Sesampainya di rumah Leona dan Vionika masuk ke kamar, suasana rumah sepi, ibunya nampak belum pulang, Ayahnya juga belum datang dari kantor, Vionika langsung merebahkan tubuhnya di kasur karena kelelahan dan mengantuk seharian ikut dengan Leona ke sekolah.
Leona masih duduk dan membuka sepatunya, ia mengambil celengan ayam di dalam lemarinya, mengambil uang tabungannya untuk di pakai bekal selama Ayahnya belum memberikannya uang untuk jajan.
"Uang ku masih lima puluh ribu, ku harap ini cukup untuk ku dan Vionika." Ucap Leona mengambil selembar uang lima puluh ribuan dari dalam celengannya.
Leona menoleh adiknya yang tengah tertidur lelap di sampingnya, badannya sangat kurus, sebungkus nasi tadi tidak akan membuat adiknya kenyang, Leona pun bergegas mengganti bajunya dan keluar untuk membeli makanan dengan sisa uang yang ia bawa.
Leona mengayuh sepedanya dengan santai menuju warung dekat rumahnya, tetangga-tetangga di dekat rumahnya memperhatikan Leona yang keluar rumahnya dengan kaos putih polos dan celana panjang hitam serta memakai topi warna putih di kepalanya.
Beberapa dari mereka berbisik saat melihat Leona.
"Hei, lihat lah itu kan anak dari pasangan suami istri di rumah bertingkat itu kan, anak itu sudah tumbuh besar ya, wajahnya juga sangat tampan.. seandainya nanti anak itu yang menjadi jodoh putri ku, aku pasti akan sangat senang!" Ucap seorang ibu yang rumahnya bersebelahan dengan rumah Leona.
"Iya, tapi dia itu broken home, orang tua nya selalu bertengkar kan, dia setiap hari mengajak adiknya ke sekolah, kasihan sekali." Ucap tetangganya yang lain.
Sesampainya di warung Leona langsung memesan dua porsi nasi ayam kesukaan Vionika, dan membeli beberapa snack cemilan untuk Vionika, dia juga membeli beberapa minuman dingin.
Setelah belanjaannya lengkap Leona langsung membayar dan keluar dari warung itu, namun saat mau balik mengambil sepeda, ia melihat sebuah mahkota mainan yang di rangkai dan di hiasi dengan bunga, di pajang dua buah di depan warung itu.
Leona berbalik dan mengamati mahkota mainan itu, kemudian masuk kembali ke warung itu.
"Permisi buk, ini di jual kan? harganya berapa?" Tanya Leona.
"Iya, itu barang dagangan, laris sekali baru datang kemarin sekarang sudah sisa dua buah, harganya dua puluh ribu." Ucap Ibu pedagang itu.
"Saya beli satu ya buk." Leona mengulurkan uang sejumlah dua puluh ribu kepada ibu pedagang itu, dan mengambil mahkota mainan yang hiasan bunganya berwarna pink.
Leona kembali mengayuh sepedanya dengan santai menuju rumahnya, sesampainya di rumah ia sudah melihat mobil ayahnya terparkir di halaman, Leona merasa sedikit takut saat Ayahnya datang, ia takut Ayahnya akan marah-marah lagi, terlebih Leona takut jika Ayahnya emosi di depan Vionika, itu akan membuat Vionika menangis dan tidak mau makan lagi.
Leona masuk ke rumah dan melewati Ayahnya yang tidak menyapanya, Ayahnya hanya bermain ponsel dan tidak menghiraukan Leona lewat di sampingnya.
Leona langsung berjalan menuju kamarnya, dan menaruh barang-barang belanjaannya di atas meja belajar, Sesampainya di kamar Leona masih melihat Vionika tidur, namun tiba-tiba Ayahnya mengetuk pintu kamarnya.
"Tok.. tok.. tok.. "
Leona langsung beranjak dan membuka pintunya Ayahnya ada di balik pintu itu.
"Ayah ada apa?" Tanya Leona.
"Leona, Ini uang jajan untuk mu dan Vionika, maaf Ayah lupa tadi memberikannya." Ucap Ayahnya menyodorkan uang sejumlah lima puluh ribu kepada Leona.
"Terimakasih Ayah." Ucap Leona kemudian mengambil uang itu dari tangan Ayahnya.
Setelah memberikan Leona uang, Ayahnya langsung pergi dari kamar Leona, Leona kemudian menutup pintunya dan menatap uang yang di berikan Ayahnya.
