Vionika yang masih duduk melamun di jendela kamarnya dengan mata sembab melihat Layar ponselnya menyala, terlihat di sana notif pesan masuk dari Leona.
Kamar mereka bersebelahan, namun Leona sengaja mengirimkan pesan kepada Vionika.
"Vion cantik.. kamu habis nangis ya?" Chat dari Leona.
"Enggak!" Jawab Vionika.
"Hmm.. galak amat? marah ya sama kakak?"
"Iya, kakak ngeselin!"
"Hmm.. ngeselin kenapa?"
"Kenapa kakak gak balas pesan ku sama sekali? dan gak angkat telepon ku tadi?"
"Sudah ku duga, pasti kamu ngambek, iya deh, kakak salah udah gak balas pesan mu."
"Ya"
"Eh.. masih ngambek? jangan lama-lama ngambeknya."
Vionika pun meletakkan ponselnya kembali di atas meja, dan tidak menjawab pesan Leona, kemudian langsung merebahkan tubuhnya di kasur lalu tertidur.
Dan Leona pun tertawa kecil melihat pesan terakhir nya yang hanya sekedar di buka oleh Vionika namun tidak di balas.
"Dasar gadis kecil.. ngambek mulu kerjaanya." Gumam Leona kemudian meletakkan ponselnya di atas meja. Lalu memakai jaket nya dan keluar kamar.
Sesampainya di luar kamar Leona bertemu Sintha, Sintha pun penasaran melihat Leona yang sudah berpakaian rapi.
"Eh? mau kemana lagi kamu Leona?" Tanya Sintha.
Leona pun menjelaskan dengan Sintha tentang rencananya, Sintha pun tertawa mendengar apa kata Leona, dan mengangguk setuju dengan rencana itu.
Leoan pun berjalan keluar dengan memegang kunci motor di tangannya, pakaian rapi dengan hoodie hitam, topi putih seperti biasanya dan celana jins berwarna hitam juga, membuatnya terlihat sangat keren.
Sekitar beberapa menit kemudian Vionika pun terbangun dari tidur nya, gadis itu mengusap-usap matanya sambil menguap, dan meraba ponsel yang ada di atas mejanya.
Ia kembali melihat room chat Leona, dan tidak ada pesan lagi dari Leona, hanya pesan terakhir yang tidak di balasnya tadi.
Vionika pun langsung beranjak bangun dari kasurnya dan segera keluar kamarnya, ia langsung membuka pintu kamar Leona yang berada di sebelah lamarnya, namun di kamar Leona hanya kosong, Leona tidak ada di sana.
"Kakak dimana!!" Vionika mulai panik.
Vionika pun langsung berlari menuju ruang keluarga, Leona juga tidak ada di sana, kemudian menuju dapur, Leona juga tidak ada, hanya ada Sintha yang sedang mengupas buah apel di sana.
"Kamu kenapa Vionika? kok gawat begitu?" Tanya Sintha.
"Kak Leona mana kak?" Tanya Vionika.
"Leona? hmm gak tau, tadi kakak lihat dia berpakaian rapi keluar rumah, mungkin lagi jalan-jalan kali sama temannya." Ujar Sintha.
Vionika pun langsung berlari kembali masuk ke kamarnya dan menyambar ponsel yang tadi ia letakkan di atas meja.
Vionika kembali mengetik pesan di room chat Leona dengan cepat jari jemari lentik dan mungil itu mengetik.
"Kakak kemana?" Tulis Vionika di sana.
Vionika menatap kembali layar ponselnya hingga beberapa detik, pesannya terlihat tidak di buka oleh Leona, ia pun mulai gawat dan takut Leona akan merah padanya karena tidak membalas chat dan permintaan maafnya tadi.
Vionika pun berlari kembali ke luar dan melewati Sintha yang tengah memegang sepiring buah apel di tangannya, nyaris saja piring itu jatuh karena di tabrak oleh Vionika.
"Astaga.. itu anak kesambet apaan sih? takut banget di tinggal Leona cuma beberapa menit aja juga." Gumam Sintha sambil tertawa kecil.
Sesampainya di luar Vionika pun celingukan melihat ke parkiran, namun anehnya motor Leona masih ada di sana, yang membuat Vionika nampak sangat bingung.
"Lah? katanya kakak keluar, kok motor nya masih ada di rumah? apa dia keluar boncengan sama teman?" Kata Vionika bergumam sendiri di halaman rumahnya.
Vionika pun berjalan mendekati motor Leona yang terparkir di area sudut rumahnya, dan sampai di sana ia di kejutkan oleh Leona yang duduk di kursi dekat motornya.
"Daaaar!!" Leona seketika berdiri dari kursinya.
Vionika pun terkejut dan sontak berteriak keras.
"Huaaaaa!!!!"
"Haha, pasti panik ya nyariin kakak hayo?" Ledek Leona.
"Kakak!!! ngagetin aja, kakak ngapain di sini sembunyi? dan gak balas chat aku lagi?" Tanya Vionika cemberut.
"Kamu sih.. ngambek terus, jadinya kakak takut balas deh.."
"Kakak ngeselin!" Vionika memalingkan wajahnya.
"Ya udah.. kalau ngeselin, kakak pergi ke taman padang rumput sendiri deh kalau gitu.." Leona mulai mengerjai Vionika.
Leona pun naik ke atas motornya dan memutar kuncinya, seakan ingin meninggalkan Vionika di sana, Vionika langsung melongo dan tambah cemberut.
"Kakak!! ikut!" Celoteh Vionika.
"Hahaha.. tadi katanya kakak ngeselin, sekarang kok ikut?" Leona mulai memasang muka mengejek.
"Tau ah!! ikut!!" Vionika langsung naik ke boncengan Leona, tanpa peduli rambutnya yang masih berantakan belum sisiran karena baru bangun tidur.
Mereka pun pergi menuju taman padang rumput tempat biasa mereka bermain dari kecil, Sepanjang perjalanan Vionika memukul-mukul pelan punggung Leona dari belakang.
"Heii.. sakit tau Vion!" Leona mulai memberontak.
"Rasain.." Vionika tertawa.
"Nah gitu dong, ketawa.. jangan ngambek dan cemberut terus."
Beberapa menit kemudian mereka pun sampai di taman padang rumput itu, Vionika langsung meloncat turun dari motor Leona.
"Gimana? masih marah sama kakak?" Tanya Leona sambil mengerutkan keningnya.
"Enggak, tapi kakak belum cerita kenapa gak balas pesan ku kemarin pas aku di sekolah."
"Iya kemarin itu kakak sedang gawat mencari kak Sintha, kamu kan tau kak Sintha kabur dari rumah, jadinya kakak gak sempat baca pesan kamu, dan lupa jemput kamu di sekolah." Jelas Leona.
"Iya aku tau kakak jemput kak Sintha pas kakak baru sampai rumah kemarin.. sebelum itu aku gak tau, di tambah Ayah dan Ibu memarahi ku kemarin, aku jadi gak mood." Jelas Vionika.
"Iya udah keliatan sih kamu habis nangis kemarin, ya sudah sekarang lupain ya kejadian kemarin, kan kakak udah minta maaf sama kamu." Leona tersenyum.
"Hmm, iya! tapi nanti beliin aku es krim ya?" Vionika tersenyum menyeringai.
"Tuh langsung ada maunya kan kamu ini.." Leona mencubit pipi adik kecilnya itu.
"Sudah ya? sudah kakak tebus nih kesalahan kemarin karena lupa jemput kamu ke sekolah, dan gak balas chat kamu."
"Iya, tapi lain kali kakak ingat ya kabarin aku kalau mau ke mana-mana, aku kan jadi cemas apalagi aku gak ada yang jemput." jelas Vionika.
"Iya, lain kali enggak lagi." Jawab Leona.
"Janji?" Vionika mengulurkan jari kelingking nya kepada Leona.
"Iya janji, tuan putri!!" Kata Leona sambil tertawa kecil.
Mereka berdua kembali tertawa bersama di taman padang rumput itu, tidak peduli seberapa keras orang tua mereka marah-marah, mereka berdua selalu punya cara untuk kembali tersenyum selama masih bisa bersama.
"Ya udah, yuk pulang." Leona beranjak.
"Sekarang kak?" Tanya Vionika yang masih duduk di atas rerumputan.
"Iya, udah mau malam ini, nanti bisa kena omel lagi lo kita, kalau kemalaman pulang nya." Ujar Leona.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
~(Key)~
haha vionika panik bgt padahal kakaknya ga kemana mana/Chuckle/
2024-01-24
0