Setelah keributan di kantin tadi, disinilah Luna dan Luke berakhir, di rooftop gedung kelas, mereka duduk bersebelahan di atas sebuah sofa, dengan Luna yang sibuk dengan makannya dan Luke yang sibuk dengan ponselnya.
Luna membersekan alat makannya ketika selesai, gadis itu kemudian menerima botol minum yang di sodorkan sang kakak.
"Aku udah selesai makan, sekarang kakak mau ngomong apa?" Tanya gadis itu dan menatap sepenuhnya pada sang kakak.
Luke manikkan alisnya, "Emang apa yang mau kakak omongin?" Tanya balik pria itu.
"Loh, terus tadi kakak ajak aku kesini mau apa? Aku kira kakak mau ngomongin sesuatu sama aku."
Luke menggelengkan kepalanya. "Enggak, kakak ajak kamu ke sini karena kakak mau berduaan sama kamu, emang gak boleh?"
"Enggak juga sih."
Luke terkekeh melihat wajah adiknya yang rumit, dia lalu mengambil nampan yang berisi alat makan sang adik, lalu menyimpannya di bawah sofa.
Pria itu lalu berbaring dengan paha Luna sebagai bantalan, dia menutup matanya dan menikmati elusan tangan Luna yang mengelus rambutnya dengan halus.
Tidak ada percakapan yang terjadi di anatara keduanya, tapi mereka tidak merasa canggung, malahan mereka menikmati keheningan itu.
Beberapa menit berlalu, Luke benar-benar tertidur, dan Luna juga masih tetap mengelus lembut rambut sang kakak, terlihat sangat jelas jika Luke tampak kelelahan, ada lingkaran hitam di bawah mata tajam pria itu.
Tapi tak lama ketenangan itu sedikit terusik karena kedatangan beberapa orang pria dengan suara yang lumayan keras, membuat Luna menoleh dan menatap tajam orang-orang itu.
"Tolong diam." Ucapnya sinis.
Orang-orang yang baru datang langsung diam tak berkutik, mereka diam bak patung menatap tak percaya ke arah dua kakak beradik itu, yang berada dalam posisi yang bisa membuat orang lain salah paham.
"Anj*r! Si Bos tidur?" Bisik salah satu dari mereka, dia memiliki suara sedikit cempreng.
"Gak bisanya dia tidur, apalagi di tempat terbuka kayak gini." Timpal pria degan tindik di telinga kanannya.
"Dia cewek yang beberapa minggu ini selalu di perhatiin sama si Bos bukan sih?" Tanya pria yang paling tinggi di antara mereka.
"Kayaknya iya, mereka pacaran?" Jawab pria dengan bandana di dahinya, diakhiri dengan pertanyaan juga.
"Ekhem-"
Deheman dari pria yang menjadi satu-satunya yang diam membuat mereka ikut diam, kemudian tersenyum canggung saat mendapati tatapan tajam dari Luna.
"Kubilang diam!" Gadis itu berujar sambil menekan di setiap katanya.
Serempak mereka langsung mengangguk dan mengalihkan pandangan dari si gadis dan orang yang mereka sebut Bos, Luke.
Orang-orang yang Luna yakini adalah teman dari kakaknya itu lalu duduk dengan beralasan karpet, mereka duduk tak jauh dari sofa tempat Luna dan Luke berada.
Tak berselang lama Luke terbangun, pria itu tampak terkejut dan langsung duduk dan menatap sekeliling. "Gue tidur?" Tanyanya dengan nada lirih entah pada siapa.
"Kakak?" Luke langsung menoleh saat mendengar pertanyaan khawatir itu.
"Berapa lama kakak tidur?" Tanya pria itu.
Luna melihat jam tangannya, "Sekitar sepuluh menit, kenapa?" Jawab gadis itu, lalu balik bertanya.
Luke menggelengkan kepalanya, "Gak papa, maaf kaki kamu pasti sakit." Ujar pria itu.
"Gak papa, kakak bisa tidur lagi kalo masih ngantuk."
"Enggak, gak papa."
Luke lalu mengelus puncak kepala adiknya dengan sayang, lalu berjalan menghampiri teman-temannya yang tengah sibuk dengan kegiatannya mereka masing-masing.
"Siapa tuh Bos? Kenalin bisa kali." Tanya pria dengan suara cempreng tadi.
Luke menatap tajam pada pria itu, dia lantas menghela nafas dan mengisyaratkan Luna untuk bergabung dengannya dan teman-temannya.
"Kenalin, adek gue."
