.
.
"Yang Mulia!!" Ronn berlari ke dalam ruang kerja Max.
Di dalam sana sudah ada Cyril dan Liola yang terlihat sedang sangat sibuk.
"Kenapa kamu berteriak-teriak?!sudah tidak waras, huh?!" Desis Liola kesal.
"Ini tentang Nona Lithera! Anak-anak itu bukan anaknya!"
"Memang bukan. Bagaimana bisa seorang gadis berusia 20 tahun memiliki anak-anak yang sudah berusia 7 tahunan? Dia tidak mungkin hamil di usia 12 tahunan, kan?" jelas Liola masih dengan kekesalannya.
"Jadi kalian sudah tahu?" Ronn mengarahkan pandangannya pada Max yang sedang duduk dengan santai di kursinya.
"Bukankah itu sesuatu yang sangat mudah untuk di ketahui?" Jawab Max yang juga terlihat santai.
"Jadi, apa Yang Mulia juga sudah tahu kalau anak-anak itu mungkin berhubungan dengan keluarga Irish dan Benn Lexion?"
Mata Max melebar mendengar itu.
"Kenapa tiba-tiba membawa-bawa Irish dan Benn Lexion yang sudah meninggal?" Tanya Liola yang terlihat sangat serius membaca buku di tangannya.
Namun Max tiba-tiba beranjak dari tempat duduknya.
"Ronn, kamu dapat informasi dari mana?"
"Ibunda. Dia mengatakan hal itu padaku, saat melihat Ashley dan Vion."
"Rambut biru... Mata biru... Bagaimana aku bisa tidak menyadarinya!" Max kembali menjatuhkan tubuhnya di kursi kerjanya. Dia juga mengusap wajahnya dengan frustasi.
"Darn! Bagaimana aku tidak mengetahuinya!" Geramnya.
"Apa yang sebenarnya sedang kalian bicarakan ini?" Tanya Cyril seraya menggaruk pipinya yang tidak gatal.
"Kamu tidak paham dengan apa yang kita bicarakan tadi?" Liola terlihat tidak percaya pada apa yang di lihatnya itu.
"Aku tidak paham..." Cyril meringis sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Astaga! Kenapa Yang Mulia membawa orang bodoh seperti ini untuk bergabung dengannya?!" Liola menggeleng-gelengkan kepalanya masih tidak percaya jika Cyril sama sekali tidak paham dengan apa yang sedang mereka bicarakan.
"Nona Lithera bukan ibu kandung dari anak-anaknya itu, Ashley dan Vion bukan anak-anaknya." Jelas Ronn.
"Tapi bukankah dia mengatakan kalau dia punya suami yang sudah meninggal itu."
"Dari cara bicaranya, dia sendiri tidak ingat kalau dia punya suami atau tidak. Dia sendiri sepertinya sama sekali tidak ingat apa-apa tentang dirinya sendiri." Jelas Max seraya memijat pelipisnya yang mulai terasa pusing.
"Aku bahkan belum memberikan surat dari kakek Cahir Neutswand. Dan sekarang ada masalah lain yang harus aku periksa lagi?!" Max mengerang lelah.
"Surat dari Duke Cahir Neutswand?".
"Mm... Ini bukti yang menjelaskan kalau Lithera adalah putri mereka yang sebenarnya." Max menunjukkan selembar kertas yang dia bawa atas perintah dari Cahir Neutswand.
"Wah! Jadi gadis bar-bar itu memang putri Duke Cahir Neutswand yang hilang!" Cyril menutupi mulutnya dengan kedua telapak tangannya, "dan dia juga kemungkinan adalah 'orang suci' dari dunia lain seperti legenda? Dia memang sudah mengerikan sejak awal! Tapi siapa sangka kalau dia memiliki takdir yang jauh lebih mengerikan dari itu!"
"Ini hanya rahasia yang kita punya. Jangan sampai ada orang lain yang mengetahuinya!" Max menyatakannya penuh dengan ancaman.
"Dan untuk masalah Ashley dan Vion yang sepertinya berhubungan dengan Irish dan Benn Lexion, aku akan memeriksanya nanti! Aku perlu bertemu dengan Count Abran Lexion untuk lebih jelasnya. Terlebih jika benar Ashley dan Vion adalah cucu mereka yang hilang!" Ronn menganggukkan kepalanya. Begitu juga dengan Liola dan Cyril.
"Aku harus pergi ke kediaman Duchess Melissa Neutswand untuk mengantarkan surat ini."
"Lily Evan juga pasti ada di sana. Mengingat dia menempati kamar Lithera yang dulu." Jelas Ronn.
