Leona melihat Sintha yang tengah berkemas-kemas di dalam kamarnya, memasukkan baju-baju dan perlengkapan kuliahnya ke dalam tas, Leona mulai merasa tidak nyaman, sebentar lagi kakak sulungnya itu akan jarang di temuinya di rumah dan tentunya rumah akan menjadi jauh lebih sepi dan tidak sehangat dulu.
"Kak Sintha, kapan kakak akan berangkat ke asrama?" Tanya Leona.
"Besok Leona, kakak berangkat jam 9 pagi." Jawab Sintha.
"Kak, aku dan adik Vion akan sangat kesepian kalau kakak tidak di sini." Ucap Leona nampak murung.
"Leona, kamu jangan sedih ya, kakak pasti sering-sering pulang kok buat nengok kondisi di rumah." Sintha berusaha menghibur.
"Kak.. " Leona mulai merengek.
Sintha melihat raut wajah Leona yang benar-benar terlihat murung, sorot mata sedih yang menatap Sintha membuat Sintha mulai merasa ingin menangis, matanya nampak berkaca-kaca, Sintha langsung memeluk erat adiknya itu, dan menangis.
"Leona, maafkan kakak ya, kakak harus pergi kuliah dan hidup di asrama meninggalkan kamu dan Vionika di rumah yang tidak hangat ini." Ucap Sintha sambil penuh isak tangis.
Vionika datang dan melihat ke dua kakaknya sedang menangis, kemudian langsung berlari menuju Leona dan Vionika.
"Kakak! Kak Sintha, sama Kak Leon kenapa menangis?" Tanya Vionika yang masih belum mengerti situasi.
Sintha kemudian menarik lengan Vionika dan memeluknya bersamaan dengan Leon.
"Vion sayang, besok kakak mau kuliah dan tinggal di asrama untuk sementara waktu, kamu di rumah sama Kak Leon ya, jangan nakal dan jangan sedih terus ya." Sintha mengusap-usap rambut adiknya itu.
"Apa itu asrama Kak Sintha?" Tanya Vionika.
"Asrama itu tempat tinggal kakak nanti selama kuliah." Jawab Sintha.
"Tapi nanti kakak pulang kan? kok kakak gak tinggal di rumah aja?" Vionika kembali bertanya.
Sintha tersenyum melihat adik kecilnya yang masih polos dan belum mengerti situasi, Leon seketika memberi tahu adik kecilnya itu.
"Vion.. kamu tenang aja ya, kakak pasti sering pulang kok nengok kita di rumah, jadi tugas kita hanya mendoakan Kak Sintha supaya kuliahnya lancar." Jelas Leona.
"Leona, tadi kakak sudah bilang ke Ayah soal Ibu, nanti sore Ayah akan menjemput Ibu di rumah Nenek." Ucap Sintha.
Leona dan Vionika benar-benar girang, akan kedatangan ibu mereka nanti sore, seketika tangis dan air mata mereka hilang mendengar kabar itu, Vionika seketika berjingkrak-jingkrak, Leona dan Sintha tertawa melihat tingkah lucu Vionika di depan mereka.
...***...
Ke-esokan hari nya, Sintha berangkat menuju asrama kampus di antar oleh Ayah dan Ibunya, tidak lupa Leona dan Vionika juga ikut mengantar Sintha.
"Vion!! kita akan ke kota sebentar lagi! nanti kamu lihat pasti banyak toko mainan di sepanjang jalan." Ucap Leona mulai mempengaruhi adiknya agar membeli mainan.
"Leona, kamu ini mulai deh pengaruhi adik kamu, bilang aja kamu juga yang mau beli mainan kan?" Ucap Ibunya.
"Hehehe.. Iya bu." Jawab Leona sambil tersenyum masam.
"Sintha, nanti kamu kuliah yang rajin ya nak.. ingat nanti kalau libur kabari Ibu sama Ayah, supaya kita bisa jemput kamu di asrama." Pesan ibunya.
Setibanya di kampus Sintha, mereka semua turun dari mobil, Leona dan Vionika nampak kagum melihat bangunan kampus di depan mereka, Gedung yang tinggi dan luas.
"Ayah, Ibu.. makasih sudah antar aku sampai di kampus, kalian hati-hati ya pulang nya, nanti aku kabari kalau sudah ada waktu istirahat ya, Leona, Vionika, kakak ke kampus dulu ya sayang.. kalian yang akur ya di rumah, Leona jaga adik kamu dengan baik ya, Vionika juga harus nurut sama kak Leon ya sayang." Sintha kemudian mencium ke dua adiknya itu, lalu mencium tangan ke dua orang tuanya, dan berlari masuk ke asrama kampusnya.
Leona dan Vionika seketika termenung melihat kakaknya sudah tidak ada di depannya, kegirangan mereka barusan seketika menghilang, Leona nampak ingin menangis namun air matanya di tahan agar tidak tumpah di depan Vionika.
