Pagi hari di hari minggu Leona dan Vionika duduk di sofa ruang keluarga sambil memakan sebungkus popcorn sambil menonton televisi, beberapa menit kemudian ponsel Leona berdering ada notif masuk.
"Wah, chat dari kak Sintha nih!" Seru Leona sembari mengusap Layar ponselnya.
Vionika pun menoleh dan mengintip ke layar ponsel Leona, rasa ingin tahu nya membara.
"Apa kata kakak.. aku gak liat isi chat nya!" Gerutu Vionika sambil manyun.
"Katanya kakak beli eskrim dua, satu buat dia, dan satu buat kakak aja." Ucap Leona.
"Loh.. terus aku? kakak jahat.. masa aku di lupain sih, gak mau huaaa gak mau!!" Vionika mulai merengek manja.
"Tuh kan ngambek lagi, dasar si pipi chubby ngambekan!!" Ledek Leona sambil mencubit pipi Vionika.
"Yang bener ih!!" Bentak Vionika.
"Iya, iya.. galak amat ih, ini kak Sintha mau pulang hari ini katanya." Jelas Leona.
"Ha? serius??" Vionika mulai sumringah.
"Iya katanya, nanti siang kak Sintha pulang naik angkutan umum!!" Jawab Leona.
"Yey!! Aku seneng banget kak!!" Vionika kegirangan.
Selama menunggu Sintha datang, Leona dan Vionika pun menghabiskan waktu mereka bercanda seharian, hingga tanpa sadar Vionika sudah lelah, mengantuk dan akhirnya tertidur di sofa.
Leona pun mulai mengantuk namun matanya masih fokus melihat layar ponsel nya sambil bermain game.
Sampai akhirnya Leona pun juga ikut tertidur di sofa, suasana rumah mereka sepi pagi itu, Ibunya yang tidak ada di rumah, Ayahnya yang tengah pergi ke rumah rekan kerjanya meninggalkan mereka berdua di rumah.
Beberapa saat kemudian Sintha datang, angkutan umum yang di tumpangi nya berhenti tepat di seberang rumahnya, ia pun turun dengan membawa barang-barang dari kost nya ke rumah.
"Sepi sekali.. Ayah dan Ibu kemana ya? tapi motor Leona ada, mereka berdua pasti ada di rumah." Gumam Sintha sembari membuka gerbang rumahnya pelan.
Sintha pun masuk ke ruang tamu, ia mendapati ke dua adiknya tengah tertidur lelap sofa ruang lantai satu yaitu ruang keluarga.
Meliha Leona dan Vionika yang tengah tertidur lelap dengan wajah lucunya, Sintha jadi berpikir ingin mengusili ke dua adiknya itu terutama Leona, Sintha pun mencubit pipi Leona hingga cowok itu terkaget dan bangun.
"Hallo cowok!!" Ucap Sintha sembari mencubit pipi Leona.
"Huaaa!!! maling!!" Teriak Leona.
"Ehh.. siapa yang maling! kamu ini ih.. " Sintha tertawa.
"Astaga kak Sintha!! kakak sudah pulang!!" Leona sumringah ketika melihat Sintha yang mencubit nya.
Vionika pun terbangun mendengar keributan kakak-kakaknya dan mengusap-usap matanya, memperhatikan sesuatu di depannya.
"Vion.. lihatlah, kak Sintha sudah datang!" Leona memeluk Vionika.
"Wahh kakak!! aku kangen sekali!" Vionika langsung memeluk Sintha yang tengah berdiri di depannya.
Mereka bertiga tertawa bersama siang itu di rumah, kedatangan Sintha yang bisa terbilang jarang, membuat surprise buat adik-adiknya yang selama ini menunggunya di rumah.
"Leona.. kamu gimana mau kerja atau kuliah?" Tanya Sintha sambil membagi-bagikan snack untuk adiknya.
"Ini yang mau aku ceritain ke kakak kalau kakak pulang, kemarin Ayah bilang gak bisa biayain aku kuliah, tapi di sisi lain emang aku masih berpikir 2x buat ninggalin Vionika di rumah sendiri, kakak tau sendiri kan, kondisi rumah seperti apa, kasihan kalau Vionika menghadapi Ayah dan Ibu yang setiap hari bertengkar." Jelas Leona.
"Kamu benar juga, Vionika masih butuh sandaran di rumah, dan hanya kamu yang sekarang menjadi sandaran untuknya." Jelas Sintha.
"Iya, rencana ku memang aku akan membuat sebuah bisnis yang bisa aku kerjakan dari rumah saja." Ucap Leona.
