8. Pulang?

Luna teruduk di kasusnya, pikirannya melayang pada kejadian di taman tadi, dia tidak percaya menumpahkan semua perasaannya pada Calvin dan menangis seperti anak kecil.

"Ugh- itu memalukan... "

Luna tidak bermaksud untuk berkata terus terang seperti itu, tapi suasana yang mendukung membuatnya lepas kendali. Tidak tahu juga bagaimana nanti tanggapan Calvin, karena pria itu langsung pergi setelah mereka kembali ke panti.

Jika di ingat lagi, tadi pria itu memberikannya sebuah paper bag, dan Luna belum membukanya. Dimbilnya paper bag itu dan di keluarkan isinya, ada beberapa barang, tapi tampaknya sudah lama.

Sebuah kotak musik yang terbuat dari kayu, tapi masih terlihat bagus, tidak ada tanda-tanda usang. Lagu yang di putar juga terdengar menenangkan, membuat Luna tenggelam dan beralih pada barang yang lain.

Sebuah jepit rambut berbentuk hati yang sangat cantik, walau tidak berhias apapun, tapi warna silver dan sebuah berlian yang berada ditengahnya membuat itu terlihat elegan.

Barang selanjutnya adalah sebuah figura dengan foto seorang bayi. Ah, Luna kenal bayi itu, itu adalah dirinya. Yuni pernah memberikan foto ketika dirinya masih bayi, dan itu sama persis seperti foto yang sedang dia pegang saat ini.

Luna membalikkan figura dan menemukana tulisan tangan seseorang. 'My Little Sister, Princess of Bellmore, Everlyne Bellmore.'

"Apakah itu namaku?"

Luna mengusap tulisan itu dengan penuh perasaan sayang, apakah selama ini kakak pertamanya itu selalu menunggunya? Bahkan dia memiliki sepatu kecil, terlihat seperti sepatu bayi.

Empat barang itu mungkin terlihat biasa saja, tapi bagi Luna, itu sangat berharga, karena dia tahu, bahwa barang-barang itu adalah bukti jika sang kakak tidak melupakannya.

"Baiklah, kakak. Aku akan kembali, untukmu, dan untuk rencanaku."

*****

Satu minggu berlalu, pasangan suami istri keluarga Bellmore terus datang tanpa henti, mereka mencoba segala cara untuk dekat dan di terima oleh Luna.

Dan yang paling menempel adalah Calvin, pria itu bahkan menginap dua hari yang lalu, dia mengatakan tidak ingin pulang dulu dan hanya ingin menumpang istirahat.

"Kakak, kapan kamu akan pulang?" Luna bertanya tanpa menatap Calvin, dia sedang mencuci piring yang baru saja di pakai bersama.

"Jika kamu ikut pulang."

Luna menghela nafas pelan, dua hari kakak pertamanya itu menginap, dan jawaban itu juga yang selalu keluar jika di tanya kapan dia akan pulang.

"Kenapa kamu tidak mau pulang?" Sekarang pertanyaan itu berbalik pada Luna, membuat gadis itu terdiam.

"Apa karena hama itu?" Tanya Calvin lagi, kali ini Luna sedikit terkekeh pelan, hama katanya.

"Memangnya keluarga Bellmore yang sangat bergengsi, tidak memiliki tukang kebun? Hingga membiarkan sebuah hama berkeliaran di rumah?" Tanya balik Luna dengan senyum miring.

Calvin terkekeh ringan, selam satu minggu ini, dia sedikit mengenal sikap sang adik. Tenang, tapi juga menakutkan. Baik, hanya pada orang-orang yang dia anggap sebagai miliknya. Cerdas, tentu saja.

Dan Calvin paling suka sikap gadis itu yang baru-baru ini dia ketahui, manipulatif. Terkesan manis dan penuh dengan kasih sayang, tapi di balik semua itu, ada iblis yang menunggu mangsanya terjerat.

Calvin tidak membencinya, dia senang adiknya tidak naif dan bisa memanfaatkan apa yang di milikinya, artinya dia tidak lemah.