"Itu jauh lebih baik! Dengan begitu dia akan memahami kenyataan! Kalau dia tidak lagi memiliki tempat di sana! Apa lagi menginginkan posisi sebagai Ratu di kerajaan ini! Dia tidak akan bisa mendapatkan apapun dengan kemampuannya itu!" Jelas Max dengan penuh senyum di wajahnya.
Dengan Lily Evan yang hancur. Itu artinya dia memiliki jauh lebih banyak kesempatan untuk menghancurkan rencana Ratu Elish Gillian.
"Aku sangat ingin menghancurkan mereka semua. Tapi sepertinya kakek Cahir memiliki rencana yang lebih menarik..."
"Rencana Duke Cahir Neutswand? Apa itu Yang Mulia?" Tanya Ronn penasaran.
"Kalau aku tahu, aku tidak akan memikirkannya! Sepertinya kakek ingin membalas mereka semua dengan tangannya sendiri!"
Ronn tidak tahu apa rencana Cahir Neutswand, namun mendengar bagaimana Max mengatakannya, itu membuatnya yakin kalau Cahir Neutswand akan membuat Ratu Elish Gillian mendapatkan hukumannya yang mengerikan.
"Kenapa Ratu Elish Gillian memilih cara yang sulit hanya untuk menyingkirkan mu, Yang Mulia?" Tanya Cyril yang sepertinya masih memiliki banyak pertanyaan di dalam kepalanya.
"Bukankah itu jelas! Kalau dia ingin menghancurkan Yang Mulia putra mahkota dan Yang Mulia Duke Cahir Neutswand secara bersamaan?" Jawab Liola yang juga sepertinya tidak terlalu yakin dengan jawabannya sendiri.
"Kenapa Yang Mulia Ratu Elish ingin menghancurkan Yang Mulia Duke Cahir Neutswand?" Tanya Cyril lagi yang masih tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
"Kamu lupa, kalau Yang Mulia Ratu Elish Gillian saat itu sangat menginginkan Yang Mulia Duke Cahir Neutswand untuk menjadi suaminya. Entah dia mencintainya atau dia hanya terobsesi dengan kekuasaannya. Sayangnya Duke Cahir Neutswand sama sekali tidak pernah meliriknya sekalipun, dan justru menikahi gadis dari status sosial yang lebih rendah, yang sekarang ini menjadi Duchess Melissa Neutswand. Karena itulah mungkin Yang Mulia Ratu Elish ingin membalas rasa sakit hatinya pada Duke Cahir Neutswand, atau pada Duchess Melissa Neutswand yang merebut pria yang di inginkan nya. Aku sendiri tidak tahu lebih jelasnya. Hanya bisa mengira-ngira dengan apa yang kita ketahui..."
Max hanya menganggukkan kepalanya perlahan.
"Jika itu benar, ratu Elish dalam bahaya karena kesalahannya itu. Aku yakin Duke Cahir Neutswand tidak akan membiarkannya begitu saja." Cyril mulai memahami apa yang sebenarnya terjadi. Walaupun semuanya itu hanya perkiraan saja, "dan bagaimana bisa Yang Mulia Ratu Elish haus repot-repot membawa-bawa Lily Evan yang tidak memiliki apa-apa untuk di banggakan selain status sebagai anak angkat dari Duke Cahir Neutswand. Itupun hanya angan-angan kosong yang dia miliki. Duke Cahir Neutswand bahkan tidak pernah mengumumkan apapun tentang itu."
"Kita hanya perlu mencari bukti-bukti yang bisa menunjukkan kebenaran semuanya itu." Jelas Ronn, "dan sekalian mencari kebenaran tentang Ashley dan Vion. Jika mereka memang cucu dari Abran Lexion, kita bisa mendapatkan dukungan dari mereka. Mengingat bagaimana mereka akan merasa sangat berhutang pada nona Lithera dan keluarganya, juga pada Yang Mulia putra mahkota."
"Urus semuanya dengan hati-hati. Akan ada orang-orang yang selalu saja ikut campur dalam urusan kita, walaupun kita sudah melakukan segalanya dengan sangat hati-hati." Jelas Max. Tatapan matanya terlihat semakin dingin, "dan awasi Rayton Evan. Dia sepertinya kembali melakukan sesuatu yang 'menyenangkan' dan itu sangat menggangu ku!"
Liola, Cyril dan Ronn menganggukkan kepala mereka.
"Aku akan pergi ke kediaman Duke Cahir Neutswand. Menyampaikan pesannya untuk Duchess Melissa Neutswand adalah misi terpenting dari segalanya. Jika tidak, dia akan menghancurkan ku tanpa ampun!" Max menyelipkan selembar kertas yang akan dia berikan pada Melissa Neutswand ke dalam saku pakaiannya.
"Aku harus segera menyelesaikan ini..."
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments