Makna Kasih Sayang

Vionika duduk melamun di atas kasurnya, otak nya di penuhi tentang pelajaran matematika yang slelau membuatnya malu di depan kelas karena tidak bisa menjawab, namun tiba-tiba lamunannya buyar seketika saat mendengar keributan dari lantai satu rumahnya yaitu ruang keluarga.

Vionika kaget saat melihat Leona yang sedang duduk di sofa, dan ada Ayahnya yang sedang marah di depannya, Vionika pun segera turun dan menghampiri Ayahnya dan Leona yang ada di sana.

"Kakak! ada apa?" Tanya Vionika.

Leona hanya terdiam, sedangkan Ayahnya melirik Vionika yang berdiri di samping Leona.

"Vionika, kamu apa tidak bisa belajar mandiri ke sekolah? kenapa harus menunggu kakak mu yang antar jemput?" Tanya Ayahnya.

"Maksud Ayah apa? kenapa memangnya jika aku ke sekolah di antar jemput oleh kakak?" Tanya Vionika.

"Kamu sudah besar, dari bayi kamu nempel terus sama Leona, sekarang kamu sudah gede bisa ke sekolah jalan kaki atau naik angkutan umum kan bisa, Leona mau ayah suruh kerja di luar kota, karena dia sudah tidak mau kuliah, daripada di rumah jadi beban saja, jadi mulai besok mendirikan diri mu berangkat sekolah sendiri, Alasan Leona menolak perintah Ayah hanya karena kamu, kamu, dan kamu terus, seakan di hidup Leona cuma ada kamu saja!" Ujar Ayahnya.

"Ayah! jangan bentak Vionika seperti itu!" Sentak Leona.

Vionika terdiam dan menatap Ayahnya, dari kecil sampai sekarang Vionika tidak pernah berani mengeluarkan argumen jika Ayahnya marah, dia hanya bisa diam dan menangis.

Vionika pun pergi dari sana dan berlari ke luar rumahnya, ia berlari terus sambil menangis, sedangkan Leona melirik adiknya yang pergi berlalu ke luar gerbang, langsung beranjak dari sofa.

"Hadeh, mau main kejar-kejaran lagi kalian berdua?" Tanya Ayahnya.

Leona tidak menghiraukan Ayahnya dan langsung beranjak berlari menuju ke luar gerbang dan membawa sepeda motor nya untuk mengejar Vionika.

Vionika menuju tempat biasanya yaitu tanah lapang pandang rumput tempatnya dulu selalu menangis dan tertawa saat masih kecil, hanya itu satu-satunya tempat yang nyaman saat orang tua nya bertengkar ataupun memarahinya.

Vionika pun sampai di sana, lalu duduk di bawah pohon besar itu, suasana sepi hanya ada suara angin pagi itu dan daun-daun kering yang berjatuhan di tanah.

"Kenapa Ayah selalu mengambil semua kebahagiaan ku? jika sekarang satu-satunya kebahagiaan ku hanya kakak, kenapa harus di pisahkan dengan kakak? aku benci!!" Teriak Vionika sambil terisak tangis.

Beberapa menit kemudian Leona tiba di sana, dan memarkirkan sepeda motor nya di dekat pohon itu, kemudian melangkah mendekati Vionika yang tengah menangis, nampaknya Vionika tidak melihat Leona datang dan mengikuti nya.

"Kakak memang suka usil!! tapi aku gak mau jauh sama kakak!!" Vionika kembali berteriak sambil menangis.

Leona pun langsung duduk di sebelahnya, yang membuat Vionika kaget.

"Hmm masa iya kakak usil? bukannya kakak ini baik hati ya?" Ucap Leona kemudian tersenyum.

Vionika seketika menoleh dan dan kaget, berusaha menghapus air matanya.

"Eh kakak! kenapa ada di sini? kakak ngikutin aku ya?!" Tanya Vionika sambil manyun.

"Eh GR.. enggak kok, kakak cuma mau nangkap jangkrik di sini." Ucap Leona.

"Ha? mana ada jangkrik di sini, kakak bohong ya?!" Vionika memukul lengan Leona pelan.

"Ada kok.. ini jangkrik nya lagi nangis gede banget." Leona tertawa.

