Pembicaraan Serius Dengan Calon Mertua

 Puas mengenang masa-masa indah bersama Ken,sejenak teringat akan Paman dan Bibi. Entah apa yang terjadi di rumah setelah aku pergi dari rumah. Jujur aku menyayangi mereka. Menjadikan mereka orang tua ku sejak menjadi yatim piatu.

Mereka tempat ku berkeluh kesah meskipun aku tau tak mungkin sepenuhnya mereka bisa membantu. Mencoba tetap menghargai dan menghormati mereka meskipun sering tak cocok. Perbedaan pola pikir antara mereka dan diriku membuat kami tak pernah akur.

Paman dan Bibi menganut kepercayaan zaman dulu dalam membesarkan anak bahwa,anak perempuan harus di rumah membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga,keluar untuk bersosialisasi dengan teman pun di batasi.

Berbeda dengan pola pikir yang ku anut mengikuti perkembangan zaman sekarang,anak perempuan bebas berekspresi tidak harus diam di rumah bekerja menyelesaikan pekerjaan rumah. Pernah hidup di kota besar membuat ku merubah pola pikir dan ingin hidup lebih berkembang.

Ku hubungi nomor Paman Via WhatsApp, berdering tapi tak diangkat. Tak menyerah ku hubungi lagi nomor Bibi. Sama juga berdering tapi tak diangkat. Sudah pasti mereka masih marah pada ku. Namun tetap aku tak ingin Paman dan Bibi marah ber larut-larut.

Niatku ingin meminta maaf dan sedikit memberi pengertian agar Paman dan Bibi mengerti dengan keputusan yang ku ambil.

Aku sudah dewasa,tak ingin lagi menjadi beban orang lain. Apalagi Paman dan Bibi masih memiliki banyak tanggungan. Mungkin niat mereka tetap ingin aku hidup berdekatan agar bisa di pantau karena aku anak gadis. Tapi mereka lupa bahwa aku sudah dewasa,bukan lagi anak-anak yang masih butuh pengawasan ketat.

Lagi sibuk memikirkan Paman dan Bibi,hp ku berdering,panggilan dari Ken.

"Yang,belum tidur?"

"Belum,masih nunggu telpon dari kamu baru tidur."

"wah pacarku ini,setia sekali. Bahagianya aku memiliki pacar setia."

"Iss,ini hal biasa Ken. Tak usah berlebihan memujiku." sedikit menggerutu ku jawab gombalan Ken.

"Iya,iya. jangan marah Yang. Aku sukah menggodamu. Biar ngga kepikiran Paman Sama Bibi aja terus."

"Oiya yang,besok balik dari tempat kerja ku jemput ke rumah peternakan ya, sekalian kamu mulai perkenalan dengan bisnis yang aku rintis. Kan nanti kamu Yang,yang bantuin aku mengelola keuangan. Intinya kamu bendaharanya."

"Oke Yang,kebetulan aku kesepian di sini belum punya teman. Besok aku ikut kamu,aku juga penasaran gimana sih cara pacarku menjalankan bisnisnya."Goda ku pada Ken.

"Yang jelas kamu akan semakin jatuh cinta pada pacar pengusaha mu ini Yang." balas Ken sambil terkekeh.

"Ih,percaya diri sekali kamu Yang,biar nanti aku yang menilai mu."

"Harus dong,itu salah satu syarat menjadi pengusaha Yang. Gimana mau berkembang usahaku kalo aku sebagai pemiliknya seorang pemalu. Nanti mau jualan malah takut duluan sama pembeli. Kan ngga lucu yang."

"Iya, dua jempol pokonya buat pacarku yang percaya diri ini."jawabku sambil tertawa kecil.

"Yang, udah ngantuk ni,mau tidur. Apalagi besok hari pertama kerja. Takut telat."kataku ingin mengakhiri obrolan bersama Ken.

"Oiya yang,hampir lupa.Good night ya sayang ku. Jangan lupa mimpi aku.hehehe." goda Ken lagi.

"Iya selamat tidur. Sampai jumpa besok." sahutku pada ken.setelahnya langsung ku matikan panggilan telpon. Sungguh aku masih malu membalas setiap Ken menggodaku. Namun aku senang dengan sifatnya yang sukah menggoda ku dan periang seperti ini. Adakalanya juga ia akan menjahili ku. Hal inilah yang terkadang membuatku sangat merindukannya di saat berjauhan.

Sebelum rasa kantuk datang menyerang teringat pakaian buat kerja besok belum ku siapkan. Segera ku buka lemari dan mengambil baju serta celana yang menurut ku pantas untuk di gunakan saat kerja.

Pekerjaan ku saat ini adalah bendahara di sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat atau yang biasanya di sebut LSM. Sama seperti yayasan yang di pimpin oleh calon mertuaku. Namun berbeda untuk bagian pelayanannya.

Bekerja di tempat seperti itu tidak menggunakan seragam,cukup menggunakan pakaian bebas rapih dan sopan.

Setelah menyiapkan pakaian yang sekiranya menurut ku pantas di gunakan besok, Aku pun bergegas untuk tidur. Tak lupa ku ucapkan syukur pada Tuhan sebelum benar-benar terlelap.

Pagi yang cerah,tepat pukul 6.00 aku terbangun. Dengan penuh semangat ku rapihkan tempat tidur. Membuat sarapan sebentar dan tepat pukul 7.00 bergegas aku mandi. 1 jam ku gunakan untuk mandi dan merias diri. Akhirnya pukul 8.00 aku berangkat. Sengaja berangkat lebih awal agar karena hari ini adalah awal aku mulai bekerja.

Jarak tempat kost dan tempat kerja tidaklah jauh. Hanya butuh 20 menit. Alamat tempat kerja sudah dari awal di beritahu oleh Ken. Kebetulan waktu SMA aku di kota. Jadi sudah sangat hafal letak-letak kantor.

staff di kantor sudah tiba beberapa . Semuanya sangat ramah. Mereka tanpa gengsi menyapaku,mengajak berkenalan. Ada Gracia,Lestari,Yandri dan yang lain aku lupa namanya. Lagian masih baru belum bisa ku hafal nama mereka semuanya.Biarlah nanti seiring waktu berjalan dengan sendirinya akan ku ingat nama-nama mereka.

Hari pertama bekerja lumayan menyenangkan. Meski sedikit ada rasa gugup karena baru pertama kali bekerja tapi aku sangat sukah pada orang-orang yang bekerja di sini. Mereka semua sangat baik. Aku rasa bakalan lama kerja sama mereka.

Pukul 3.00 sore waktunya pulang. Seperti janjinya kemarin Ken menghubungi dan akan menjemput ku di kost untuk melihat rumah peternakan tempat ia membangun bisnis.

Hanya mampir sebentar menyimpan tas di kost dan memarkirkan motor,aku langsung mengikuti Ken yang sudah menungguku beberapa menit yg lalu.

"Gimana kerjanya hari ini Yang? "tanya Ken sambil tetap fokus melihat ke arah depan.

"lumayan menyenangkan Yang. Aku sukah teman-teman di sana baik-baik semuanya." Dengan wajah berseri ku ceritakan perasaanku bekerja di hari pertama.

"Syukurlah Yang kalo kamu merasa cocok di sana. Aku pun ikut senang. Jadi aku ngga kepikiran lagi nanti.Kalo tiba-tiba aku ngga bisa bantu kamu Yang,ada teman yang bisa kamu minta tolong."

"Iya Yang,semoga bisa terus seperti ini sama teman-teman di sana."jawabku sambil melihat Pemandangan di samping kiri kanan.

Kami melewati jalan yang di pinggir kiri dan kanan terdapat sawah-sawah. Ternyata menyenangkan sekali perjalanan menuju rumah peternakan.

Tak berapa lama kami tiba di rumah peternakan. Di sana terdapat kandang ayam petelur dan juga pedaging. Dua orang karyawan yang selalu siap membantu Ken. Sedang asik mengamati,terdengar bunyi mobil mendekat. Ah ternyata Bapak dan Ibunya Ken.

"Wah,kita keduluan calon mantu ni Pah,"Goda ibu Ken.

"Iya ni Bu,tadi balik kerja langsung di jemput sama Ken." Sengaja aku jelaskan seperti itu agar aku tak terkesan ngebet pada Ken.

"Tak apa nak,lebih bagus kamu di sini biar Ken makin semangat kerjanya." Kali ini Bapak nya Ken yang menggoda. Terlihat ia tersenyum melihatku dan Ken.

Aku dan Ken hanya tersenyum malu tanpa membalas godaan Bapak dan Ibunya.

Setelah berkeliling melihat rumah bisnis Ken,ku lihat ibu dan Bapak nya sedang mengobrol serius. Ibu nya Ken langsung menoleh padaku.

