15. Panggung Yang Sempurna

Waktu istirahat telah tiba, hampir semua orang membicarakan mengenai pertandingan basket tadi, banyak yang tidak percaya karena tidak melihat langsung, tapi banyak juga yang dengan kukuh mengatakan betapa hebatnya kelas X-A putri ketika melawan kelas XII-A putri.

Sedangkan yang tengah di gosipkan malah dengan santainya makan di kantin, mereka bahkan makan dengan sangat tenang, tidak ada yang bersuara, semuanya fokus pada makanan masing-masing, terlalu lapar dan lelah.

"Haa, aku selesai." Hera meletakkan sendok di piringnya, lalu meneguk habis satu gelas penuh air putih.

"Aku juga selesai." Gladis ikut menyelesaikan makannya dan langsung membuka ponselnya, mengirimkan pesan pada seseorang.

"Gimana? Bisa di hubungi?" Hera bertanya, gadis itu sedikit mengintip pada siapa Gladis mengirim pesan, ternyata pada Luna.

Gladis mengangguk, dia lantas menunjukkan pesan balasan yang baru saja terkirim oleh Luna, "Dia bilang akan segera ke sini." Jawabnya.

Hera mengangguk, dia kini beralih sibuk dengan ponselnya juga. "Gak ada yang seru." Gumamnya, tapi kemudian dia teringat sesuatu.

"Ernest!" Teriaknya tiba-tiba, membuat si empu yang di panggil langsung menoleh dengan tangan yang masih memegang sendok.

Ernest Balthajar, pria blasteran Indonesia-Eropa itu hendak memaki orang yang memanggilnya ketika dia sedang makan, tapi tidak jadi ketika melihat siapa orang yang barusan memanggilnya itu.

Sendok di tangannya segera dia letakkan dan berdiri dari kursinya, "Yes, My Queen!" Balasnya ikut berteriak.

"Come here." Gera menggerakkan jari telunjuknya, dan Ernest juga dengan cepat datang menghampiri Hera.

Interaksi itu tentu saja menjadi sorotan semua orang, mereka melihat dengan aneh interaksi dua insan beda gender itu.

"Ututu... manisnya babu-ku ini." Hera mengelus bagian bawah dagu Ernest saat pria itu telah sampai di hadapannya, persis seperti dirinya memanjakan seekor kucing.

Ernest? Pria itu malah semakin tenggelam dan memeluk kedua lutut Hera, benar-benar bagaikan kucing dan majikannya.

"Si*l! Lu apain temen gue!?" Aldi benar-benar frustasi, bagaimana bisa temannya yang sangat dia kenal sejak sekolah menengah pertama, kini malah jadi seseorang yang sangat berbeda?

Hera mengangkat bahunya acuh, "Hanya memanjakannya." Jawabnya, terdengar ambigu dan aneh di telinga para pendengar.

"Woi keset welcome! Lu juga, kenapa jadi kek gini?!" Kini Aldi beralih pada temannya yang anteng duduk di sebelah Hera, jangan lupakan dengan tangan gadis itu yang kini beralih membelai rambut pirangnya.

Ernest juga hanya mengangkat bahunya, "Dia memanjakanku." Jawabnya.

"Aakkkhhh!" Aldi frustasi, dia kemudian hendak kembali ke bangkunya, yang berada tak jauh dari tempatnya saat ini.

Tapi langkahnya terhenti karena perkataan seseorang, "Mau kemana?"

Aldi yang kesal kemudian menoleh pada yang bersangkutan, "Balik ke habitat gue lah!" Jawabnya dengan nada kesal.

"Oke, tapi tolong belikan dulu minuman." Ujar orang itu sambil menyodorkan satu lembar uang berwarna biru tua.

Perempatan imajiner tercetak jelas di dahi Aldi, "Beli sendiri! Gue bukan babu lu!" Kesalnya.

Orang itu lantas menggelngkan kepalanya, "Lupa dengan taruhan kita tadi?" Tanyanya.

"Taruhan ap-" Ucapan Aldi seketika terhenti, kala ingatannya memutar kembali adegan saat Juan menyetujui taruhan yang di buat oleh Gladis.