"Tuh kan.. kakak bilang aku jangkrik, kakak yang jangkrik!" Teriak Vionika kemudian tertawa.

"Gitu dong.. senyum, kan cantik. jangan nangis-nangis, nanti jadi mirip jangkrik." Leona kembali meledek nya.

Vionika terdiam sejenak, ia masih tidak ingin canda tawa ini berakhir jika Leona bekerja dan pergi jauh dari rumah.

"Vion.. jangan dengerin perkataan Ayah ya." Ucap Leona.

"Memangnya benar ya kakak mau kerja ke luar kota? " Tanya Vionika.

"Itu hanya keinginan Ayah, bukan keinginan kakak." Jawab Leona.

"Jadi keinginan kakak gimana?" Tanya Vionika.

"Iya sebenarnya kakak ingin kuliah, tidak seperti yang Ayah katakan tadi, Ayah bilang tadi kakak gak mau kuliah kan? kenyataan nya tidak seperti itu, tapi kakak masih mikirin bisnis yang bisa di kerjakan dari rumah, supaya tidak jauh sama kamu kerjanya, tapi Ayah malah ngotot nyuruh kakak kerja jauh." Jelas Leona.

"Terus tadi maksud Ayah apa bilang aku harus sekolah jalan kaki?" Tanya Vionika.

"Iya, karena kakak bilang, kalau kakak gak mau kerja jauh supaya bisa tetap jagain kamu, dan antar jemput kamu sekolah." Jawab Leona.

"Tapi apa yang Ayah katakan benar, aku seharusnya tidak merepotkan kakak, gara-gara kakak kepikiran aku jadinya gak bisa kuliah dan gak bisa kerja jauh kan?" Ucap Vionika.

"Vion.. apa artinya kalau kakak kerja di luar kota tapi otak kakak di rumah mikirin kamu? yang ada kakak gak fokus kerjanya kan, jadi lebih baik kakak tetap di rumah aja sama kamu." Jelas Leona.

"Tapi Ayah benar.. aku memang tidak mandiri, seharusnya aku bisa sekolah jalan kaki atau naik angkutan umum saja, bukan malah jadi gadis manja yang mau selalu di antar jemput oleh kakak kan.. " Vionika merunduk murung.

"Vion.. meskipun kamu berpikir kalau kamu sudah gede, tapi tetep aja di mata kakak kamu itu adik kecil yang harus di jaga, buat apa kamu punya kakak kalau sekolahnya jalan kaki atau numpang sama orang lain? seharusnya ayah mengerti di luar sana anak gadis itu bahaya kalau keluar sendiri, jadi kamu jangan pernah berpikir merepotkan kakak atau apalah itu, karena itu memang kewajiban kakak yang jagain kamu." Jelas Leona.

Mata Vionika berkaca-kaca hendak menangis, namun di tahannya, sampai Leona mencubit pipinya.

"Hmm.. pasti mau nangis ni anak jangkrik." Ledek Leona.

Vionika langsung memeluk Leona dan menangis, hatinya begitu rapuh sejak Ayah dan Ibunya selalu bertengkar dan mempermasalahkan dirinya dari kecil, namun satu hal yang selalu membuatnya bertahan yaitu Leona.

"Tenang aja Vion.. sampai kapan pun kakak akan selalu ada buat kamu." Leona mengusap rambut adik kecilnya itu.

"Kakak akan membuat setiap detik di hidup kamu dan hidup kita itu menjadi bermakna, meskipun kita berbeda dari anak-anak pada umumnya, yang memiliki keluarga harmonis, namun kebahagiaan bukan hal yang mustahil jika kita bisa memberikan kasih sayang, itulah makna kasih sayang yang sebenarnya, yaitu untuk menciptakan kebahagiaan." Ucap Leona.

Vionika tersenyum, ini kali ke sekian kakaknya menjadi obat, namun semakin hari Vionika semakin takut kehilangan Leona, semakin takut Leona jauh, karena Leona satu-satunya lah kebahagiaan yang ia miliki dari kecil hingga saat ini.

Terpopuler

Comments

~(Key)~

~(Key)~

ayahnya kenapa sih suka bgt ngejauhin leona sma adiknya🤧 semoga mereka selalu bersama😭

2024-01-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!