Vionika menoleh wajah Leona, melihat air mata yang tertahan di bola mata Leona.
"Kakak.." Ucap Vionika kemudian memeluk Leona.
Setelah selesai mengantar Sintha ke asrama, Leona, Vionika dan Ayah Ibunya pun balik ke rumah, selama perjalanan ke rumah Ayah dan Ibunya hanya diam, tidak ada perbincangan sedikitpun di dalam mobil.
Setelah satu setengah jam perjalanan pulang akhirnya Leona sampai di rumah, sesampainya di rumah Leona dan Vionika langsung masuk ke kamar dan merebahkan tubuh mereka di kasur, suasana terasa sepi dan berbeda karena Sintha sudah tidak di rumah lagi.
"Kak Leon.. aku kangen kak Sintha.. " Vionika mulai sedih dan murung di kamar.
"Vion.. kamu jangan nangis ya, nanti Kak Sintha pasti pulang kok saat dia libur." Ucap Leona.
Belum sampai sepuluh menit mereka sampai di rumah suara benda terlempar terdengar lagi dari ruang keluarga, Ayah dan Ibunya kembali bertengkar.
"Kakak! apa itu di luar? aku takut kak.." Vionika mulai memeluk Leona setelah mendengar Ayah dan Ibunya ribut di luar.
Leona berdecak kesal, melihat Ayah dan Ibunya yang selalu saja bertengkar, dan tidak pernah membuat suasana hangat di rumah, Leona pun beranjak dan memberanikan diri keluar dan menghampiri mereka di luar.
"Vion, kamu tunggu di sini ya, kakak mau keluar."
"Kakak, aku gak mau kakak di lempar piring lagi sama Ayah." Vionika memegang tangan Leona dan tidak mengizinkan Leona ke luar.
"Tidak, tidak kok. kali ini gak akan kena lagi, kamu tunggu saja di sini ya sebentar saja." Leona akhirnya keluar dan menghampiri ke dua orang tuanya.
"Ayah, Ibu, apa yang kalian lakukan? Kak Sintha baru saja ke asrama, aku dan adik Vion masih sedih di kamar, bahkan Ayah dan Ibu sama sekali tidak peduli ke sedihan kami." Ucap Leona.
"Leona! Diam kamu! ikut-ikutan saja masalah orang tua, sana pergi ke kamar!" Bentak Ayahnya.
"Gak, aku gak mau Ayah dan Ibu bertengkar terus." Jawab Leona.
Ayahnya seketika keluar dan mengambil ember berisi penuh dengan air.
"Leona, cepat ke kamar!" Ibunya meneriakinya.
"Tidak Ibu, aku tidak mau Ibu pergi lagi dari rumah, adik Vion baru saja senang saat Ibu pulang kemarin sore." Ujar Leona.
Ayahnya datang membawa se ember air dan langsung mengguyur habis Leona yang tengah berbicara kepada ibunya.
"Sraaasshhh" Tubuh Leona basah kuyup.
"Leona, Ibu sudah suruh pergi ke kamar, begini kan jadinya kamu kena lampiasan lagi."Ucap Ibunya.
Leona terdiam dengan badan nya yang basah kuyup di depan Ayah dan Ibunya, Vionika yang mengintip sedari tadi dari balik pintu langsung berlari dan memeluk Leona yang tengah basah kuyup sambil menangis.
Leona menggandeng tangan Vionika dan berjalan menuju ke kamar, Ayah dan Ibunya memperhatikan ke dua anaknya itu, bahkan tangisan Vionika sama sekali tidak di perdulikan oleh mereka.
Sesampainya di kamar, Leona terduduk diam di kasurnya dalam keadaan basah, Ayah dan Ibunya masih tetap bertengkar di ruang keluarga, bahkan terdengar suara ibunya yang berteriak dan akan kembali kabur dari rumah.
Vionika terus menangis histeris di samping Leona, dan memegangi erat tangan Leona, Leona benar-benar kesal dengan situasi itu, saat Ayah dan Ibunya sibuk bertengkar, kali ini ia tidak berdaya apa-apa untuk melerai ke dua orang tuanya, Leona melihat ke arah luar jendela kamarnya, pemandangan yang sangat indah, langit berwarna jingga, matahari yang sebentar lagi akan tenggelam seharusnya suasana ini di penuhi kebahagiaan, bukan malah kesedihan.
Air mata Leona menetes, hatinya terasa sakit melihat ke dua orang tuanya yang selalu saja berdebat, di tambah melihat adiknya yang terus menangis membuat Leona merasa sangat sesak.
"Sunset kali ini akan menjadi saksi air mata ku yang menetes, suatu saat aku akan merubah semua ke adaan ini menjadi lebih baik!" Ucap Leona.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
~(Key)~
sedih bgt..yang sabar ya leona
2024-01-23
1