Dan Calvin juga suka dengan sikap Luna yang sewaktu-waktu bisa bersikap polos dan terkesan tak tahu apa-apa. Calvin menikmati setiap waktu yang dihabiskannya bersama sang adik, dia suka ketika melihat perubahan sikap adiknya itu.

"Mau bagaimana lagi, tukang kebun mungkin mendadak buta, jadi dia tidak melihat hama itu dan membiarkannya."

Luna maupun Calvin saling pandang dan tertawa pelan, mereka terkadang memiliki pemikiran yang sama, dan memiliki beberapa hobi yang sama.

Ngomong-ngomong tentang hama, hama yang mereka maksud adalah orang asing yang kini masih berada di kediaman Bellmore. Siapa lagi jika bukan Sabrina?

"Apa ini? Kalian saling tertawa tanpa mengajak kami?"

Keduanya menoleh mendengar suara yang familiar, dan yang mereka lihat adalah pasangan suami istri yang adalah orang tua mereka.

"Mengganggu saja." Calvin menatap malas pada sang Ayah yang menginterupsi waktunya dengan sang adik, mana berani dia jika menjulidi sang Ibu.

"Lihat anak ini? Anak siapa kau?" Darius menatap kesal pada putra pertamanya itu.

"Anakku, kenapa?" Isabella menatap Darius tajam, dan yang di tatap hanya membuang muka, tidak mau mendapat amukan dari singa betina yang adalah istrinya itu.

Luna tertawa geli, Ayahnya itu memiliki badan kekar dan wajah sangar, tapi bisa-bisanya dia takut pada Isabella yang memiliki badan kecil dan wajah tentu saja cantik feminim.

"Sayang, sudah selesai dengan pekerjaanmu?" Isabella mengabaikan putra pertama dan suaminya, dia mendekati Luna yang telah menyimpan kembali alat untuk cuci piring.

"Iya, aku selesai." Jawabnya dengan lembut, Isabella tersenyum dan membawa putrinya untuk duduk di sofa.

"Sayang, masih tidak ingin ikut dengan kami?" Isabella bertanya dengan hati-hati, dia tidak mau membuat suasana hati putrinya terganggu, tapi dia juga ingin segera membawa kembali putrinya, dia ingin agar keluarganya lengkap kembali.

Luna terdiam, dia sudah memikirkannya selama satu minggu ini, dan dia telah mengambil keputusan. "Aku akan ikut."

Jawaban itu sontak membuat mereka bertiga terkejut, apakah akhirnya penantian mereka terbayarkan?

"Ka-kamu yakin? Kamu gak bohong kan?" Isabella bertanya untuk meyakinkan jawaban sang putri, dan Luna mengangguk yakin.

"Tapi tolong tunggu satu minggu lagi, aku ingin menghabiskan waktu bersama Ibu dan anak-anak yang lain di sini, boleh kan?"

Isabella dengan cepat mengangguk, dia mengambil kedua tangan Luna dan menggenggamnya dengan tangan bergetar. "Tentu sayang, lakukan apapun yang kamu mau, kami akan menunggumu." Ucapnya.

Luna tersenyum dan berterimakasih, dia melakukan ini karena sepertinya akan jarang bertemu dengan Yuni dan anak-anak yang lain, karena setelah masuk ke dalam keluarga Bellmore seutuhnya, dia harus menyiapkan segala hal untuk balas dendamnya.

Apalagi Yuni tidak mau ketika di ajak untuk tinggal bersama, dia mengatakan jika dia masih memiliki kewajiban untuk membesarkan anak-anak di panti ini.

"Sebelum itu, sayang. Kamu ingin kamar kamu memiliki tema apa? Papa akan menyiapkannya segera." Darius bertanya dengan lembut, sudah sejak lama dia ingin menyiapkan kamar untuk putrinya itu, tapi dia menunggu hati putrinya luluh dan ingin agar kamar yang akan tempati nanti sesuai dengan keinginan sang putri.

Luna terdiam sejenak, ini juga berubah. Di masa lalu, Luna mendapat kamar bekas Sabrina, dan gadis itu pindah ke kamar yang batu saja di bangun. Jadinya Luna menggunakan kamar yang memang sejak awal di hias dengan tema yang Sabrina suka, dan tema itu adalah tema yang tidak di sukainya.

"Aku suka warna biru dan hitam, memang kontras, tapi itu memiliki arti tersendiri dalam hidupku. Aku juga suka lautan dan langit malam, karena terlihat tenang dan memberikan kenyamanan." Itu adalah perkataan spontan yang keluar begitu saja tanpa di rencanakan, membuat Luna sendiri bingung dengan perkataannya.

Ya, tentu saja. Dulu dia tidak mendapat kesempatan untuk mengutarakan apa yang di sukainya, jadi saat mendapat pertanyaan apa hal yang dia inginkan untuk tema kamarnya, dia mengatakannya dengan spontan.

"Laut, ya? Baiklah, Papa akan menghiasnya sesuai dengan keinginan putri Papa, ada yang lain, sayang?" Darius bertanya kembali, membuat Luna di landa kebingungan.

"Pikirkan perlahan, katakan saja jika kamu sudah memiliki keinginan yang lain. Apapun itu, katakan pada kami, mengerti?" Calvin angkat bicara saat melihat raut bingung sang adik.

Dia yang paling banyak menghabiskan waktu dengan Luna selama ini, dan dia mengetahui sifat Luna yang jarang memiliki keinginan sendiri. Gadis itu cenderung selalu mementingkan orang lain, tapi dia melupakan dirinya sendiri.

Luna mengangguk dan menautkan kedua jemari tangannya, dia sebenarnya memiliki sesuatu yang di inginkannya, tapi dia ragu untuk mengatakannya.

"Katakanlah, ada yang ingin kamu katakan?" Isabella dapat melihat raut bingung di wajah putrinya, membuat hatinya sakit karena putrinya bersikap enggan pada keluarganya sendiri.

Luna menghela nafas sesaat, dia menatap pada Calvin dan kedua orang tuanya, bolehkah dia mengatakannya? Tapi jika bukan sekarang? Apakah dia akan memiliki kesempatan di masa depan?