"Nak, Ayo sini. Ada hal penting yang Bapak dan ibu mau katakan pada kalian berdua."

"Iya Bu,"sahutku sambil mengambil tempat di dekat ibu mertua. Ken pun ikut mengambil posisi duduk di samping Bapaknya.

"Begini nak,"Bapaknya Ken memulai pembicaraan.

"Bapak sama Ibu ingin agar Ken melakukan perkenalan di keluarga Kinly. Bukan apa-apa, Bapak sama ibu hanya ingin agar dua keluarga sudah saling mengenal."

Deg! Sejenak aku teringat akan Paman dan Bibi yang saat ini masih belum mau bicara denganku. Ini bagaimana ketika nanti ku ajak Ken ke rumah. Bisa-bisa di cuekin sama mereka.

"Bagaiman Nak Kin?" tanya ibu nya Ken penasaran.

"Seminggu lagi ya Bu,tawarku sambil dalam hati memikirkan bagaimana cara membujuk Paman dan Bibi agar hubungan kami kembali baik.

"Oke boleh Nak, secepatnya ajaklah Ken agar di kenal oleh keluargamu nak.

"iya Bu." hanya itu jawabku.

Bapak dan ibu Ken tersenyum puas melihatku.

Ken tersenyum penuh arti melihat ke arahku. Aku hanya bisa tersenyum namun dalam hati aku sangat tersentuh dengan perlakuan ke dua orang tua Ken. Mereka sangat perhatian padaku. Dan tak ingin Ken mempermainkan ku. Itu yang bisa ku pahami dari keinginan mereka untuk segera mengeratkan hubungan keluarga ku dengan mereka.

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 5.00 sore. Aku pamit pulang ke kost dengan di antar Ken. Ken langsung pulang setelah mengantarku. Badan ku sudah sangat gerah. Waktunya untuk mandi dan segera beristirahat.

Selesai mandi,ku baringkan badan sebentar, teringat akan permintaan orang tua Ken untuk mengenalkan Ken pada keluargaku. Aku ingin segera memperbaiki hubunganku dengan Paman dan Bibi. Bagaimanapun mereka sekarang adalah orang tuaku. Segera ku hubungi nomor Bibiku. Satu kali terhubung langsung di angkat.

"Halo Kin,"sapa Bibi dari seberang.

"Halo Bi,gimana kabar Paman sama Bibi ?" tanyaku ber basa-basi .

"Kabar baik Kin,gimana kabarmu juga ?

"Baik Bi,aku sehat."

"Paman di mana Bi?" tanya ku lagi.

"Lagi ke rumah Paman Jek . Mungkin sebentar lagi balik. Mau ngomong sama Paman?

"Tidak Bi,hanya ingin tau apa Paman sama Bibi sehat-sehat ."

"Kami sehat Kin,"jawab Bibi.

"Gimana dengan kerjaan di sana Kin ?apakah kamu sukah?" tanya Bibi,terdengar suaranya sedikit kuatir

"Aku sukah Bi,banyak teman dan baik-baik semua."

"Syukurlah nak kalo kamu betah di sana." jawab bibi.

"Iya Bi, aku betah di sini jawabku.

"Oiya Bi,titip salam untuk Paman,nanti lagi aku hubungi Ya Bi."aku mengakhiri panggilan telpon karena ingin beristirahat.

Dan akhirnya,sudah selangkah lebih baik hubunganku bersama Paman dan Bibi. Aku sangat bahagia.

Untuk sementara waktu aku fokus bekerja,sambil mencari waktu yang tepat untuk memperkenalkan Ken pada Paman dan Bibi. Selain itu sambil mengumpulkan bekal agar nanti bisa membuktikan pada Paman dan Bibi aku baik-baik saja dan bisa mandiri meskipun jauh dari mereka.