"Sudah ingat? Sekarang pergi dan tolong belikan apa yang barusan aku sebut." Ujar orang itu dengan senyum yang membuat matanya menyipit, terdapat sebuah tahi lalat di bawah bibirnya, membuatnya memiliki kesan elegan dan sexy.

Dia adalah keamanan putri dari kelas X-A, juga anggota paskibra dan taekwondo. Namanya banyak di sebutkan dalam hal kedisiplinan dan tata tertib, namanya juga terpampang jelas di mading sebagai salah satu peserta olimpiade taekwondo yang membawa pulang medali emas. Namanya Evangeline Flair Lucienne.

Aldi menetap malas uang yang di sodorkan oleh Evangeline, dia bahkan membuat wajah kesal yang jika Haikal lihat, maka dia akan melemparkan sepatunya pada wajah Aldi.

"Ck! Yaudah sini! Rempong banget!" Aldi dengan malas mengambil uang itu, sebelum dia berbalik untuk membeli apa yang di suruh, telinganya mendengar sesuatu yang menyenangkan.

"Ambil kembaliannya."

Wajah yang tadinya di tekuk dengan jelek, kini berseri dan matanya berbinar. "Oke! Kalo itu baru gue semangat!" Dan dengan itu juga dia langsung menerjang kumpulan siswa dan siswi untuk menuntaskan tugasnya.

"Mata duitan." Cibir Ernest, dia sangat mengenal tabiat Aldi.

Aldi itu sangat mata duitan, dia lebih suka di jalani dari pada menjajadi, dia juga suka mencari barang gratisan atau barang diskon, padahal dia adalah anak kedua dari pemilik perusahaan farmasi terbesar di Indonesia.

Tak lama setelah kepergian Aldi, Luna datang bersama dengan salah satu temannya yang tadi juga ikut bermain basket, keduanya langsung duduk di tempat yang memang telah di sediakan oleh teman-teman mereka.

"Ini bocah kenapa nyasar di sini?" Tanya gadis yang datang bersama Luna tadi.

Ernest menatap julid lalu memeletkan lidahnya. "Masalah buat lu?"

Gadis itu memasang wajah kesal, ingin dia memukul kepala pria itu, tapi tidak di hadapan Hera yang notabenenya adalah penjinak pria gila macam Ernest.

"Vio, mau pesen apa? Biar sekalian aku pesenin." Luna bertanya pada temannya itu, dia telah berdiri dan hendak pergi ke stand makanan.

"Samain aja, tapi minumnya mau lemon tea aja." Gadis bernama lengkap Violet Lysander itu menjawab dan memberikan uang untuk pesanannya.

Luna mengangguk lalu pergi ke stand makanan, dia menatap sekeliling, lalu tatapannya jatuh pada gadis yang juga menatapnya dengan marah.

"Yah, kali ini aku akan mengembalikan apa yang kau lakukan padaku dulu, lagi pula kau tidak berubah."

Setelah bergumam begitu, dengan gerakan cepat Luna mengetik sesuatu di ponselnya, mengirimkan pesannya pada seseorang, dan di balas dengan sebuah emoji 'Oke!'.

Langkah Luan tidak berhenti, dia terus berjalan ke stand makanan dengan bersenandung kecil, matanya berkilat sesaat, menandakan jika dia tengah puas dengan rencananya.

"Nikmati waktunya, dan berikan aku tontonan yang bagus."

*****

Luna kembali ke mejanya, dia menyerahkan pesanan Violet dan makan dengan tenang, teman-temannya yang lain masih stay dan menunggunya dan Violet selesai.

Ditengah ketenangan itu, seseorang tiba-tiba membuat kegaduhan, asalnya dari meja beberapa siswi senior. Keributannya di awali dengan siswi senior di kelas XII-B yang menyiramkan air minum pada siswi senior kelas XII-A, dan kebetulan dia adalah kapten basket tim putri sekolah.

"Maksud lo apa jal*ng?!"

Kata pertama yang keluar dari bibir si pelaku pengiriman adalah kata kasar itu, dia bahkan berteriak dengan wajah murka dan tangannya yang menggenggam erat ponselnya.

