Qi Lily memberikan sihir pelindung di dalam Ruang Rahasia itu, Sehingga membuat mereka semua terkejut pasalnya Lily paling tidak mau belajar beladiri apa lagi sihir.
"Kalian tetap di sini, jangan keluar apapun yang terjadi jika bukan anggota keluarga yang datang. Aku akan membantu Ayah dan Para Kakak".
"Lily, mau kemana Kau? jangan gegabah?". Teriak Nenek Lily.
"Jangan Khawatir nek, Aku baik baik saja". Lily pun segera pergi secepat mungkin untuk membantu Ayahnya .
Lily mengambil pedang kesayangannya dari ruang Sistem, Kemudian bergabung bersama yang lain melawan orang orang yang berpakaian Hitam itu.
"Lily, kenapa kau kembali!! Disini terlalu berbahaya!!". Teriak Liam .
"Benar Lily, pergilah". Sahut Sang Ayah.
"Tidak, aku akan tetap membantu kalian!!". Ucap Lily..
Lily pun mengayunkan pedangnya dengan lihai membuat semuanya terpana melihatnya, Namun tak selang lama tiba tiba orang orang berbaju hitam itu terduduk ke lantai sambil memegangi perutnya yang kesakitan.
"Ehh kenapa mereka?". Tanya Tuan Qi Heran.
"Mungkin ingin Buang air besar". Jawab Qi Lily santai.
Orang orang itupun segera berlarian tak tentu arah sehingga menggundang gelak tawa Qi Lily dan lainnya , Hingga akhirnya mereka pingsan karena tak kuat menahan sakit perut yang teramat sangat.
"Hahahah, kalian bodohh...". Ucap Liena Yang masih tertawa.
"Lily, Kau bahagia sekali". Ucap Houcun.
"Tentu saja, Karena rencanaku berhasil...".
"Rencana? Rencana apa?". Tanya Qi Liam dengan tatapan menyelidik.
"Bawa mereka dulu, Nanti aku ceritakan semuanya kepada kalian". Jawab Qi Lily.
"Kau ini...". Sahut Houcun.
Setelah semua di bereskan Houcun dan yang lainnya pun menagih Qi Lily unuk menjelaskan. Mereka duduk melingkar di Ruang makan menunggu
Qi Lily angkat bicara.
"Jadi begini....". Qi Lily mulai menceritakan apa yang iya ketahui, Hanya saja ia tidak cerita jika itu semua pengalaman di kehidupan sebelumnya ataupun tentang Sistemnya. Ia sedikit mengarang agar semua tidak curiga dengan semua penjasannya.
"Kita harus memberi pelajaran Yun Fei itu". Ucap Houcun geram.
"Tidak perlu kak, Itu akan menjadi urusanku". Sahut Qi Lily.
"Tapi jika tidak , dia akan mengganggumu bahkan bisa melukaimu Lily". Sahut Qi Houcun kembali.
"Tidak apa apa, Aku akan baik baik saja. Kalian tidak perlu khawatir. Dan tolong jangan ceritakan semua kepada Yang Lain. Kalian tahu kan Tuan Yun adalah Jenderal kepercayaan Kaisar, jika kita bertindak kita akan kalah telak karena kalah jumlah pasukannya". Terang Qi Lily.
"Baiklah, Tapi kau juga harus hati hati. Jika ada apa apa bilang dengan kami". Sahut Qi Liam.
"Benar Sayang, Kami akan mengikuti Rencana mu. Ayah sudah geram sekali dengan Jenderal Yun yang sangat semena mena terhadap bawahan apalagi orang biasa". Sambung Ayah Qi Lily
"Kita akan membalas mereka, namun jangan secara terang terangan. Jika secara langsung sudah pasti kita tidak akan sanggup ". Ucap Wi Lily.
"Lalu apa kau Punya Rencana Adik?". Tanya Qi Liam.
"Kak Liam, Kau adalah seorang Jenderal walaupun pangkatnya tidak setinggi Jenderal Yun tapi kau bisa menggunakan posisimu saat ini untuk menghasut para Prajurit satu persatu. Jika semua perlahan memihakmu, otomatis Kaisar akan lebih memilihmu dari pada Jenderal Yun". Jelas Qi Lily.
"Tapi itu terlalu susah Lily, Banyak prajurit yang tidak suka denganku". Ucap Qi Liam.
"Tidak ada yang susah atau sulit kak, Kemarilah ada yang ingin ki katakan padamu". Ucap Qi Lily kemudian membisikkan sesuatu ke Qi Liam sehingga awalnya wajah menyerahnya berubah menjadi cerah dan penuh senyum.
"Kau Jenius Lily, ehh ngomong ngomong kenapa kau menjadi pintar seperti ini? Kapan Kau belajar atau belajar pedang?". Tanya Qi Liam.
"Aku suka mengurung diri kan, sebenarnya aku belajar diam diam dari buku yang ku dapat di Akademi". Jawab Qi Lily sedikit mengarang.
"Hebatt, Ku kira kau tidak suka belajar adik... Lalu apa rencana mu yang lainnya?". Tanya Qi Houcun.
"Heheh, Rencana Kedua ......". Qi Lily menjelaskan panjang lebar Rencana ia kepada Ketiga pria tersayangnya, Setelah selesai berbicara semuanya pun kagum dengan Qi Lily. Mereka juga cepat memahami Rencana Satu satunya Gadis di keluarganya itu sehingga mereka pun mau mengikuti Rencana dari Qi Lily.
.....
Hari demi hari sudah terlewati, Semenjak Kejadian malam itu Qi Lily tidak keluar sama sekali dari rumah.
Namun kali ini ia benar benar merasakan bosan sehingga berniat untuk berjalan jalan ke luar Rumah di temani Jinna Pelayan pribadinya.
"Jinna Ayo cepat, Nanti tanghulunya habis terjual". Teriak Qi Lily dari luar .
"Iya Nona, Sebentar". Jawab Jinna yang berlari lari sambil membawa payung karena takutnya akan turun hujan karena langit mulai mendung dan memasuki musim hujan.
"Astaga... kenapa kau membawa payung Jinna?".
"Anu Nona, Takut kalau nanti hujan". Jawab Jinna dengan polosnya.
"Yasudah terserah, cepat ayo kita ke alun alu . Nanti kita tidak kebagian Tanghulu". Ucap Wi Lily sembari menarik tangan Jinna.
Mereka pun berjalan dengan cepat menuju Alun alun kota yang tak jauh dari kediaman Menteri Qi, Sengaja tidak ingin menaiki tandu ataupun kereta kuda karena Qi Lily ingin menikmati suasana keramaian yang ia rindukan.
"Itu dia penjual tanghulunya, Jinna ayo cepat jalanmu". Ucap Qi Lily.
mereka mempercepat langkah mereka menunju lapak pedagang tanghulu, Ya Tanghulu adalah makanan kesukaan Qi Lily sejak masih kecil jadi dimanapun ia pergi pasti akan mencari Tanghulu terlebih dahulu .
"Tuan Aku beli Tanghulunya Semua". Ucap Qi Lily.
"Semua Nona?". Tanya Pedagang tak percaya.
"Iya Semua, Tolong bungkuskan ya".
"Baik Nona, tunggu sebentar". Pedagang itupun segera membungkus semua tanghulunya kemudian di berikan kepada Qi Lily.
"Totalnya lima belas koin perak Nona".
"Ini, kembaliannya ambil saja Tuan" Qi Lily menyodorkan kantung uangnya yang sebenarnya berisi dua puluh koin perak.
"Terimakasih Nona". Ucap Pedagang itu .
Qi Lily tak menyadari jika ada seseorang, Atau tepatnya dua orang di tempat berbeda sedang memperhatikan Qi Lily yang tengah bersenang senang. Dari sebelah barat terlihat Yun Fei yang geram melihat Qi Lily baik baik saja, Ia mengepalkan Tangannya hingga kuku menusuk telapak tangannya dan berdarah.
"Kenapa dia baik baik saja, Bukankah seharusnya ia terluka". Gumam Yun Fei
"Nona, apa yang akan kita lakukan?". Tanya Pelayannya.
"Kita cari preman terdekat untuk melecehkannya". Jawab Yun Fei.
"Baik Nona, Ayo kita cari".
Mereka berdua pun mencari di setiap gang yang gelap, Hingga akhirnya ia pun bertemu oleh Lima orang Preman yang sedang memainkan belati di tangannya. Orang orang itu yang menyadari Kedatangan Yun Fei pun kini mereka berdiri dan mencoba menggoda Yun Fei dan pelayannya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
yun fei si ratu iri
2024-05-15
0
Viahamzah
Keren
2024-01-17
0
Hongshi 🍦🎀
Yun Fei pick me Yun Fei gak ada akhlak
2023-12-20
0