Dua hari sudah semenjak Aku dan Ken ke rumah Paman. Kami berdua kembali di sibukkan dengan rutinitas masing-masing. Untuk sementara waktu aku melupakan masalah tentang Paman dan Bibi yang sengaja ingin menghindari aku dan Ken.
Hari ini cuaca sangat panas. Dalam perjalanan pulang ke kost dari tempat kerja aku mampir ke sebuah warung kecil di pinggir jalan untuk membeli es buah. Di sana sudah ada beberapa orang yang mengantri. Aku segera turun dari motor dan ikut mengantri. Takut nanti mulai banyak yang berdatangan dan antriannya panjang.
Sambil berdiri menunggu giliran,aku sengaja memainkan hp. Menonton video lucu pada aplikasi biru guna mengusir rasa bosan. Saat tengah asik dengan hp ,aku merasa seolah-olah ada yang memperhatikan dari samping. Tanpa sungkan aku langsung mengalihkan pandanganku pada orang tersebut.
Ternyata dua orang wanita yang sedang mengobrol. Salah satunya memiliki tinggi badan lebih pendek dari ku,berkulit hitam dan berambut air. Ia menatap ku tajam. Menatap ku dari bawah ke atas sambil mulutnya tetap terus berbicara dengan temannya namun matanya terus menatap ke arahku.
Di tatap seperti itu aku sedikit merasa risih namun aku tak perduli. Aku malas menambah pikiran dengan orang-orang tak penting. Hingga akhirnya aku mendapat giliran memesan es buah.
Setelah mendapat apa yang aku inginkan segera aku menuju motor yang tadi ku parkir agak jauh dari warung,bisa ku tahu dengan sengaja ku lirik wanita tadi ternyata masih menatap ku.
Tak ingin buang-buang waktu dengan wanita aneh tersebut aku segera pulang ke kost. Aku sudah tak sabar menikmati es buah yg ku beli sambil bersantai dan memainkan hp.
Akhirnya tiba juga di kost. Segera ku ganti baju. Selesai mengganti baju aku menuangkan es buah ke dalam mangkuk kaca dan mulai menikmatinya sambil memainkan hp.
Hal pertama yang ku lakukan adalah membuka ******** ***** dan sekedar berbalas pesan bersama Ken. Stelah puas dengan aplikasi WhatsApp,aku segera membuka IG. Sudah lama aku tak pernah membuka aplikasi satu ini. Saat ku buka,hal pertama yang menarik perhatian ku ada tiga akun baru yang ingin mengikuti. Ke tiga akun tersebut ketika ku cek profilnya sama sekali aku tak mengenali mereka.
Mendapatkan tiga pengikut baru yang tak ku kenal aku sedikit curiga pada Tania. Jangan-jangan itu adalah teman-teman Tania. Aku segera membuka akun Fake yang sering aku gunakan untuk melacak kebohongan Ken.Segera ku cari nama Tania guna melihat daftar temannya. Benar saja,setelah ku cek ternyata mereka masuk daftar teman Tania.
Aku ingin tau sedekat apa orang itu dengan Tania. Ku cek foto-foto Tania tanpa jenuh. Dan benar saja,di sana ku temukan foto Tania bersama ke tiga orang tersebut. Di foto mereka juga aku bisa mengetahui bahwa dua orang tersebut adalah sahabat dari Tania,dan satu orangnya lagi adalah bibi dari Tania.
Luar biasa sekali Tania itu,ternyata ia menyuruh orang lain memantau ku lewat IG dalam artian mereka adalah mata-mata Tania. Baiklah,aku mengkonfirmasi tanda setuju akan permintaan mereka. Aku berpikir biarkan saja mereka memantau ku. Aku akan mengunggah yang membuat mereka semakin gila.
Sadar bahwa saat ini sedang di pantau,aku segera meng-upload semua foto-foto kebersamaan ku dengan Ken yang dulu tak sempat aku upload. Biarkan saja mereka kebakaran jenggot. Aku memang ingin agar mereka menunjukkan hal ini pada Tania. Akan ku biarkan mereka terus menjadi mata-mata Tania. Sejenak aku merasa lucu pada Tania. Betapa ia sangat terobsesi pada Ken. Sampai-sampai Bibinya ikut memata-matai ku.
Asik berselancar di akun IG Tania,tiba-tiba aku tertarik pada sebuah foto Tania dengan seorang wanita. Ternyata setelah ku cermati foto tersebut aku baru ingat, wanita itu yang melihatku seperti menyelidiki saat berbelanja es buah,adalah teman dekat Tania. Ya ampun,ternyata teman-teman Tania sangat ingin tau tentang diriku. Dari cara mereka memandang seolah-olah akulah orang ke tiga. Sungguh miris jaman sekarang,teman berbuat salah tetap dibela'in.
Ke esok kan harinya sepulang dari tempat kerja, aku ke rumah peternakan sekedar ingin menemui Ken karena sudah beberapa hari tak bertemu. Segera ku kabari Ken lewat pesan WhatsApp agar nanti Ken tidak ke mana-mana setelah tau aku akan datang.
"Datang ajah Yang,kebetulan ada Vikri ni,makin seru ngobrolnya nanti."Rupanya Ken sedang bersama sahabatnya kecilnya Vikri.
"Oke deh." Balasku. Di perjalanan aku mampir sebentar membeli cemilan untuk nanti kami bertiga. Kebetulan aku juga lagi lapar, cemilan bisa sekedar mengganjal perutku yang lapar.
Sampai di rumah peternakan aku langsung di sambut gembira oleh Vikri. Vikri orangnya ceria dan ramah pada siapapun.
