Leona menyambar kunci motor dan jaketnya yang tergantung di pintu, lalu dengan sigap menaiki motornya dan keluar dari rumahnya, ia berencana untuk mencari Sintha, namun ia masih bingung harus mencari Sintha ke mana karena pesannya tidak kunjung di balas sedari tadi.
Leona pun kembali mengambil ponsel yang ada di saku celananya, dan melihat layar ponselnya, masih belum ada balasan dari Sintha, sampai akhirnya Leona kembali mengirimkan pesan untuk Sintha, berharap kali ini di balas.
"Kak, tolong balas pesan ku.. aku sudah di luar, sepupu kita itu sudah pulang dan tidak ada di rumah, kakak ada di mana sekarang?" Tulis Leona pada pesan itu.
Tidak lama kemudian hanya berselang beberapa detik, notif chat di ponsel leona berbunyi, Leona pun melihat di layar ponselnya, ada balasan pesan dari Sintha.
"Akhirnya kak Sintha membalas pesan ku!" Ucap Leona sembari mengusap layar ponselnya.
"Leona, maaf baru sempat membalas pesan mu, sekarang kakak masih ada di perpustakaan pusat kota, benarkah mereka sudah tidak ada di rumah Leona?" Balasan pesan Sintha.
"Mereka sudah pulang, kakak tunggu di sana ya, biar aku jemput."
Setelah membalas pesan Sintha, Leona langsung memasukkan kembali ponselnya ke saku celananya, dan menghidupkan motornya lalu melaju kencang menuju pusat kota.
Perpustakaan pusat kota tidak lah dekat jaraknya dengan rumah Leona, butuh waktu sekitar satu setengah jam untuk sampai di sana, namun Leona tanpa pikir panjang langsung menuju ke sana untuk menjemput Sintha.
...***...
Vionika yang tengah mengikuti pelajaran di kelasnya, melirik jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 13.00, sebentar lagi bel pulang akan berbunyi, namun Vionika masih gelisah kenapa Leona belum membaca pesan nya sama sekali dari tadi.
Berulang kali Vionika melihat layar ponselnya untuk memastikan apakah Leona sudah membaca pesannya atau belum, namun sama sekali Leona belum membuka pesan Vionika menyuruhnya menjemput ke sekolah.
"Kakak kemana ya?" Gumam Vionika sembari menatap layar ponselnya.
Erni yang ada di sebelahnya pun melirik Vionika, dan mendongak ke layar ponselnya Vionika karena ia merasa penasaran, sedari tadi Vionika gelisah di samping nya.
"Vionika.. kamu kenapa sih?" Tanya Erni.
"Emm.. enggak apa-apa, kakak ku belum membalas pesan ku sama sekali." Jawab Vionika.
"Mungkin kak Leona sibuk kali.. tunggu saja dulu." Ucap Erni berusaha menenangkan.
Namun Vionika tidak bisa tenang dengan ucapan Erni, meskipun ia berusaha tenang namun gestur tubuhnya sangat terlihat tidak tenang sama sekali, tangannya bergerak kesana kemari mengambil kertas dan pulpen yang ada di depannya, kakinya juga bergerak ke kiri dan ke kanan seperti seorang yang menahan pipis.
Erni pun tertawa melihat tingkah Vionika itu, Erni tidak menyangka Vionika secemas itu saat Leona tidak berkabar.
"Astaga Vionika.. kamu jangan cemas begini, nanti kalau kak Leona belum datang juga pas jam pulang, tenang saja, aku akan mengantar mu pulang bersama Ayahku." Jelas Erni.
Tiga puluh menit berlalu dengan rasa gelisah Vionika, akhirnya bel pulang sudah berbunyi, seluruh murid membereskan buku-bukunya dan keluar dari kelas, namun Vionika masih menatap layar ponselnya berharap Leona membalas pesannya.
Sementara Erni masih setia merayu Vionika di samping nya, dan manarik lengan Vionika pelan mengajaknya ke luar dari kelas.
"Vion.. ayo, sudah bel pulang, Ayahku pasti sudah menunggu di depan gerbang." Ucap Erni.
Vionika pun akhirnya menurut dan memasukkan buku-bukunya ke dalam tas lalu beranjak dan mengikuti Erni ke luar kelas.
Sesampainya di depan gerbang sekolah, benar ternyata Ayah Erni sudah menunggu di sana, Erni pun mengajak Vionika ikut pulang dan naik di mobil Ayahnya, namun seperti tadi, Vionika masih bersikeras menunggu Leona yang menjemputnya.