"Lo yang apa-apaan! Maksud lo apa nyiram gue sama ngatain gue jal*ng!?" Si ketua basket putri ikut berteriak tak terima.

"Gak tau malu, jal*ng mah ya jal*ng aja kali."

"Dalam kontes apa lo nyebut gue gitu, hah?! Lo mau gue laporin sama kepala sekolah atas pencemaran nama baik?"

"Ck! Lu buka hp deh, cek forum sekolah, kayaknya udah di unggah."

Setelah perkataan itu, banyak siswa maupun siswi yang mendengar langsung mengecek apa yang barusan di katakan oleh gadis yang memiliki nama Aurora Saptalaksana.

Dan detik itu juga, suasana menjadi sangat kacau, mereka menatap tak percaya pada forum sekolah yang menampilkan berita mengenai sebuah skandal yang melibatkan seorang siswi dan pengusaha kaya.

Tajuk utamanya adalah 'Siswi berprestasi menjadi Sugar Daddy dari seorang pengusaha kaya'. Dan nama siswi itu juga tercetak jelas, begitupun si pengusaha.

Tercetak jelas, nama Amelia Putri dan Martin Saptalaksana di baris pertama keterangan dalam forum sekolah.

"Gak nyangka, ternyata ketua basket putri simpenan om-om!"

"Pantesan aja selama ini kak Aurora kayak depresi gitu."

"Karanya Ibunya kak Aurora juga lagi sakit, tega banget."

"Gak tau malu banget, dia gak mikir apa gimana perasaan kak Aurora sama Ibunya?"

"Emang bener kata kak Aurora, dasar jal*ng!"

Publik mengecam Amelia yang telah mati kutu, gadis- tidak. Wanita itu hanya bisa diam dan memandang tak percaya pada ponselnya, dia menatap gelisah pada orang-orang yang mulai mencaci-maki dirinya.

"Nggak! Nggak! Itu bohong! Gak mungkin!" Teriaknya dan menyangkal semua berita itu.

"Dasar jal*ng!"

"Keluar dari sekolah ini! Kita tidak menerima jal*ng seperti dirimu!"

Suasana semakin kacau, semua orang sibuk mengkritik Amelia, dan tidak sempat memperhatikan seorang gadis yang tersenyum miring dan tertawa kecil.

"Ah, punggungnya sempurna. Haruskah... aku beralih pada panggung selanjutnya?"

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Bonny Patriadi

Bonny Patriadi

wajar Thor 🤩tetep semangka ya, walaupun puasa 🤩🤩

2024-04-03

1

Diah Susanti

Diah Susanti

sopo iku? penasaran

2024-02-18

0

Bonny Patriadi

Bonny Patriadi

sugar baby Thor.,

2024-01-17

3

lihat semua
Episodes
1 1. Kehidupan Pertama
2 2. Kembali
3 3. Membuat Sekenario
4 4. Panggung Untukmu
5 5. Satu Serangan Untuk Sabrina
6 6. Kencan?
7 7. Tumpahan Perasaan
8 8. Pulang?
9 9. Kehidupan Sekolah
10 10. Luke
11 11. Luapan Emosi
12 12. Hanya Kerabat
13 13. Bertaruh Dalam Permainan
14 14. Permainan Yang Semakin Intens
15 15. Panggung Yang Sempurna
16 16. Skandal
17 17. Siblings Time
18 18. Drama Kecil
19 19. Drama Kecil (2)
20 20. Teman Luke
21 21. Waktunya Untuk Pergi
22 22. Berkumpul
23 23. Maverick
24 24. Milikku Itu Gajah!
25 25. Kerandoman Keluarga Bellmore
26 26. Oke, Bongkar Aib Sendiri
27 27. Rumor
28 28. Berkelahi
29 29. Mimpi
30 30. Masalah Tidur Luna
31 31. Anggota Keluarga Bellmore
32 32. Keluarga Besar Bellmore
33 33. She's My Princess
34 34. The Blue Eyes
35 35. Karena Aku Percaya Kalian
36 36. Persiapan Berangkat Camping
37 37. Milan dan Mulan
38 38. Tiba Di Bumi Perkemahan
39 39. Kejadian Api Unggun
40 40. Sebuah Tawaran
41 41. Informan Terbaik
42 42. Kakak Sepupu
43 43. Efek Kupu-kupu
44 44. Efek Kupu-kupu (2)
45 45. Cenayang
46 46. Potensi
47 47. Alice Nyx Lionel
48 48. Milan dan Mulan (2)
49 49. Terungkap
50 50. Sebuah Harga
51 51. Marcellinus Bellmore
52 52. Rencana Mempublikasi
53 53. Pernyataan?
54 54. Be Mine
55 55. Denis Carl Rodriguez
56 56. Wanita Simpanan!
57 57. Gavin...
58 58. Gavin (2)
59 59. Aku Akan Menjadi Penjahatnya
60 60. Kakek, Mereka Berkata Kasar Tadi
61 61. Sebuah Tebakan
62 62. Operation, started!
63 63. Gas Lah!
64 64. Operasi Terakhir
65 65. Lima Bersaudara
66 66. Revenger
67 67. Kebebasan Gavin
68 68. Emotional Damage!
69 69. Badut
70 70. Aktor di Atas Panggung
71 71. Kenapa Harus Aku?
72 72. Alasannya
73 73. Stay With Me
74 74. Kehancuran Saputra
75 75. Hidup Bagai Di Neraka
76 76. Katakanlah
77 77. Like Father, Like Daughter
78 78. Circle-nya Bukan Main
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Kehidupan Pertama
2
2. Kembali
3
3. Membuat Sekenario
4
4. Panggung Untukmu
5
5. Satu Serangan Untuk Sabrina
6
6. Kencan?
7
7. Tumpahan Perasaan
8
8. Pulang?
9
9. Kehidupan Sekolah
10
10. Luke
11
11. Luapan Emosi
12
12. Hanya Kerabat
13
13. Bertaruh Dalam Permainan
14
14. Permainan Yang Semakin Intens
15
15. Panggung Yang Sempurna
16
16. Skandal
17
17. Siblings Time
18
18. Drama Kecil
19
19. Drama Kecil (2)
20
20. Teman Luke
21
21. Waktunya Untuk Pergi
22
22. Berkumpul
23
23. Maverick
24
24. Milikku Itu Gajah!
25
25. Kerandoman Keluarga Bellmore
26
26. Oke, Bongkar Aib Sendiri
27
27. Rumor
28
28. Berkelahi
29
29. Mimpi
30
30. Masalah Tidur Luna
31
31. Anggota Keluarga Bellmore
32
32. Keluarga Besar Bellmore
33
33. She's My Princess
34
34. The Blue Eyes
35
35. Karena Aku Percaya Kalian
36
36. Persiapan Berangkat Camping
37
37. Milan dan Mulan
38
38. Tiba Di Bumi Perkemahan
39
39. Kejadian Api Unggun
40
40. Sebuah Tawaran
41
41. Informan Terbaik
42
42. Kakak Sepupu
43
43. Efek Kupu-kupu
44
44. Efek Kupu-kupu (2)
45
45. Cenayang
46
46. Potensi
47
47. Alice Nyx Lionel
48
48. Milan dan Mulan (2)
49
49. Terungkap
50
50. Sebuah Harga
51
51. Marcellinus Bellmore
52
52. Rencana Mempublikasi
53
53. Pernyataan?
54
54. Be Mine
55
55. Denis Carl Rodriguez
56
56. Wanita Simpanan!
57
57. Gavin...
58
58. Gavin (2)
59
59. Aku Akan Menjadi Penjahatnya
60
60. Kakek, Mereka Berkata Kasar Tadi
61
61. Sebuah Tebakan
62
62. Operation, started!
63
63. Gas Lah!
64
64. Operasi Terakhir
65
65. Lima Bersaudara
66
66. Revenger
67
67. Kebebasan Gavin
68
68. Emotional Damage!
69
69. Badut
70
70. Aktor di Atas Panggung
71
71. Kenapa Harus Aku?
72
72. Alasannya
73
73. Stay With Me
74
74. Kehancuran Saputra
75
75. Hidup Bagai Di Neraka
76
76. Katakanlah
77
77. Like Father, Like Daughter
78
78. Circle-nya Bukan Main
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!