"Hai Kin,apa kabar ? Lama tak bertemu kamu makin cantik aja,pantesan si Ken ngga bisa berpaling ni meskipun banyak penggodanya saat ini." Berkata seperti itu,Vikri tersenyum jahil pada Ken.
"Seperti yang kak Vikri lihat,aku baik. Ah Kaka bisa aja. Aku jadi malu ni." ku balas candaan Vikri sambil tersenyum tertunduk yang sebenarnya saat ini aku benar-benar sedang merasa malu dipuji seperti itu.
Ken hanya ikut tersenyum mendengar perbincangan ku bersama Vikri. Ia kemudian sibuk memilih cemilan yang disukainya.
"Oh ya Kin,aku punya cerita seru ni buat kalian berdua. Tapi janji jangan marah ya ? Lagian ini menurutku kalian berdua harus tau." Vikri terlihat serius berbicara sambil mencomot cemilan Ken.
"Iya Kak,tapi tergantung ceritanya,aku ngga bisa janji untuk ngga marah." Penasaran aku segera mencari posisi duduk yang nyaman. ku lihat Ken juga penasaran,terbukti dengan ia juga serius menatap pada Vikri.
"Vik, jangan membual. Saat ini aku sedang lelah untuk di ajak bercanda." Sepertinya Ken sedikit ragu pada Vikri.
"Astaga Ken. Kenapa si kamu itu curiga terus sama aku ? Kalo ini serius deh. Tapi ingat,kalian berdua jangan marah. Aku ingin kalian berdua harus mengetahui hal ini."
"Jangan buat aku penasaran kak,katakan saja apa itu." Aku benar-benar penasaran akan cerita dari Vikri.
"Iya,iya. Gini,kinly udah tau kan siapa itu Tania? " Vikri sejenak menjeda kata - katanya sambil melihat ke arahku dan Ken bergantian.
"Iya kak,udah tau aku siapa Dia. Ada apalagi dengan wanita itu."Geram Ku. Aku fokus pada Vikri tak ku perduli kan reaksi Ken seperti apa.
"ingat Kin, tadi udah janji ngga marah." Lagi Vikri tak langsung menjelaskan.
"Aduh kak,lama-lama jadi gemes pingin mukul wajah orang aku ni." Aku pura-pura terlihat marah agar Vikri tak menarik ulur ceritanya.
" Si Tania,jelek-jelekin Ken di perkumpulan organisasi yang kemarin pernah Ken ikuti. Kebetulan aku saat itu lagi nunggu si Aldi pulang ." Akhirnya... Ternyata ini cerita penting dari Vikri.
Sejenak ku pandangi Ken yang terlihat malu dan marah. Dalam hati aku bersorak,akhirnya kelicikan Tania semakin terlihat. Kali ini Ken yang jadi korbannya.
"Jelek-jelek'in gimana Kak? coba cerita yang detail aja." pancing ku pada Vikri. Aku ingin tau lebih jauh sepak terjang Tania seperti apa saat ingin menjatuhkan orang lain.
" Katanya Ken masih terus nyari-nyari dia,tapi dianya ngga mau karena Ken udah punya pacar. Ken terus aja ngemis-ngemis minta balikan sama dia sampai saat ini."
"Parahnya lagi Kin,si Tania bilang ke semua anak-anak kalo Ken emang tukang selingkuh." sambung Vikri lagi.
"Hahaha,aku rasa kebalik kak,malah si Tania yang terus ngejar-ngejar Ken sampai saat ini. Aku masih punya bukti chat nya. Katanya mau nunggu Ken pisah sama aku." Aku tertawa lebar mendengarkan semua perkataan Tania dari Vikri.
"Wanita itu sepertinya semakin menjadi-jadi ." tiba-tiba Ken berbicara. Ku rasa kali ini ia benar-benar marah.
Aku langsung terdiam tanpa berani menatap lagi pada Ken. Meskipun dalam hati merasa lucu sekaligus aneh pada Tania yang belum bisa move on saat ini.
"Sorry ya bro, bukan sengaja memanas-manasi kalian,aku hanya tak ingin sahabatku di permalukan di depan orang lain. Jujur awalnya aku kaget. Aku sangat yakin Ken tak seperti itu. Mungkin si Tania masih marah padamu Ken makanya sampai saat ini ia terus memfitnah kalian berdua."
"kamu ngga salah Vik,aku malah bersyukur kamu mau menceritakan padaku dan kinly. Aku jadi tau Tania seperti apa sifatnya. Awalnya aku merasa kasihan padanya,tapi sekarang aku membencinya Vik." Ken sejenak tertunduk kecewa.
"Udahlah,ngga usah dipikirin si Tania itu. Biarlah Tuhan yang membalasnya. Ayok kak,cerita yang lain aja,yang bikin ngakak ." Tak ingin larut dalam rasa marah aku segera mengubah topik. Aku pun tak ingin melihat ekspresi Ken ketika membahas Tania. Hal itu masih membuatku merasakan sakit hati.
Sadar akan suasana yang sedikit canggung,Vikri segera bercerita hal lain. Karena kepandaian Vikri membuat hal lucu Aku dan Ken segera lupa tentang Tania.
Tak terasa hari hampir gelap,Vikri terlebih dahulu pamit pulang. Tak lama aku pun pamit pulang pada Ken. Ken masih harus melanjutkan pekerjaannya. Ia janji padaku akan mengajakku liburan saat aku mendapatkan jatah libur dari kantor. Aku sangat senang,kebetulan aku sudah sangat lelah bekerja dan sudah saatnya aku memikirkan akan liburan ke mana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments