Setelah menempuh perjalanan dua jam,akhirnya aku tiba di kota. Ku hubungi Ken dan mengabarinya bahwa aku telah tiba di daerah sekitaran kost yang ia maksud.
"Tunggu sebentar aku segera ke sana." kata Ken dan langsung memutuskan telpon WhatsApp.
Aku pun menunggu Ken sembari mencari tempat parkir motor yang aman. Sambil menunggu Ken ku buka lagi DM dari wanita tadi,ku cek profilnya namun sayang di privat. Baiklah nanti akan ku pikirkan bagaimana caranya untuk bisa menjadi followernya.
Tak berapa lama Ken tiba.
"Ayo ikuti aku,kita ke kost,tempatnya sebelah sana," tunjuk Ken.
"Oke." jawabku sambil langsung menghidupkan motor dan membuntutinya dari belakang.
Kost yang dimaksud ternyata sangat dekat dari tempat aku parkir tadinya. Lumayan bersih halamannya.Cat temboknya berwarna hijau. Sesuai warna yang aku suka. Terdapat 3 kamar, 2 kamar telah di tempati dan 1 kamar lagi yang akan aku tempati sekarang.
Di dalam kamar kost sudah tersedia tempat tidur,lemari berukuran sedang berwarna cream,kamar mandi dalam dan juga dapur sudah tersedia di dalam. Harganya lima ratus ribu per bulan. Untuk bulan ini sudah dibayarin Ken.
Begitulah Ken,ia mempersiapkan semua untuk ku agar aku bisa bekerja dengan nyaman. Ia sangat mengetahui kehidupan ku yang sangat malang. Mungkin inilah yang membuatnya selalu membantuku masalah keuangan. Ken berasal dari keluarga yang berada. Ibu nya memiliki sebuah yayasan yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat,sedangkan ayahnya adalah seorang pejabat daerah.
Berpacaran selama enam tahun dengannya membuatku sangat mengenalnya. Tak pernah sekalipun aku melihatnya merendahkan orang lain sekalipun ia berasal dari keluarga terpandang. Dan satu lagi,ia sangat royal.tak ada kata pelit dalam kamus hidupnya. Inilah yang membuat ku sangat menyayanginya,sifat rendah hati dan tidak pelit. Siapapun yang akan menjadi isterinya pasti akan sangat bahagia. Dan aku merasa beruntung memiliki pacar seperti Ken meskipun Paman sama Bibi egois padaku. Ada Ken yang selalu mengerti aku dan selalu mendukung masa depanku.
"Yang,ini kamarnya,rapikan pakaianmu di lemari." Suara Ken membuyarkan lamunanku tentangnya.
"Ah,iya." jawabku sedikit terkejut.
"Oiya sayang,setelah ini kita ke rumah aku ya,soalnya Ibu mau ketemu kamu."
"Beneran? Tanyaku sedikit gugup. Ini kali ke duanya bertemu calon ibu mertua. Pertama bertemu saat aku bersama Ken masih di Bali.
"Iya,masa hal beginian aku bercanda."jawab Ken enteng.
"Baiklah. Setelah ini kita berangkat."
Segera ku rapikan pakaian di lemari. Baju ku ganti yang lebih sopan. Aku sedikit tau cerita tentang calon mertuaku,bahwa ia sangat tidak menyukai anak gadis menggunakan pakaian seksi.
Setelah berpakaian rapi aku dan Ken berangkat. Kami menggunakan satu motor saja. Nanti biar Ken yang mengantar ku pulang.
Enam menit perjalanan kami tiba di rumah Ken. Di halaman rumah terlihat mobil Pajero berwarna hitam sedang terparkir rapih. Berarti bapak nya Ken sedang ada di rumah. Sedikit gugup ku ikuti Ken masuk ke dalam rumah. Ruangan tamu terlihat begitu luas dan terdapat beberapa sofa panjang dan kecil tertata rapih. Masuk ke ruangan keluarga lebih luas dengan ukuran sofa yang lebih besar. Sungguh rumah yang bersih dan rapih.
"Ayok,tak usah gugup. Ibu sangat menyukaimu." ajak Ken sambil menarik tanganku.
"Bu,ada Kinly ni." Panggil Ken sambil terus melangkah ke dalam ruangan.
"Iya nak ke sini,ibu di dapur,ajak Kinly ke sini." terdengar suara ibu nya Ken dari ruangan paling ujung di rumah itu.
ku ikuti Ken hingga akhirnya sampai di dapur.
"Bu."sapa ku,sambil mencium tangan ibu nya Ken.
"Iya nak. Kapan sampai?ibu lagi bikin ayam goreng ni."
"Satu jam yang lalu Bu,langsung di ajak Ken ke sini."jawabku sedikit malu.
