10. Luke

Suasana menjadi hening sesaat, beberapa berbisik tak enak kala melihat situasi yang berbalik.

"Selena!"

Semua perhatian kini tertuju pada seorang pria yang datang dengan terburu-buru, di belakangnya diikuti oleh beberapa pria lainnya.

'Seperti anak ayam yang mengikuti induknya.' Luna berujar dalam hati, dia pikir mungkin sebentar lagi akan terlibat hal yang lebih merepotkan.

"Lo apa-apaan?!" Pria yang baru datang itu langung membentak Selena dan membawa Luna ke belakang badannya, seolah melindunginya.

"Abian! Kenapa kamu malah bela gadis miskin itu?!" Selena tak terima dan balik membantak pria yang adalah kekasihnya itu.

Sedangkan Luna, gadis itu hanya diam dengan ekspresi malas, dia benci jika harus terlibat dengan masalah percintaan orang lain, disaat dirinya sendiri bahkan belum pernah mengalami hal itu.

"Udah gue bilang berapa kali? Jangan ganggu Luna! Lu ngerti gak! Hah!?"

Luna menaikkan salah satu alisnya, hei, ini berlebihan bukan, bahkan bukan hanya Selena yang terdiam, semua orang yang melihat juga terdiam.

"Maaf menyela, tapi anda siapa?"

Suasana tegang itu entah kenapa terasa awkward, Luna bertanya dengan nada kesal pada Abian yang berada di hadapannya.

"Senior, apa dia yang katanya kau bilang kekasihmu itu?" Luna kembali bertanya, kali ini pada Selena yang di balas anggukan kaku gadis itu.

Luna membuang nafas lelah, "Maaf saja, tapi aku bahkan tidak mengenalnya. Dan lagi, dia bukan tipeku." Perkataan itu tentu saja mendapat berbagai macam reaksi, ada yang shock, tertawa, dan tak bisa berkata-kata.

Yah, sejak dulu dia tinggal di kediaman Bellmore, selera pria yang menjadi kriterianya tinggi, karena semua keturunan Bellmore memiliki paras menawan yang dapat membuat para gadis mabuk kepayang.

"Ha? Gue bukan tipe lo? Emangnya tipe lo yang kayak gimana? Gue bisa menyesuaikan diri." Abian bertanya dengan percaya diri, membuat Selena semakin kesal dan hendak berbicara, tapi terhenti saat mendengar apa yang keluar dari bibir Luna.

"Yang tidak main tangan, tidak kasar pada pasangannya, tidak meninggikan intonasi suara pada pasangannya, tidak main belakang, tidak mempermalukan pasangannya, tidak dengan mudahnya berpaling dari pasangannya. Intinya, pria yang benar-benar pria, seorang gentleman."

Lagi, semua terdiam, mereka diam-diam melirik pada Abian yang secara tidak langsung di sendiri dengan sindiran halus. Lihatlah wajah yang terlihat menahan amarah itu.

"Oh, senior, apa kau ingin pergi ke kamar mandi? Kenapa menahannya? Kau tidak boleh menahan sesuatu yang ingin keluar, biarkan bebas, cepat pergi ke kamar mandi!"

"Ffttt-"

Kali ini semua orang tak dapat menahan tawa mereka, peduli setan dengan Abian yang seorang pemimpin sebuah geng, mereka juga ingin tertawa. Apalagi Luna mengatakan itu dengan polosnya, lihatlah wajah yang seakan menyiratkan kekhawatiran itu.

"Sial*n! Berani lo sama gue?!"

Tidak ada yang menyangka jika Abian akan mengangkat tangannya untuk mendaratkan pukulan pada Luna yang hanya diam saja, gadis itu tak sempat bereaksi dan hanya bisa berharap agar pukulan itu meleset di saat terakhir.

Luna terdiam dengan mata tertutup, dia tidak merasakan rasa sakit, melainkan sebuah rengkuhan hangat yang di dapatkan, dan setelahnya suara bariton seseorang terdengar.

"Kau pikir apa yang kau lakukan?"

Dengan perlahan Luna membuka matanya, hal pertama yang dilihatnya adalah wajah tampan yang mirip dengan kakak pertamanya, Calvin.

"Kak Luke?"

Panggilan spontan itu membuat pria yang di panggil Luke itu membulatkan matanya sesaat, kemudian menghempaskan tangan Abian yang di tahannya.

Wajah dingin dan tanpa ekspresi tadi kini berganti saat menatap Luna, ekspresi hangat dan senyuman manis yang menggantung apik di bibir itu.

"Yes? Princess?"

*****

Setelah kejadian di lapangan tadi, semua langsung bubar setelah guru datang. Disaat semua orang kembali ke kelas masing-masing, tapi tidak dengan dua orang yang tadi menjadi pusat perhatian.

Luna yang tadi hendak buru-buru kembali ke kelas, malah di tarik ke arah berlawanan oleh Luke. Dan di sinilah mereka sekarang, di taman belakang yang sepi, karena memang sekarang proses belajar sedang berlangsung.

Sekitar sepuluh menit Luna dan Luke disana, dan selama itu juga Luke memeluk Luna, pria itu langsung membawa Luna dalam dekapannya segera setelah mereka sampai tadi.

Luna tidak bersuara, dia hanya diam, begitupun Luke yang betah dengan posisinya.

Luna diam karena dia tidak tahu harus berbuat apa dan berkata apa, dia juga sebenarnya penasaran kenapa kakak ketiganya ini bersikap seperti ini, berbeda dengan masa lalu.

Saat Luna hendak mengeluarkan suaranya, dia terdiam kembali saat suara Luke terdengar lebih dulu.

"Maaf, apa kamu marah?"

"Marah? Untuk apa?" Luna balik bertanya, dia tidak tahu kemana konteks pertanyaan kakaknya ini di tujukan.

"Semuanya."

Lagi, Luna semakin tak mengerti. "Maksudnya?"

Luke diam beberapa saat, tak lama Luna merasakan bahu tempat Luke menyandarkan kepalanya basah, apa pria itu menangis?

"Maaf ..." Suara yang keluar juga terdengar serak dan sedikit tertahan.

"Maaf kerena menemukanmu dalam waktu yang sangat lama, maaf karena membiarkan orang asing masuk kerumah kita, maaf karena tidak menyadarinya lebih awal, maaf untuk semuanya."

Deg!

Apa? Apakah Luke telah mengetahui identitasnya? Tapi bagaimana bisa? Kapan dia mengetahuinya?

"Kak-"

"Aku tahu dari kak Calvin." Luke memotong perkataan Luna, dia tahu apa yang ingin di katakan gadis itu.

Dengan pelan lalu melerai pelukannya dan menatap pada mata gadis itu yang bergetar, dia pasti sangat terkejut, karena Luke juga begitu saat pertama kali mengetahui kebenaran ini tadi pagi.

"Kakak akan melakukan apapun, tapi tolong, maafkan kakak, hm?" Luke mengambil kedua tangan Luna, dia mengecupnya dengan pelan dan dalam.

Karena tidak mendapatkan jawaban apapun, Luke lantas berlutut dan mendongak menatap Luna yang membulatkan matanya terkejut.

"Kak!"

"Kakak mohon, maafkan kakak. Luna... "

Luna membuang nafas dalam, lalu ikut berlutut menyamakan diri dengan sang kakak, "Aku sudah memaafkan kakak, dan yang lain juga. Melihat kalian tidak melupakanku, itu cukup untukku." Ucapnya lembut, mengusap air mata Luke yang turun semakin deras.

"Ta-tapi, kami terlambat menemukanmu."

Luna menggelengkan kepalanya, "Tidak, kalian tidak terlambat. tidak sama sekali."

"Bohong jika aku bilang aku tidak marah, bohong jika aku bilang aku tidak kecewa. Aku sangat marah dan kecewa, hari dimana Papa, Mama, dan Kak Calvin datang, benar-benar membuatku bahagia, tapi juga kecewa."

Luke diam mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut sang adik, dia tidak mengalihkan tatapannya barang sedetikpun dari Luna yang juga mulai menangis.

"Aku merasa marah dan kecewa karena kalian menemukanku begitu lama, aku menunggu kalian selama belasan tahun, hidup dalam harapan jika kalian akan segera datang menjemputku, aku menderita."

Tangan besar Luke terulur dan menghapus air mata sang adik, dia tidak suka melihatnya menangis, tidak karena hal-hal yang menyakitkan.

Luna mengambil tangan Luke dan meletakkannya di pipinya, "Tapi Kak, aku tahu, bukan hanya aku yang menderita, kalian juga. Mama yang bahkan harus berpisah setelah beberapa hari melahirkan, Papa yang selalu menyalahkan dirinya sendiri, dan Kak Calvin yang tidak pernah berhenti memikirkanku, kita sama-sama menderita, karena itu aku memaafkan kalian."

"Tapi Kak Calvin bilang kamu sudah mengetahui tentang Sabrina."

Luna mengangguk, "Ya, aku tahu. Dan jujur aku kecewa, tapi aku mengerti perasaan Mama, dia hanya terlalu merindukanku."

"Jadi kakak, berhenti menyalahkan dirimu sendiri, sekarang aku disini, aku baik-baik saja."

Luke mangangguk, dia lantas kembali membawa Luna pada pelukannya, dia selalu membayangkan keadaan adiknya yang telah hilang selama ini.

Luke sama seperti Calvin, selalu memikirkan Luna dan mempertanyakan keadaannya, mencari dengan berbagai macam cara dan selalu berakhir dengan jalan buntu.

Tapi baik dia maupun Calvin, tidak pernah menyerah dengan hasil itu, mereka terus menerus mencari dan berdo'a agar segera di pertemukan dengan adik mereka.

Dan sekarang Tuhan menjawab do'a-nyq, sekarang dia bisa memeluk adiknya itu dengan nyata, bukan hanya mimpi belaka, tapi kenyataan yang membuatnya sangat senang.

Dan apa yang di rasakannya sekarang pasti juga apa yang di rasakan oleh kakak dan adiknya yang lain, yang juga selalu menunggu kedatangan putri satu-satunya keluarga Bellmore.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Retno Putri

Retno Putri

dia yg dipanggil aq yg mleyoottt🤗🥰🥰

2024-05-12

0

✨imouto_sora"~

✨imouto_sora"~

Omo!!!

2024-01-08

0

vio~~~~

vio~~~~

mungkinkah mereka semua ikutan mengulang waktu, makanya jadi beda sikapnya dengan yg dulu...🤔

2023-12-28

3

lihat semua
Episodes
1 1. Kehidupan Pertama
2 2. Kembali
3 3. Membuat Sekenario
4 4. Panggung Untukmu
5 5. Satu Serangan Untuk Sabrina
6 6. Kencan?
7 7. Tumpahan Perasaan
8 8. Pulang?
9 9. Kehidupan Sekolah
10 10. Luke
11 11. Luapan Emosi
12 12. Hanya Kerabat
13 13. Bertaruh Dalam Permainan
14 14. Permainan Yang Semakin Intens
15 15. Panggung Yang Sempurna
16 16. Skandal
17 17. Siblings Time
18 18. Drama Kecil
19 19. Drama Kecil (2)
20 20. Teman Luke
21 21. Waktunya Untuk Pergi
22 22. Berkumpul
23 23. Maverick
24 24. Milikku Itu Gajah!
25 25. Kerandoman Keluarga Bellmore
26 26. Oke, Bongkar Aib Sendiri
27 27. Rumor
28 28. Berkelahi
29 29. Mimpi
30 30. Masalah Tidur Luna
31 31. Anggota Keluarga Bellmore
32 32. Keluarga Besar Bellmore
33 33. She's My Princess
34 34. The Blue Eyes
35 35. Karena Aku Percaya Kalian
36 36. Persiapan Berangkat Camping
37 37. Milan dan Mulan
38 38. Tiba Di Bumi Perkemahan
39 39. Kejadian Api Unggun
40 40. Sebuah Tawaran
41 41. Informan Terbaik
42 42. Kakak Sepupu
43 43. Efek Kupu-kupu
44 44. Efek Kupu-kupu (2)
45 45. Cenayang
46 46. Potensi
47 47. Alice Nyx Lionel
48 48. Milan dan Mulan (2)
49 49. Terungkap
50 50. Sebuah Harga
51 51. Marcellinus Bellmore
52 52. Rencana Mempublikasi
53 53. Pernyataan?
54 54. Be Mine
55 55. Denis Carl Rodriguez
56 56. Wanita Simpanan!
57 57. Gavin...
58 58. Gavin (2)
59 59. Aku Akan Menjadi Penjahatnya
60 60. Kakek, Mereka Berkata Kasar Tadi
61 61. Sebuah Tebakan
62 62. Operation, started!
63 63. Gas Lah!
64 64. Operasi Terakhir
65 65. Lima Bersaudara
66 66. Revenger
67 67. Kebebasan Gavin
68 68. Emotional Damage!
69 69. Badut
70 70. Aktor di Atas Panggung
71 71. Kenapa Harus Aku?
72 72. Alasannya
73 73. Stay With Me
74 74. Kehancuran Saputra
75 75. Hidup Bagai Di Neraka
76 76. Katakanlah
77 77. Like Father, Like Daughter
78 78. Circle-nya Bukan Main
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Kehidupan Pertama
2
2. Kembali
3
3. Membuat Sekenario
4
4. Panggung Untukmu
5
5. Satu Serangan Untuk Sabrina
6
6. Kencan?
7
7. Tumpahan Perasaan
8
8. Pulang?
9
9. Kehidupan Sekolah
10
10. Luke
11
11. Luapan Emosi
12
12. Hanya Kerabat
13
13. Bertaruh Dalam Permainan
14
14. Permainan Yang Semakin Intens
15
15. Panggung Yang Sempurna
16
16. Skandal
17
17. Siblings Time
18
18. Drama Kecil
19
19. Drama Kecil (2)
20
20. Teman Luke
21
21. Waktunya Untuk Pergi
22
22. Berkumpul
23
23. Maverick
24
24. Milikku Itu Gajah!
25
25. Kerandoman Keluarga Bellmore
26
26. Oke, Bongkar Aib Sendiri
27
27. Rumor
28
28. Berkelahi
29
29. Mimpi
30
30. Masalah Tidur Luna
31
31. Anggota Keluarga Bellmore
32
32. Keluarga Besar Bellmore
33
33. She's My Princess
34
34. The Blue Eyes
35
35. Karena Aku Percaya Kalian
36
36. Persiapan Berangkat Camping
37
37. Milan dan Mulan
38
38. Tiba Di Bumi Perkemahan
39
39. Kejadian Api Unggun
40
40. Sebuah Tawaran
41
41. Informan Terbaik
42
42. Kakak Sepupu
43
43. Efek Kupu-kupu
44
44. Efek Kupu-kupu (2)
45
45. Cenayang
46
46. Potensi
47
47. Alice Nyx Lionel
48
48. Milan dan Mulan (2)
49
49. Terungkap
50
50. Sebuah Harga
51
51. Marcellinus Bellmore
52
52. Rencana Mempublikasi
53
53. Pernyataan?
54
54. Be Mine
55
55. Denis Carl Rodriguez
56
56. Wanita Simpanan!
57
57. Gavin...
58
58. Gavin (2)
59
59. Aku Akan Menjadi Penjahatnya
60
60. Kakek, Mereka Berkata Kasar Tadi
61
61. Sebuah Tebakan
62
62. Operation, started!
63
63. Gas Lah!
64
64. Operasi Terakhir
65
65. Lima Bersaudara
66
66. Revenger
67
67. Kebebasan Gavin
68
68. Emotional Damage!
69
69. Badut
70
70. Aktor di Atas Panggung
71
71. Kenapa Harus Aku?
72
72. Alasannya
73
73. Stay With Me
74
74. Kehancuran Saputra
75
75. Hidup Bagai Di Neraka
76
76. Katakanlah
77
77. Like Father, Like Daughter
78
78. Circle-nya Bukan Main
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!