Erni pun akhirnya gemas melihat tingkah Vionika yang benar-benar keras kepala tidak mau di ajak pulang dan bersikeras diam di sekolah sendirian, akhirnya menasehati nya.
"Vionika!! kamu jangan keras kepala gini dong, mana bisa aku membiarkan teman ku di sini sendiri, nanti kalau ada penjahat bagaimana?" Ujar Erni.
"Tapi, kakak belum datang, bagaimana kalau kakak datang ke sini, dan aku sudah tidak ada di sini?" Jawab Vionika.
"Kamu bisa mengirimkan pesan saja pada kak Leona, Vionika.. aku yakin kak Leona pasti membacanya nanti, bilang saja kamu sudah ku antar pulang." Jelas Erni.
Pada akhirnya Vionika pun menuruti nasehat Erni dan mengirim pesan seperti itu pada Leona, lalu ikut pulang bersama Erni.
...***...
Setelah menempuh satu setengah jam perjalanan menuju ke pusat kota, akhirnya Leona pun sampai di perpustakaan yang di bilang Sintha, meskipun Leona datang ke sana menggunakan google maps, namun akhirnya sampai juga.
Leona pun segera masuk ke dalam perpustakaan itu, perpustakaan itu ada dua lantai, Leona celingukan saat masuk ke lantai satu, perpustakaan itu ramai pengunjung, namun tidak ada satu pun Sintha di sana.
Leona pun meraih ponsel di saku celananya, untuk menelepon Sintha, namun ia melihat sepuluh pesan dari Vionika, dan lima panggilan masuk tidak terjawab.
"Astaga! aku lupa kalau harus menjemput Vionika! bagaimana ini? aku sudah ada di pusat kota lagi, mana bisa balik lagi." Gerutu Leona.
Namun akhirnya Leona melihat pesan terakhir yang di kirim Vionika, di sana tertulis Erni yang mengantarnya pulang, membuat Leona lega.
Disaat yang bersamaan Sintha turun dari lantai dua dan melihat Leona yang masih berdiri dengan ponsel di tangannya, seketika memanggil Leona.
"Heii Leona! Kakak di sini." Sintha melambaikan tangan dari anak tangga.
Leona pun tersenyum dan berlari ke arah Sintha, dengan cepat.
" Kakak, ternyata kakak ada di lantai dua rupanya." Ucap Leona.
"Iya, maaf ya membuatmu repot jauh-jauh menjemput kakak ke sini, padahal kakak bisa naik angkutan umum saja kalau kamu sibuk Leona."
"Tidak apa-apa kak, aku tidak sibuk, yang penting sekarang kakak sudah aman bersama ku, ayo kita pulang." Ajak Leona.
Leona pun pulang dengan membonceng Sintha menuju ke rumah, kali ini Leona pulang dengan jantung yang sedikit berdebar, karena sampai di rumah Ayah dan Ibunya pasti akan sangat marah besar, terutama dengan Sintha, Leona tidak akan siap mendengar kemarahan orang tuanya.
Setelah sampai di rumah, mereka berdua pun masuk ke dalam rumahnya, Leona mendapati Vionika sudah duduk di sofa bersama Ayah dan Ibunya, namun mata Vionika terlihat sembab, entah apa yang terjadi Leona tidak tahu.
"Ayah, Ibu.. aku dan kak Sintha pulang." Ucap Leona di pintu masuk.
"Duduk kalian berdua!" Bentak Ayahnya.
Leona pun berjalan pelan menuju sofa sambil merunduk, di susul Sintha di belakangnya.
"Sintha, bisa-bisanya ya kamu kabur dari rumah? jadi tadi pagi kamu pura-pura menurut, supaya bisa kabur pas kerabat kita datang?" Ujar Ibunya.
Sintha hanya terdiam, ia benar-benar tidak memiliki energi untuk berdebat dengan ke dua orang tuanya, badannya terasa lemas karena belum makan dari pagi.
Sementara Leona melirik Vionika yang ada di samping Ayah dan Ibunya, Leona ingin bertanya kenapa Vionika menangis, namun niatnya itu masih di tahan karena masih ada Ayah dan Ibunya di depannya.
"Sudah lah, perjodohan nya sudah batal, kali ini kami tidak akan lagi peduli dengan kalian, kalian hanya anak yang suka membangkang orang tua!" Bentak Ibunya.
Setelah di marahi oleh Ayah dan Ibunya mereka bertiga pun bubar dan kembali ke kamar masing-masing, Sintha berjalan paling depan di susul Vionika dan terakhir Leona.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments