Orang orang pun menutup mulutnya ingin muntah ketika melihat sosok Sun Mei, Namun anehnya hanya para lelaki saja yang melihat jeleknya Sun Mei sekarang.
"Ayah Kau tidak apa apa?". Tanya Qi Lily.
"Ayah sedikit pusing, Dan.. Ayah mual melihat wajah Sin Mei itu".
"Memangnya Kenapa Ayah?". Tanya Qi Lily yang berpura pura tak tahu.
"Apa kau tidak melihat wajah bernanah itu adik.. Hoekk.. aku ingin mual, Makanan ini tidak bisa membuatku selera lagi". Sahut Qi Houcun.
"Benar, apa kau tidak lihat?". Tanya Sang Ayah.
"Tidak Ayah, mungkin karena jarak yang cukup jauh". Jawab Qi Lily.
Semua orang berhamburan keluar, ada yang muntah ada yang pingsan melihat wajah Sun Mei, Padahal sebenarnya wajahnya tidak ada luka sedikitpun. Namun mereka yang hadir melihatnya sangat jijik.
Sun Mei yang malu pun segera pergi meninggalkan tempat pesta begitupun orang orang.
Sun Mei pergi ke Gazebo untuk menenangkan diri dan di susul oleh Selir Sun dan Yun Fei.
"A Mei..". Panggil Selir Sun.
"Kenapa.. Kenapa semua jadi begini kak... Apa yang kau berikan padaku itu?". Tanya Sun Mei sambil menangis .
"Itu Bubuk Sihir asmara A Mei..".
"Lalu kenapa semuanya tidak sesuai harapan? Jangan jangan kau menipuku".
"Tidak A Mei, aku tidak menipumu.. Sungguh...".
"Omong Kosong!!! kalian jahat... Kau Kakak tidak tahu di untung!! Dan Kau Yun Fei, Kau pasti sengaja melakukannya kan!! Sekarang Puas kalian!!". Teriak Sun Mei.
"Sungguh kami tidak bermaksud seperti itu, Biarkan aku membuktikannya". Ucap Selir Sun.
"Bagaimana caranya??".
"Aku akan memanggil ahli Sihir itu saat ini juga". Jawab Selir Sun.
"Baiklah, Jika kalian tidak bisa membuktikan jangan harap aku akan memaafkan kalian. Sekalipun kau adalah Selir Kaisar Tua kak".
"Baik baik aku janji... Kumohon bersabarlah".
Selir Sun memerintahkan orang kepercayaannya untuk mengundang Ahli sihir yang ia temui Lusa, Setelah itu dengan cemas Selir Sun dan Yun Fei menunggu kedatangan Ahli Sihir itu dalam diam karena Sun Mei tidak mau berbicara dengan mereka
Tak lama kemudian seorang Pria Paruh Baya pun datang , Dengan rambut sedikit beruban begitupun jenggot dan kumisnya. Ia datang menghampiri tiga wanita yang kini tengah menunggunya di Gazebo .
"Salam Yang Mulia Selir Sun , Salam Nona nona". Ucap Pria itu.
"Tuan bisakah kau menjelaskan kepada adik saya tentang Bubuk sihir yang kau berikan padaku waktu itu?". Ucap Selir Sun.
"Tentu Yang Mulia, pertama saya yang membuat Bubuk Ramuan asmara itu. Sudah di uji coba tapi tidak ada masalah seperti apa yang anda bicarakan Nona". Ucap Pak Tua itu.
"Coba kau lihat lagi, aku masih punya sedikit bubuk. Dan Bubuk ini memang sangat aneh". Sun Mei pun menyerahkan Botol porselen yang masih berisi sedikit bubuk.
Pak Tua itu menerimanya dan mulai mengecek apa ada yang salah dengan Bubuk Sihir buatannya.
"Ini.... Tunggu Yang Mulia, Setelah aku memberikannya padamu apakah kau menaruh di tempat yang aman?". Tanya Pak Tua itu.
"Tentu saja, Bahkan para pelayan tidak ku ijinkan mendekati Botol ini. Botol ini ku simpan di Kotak kusus di dalam Kamarku". Jawab Selir Sun.
"Aneh, Yang Mulia Selir. Apakah kau pernah mendengar Kuktivator lain yang tingkatannya sudah tinggi selain Kaisar dan Kaisar Muda?".
"Tidak, setahuku banyak kultivator namun mereka masih di tingkat yang cukup rendah. Memangnya kenapa?".
