena sudah berjanji pada sahabatnya.
Angel menatap kepergian Lion dari balik kaca jendela. Matanya berair dan ia begitu merindukan Lion, berharap ia dapat memeluk pria itu dengan erat dan lama. Mencium wangi tubuhnya yang masih sama seperti terakhir kali mereka bersama.
Angel menatap ponselnya dan membaca pesan yang dikirimkan manajernya yang entah sudah ratusan kali. Ia diam sebentar dan mencoba berpikir, kemudian membalas pesan tersebut.
"Baiklah. Jemput aku."
...----------------...
Angel kembali ke apartementnya setelah berpamitan pada sahabatnya Vivienne. Wanita cantik itu terkejut setengah mati sekaligus senang ketika mengetahui jika dirinya akan kembali ke Roma dan melanjutkan karir modeling yang sempat ia tinggalkan beberapa bulan ini.
Setelah memasukkan pakaian kedalam kopernya, Angel berencana kerumah orang tuanya dan akan makan malam bersama mereka sebelum ia pergi besok. Angel sangat yakin ibunya merasa cemas dengan kepergiannya ketika mendengar suara ibunya ditelepon sore tadi. Dan ia akan memastikan semua akan baik-baik saja.
Angel menatap sahabatnya Vivienne yang sudah berada dirumah orang tuanya. Mereka berdua sudah berteman sejak hari pertama masuk sekolah dan Vivienne yang membantunya melewati masa sulit saat kematian saudara kembarnya di usianya 10 tahun.
"Aku penasaran apa yang membuatmu memilih Roma sebagai tempat kau berkarir, tapi aku yakin kau akan bersinar dimanapun'' Vivieenne berkata sambil berjalan menggandeng tangan Angel masuk kedalam rumah wanita itu.
''Kau gadis pesta dan Roma adalah pilihan pertamamu saat merayakan keberhasilanmu melarikan diri dari rumah'' ucap Angel, membuat mereka berdua tertawa.
Setelah makan malam, Vivienne menemaninya mengemasi barang-barang yang akan ia bawa besok. Mereka kemudian duduk diberanda, dimana terdapat ayunan kecil yang sudah tidak bisa lagi mereka naiki.
"Aku selalu merasa bahagia tinggal di Roma, dan aku sejak dulu ingin menetap hidup disana'' ucap Angel pelan dan mengingat bagaimana rencana yang ia dan Lion bicarakan sebelum mereka menikah.
''Kau memang pantas berada disana, Angel. Kau memiliki bakat dan juga kecantikan yang alami'' ujar vivienne menyentuh rambut hitam panjang sahabatnya. "Kau tidak pernah sekalipun memotong pendek rambutmu.''
''Kakakmu akan sangat marah jika melihatku memotong rambutku menjadi sepertimu'' jawab Angel tersenyum kemudian menutup wajahnya dengan kedua tangan dan menangis. "Dia melupakanku, Vivienne. Lion tidak mengingatku sedikitpun.''
''Ohh, Angel. Maafkan aku. Maafkan Kakakku.'' Ucap Vivienne kemudian memeluk sahabatnya.
''Jika kau bertemu dirinya lagi, kau harus memukul kepalanya.'' Lanjut Vivieenne yang membuat Angel tersenyum dan menghapus airmatanya dengan perlahan.
"Kuharap aku bisa melakukan itu padanya. Aku tak yakin kami akan bertemu kembali'' ujar Angel kemudian menatap kearah taman yang penuh dengan bunga kesukaan ibunya.
"Kalian pasti akan bertemu kembali. Ikatan kalian berdua terlalu kuat, bahkan malaikat maut tidak dapat memisahkan kalian'' balas Vivienne pelan dan tersenyum tipis.
''Diluar sangat dingin, masuklah kalian berdua'' teriak ibu Angel dari dalam rumah.
"Aku sedang menunggu J.D, Aunty. Dia sedang dalam perjalanan kesini untuk menjemputku'' sahut Vivienne dengan suara sedikit keras.
''Thank you, Vivienne. Kau selalu berada di sisiku ketika aku berada dalam masa sulit'' gumam Angel pelan dan memeluk Vivienne.
''Aku menyayangimu, Angel. Kabari aku dan jaga dirimu saat berada di Roma. Kau harus bahagia dan menjadi wanita cantik dan seksi lagi seperti dulu'' ucap Vivienne membalas pelukan sahabatnya.
Beberapa saat kemudian mereka akhirnya berpisah ketika Vivienne dijemput oleh suaminya dan Angel masuk ke dalam rumah dan melihat ibunya duduk didepan televisi bersama ayahnya.
"Aku mencium bau kue kesukaanku'' sahut Angel yang mengambil kue diatas meja dan bergabung bersama kedua orang tuanya menonton acara kesukaan mereka.
''Aku membuat banyak untuk kau bawa besok'' ucap ibunya kemudian membersihkan sisa serpihan kue dipipi putrinya.
"Mom terbaik'' gumam Angel dengan mulut penuh kue, membuat kedua orang tuanya tertawa.
''Berhati-hatilah dan hubungi kami saat kau sedang tidak sibuk'' ucap ayahnya menatap putrinya penuh kasih sayang.
''Selalu. Aku akan menghubungi kalian setiap hari seperti yang selalu aku lakukan.'' Jawab Angel kemudian masuk kedalam pelukan ayah dan juga ibunya.
"Kami mencintaimu'' gumam ibunya ditelinga Angel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments