Fakta di Balik Kelahiran Vionika

Leona masih menatap adiknya yang tersimpuh lemas di kamar, Leona berusaha menyuapi makanan untuk Vionika yang tidak mau makan seharian, Leona memegang sepiring nasi dengan sup ayam di tangannya.

"Vion.. kamu makan dulu ya, ini kakak beli tadi buat kamu, ayo." Leona mengulurkan se-sendok nasi ke mulut Vionika.

Vionika tidak membuka mulutnya dan hanya menggeleng, matanya masih sembab, bibirnya nampak putih pucat karena tidak makan.

"Vion.. kalau kamu sakit, kakak akan sedih, kamu mau liat kakak sedih?" Ucap Leona.

"Vion.. tetaplah semangat, kakak selalu ada di sisi kamu, kamu jangan pernah merasa sendiri, Ayah dan Ibu sudah tidak peduli dengan kita, tapi jangan sampai kita juga tidak peduli dengan diri kita sendiri Vionika.."ucap Leona memegang jari jemari kecil adiknya.

"Vion.. kamu harus makan ya, kalau kamu sudah makan, kakak janji akan mengajak mu bermain lagi di tanah lapang tempat kita kemarin menanam kapsul waktu itu." Ucap Leona sambil tersenyum.

Vionika pun akhirnya mau membuka mulutnya dan menyuap nasi dari sendok yang di ulurkan Leona kepada nya.

Hati Leona yang masih sedih mendengar perkataan ibunya tadi berusaha tenang agar Vionika tidak terus bersedih, namun Leona masih penasaran dengan semua itu, dulu saat Vionika lahir dia masih kecil, tapi sekarang Leona mulai berusaha mencari tahu kebenaran di balik perkataan ibunya, kenapa ibunya mengatakan bahwa dia tidak pernah ingin punya anak setelah Leona.

Setelah selesai menyuapi makanan untuk Vionika, Leona pun turun ke lantai satu dan menuju dapur untuk mencuci piring, dan ia bertemu dengan ibunya di dapur, namun ibunya masih dengan sikap dingin kepada Leona.

"Ibu.. " Leona memanggilnya dengan lembut.

Ibunya hanya terdiam dan pura-pura tidak mendengar Leona memanggilnya, tangannya hanya terus memotong-motong sayuran di meja dapur.

"Ibu.. ibu kenapa?" Leona mendekati ibunya.

Ibunya menoleh ke arah Leona dengan tatapan sinis seakan risih saat Leona mendekatinya.

"Jangan dekat-dekat, kau dan adik mu hanya akan merepotkan ku saja." Bentak ibunya.

Leona terdiam dan mematung di tempat saat ibunya membentak nya, air matanya ingin menetes namun Leona berusaha menahannya.

"Ibu, ibu boleh saja berkata-kata seperti ini dengan ku, tapi ku mohon.. jangan mengeluarkan kata-kata keras seperti ini di depan Vionika bu, aku tidak mau adik Vion menangis lagi." Ucap Leona.

"Peduli apa aku? kalian sudah bisa hidup dengan Ayah kalian yang menyebalkan itu kan? jadi untuk apa lagi aku merawat kalian, kalian berdua sama saja seperti Ayah kalian yang menyebalkan itu!" Bentak ibunya.

"Ayah? ibu bilang kami sama dengan Ayah? selama ibu pergi bahkan Ayah tidak pernah memberi kami uang jajan, Vionika tidak pernah ke sekolah karena terus menangis, aku selalu mengajak Vionika ke sekolah ku, dan membiarkannya bermain di lapangan sekolahku setiap pagi, bahkan kami jarang makan, terutama Vionika, yang tidak pernah mau makan dan selalu merindukan ibu semenjak ibu pergi dari rumah." Jelas Leona.

Ibunya melempar sayuran nya, dan pergi meninggalkan Leona yang menangis di dapur, Leona ingin berteriak menjelaskan semua kesedihannya pada ibunya, tapi itu semua akan sia-sia, ibunya menganggap nya dan Vionika sama seperti Ayah mereka.

...***...

Ke-esokan harinya, adalah hari minggu, Leona bangun lebih siang dari hari kemarin, namun saat Leona terbangun, ia melihat Vionika sudah tidak ada di sampingnya, Leona panik dan langsung ke luar kamar dan memanggil-manggil Vionika di seluruh ruangan, namun tidak ada yang menjawab, Vionika nampaknya tidak ada di rumah pagi itu.

Leona dengan cepat menaiki sepedanya dan mengayuh nya pergi ke luar rumah, sambil celingukan memanggil-manggil Vionika di sekitar jalanan.

"Vion.. kamu kemana!" Teriak Leona.

Leona tiba-tiba teringat kejadian kemarin saat Vionika tidak mau makan dan Leona menjanjikan akan mengajak Vionika ke tanah lapang tempat menanam kapsul waktu itu, Leona kemudian melaju menuju tanah lapang itu.

"Tidak salah lagi, Vionika pasti ada di sana!" Ucap Leona sembari mengayuh sepedanya lebih cepat.

Tiga puluh menit kemudian Leona sampai di tanah lapang penuh padang rumput itu, Leona meletakkan sepedanya, dan berjalan mencari Vionika di sana.

Leona melihat seorang anak yang duduk tepat di bawah pohon besar itu, Leona seketika berlari menuju anak itu, dan benar itu adalah Vionika yang tengah melamun di sana.

"Vion.. !!" Panggil Leona sembari berlari ke arah Vionika.

Vionika terlihat sangat lesu, matanya lembab nampaknya gadis kecil itu menangis dari tadi.

"Vionika.. kamu dari jam berapa di sini? kenapa gak nunggu kakak?" Tanya Leona.

Vionika hanya terdiam dan menatap Leona dengan tatapan mata sedih seakan ada sesuatu yang ingin di katakan namun dia tidak bisa mengatakannya.

Leona pun langsung memeluk Vionika, dia tau di saat Vionika seperti ini yang di butuhkan tidak lain hanyalah kasih sayang, Vionika tidak butuh introgasi atau apapun, itu hanya akan membuatnya semakin menangis.

"Vion.. Kakak tau kamu ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak usah tergesa-gesa, kakak akan menunggu kamu siap, kapan pun kamu siap, katakan lah saat itu, kakak akan selalu di sini." Ucap Leona.

"Kakak, apakah benar dulu ibu tidak pernah ingin aku lahir? Apakah benar aku adalah anak yang tidak pernah di inginkan oleh ibu? , Apakah benar Ayah menginginkan bayi perempuan setelah kak Leona hanya untuk jadi pembantu nanti di saat sudah dewasa?" Tanya Vionika dengan suara isak tangis.

"Vion.. kenapa kamu bertanya seperti itu? apa ada hal yang kamu dengar lagi selain yang kemarin?" Tanya Leona.

"Tadi pagi aku bertemu Ibu dan Ayah, Ibu mengatakan kalau aku bukan lah anak yang Ayah dan Ibu inginkan untuk lahir ke dunia ini, tapi Ayah bilang karena aku sudah terlanjur ada, suatu hari nanti aku akan menjadi pembantu di rumah ini." Jelas Vionika.

"Kalau memang kamu mendengarkan nya langsung dari Ayah dan Ibu, kakak berarti berhak juga mendengarkan langsung dari mereka, Ayo naik ke sepeda, kita pulang, kakak akan menanyakan ini kepada Ayah dan Ibu." Ucap Leona mengambil sepedanya.

Sesampainya di rumah Leona langsung melangkah masuk menuju ruang keluarga bersama Vionika, dan mereka berdua bertemu dengan ke dua orang tuanya di ruang keluarga.

"Ayah, Ibu.. kenapa kalian mengatakan hal yang tidak seharusnya kalian katakan kepada Vionika?" Tanya Leona.

Ayahnya langsung mengerutkan kening, Ibunya kemudian bertanya dengan tatapan sinis.

"Berkata apa?" Tanya Ibunya.

"Apakah benar Ayah dan Ibu mengatakan bahwa Vionika bukan anak yang di inginkan untuk lahir di dunia ini, tapi karena Vionika terlanjur ada kalian akan menjadikan Vionika pembantu di rumah ini selamanya?" Tanya Leona.

"Kalian berdua berhenti mengeluh seperti ini kepada orang tua! jika iya memang kenapa? Vionika ini memang anak yang tidak seharusnya lahir, tapi karena Ayah dan Ibu masih punya belas kasihan kami masih merawat Vionika sampai sekarang." Ujar Ibunya.

"Ayah, Ibu.. apa kalian tidak sadar telah membuat anak sekecil Vionika menjadi sakit hati dengan ucapan kalian? apa kalian sadar Vionika menjadi pucat seperti ini karena mendengar perkataan kalian? kenapa kalian tega? Apa ini alasan Ayah dan Ibu selalu bertengkar,dan ibu selalu kabur dari rumah? " Leona mulai memberanikan diri melawan.

"Leona, anak tidak berguna! kau sekarang sudah berani melawan orang tua ya?! lancang sekali bertanya pertanyaan seperti itu, seakan-akan kau orang dewasa, lihat badan mu masih kecil, usia mu juga masih bocah, bahkan kau belum tamat SMP, belajar dulu yang benar, baru menasehati orang tua!" Bentak Ayahnya.

Vionika langsung menarik lengan Leona agar keluar dari rumah.

"Kakak, ayo pergi!" Ucap Vionika.

Sesampainya di luar rumah Leona langsung mengayuh sepedanya sambil menangis, dan membonceng Vionika, mereka berdua menuju tanah lapang padang rumput yang tadi.

Sesampainya di sana, Leona terduduk dan melamun matanya ber-air, Vionika juga ikut menangis di depannya.

"Kakak.. " Vionika memeluk Leona, mereka berdua menangis di bawah pohon besar tanah lapang itu.

Terpopuler

Comments

~(Key)~

~(Key)~

kesel bgt sama org tua leona dan vion tega bgt ke anak sendiri/Sob/ bisa bisa nya mereka bilang begitu ke anak yg masih kecil..

2024-01-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!