"Ayah.. kapan Ayah mengerti bahwa aku dan Vionika lebih butuh kasih sayang ketimbang uang ini? bahkan Vionika sampai mogok makan karena melihat Ayah dan ibu selalu saja bertengkar." Gumam Leona dalam hatinya.
Leona memasukkan uang itu ke dalam celengannya, kemudian merebahkan dirinya di kasur, lalu memejamkan matanya dan tertidur.
Leona berada di sebuah taman bunga yang sangat indah, bunga-bunga bermekaran di sekelilingnya, ada Ayah, Ibu, Sintha dan Vionika juga di sampingnya, langit terlihat cerah dan indah pagi itu.
Leona tertawa bersama di taman bunga itu bersama Ayah Ibunya, rasa nyaman dan damai di rasakan dalam hatinya, namun seketika Ayah Ibunya dan Sintha perlahan menghilang dari hadapannya, seperti kaset klise yang memudar begitu saja, yang tersisa hanya Vionika di depannya.
"Ayah!! Ibu!! kak sintha! kalian kemana?!!" Teriak Leona seketika terbangun.
"Kakak, kakak kenapa?" Vionika sudah duduk di sampingnya.
Air mata Leona mengalir di pipinya, menatap ke luar jendela kamarnya, angin berhembus masuk melalui jendela, dadanya terasa sesak saat menyadari kebersamaan indah itu hanya mimpi.
Vionika menyentuh pipi Leona, dan mengusap air mata yang mengalir membasahi pipi Leona.
"Kakak kenapa menangis?" Tanya Vionika dengan sorot mata sayu.
"Vion.. kita dimana? bukan kah barusan kita sedang bermain bersama di taman bunga bersama Ayah Ibu dan kak Sintha?"
"Mungkin kakak bermimpi, dari tadi kakak hanya tidur, kita tidak dapat ke taman bunga." Ucap Vionika.
Leona langsung memeluk Vionika yang duduk tersimpuh di sampingnya, tubuh kecil itu selalu menjadi obat di saat Leona merasa terpuruk.
"Vion... kakak minta maaf sudah menangis di depan mu.. kakak hanya merindukan kebersamaan kita." Ucap Leona dengan suara bergetar penuh isak tangis di pelukan tubuh kecil itu.
"Vion.. kakak punya sesuatu buat kamu." Ucap Leona kemudian beranjak dan mengambil bungkusan yang ada di atas meja belajar nya yang di belinya tadi di warung.
"Apa itu kakak?" Tanya Vionika.
"Taraaa!! kakak punya mahkota bunga cantik buat kamu.." Leona mengeluarkan mahkota mainan yang tadi di belinya di warung.
"Wahh indah sekali bunganya warna ping!" Vionika langsung menyentuh-nyentuh mahkota mainan yang masih di pegang Leona itu.
Leona kemudian memasangkannya di kepala Vionika.
"Vionika, kamu cantik sekali!! mahkota ini cocok untuk kamu." Leona tersenyum.
"Yey!! kakak serius memberikan mahkota cantik ini untuk ku?" Vionika menepuk-nepukkan ke dua tangannya kegirangan.
"Iya lah.. memangnya siapa lagi yang pantas memakai mahkota kalau bukan kamu Vionika." Leona mencubit pipi adik kecilnya itu.
"Terimakasih kakak!!" Vionika kembali memeluk erat Leona.
Air mata Leona kembali menetes di rambut Vionika yang tengah memeluknya, entah itu air mata bahagia atau air mata kesedihan, semuanya bercampur menjadi satu saat ini.
"Vionika.. " Leona memanggil Vionika yang tengah kegirangan di pelukannya itu.
"Iya kakak?"
"Kamu tau gak kamu mirip siapa saat kamu memakai mahkota ini?" Tanya Leona.
"Gak tau.. emang mirip siapa?" Jawab Vionika polos.
"Kamu mirip sekali Dewi Athena." Ucap Leona tersenyum.
"Ha? siapa itu?" Vionika penasaran.
"Iya, kamu mirip sekali Dewi Athena, Dewi yang sangat cantik dan baik hati.. sama seperti kamu." Ucap Leona kembali tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
~(Key)~
kasian bgt vion sama leona jadi anak broken home, knp sih ortu mereka hrs berantem terus/Grimace/
2024-01-23
1