Pernyataan Luke membuat teman-temannya terkejut, mereka menatap bergantian antara Luke dan Luna.
"Serius? Lu adopsi adek lagi?" Tanya pria dengan tindik tadi.
"Enggak! Nanti gue jelasin, sekarang kenalan aja dulu."
Mendengar hal itu, pria dengan tidak di telinganya tadi langsung nyerobot mengulurkan tangannya pada Luna. "Kenalin, Aa Teguh Wahyudi si paling ganteng." Ujarnya narsis.
Lune tersenyum kaku, dua hendak menjabat tangan Teguh, tapi langsung di halangan oleh Luke. "Gak usah jabat tangan, kenalan nama doang, nanti adek gue ketularan virus narsis lu!" Sarkasnya.
"Yaelah si Bos." Teguh berdecak kesal.
"Ah, Gue!" Pria dengan suara cempreng tadi berujar. "Nama gue Artio Nugroho, si yang paling cetar membahana." Lanjutnya.
Luna mengangguk dengan senyum yang masih sama, kini giliran pria dengan bandana yang memperkenalkan diri. "Nama gue Garvin Karsa, salam kenal."
"Kalo gue Gibran Adipradana, salam kenal." Pria yang paling tinggi tadi juga ikut memperkenalkan diri.
Luna menatap Gibran, "Kakaknya Gladisa?" Tanyanya, dan Gibran mengangguk.
"Nah kalo yang ini, namanya-"
"Killian Ashlen, salam kenal."
Artio menatap tak percaya pada temannya itu, dia tadi hendak memperkenalkannya, karena tahu jika Killian jarang berbicara jika dengan orang baru dia kenal, apalagi perempuan.
Tapi siapa sangka, lelaki yang dijuluki kulkas itu justru memperkenalkan dirinya dengan tenang.
"Oh, pertanda apakah ini?" Teguh berucap dengan nada julid, dia menatap Killian dengan alis yang di naik turunkan.
Sedangkan Killian hanya cuek dan kembali fokus pada ponselnya, hingga pertanyaan Luna membuat dirinya kembali beralih menatap gadis yang di bawa bosnya itu.
"Kakaknya Hera?" Tanya gadis itu, dan Killian hanya mengangguk.
Luna mengangguk dan menatap teman dari kakaknya, "Halo, namaku Lunaria, kalian bisa panggil aku Luna, salam kenal." Ujarnya.
"Salam kenal juga, Luna!" Pekik Artio semangat.
"Oh ini toh Luna yang sering di bicarain itu?" Semua menatap Garvin penasaran.
"Dibicrain? Maksud lo apa?" Tanya Luke dengan nada tak biasa.
"Itu loh, katanya ada anak beasiswa yang jadi perbincangan, dari yang katanya dia lompat kelas, jadi incaran kakak kelas, nolak si Abian di depan umum, sampe yang baru-baru ini, dia diaku jadi adeknya si Selena." Jelas pria dengan lesung pipi itu.
"Lah iya, baru sadar gue." Sahut Teguh.
Mereka lalu terdiam karena tidak mendapat respon apapun dari yang bersangkutan, Luna sendiri hanya diam karena dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa, toh itu memang benar.
"Ekhem! Ngomong-ngomong, Luna udah punya pacar belum, nih?" Niat hati ingin mengalihkan pembicaraan, Teguh malah mendapat tatapan mematikan dari Luke.
Tapi Luna menggelengkan yang, "Aku gak ada niat buat jalin hubungan asmara sama siapapun, aku mau fokus sama belajar dulu." Jawaban gadis itu membuat Teguh kicep, sedangkan Luke tersenyum bangga.
Tak lama bel berbunyi, menandakan jika jam istrirahat telah berakhir, "Kak, aku mau ke kelas lagi, mau lanjut buat persiapan kemah nanti." Luna berpamitan dan langsung pergi setelah mendapat anggukan dari sang kakak, tak lupa membawa alat makan bekasnya tadi.
Luna berjalan semakin menjauh dari kakak dan teman-temannya, ekor matanya melirik pada salah satu dari teman sang kakak yang aktif mengobrol dan bercanda, gadis itu tersenyum miring dan bersenandung kecil.
"Target selanjutnya, di kunci."
•
•
•
•
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
✨imouto_sora"~
Siapa?
2024-01-08
3
✨imouto_sora"~
buset
2024-01-08
0
Nurmiahana Nana
aduh siapa tuh kawan Luke yg jdi incaran Luna kasihan deh 😄
2023-12-08
0