Episodes
1 BAB 1 Bertengkar Dengan Paman
2 Bertemu Calon Mertua
3 Pembicaraan Serius Dengan Calon Mertua
4 Membawa Ken Bertemu Paman dan Bibi
5 Memilih Ken
6 Ken Selingkuh
7 Kejujuran Ken
8 Apakah Itu Tania ?
9 Perjuangan Ken Memperbaiki Hubungan
10 Ke Pantai Bersama Ken
11 POV KEN 1
12 POV KEN 2
13 POV TANIA
14 Niat Yang Tak Direstui
15 Ke Rumah Paman dan Bibi Bersama Ken
16 TANIA
17 Tak Ingin Menyesal
18 Kecurigaan Kak Finly
19 Kebahagiaan Ken
20 POV KEN
21 POV KEN
22 Satu Masalah Terselesaikan
23 Berkata Jujur Pada Paman dan Bibi
24 Menanti Hari Pernikahan
25 Pernikahan
26 POV Paman
27 Di Rumah Mertua
28 Delsi Hamil
29 Delsi dan Ridwan
30 Delsi dan Ridwan 2
31 Berbelanja Bersama Mertua
32 Kehidupan Delsi yang Baru
33 Kehidupan Delsi di Rumah Mertua
34 Berbelanja
35 Di Rumah Sakit
36 Putri Yang Cantik
37 Delsi dan Tekadnya
38 Ayah Mertua Delsi Yang Baik
39 Delsi Ingin Pulang
40 Pulang ke Rumah Orang tua
41 Kinly Kembali ke Rumah
42 Riana
43 Dirga Dwijaya
44 Bertemu Tania Lagi
45 Pak Darmawan Mencurigai Ridwan Berselingkuh
46 Hasil Penyeledikan Mata-mata
47 Kemarahan Pak Darmawan
48 Tindakan Tegas Pak Darmawan
49 Ridwan Melamar Pekerjaan
50 Pak Darmawan Menemui Riana
51 Ridwan dan Riana Putus
52 Ridwan Menyesal
53 Ridwan Ingin Bertemu Delsi
54 Ridwan Menemui Delsi
55 Ridwan Mencari Cara Meluluhkan Delsi
56 POV Kinly
57 Pengumuman .......
58 Permintaan Maaf Mama Mertua Delsi
59 Ide Ridwan
60 Dukungan Mertua Untuk Ridwan
61 Delsi Memaafkan Ridwan
62 Ridwan dan Delsi Berbaikan
63 TAMAT
Episodes

Updated 63 Episodes

1
BAB 1 Bertengkar Dengan Paman
2
Bertemu Calon Mertua
3
Pembicaraan Serius Dengan Calon Mertua
4
Membawa Ken Bertemu Paman dan Bibi
5
Memilih Ken
6
Ken Selingkuh
7
Kejujuran Ken
8
Apakah Itu Tania ?
9
Perjuangan Ken Memperbaiki Hubungan
10
Ke Pantai Bersama Ken
11
POV KEN 1
12
POV KEN 2
13
POV TANIA
14
Niat Yang Tak Direstui
15
Ke Rumah Paman dan Bibi Bersama Ken
16
TANIA
17
Tak Ingin Menyesal
18
Kecurigaan Kak Finly
19
Kebahagiaan Ken
20
POV KEN
21
POV KEN
22
Satu Masalah Terselesaikan
23
Berkata Jujur Pada Paman dan Bibi
24
Menanti Hari Pernikahan
25
Pernikahan
26
POV Paman
27
Di Rumah Mertua
28
Delsi Hamil
29
Delsi dan Ridwan
30
Delsi dan Ridwan 2
31
Berbelanja Bersama Mertua
32
Kehidupan Delsi yang Baru
33
Kehidupan Delsi di Rumah Mertua
34
Berbelanja
35
Di Rumah Sakit
36
Putri Yang Cantik
37
Delsi dan Tekadnya
38
Ayah Mertua Delsi Yang Baik
39
Delsi Ingin Pulang
40
Pulang ke Rumah Orang tua
41
Kinly Kembali ke Rumah
42
Riana
43
Dirga Dwijaya
44
Bertemu Tania Lagi
45
Pak Darmawan Mencurigai Ridwan Berselingkuh
46
Hasil Penyeledikan Mata-mata
47
Kemarahan Pak Darmawan
48
Tindakan Tegas Pak Darmawan
49
Ridwan Melamar Pekerjaan
50
Pak Darmawan Menemui Riana
51
Ridwan dan Riana Putus
52
Ridwan Menyesal
53
Ridwan Ingin Bertemu Delsi
54
Ridwan Menemui Delsi
55
Ridwan Mencari Cara Meluluhkan Delsi
56
POV Kinly
57
Pengumuman .......
58
Permintaan Maaf Mama Mertua Delsi
59
Ide Ridwan
60
Dukungan Mertua Untuk Ridwan
61
Delsi Memaafkan Ridwan
62
Ridwan dan Delsi Berbaikan
63
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!