"Bisnis apa Leona?" Tanya Sintha.
"Nanti kakak lihat kalau aku sudah mulai mengerjakannya ya!" Leona tersenyum.
Sintha asik memakan snack sambil melihat kakaknya mengobrol di depannya, sampai akhirnya Ayah dan Ibu mereka datang ke rumah.
"Hallo Ayah, Ibu.." Sapa Sintha.
"Eh Sintha, kamu sudah pulang." Jawab Ayahnya sembari menaruh jaket di gantungan.
"Iya Ayah, aku baru sampai sekitar dua puluh menit yang lalu." Jawab Sintha.
"Gimana kerjaan kamu Sintha?" Tanya Ibunya.
"Lancar Bu, hari ini aku libur." Jawab Sintha.
Ayah dan ibunya pun duduk di sofa mendampingi mereka, ini adalah hal yang sangat langka mereka mau berkumpul bersama anak-anaknya seperti ini.
Vionika pun berhenti mengunyah snack dan menatap kedua orang tuanya yang duduk di depannya, merasa aneh.
"Sintha, Ayah dan Ibu ingin bicara dengan mu." Ucap Ayahnya.
"Ada apa Ayah? sepertinya serius sekali." Sintha penasaran.
"Jelaskan bu." Ucap Ayahnya.
"Begini Sintha, kami kemarin sempat datang ke rumah kerabat kita, nah kamu tau kan sepupu kita yang sedang bekerja di bandara itu, maunya kita menjodohkan kamu dengan dia." Jelas Ibunya.
"Perjodohan? maksud Ayah dan Ibu mau menjodohkan aku dan menyuruhku menikah dengan sepupu ku itu?" Sintha mengerutkan keningnya.
"Iya Sintha, kalau sama dia masa depan kamu pasti akan terjamin kok." Ucap Ibunya.
"Tidak! aku tidak bisa menuruti permintaan Ayah dan Ibu kali ini." Sintha beranjak.
"Sintha! apa yang kamu katakan? kamu membantah orang tua begitu?" Ibunya juga ikut beranjak.
"Kenapa Ayah dan Ibu malah memaksaku? kalian belum bertanya aku bersedia atau tidak kan?" Jawab Sintha.
"Ya sudah kalau kamu tidak mau menurut apa kata Ayah dan Ibu, silahkan cari pilihan mu sendiri, dan jangan tinggal di rumah ini!" Bentak Ibunya.
Leona pun beranjak dan menjawab perkataan Ibunya.
"Ibu.. tenang sedikit, ibu kenapa jadi mengusir kakak?" Tanya Leona.
"Leona diam kamu! suka sekali ikut campur ini anak ya." Bentak Ibunya.
Vionika menarik tangan Leona dan menatap Ayah dan Ibunya namun hanya terdiam, di sisi lain Sintha mulai hendak menangis.
"Ya sudah, Ayah Ibu, kalau kalian mau aku tidak datang ke rumah ini lagi, aku akan turuti." Ucap Sintha kemudian pergi berlalu.
Vionika dan Leona masih diam di depan orang tuanya mematung melihat kondisi yang terjadi, baru saja ia tertawa bersama saat kakaknya pulang, namun kini pertengkaran terjadi lagi dengan permasalahan motif baru.
Leona menarik tangan Vionika mengajaknya pergi dari ruang keluarga dan menyusul Sintha ke kamarnya, Sesampainya di kamar Leona dan Vionika mendapati Sintha tengah menangis dan membereskan barang-barangnya di kamar.
"Kakak.. kakak mau kemana?" Leona mendekatinya, di susul Vionika yang terdiam di samping ke dua kakaknya.
"Leona.. kamu apa tidak dengar tadi, Ayah dan Ibu mengusir kakak karena kakak menolak perjodohan?, kakak harus pergi dari rumah ini Leona." Jawab Sintha dengan suara bergetar hendak menangis.
"Kakak.. aku gak mau kak Sintha pergi.." Vionika mulai merengek di depan Sintha.
"Maafkan kakak ya Vionika, kali ini kakak harus meninggalkan kalian lagi, tapi percayalah kakak akan selalu menghubungi kalian Via telepon atau chat." Jawab Sintha.
Vionika pun menangis, Leona yang melihat kakak dan adik kecilnya menangis membuat nya sangat cemas dan panik, tidak ada hal yang bisa ia lakukan untuk menolong kakaknya, Leona tidak berdaya di depan ke dua orang tuanya yang selalu mengedepankan ego.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
~(Key)~
baru aja tadi bahagia malah muncul masalah baru lagi.😤
2024-01-24
0