"Iya Nak,tadi ibu yang bilang sama Ken kalo kamu udah nyampe langsung ajak ke sini. Makan dulu ya baru balik."
"Iya Bu," jawabku sambil membantu menyiapkan makanan di atas meja. Ken masuk ke dalam mungkin bermain game karena itu hobinya .
Dalam hati aku bersyukur,ternyata ibu nya Ken menerima ku dengan baik. Di anggap dan diperlakukan seperti anaknya sendiri.
"Ken,ajak makan bapakmu di samping lagi berkebun."
"Iya Bu,"sahut Ken dari kamar.
"Sekalian bilang sama Bapak ada calon mantu ni." Kata ibunya Ken sambil tersenyum melihatku.
Aku hanya tersenyum malu mendengar kata-kata calon ibu mertua sambil terus menata lauk di atas meja.
Terlihat Ken keluar melalui pintu samping sambil tetap memegang hp nya.
Tiga menit kemudian terdengar suara Ken sedang mengobrol yang ku tahu itu pasti suara bapaknya Ken.
"Eh Nak Kinly,kapan tiba? tanya calon bapa mertua ramah.
Ya,calon bapa mertua ku ini sudah mengenalku karena saat masih bersama Ken di Bali kami pernah bicara Via Video Call.
"udah dari tadi Pah," langsung di jawab sama ibu nya Ken.
"Kinly yang bantuin ibu masak di dapur Pah. Makanya ibu cepat selesai masaknya."
"Wah,sungguh mantu idaman."kata bapaknya Ken tersenyum memuji.
lagi aku hanya bisa tersenyum malu sambil melirik Ken.Terlihat Ken ikut tersenyum senang padaku.
"Ayok makan Kin,tadi bapak udah cuci tangan di samping."
"iya Pah," jawabku sambil ikut duduk di samping Ken.
Ibunya Ken segera menyendok nasi ke atas piring suaminya. Segera setelahnya kami pun menyendok nasi ke piring masing-masing dan makan bersama.
"kata Ken,kinly dapat kerjaan di sini ya? Dan udah dapat kost buat tinggal ?" calon bapa mertua kembali membuka obrolan.
"Iya Pak,tadi dari kost sebentar langsung ke sini,dan besok sudah mulai kerja.
"Oiya Kin,Ken sudah punya bisnis kecil-kecilan sekarang,tolong di bantu ya dia,biar bisa mengatur keuangan. Ken soalnya sedikit boros orangnya. Takutnya kalo ngga kamu bantu malah bangkrut bisnisnya padahal baru merintis. Sambil berkata begitu Bapak mertua melirik Ken.
"Iya bener Pah,aku memang butuh bantuan kinly untuk mengelola keuangan. Takut kalo aku yang pegang uang banyak malah habis buat belanja." sahut Ken mengiyakan.
"Nah,denger sendiri kan Kin? Itu orangnya ngaku juga kalo tidak bisa mengelola keuangan." tambah ibu nya Ken.
"Iya Pah,Ma." jawabku tersenyum kikuk.
masalah keuangan yang menurut ku sangat sensitif. Namun tanpa banyak berpikir Bapak dan ibu nya Ken mempercayakan ku untuk mengelola bisnis yang baru di rintis. Padahal aku baru berstatus pacar bukan istri Ken. Sungguh aku merasa orang tua Ken sudah menganggap ku bagian dari keluarga mereka.
Acara makan yang awalnya aku pikir menegangkan malah berlangsung dengan keakraban keluarga Ken. Aku memang sedikit kurang sukah bersosialisasi,mungkin itulah mengapa aku tumbuh menjadi pribadi yang kaku ketika berada dalam lingkungan baru.
Terbiasa hidup di kekang oleh Paman dan Bibi membuatku nyaman di rumah dan jarang ikut bersosialisasi.
Berbeda dengan Ken,ia orangnya mudah bergaul dan sangat di sukai oleh orang baru. Di tambah lagi Ken memiliki wajah yg rupawan menurun dari ibunya yang cantik. Karena itu Ken memiliki banyak teman ketimbang diriku.
Setelah selesai acara makan yang diselingi perbincangan hangat,ku bantu sebentar calon ibu mertua membereskan meja dan mencuci piring. Jam menunjukkan pukul tujuh malam,waktunya aku pamit untuk pulang ke kost.
"Pah,Bu,saya pamit pulang." Izinku pada ke dua orang tua Ken.
"Iya nak.Jangan lupa bantu Ken ya. Biar makin rajin dia berusaha. Nanti setelah balik dari kerja kalo ngga capek main ke sini lagi.
"Iya Bu." jawabku sambil melangkahkan kaki keluar rumah.
Ken sudah menungguku di atas motor.
Bapak dan Ibu Ken mengantarku sampai di depan rumah. Bergegas aku naik ke atas motor,karena Ken sudah menungguku lama.
