Leona terbangun lebih awal dan melirik jam di ponselnya, hari ini dia harus mengantar Vionika sekolah, namun nampaknya Vionika belum bangun dari tidurnya, Leona pun beranjak dari kasurnya dan keluar kamar menuju kamar Vionika yang ada di sebelah kamarnya.
"Tok.. tok.. tok.. "
"Vion, bangun! kamu sekolah sekarang." Panggil Leona dari depan pintu kamar Vionika yang masih terkunci.
Vionika mendengar Leona yang memanggilnya dari depan kamarnya, kemudian duduk dan mengusap-usap matanya yang masih mengantuk, dan langsung beranjak membuka pintu kamarnya.
"Huaaahem.. Kakak, ada apa sih.. aku masih ngantuk tau." Ucap Vionika sembari menguap.
"Udah pagi, mandi dulu kamu harus sekolah sekarang." Ucap Leona.
"Ha? jam berapa ini?" Vionika mulai kaget.
"Jam setengah tujuh." Jawab Leona santai.
"Tuh kakak ngeselin!! aku sekolah jam Tujuh, kenapa kakak gak bangunin aku dari tadi sih.." Vionika mulai memukul-mukul pelan lengan Leona.
"Lah.. kakak aja baru bangun, ayo cepat mandi."
Vionika pun mandi dan bersiap-siap dengan cepat supaya tidak telat datang ke sekolahnya, Leona yang masih asik bermain ponsel di ruang keluarga sambil menunggu Vionika selesai bersiap-siap.
Ayahnya pun menghampiri Leona yang tengah duduk di sofa.
"Leona, kamu rencana kuliah atau langsung bekerja?" Tanya Ayahnya.
"Belum kepikiran, tapi ku rasa aku langsung kerja saja." Jawab Leona.
"Syukurlah kalau kau berpikir begitu, kuliah itu perlu banyak uang, Ayah tidak bisa membiayai mu."
Ayahnya kemudian pergi berlalu setelah memberi tahu itu kepada Leona, Leona yang masih duduk dengan ponsel di tangannya seketika menghela nafas mendengar perkataan Ayahnya itu.
"Kakak! aku sudah selesai." Vionika berlari ke arahnya.
Leona menoleh adiknya yang sumringah datang dari kamar, Leona berusaha untuk menutupi raut wajah sedihnya karena perkataan Ayahnya agar Vionika tidak cemas.
"Udah?" Tanya Leona.
"Udah yuk!" Vionika menarik tangan Leona.
Mereka pun berangkat ke sekolah Vionika, Vionika yang sekarang duduk di bangku kelas satu SMP, berangkat sekolah selalu di antar oleh Leona.
"Tadi aku dengar kakak bicara sama Ayah ya?" Tanya Vionika.
"Iya." Jawab Leona singkat.
"Ayah bicara apa sama kakak?" Tanya Vionika.
"Enggak sih, cuma nanya mau lanjut kuliah atau kerja."
"Oh.. terus kakak jawab apa?" Vionika kembali bertanya.
"Ya bilang apa adanya, pengen langsung kerja aja." Jawab Leona.
Setelah tiga puluh menit perjalanan akhirnya mereka berdua tiba di sekolah Vionika, Vionika turun dari motor Leona dan langsung masuk ke dalam gerbang sekolahnya, Leona masih memperhatikan Vionika yang berjalan menuju sampai ke kelas.
Tanpa sadar banyak siswa-siswi yang memperhatikan Leona duduk di atas motornya di depan gerbang sekolah, mereka semua bengong dan terpaku melihat Leona disana.
Setelah Vionika di lihatnya sudah masuk ke dalam kelas Leona pun menarik pedal gas nya dan balik ke rumah.
Vionika meletakkan tasnya di bangku, kemudian tiba-tiba langsung di kerumuni beberapa teman sekelasnya, sehingga Vionika kaget.
"Eh Vionika, itu yang tadi ngantar kamu siapa?" Tanya Erni, teman sebangku nya.
"Itu kakak ku, kenapa?" Jawab Vionika.
"Ha serius? ganteng banget!" Teriak Erni.
"Syukur lah kalau itu kakak mu.. dan bukan pacar mu." Ucap Helen, teman sekelas Vionika.
"Eh? kalian kenapa sih?" Vionika tertawa.
"Vionika.. bisa bisa nya kamu punya kakak se-tampan itu!" Ucap Erni.
"Lebay banget deh kalian.. biasa aja kali." Ucap Vionika tertawa.
Setelah itu hampir semua teman sekelasnya menanyakan soal Leona pada Vionika, seakan-akan mereka melihat seorang aktor yang datang, begitu terkagum pada Leona.
"Vionika, nanti apa kamu di jemput lagi sama kakak mu itu?" Tanya Cisi, teman sekelas Vionika.
"Hmm iya lah, masa aku jalan kaki pulang." Jawab Vionika.
"Yey.. aku bisa lihat cowok itu lagi!!" Teriak Cisi.
"Vionika!! minta dong nomor ponsel kakak mu!" Ucap Erni.
"Eh? minta aja sendiri.." Jawab Vionika.
"Ihh pelit banget sih.. " Gerutu Erni.
"Ya habisnya kalian lebay sih.. haha." Vionika tertawa terus mendengar teman-temannya yang begitu histeris melihat Leona.
"Eh.. tapi kamu mirip sih sama kakak mu, cuma kakak mu kulitnya lebih putih dari kamu." Ucap Cisi.
Vionika mengerutkan alisnya mendengar Cisi yang meledek nya.
"Eh, Cisi apa-apaan sih Rasis banget kamu." Erni teman sebangku Vionika mendorong nya.
"Hehe, enggak Rasis.. kan aku bilang apa adanya, Vionika cantik, cuma lebih putih kakaknya." Ucap Erni.
Beberapa saat kemudian Vionika mulai masuk kelas, pelajaran di mulai, hari itu adalah pelajaran matematika, Vionika benar-benar kendor di pelajaran matematika, sampai pada akhirnya guru menunjuknya untuk mengerjakan soal di depan kelas.
"Vionika, silahkan kerjakan soal nomor satu." Ucap Guru menunjuk Vionika.
Vionika pun maju ke depan, meskipun tidak mengerti rumus dan cara mengerjakan nya sampai akhirnya dia mematung di depan papan tulis.
"Vionika, bagaimana.. kenapa tidak di jawab?" Tanya gurunya.
"Saya tidak bisa pak." Jawab Vionika dengan wajah pucat.
"Vionika, kamu kok mirip alumni siswa di sini ya, namanya Leona." Ucap Gurunya sambil memperhatikan wajah Vionika.
"Itu kakak saya pak." Jawab Vionika.
"Ha? kakak mu? pantas mirip sekali." Ucap Gurunya.
"Pak.. tadi kakaknya Vionika ikut ke sini lo.. dia tampan sekali." Celetuk Erni dari tempat duduk seketika membuat seisi kelas tertawa.
"Ssstt.. jangan ribut!" Ucap Gurunya.
"Vionika, kakak mu Leona pintar sekali pelajaran matematika, dia sering ikut olimpiade dulu di sekolah ini, coba deh nanti kamu suruh ajarin kakak mu, supaya kamu lebih ngerti pelajaran matematika." Ujar Gurunya.
"Baik Pak." Jawab Vionika.
"Ya sudah sekarang duduk, ganti yang lain, siapa yang bisa jawab?" Gurunya pun menunjuk siswa lain.
Beberapa jam berlalu, akhirnya pelajaran selesai dan bel pulang berbunyi, Vionika segera merapikan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas, namun teman-temannya menunggunya dan berkerumun di sekelilingnya, yang membuat Vionika bingung.
"Eh ada apa sih? kok kalian berkerumun kayak orang mau minta sumbangan." Celetuk Vionika.
"Hehe.. iya, kami mau barengan sama kamu sampai ke gerbang sekolah." Jawab Cisi.
"Eh? tumben.. biasanya juga kalian ninggalin aku sendiri." Ucap Vionika.
"Hmm.. hehe." Cisi dan yang lainnya tertawa.
"Oh.. aku tau.. pasti kalian mau lihat kakak ku kan?" Vionika menebak.
"Tuh tau.. " Jawab Erni.
"Idih.. lebay banget sih.. " Vionika kembali tertawa.
Vionika dan teman-temannya pun berjalan keluar gerbang, dan benar Leona sudah menunggu di depan gerbang sekolahnya, dengan menggunakan kaos polos putih dan celana panjang hitam, serta topi putih di kepalanya.
"Wahh.. itu kakaknya Vionika!" Teman-temannya berteriak kegirangan.
Namun Vionika melihat Leona sudah di kelilingi banyak siswi-siswi dari kelas 1-3 di depan gerbang, Vionika pun melihat wajah kakaknya yang sudah mulai risih di kerumuni siswi-siswi.
"Astaga.. kakak ku kenapa jadi primadona gini sih di sekolah.." Gumam Vionika.
"Kakak!" Teriak Vionika.
"Vion.. bantuin." Leona memanggil Vionika dengan wajah cemas dan risih karena di goda dan di mintai nomor ponsel oleh anak-anak SMP.
"Hei.. minggir kalian, jangan ganggu kakak ku dong.." Teriak Vionika.
Siswi-siswi yang berkerumun itu langsung minggir seketika saat Vionika berteriak, Vionika langsung naik ke boncengan Leona, dan mereka pun pergi dari sana.
"Kakak.. kenapa sih? kok bisa di kerumuni gitu?" Tanya Vionika.
"Ya mana kakak tau, orang pas lagi bengong tiba-tiba tu anak-anak ABG datang gitu aja." Ucap Leona.
"Heleh.. tapi kakak seneng kan?" Ucap Vionika.
"Ahh.. biasa aja, tapi cantik-cantik ya teman kamu hehe." Leona tertawa.
"Heleh.. tu kan, kakak suka juga huu.." Vionika tertawa.
"Biasa aja.."
"Eh iya kak, tadi kata guru kakak sering ikut olimpiade ya di sekolah?" Tanya Vionika.
"Iya, kok bisa guru mu bahas kakak." Tanya Leona.
"Iya, tadi aku di suruh kerjain soal ke depan kelas, tapi aku gak ngerti caranya, terus guru bilang wajah ku mirip alumni sekolah, katanya itu namanya Leona, terus dia sering ikut olimpiade." Jelas Vionika.
"Hmm.. " Jawab Leona.
"Eh kok hmm aja sih? ajarin aku ya rumus-rumus matematika plis!!" Vionika mulai merengek dan menepuk-nepuk punggung kakaknya.
"Iya-iya gampang, tapi ga usah mukul-mukul juga kali.. sakit." Ucap Leona.
"Hehe biarin!!" Vionika menepuk-nepuk lagi.
Mereka berdua pun tertawa sepanjang perjalanan pulang, mentertawakan kisah Leona yang di kerumuni sama teman-temannya sekolah Vionika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
~(Key)~
tentu saja leona pasti tampan haha/Drool/ suka bgt liat mereka ceria/Proud/
2024-01-23
1