"Ada yang mencampurnya dengan Bubuk Sihir Ilusi, dan orang yang bisa membuat Bubuk Sihir Ilusi seharusnya Kultivator di tingkat Master". Ucap Pak Tua itu .
"Lalu apakah ada solusinya? Padahal kan wajahku baik baik saja, Tapi kenapa mereka melihatku sangat jijik?". Tanya Sun Mei.
"Itu karena Bubuk Ilusi ini , Akupun tidak bisa membuat bubuk seperti ini namun aku tahu efeknya tidak akan lama". Jawab Pak Tua itu.
"Berapa hari?". Tanya Sun Mei tidak sabar.
"Sekitar satu bulan atau lebih, tergantung tingkat Bubuk atau tingkat Kultivator yang membuatnya". Jawab Pak Tua itu sehingga membuat Sun Mei lemas seketika.
"Apa tidak ada cara untuk menghilangkan efek dari Serbuk ilusi itu Tuan?". Tanya Yun Fei kali ini.
"Sayangnya tidak, Bubuk itu cukup kuat apa lagi sepertinya yang membuatnya adalah seorang Kultivator tingkat Master. Hanya orang yang membuat yang bisa membuat penawarnya". Jawab Pak Tua itu.
"Semua salah kalian , demi rencana kalian berdua aku yang menjadi korbannya.. Pergi kalian dari sini!!". Teriak Sun mei.
"A Mei.. Maafkan kami...".
"Tidak.. sebelum kalian mendapatkan penawarnya.. Sekarang pergi!!! Pergi!!".
"Bibi...". Rengek Yun Fei.
"Sudahlah Feifei.. ayo kita pergi...".
... Diatas atap kediaman Sun....
"Nona lihatlah kita berhasil". Ucap Suba.
"Tentu saja, sepertinya aku pernah lihat pak tua itu. Suba coba cek identitasnya".
"Baik Nona.. Lacak identitas di mulai......".
Tring....
"Namanya adalah Pak Tua Ca Lie, dia adalah kultivator tingkat Ungu yahh pastinya sangat jauh di bandingkan dengan Nona yang sudah di tingkat Master tertinggi. Pekerjaanya adalah sebagai penjaga apotek di alun alun kota".
"Hmm baiklah, aku mengerti. Sudahlah ayo kita pulang saja, toh sudah lama melihat pertunjukkan kan".
"Baik Nona...".
Qi Lily pun pergi meninggalkan kediaman Keluarga Sun dengan menggunakan langkah anginnya . Ia bergegas pergi kembali ke rumahnya.
Kedua kakaknya yang masih dalam masa libur pun kini tak sabar menunggu Qi Lily di depan kediamannya. Untung Qi Lily segera pulang jadi tidak perlu terlalu lama mereka menunggu.
"Kau bisa terbang Adik?". Tanya Qi Houcun terheran heran.
"Iya, kan aku kultivator". Jawab Qi Lily .
"wahh kami jadi sangat percaya padamu kalau begitu".
"Dimana ayah?".
"Ayah tidak enak badan adik, jadi biar kita dulu yang belajar". Jawab Qi Liam.
"Benar itu...". Sambung Qi Houcun.
"Kalai begitu masuklah kak,, kalian bisa membaca bukunya terlebih dahulu".
Ucap Qi Lily sembari memberikan dua buku tentang dasar kuktivasi.
"Kau punya dua buku adik?". Tanya Qi Liam.
"Tidak hanya dua buku, bahkan satu perpustakaan penuh ...". Jawab Qi Lily dengan santainya sehingga membuat kedua kakaknya memasang wajah bodohnya karena terkejut.
"Sudahlah, baca dulu itu kak baru nanti ku berikan yang lebih. Aku ingin berganti pakaian dulu, dann jangan lupa nanti malam kita mulai berkultivasi. Oh ya satu lagi, Berikan satu buku ini untuk ayah". Sambung Qi Lily sembari memberikan buku yang sama kepada kakaknya untuk di berikan Sang Ayah.
"Baiklah adik, untung kita mendapat satu bulan hari libur.. Jadi paling tidak kita bisa belajar bersama bukan". Sahut Qi Houcun.
"Iya iya, Cepat kembalilah. Aku ingin mandi .....". Ucap Qi Lily yang sudah hilang di balik bilik kamar mandi.
Air dingin yang berada di bak mandi dengan taburan Bunga Mawar putih yang sangat harum membuat suasana lebih tenang. Qi Lily pun berendam sejenak karena hari ini sangat panas karena mungkin memang pertengahan Musim panas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
wow....mantap...
2024-05-15
0
Wanda Wanda i
lanjut
2023-11-29
0