"Hati-hati ya nak, kata ibunya Ken sambil melambaikan tangan. Bapaknya Ken hanya tersenyum melihat kami.
"iya Bu."jawabku sambil membalas lambaian tangan calon ibu mertua ku.
Motor segera melaju dengan kecepatan sedang.
"Gimana Bapak dan Ibu Yang?" Ken membuka pembicaraan.
"Ternyata orang tuamu ramah ya sayang? Puji ku pada Ken.
"Iya Ibu dan Bapak memang menyukaimu,kan mereka sendiri yang menyuruhku mengajakmu ke rumah."
"Iya,aku percaya sekarang." Sahutku sambil tersenyum bahagia.Tentunya tak terlihat oleh Ken,karena ku sembunyikan wajahku di belakang tubuhnya agar tak terlihat dari kaca spion motor.
Dulu Ken sudah pernah bercerita bahwa ibu nya sangat menyukaiku saat pertama kali bertemu. Aku tak percaya,merasa itu mungkin hanyalah kata-kata bualan dari Ken agar Aku senang. Aku berpikir orang tua Ken menginginkan calon mantu yang selevel,sama-sama berasal dari keluarga terpandang dan berpendidikan tinggi.
Namun hari ini ku saksikan sendiri,betapa orang tua Ken sangat rendah hati,tak memandang orang lain dari harta. Aku sangat beruntung dipertemukan dengan calon mertua seperti ini. Sejak dulu bayanganku adalah mungkin saja kelak aku mendapatkan mertua yang tak akan menghargai ku karena berasal dari keluarga sederhana dan Yatim Piatu. Bibi ku saja bisa memperlakukanku tidak baik,apalagi orang lain pikir ku.
"Sudah sampai."
Suara Ken membuyarkan lamunanku.
"Ah iya." segera aku turun dari motor.
Ken ikut turun dari motor dan mengantarku sampai depan kost.
"Ingat besok jangan telat ya. Hari pertama kerja."kata Ken sambil meraihku dalam pelukan dan mengecup keningku sebentar.
"Iya yang." jawabku tersenyum malu. Pipiku terasa hangat. Aku rasa bila saat itu siang hari mungkin saja pipiku akan terlihat merah oleh Ken.
"Baiklah,sampai jumpa besok ya. Jangan merasa sepi. Nanti sampai rumah aku telpon lagi."
Ken menatapku lembut dan beranjak menuju motornya.
Sejenak aku merasa tak ada yang aneh dari Ken. Ia masih tetap setia denganku. Perlakuannya masih tetap sama seperti dulu padaku. Segera ku tepis kegelisahanku mengingat isi DM dari wanita yang tak ku kenal.
"Ya," hanya itu jawabanku pada Ken. Aku terlampau malu mengingat baru kali ini lagi sangat dekat dengan Ken semenjak delapan bulan tak bertemu dengannya. Delapan bulan kami LDR karena Ken terlebih dahulu balik untuk memulai usaha. Aku dan Ken pertama kali bertemu saat berkuliah di Bali. Setelah lulus S1 Aku melamar kerja di Bali sedangkan Ken masih Kuliah karena ia terlambat masuk satu tahun dari ku. Setelah mendapat gelar S1,Ken langsung di suruh pulang oleh orang tuanya untuk memulai bisnis.
Masih di Bali aku sudah dikenalkan pada orang tuanya Ken,Ibu nya karena sering Ke Bali sehingga pernah sekali bertemu. Sedangkan Bapak nya baru saat ini bertemu langsung.
Terdengar bunyi motor dihidupkan. Sejenak lamunanku buyar. Aku melihat Ken masih menatap ke arahku sebelum melaju pergi. Ku lambaikan tangan pada Ken. Ia tersenyum dan segera memacu kendaraan roda dua nya.
Setelah motor Ken tak terlihat lagi,barulah aku masuk ke dalam kost. segera pintu ku kunci dan mulai rebahan. Tubuhku terasa lumayan capek. Segera ku ambil hp yang sejak tadi ku taruh di saku celana sambil menunggu telpon dari Ken sengaja ku buka aplikasi Facebook.
Mengenang kembali semua perjalanan cinta kami yang tersimpan dalam akun Facebook. Aku dan Ken membuat Satu akun Facebook untuk kami gunakan berdua. Semua kenangan dari awal kami bertemu hingga saat ini tersimpan dengan baik dalam aplikasi tersebut. Aku bahagia mengingat semuanya. Enam tahun berpacaran,dan hari ini aku dikenalkan pada ke dua orang tuanya,ku rasa ia memang telah memilihku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Salmon Udju
Memulai adalah hal yang mudah
namun, ketika kita mampu mempertahankannya jauh lebih indah😁🙏
2024-02-07
1