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

✨imouto_sora"~

✨imouto_sora"~

Sama, aku paling suka hitam dan biru🙂

2024-01-08

2

Nur Hayati

Nur Hayati

sudah mulai menarik ... semangat mudah2an alur nya semakin seru

2023-12-09

0

Shai'er

Shai'er

lanjut Thor💪💪💪

makasih banyak🥰🥰🥰
sehat selalu💖💖💖

2023-11-09

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kehidupan Pertama
2 2. Kembali
3 3. Membuat Sekenario
4 4. Panggung Untukmu
5 5. Satu Serangan Untuk Sabrina
6 6. Kencan?
7 7. Tumpahan Perasaan
8 8. Pulang?
9 9. Kehidupan Sekolah
10 10. Luke
11 11. Luapan Emosi
12 12. Hanya Kerabat
13 13. Bertaruh Dalam Permainan
14 14. Permainan Yang Semakin Intens
15 15. Panggung Yang Sempurna
16 16. Skandal
17 17. Siblings Time
18 18. Drama Kecil
19 19. Drama Kecil (2)
20 20. Teman Luke
21 21. Waktunya Untuk Pergi
22 22. Berkumpul
23 23. Maverick
24 24. Milikku Itu Gajah!
25 25. Kerandoman Keluarga Bellmore
26 26. Oke, Bongkar Aib Sendiri
27 27. Rumor
28 28. Berkelahi
29 29. Mimpi
30 30. Masalah Tidur Luna
31 31. Anggota Keluarga Bellmore
32 32. Keluarga Besar Bellmore
33 33. She's My Princess
34 34. The Blue Eyes
35 35. Karena Aku Percaya Kalian
36 36. Persiapan Berangkat Camping
37 37. Milan dan Mulan
38 38. Tiba Di Bumi Perkemahan
39 39. Kejadian Api Unggun
40 40. Sebuah Tawaran
41 41. Informan Terbaik
42 42. Kakak Sepupu
43 43. Efek Kupu-kupu
44 44. Efek Kupu-kupu (2)
45 45. Cenayang
46 46. Potensi
47 47. Alice Nyx Lionel
48 48. Milan dan Mulan (2)
49 49. Terungkap
50 50. Sebuah Harga
51 51. Marcellinus Bellmore
52 52. Rencana Mempublikasi
53 53. Pernyataan?
54 54. Be Mine
55 55. Denis Carl Rodriguez
56 56. Wanita Simpanan!
57 57. Gavin...
58 58. Gavin (2)
59 59. Aku Akan Menjadi Penjahatnya
60 60. Kakek, Mereka Berkata Kasar Tadi
61 61. Sebuah Tebakan
62 62. Operation, started!
63 63. Gas Lah!
64 64. Operasi Terakhir
65 65. Lima Bersaudara
66 66. Revenger
67 67. Kebebasan Gavin
68 68. Emotional Damage!
69 69. Badut
70 70. Aktor di Atas Panggung
71 71. Kenapa Harus Aku?
72 72. Alasannya
73 73. Stay With Me
74 74. Kehancuran Saputra
75 75. Hidup Bagai Di Neraka
76 76. Katakanlah
77 77. Like Father, Like Daughter
78 78. Circle-nya Bukan Main
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Kehidupan Pertama
2
2. Kembali
3
3. Membuat Sekenario
4
4. Panggung Untukmu
5
5. Satu Serangan Untuk Sabrina
6
6. Kencan?
7
7. Tumpahan Perasaan
8
8. Pulang?
9
9. Kehidupan Sekolah
10
10. Luke
11
11. Luapan Emosi
12
12. Hanya Kerabat
13
13. Bertaruh Dalam Permainan
14
14. Permainan Yang Semakin Intens
15
15. Panggung Yang Sempurna
16
16. Skandal
17
17. Siblings Time
18
18. Drama Kecil
19
19. Drama Kecil (2)
20
20. Teman Luke
21
21. Waktunya Untuk Pergi
22
22. Berkumpul
23
23. Maverick
24
24. Milikku Itu Gajah!
25
25. Kerandoman Keluarga Bellmore
26
26. Oke, Bongkar Aib Sendiri
27
27. Rumor
28
28. Berkelahi
29
29. Mimpi
30
30. Masalah Tidur Luna
31
31. Anggota Keluarga Bellmore
32
32. Keluarga Besar Bellmore
33
33. She's My Princess
34
34. The Blue Eyes
35
35. Karena Aku Percaya Kalian
36
36. Persiapan Berangkat Camping
37
37. Milan dan Mulan
38
38. Tiba Di Bumi Perkemahan
39
39. Kejadian Api Unggun
40
40. Sebuah Tawaran
41
41. Informan Terbaik
42
42. Kakak Sepupu
43
43. Efek Kupu-kupu
44
44. Efek Kupu-kupu (2)
45
45. Cenayang
46
46. Potensi
47
47. Alice Nyx Lionel
48
48. Milan dan Mulan (2)
49
49. Terungkap
50
50. Sebuah Harga
51
51. Marcellinus Bellmore
52
52. Rencana Mempublikasi
53
53. Pernyataan?
54
54. Be Mine
55
55. Denis Carl Rodriguez
56
56. Wanita Simpanan!
57
57. Gavin...
58
58. Gavin (2)
59
59. Aku Akan Menjadi Penjahatnya
60
60. Kakek, Mereka Berkata Kasar Tadi
61
61. Sebuah Tebakan
62
62. Operation, started!
63
63. Gas Lah!
64
64. Operasi Terakhir
65
65. Lima Bersaudara
66
66. Revenger
67
67. Kebebasan Gavin
68
68. Emotional Damage!
69
69. Badut
70
70. Aktor di Atas Panggung
71
71. Kenapa Harus Aku?
72
72. Alasannya
73
73. Stay With Me
74
74. Kehancuran Saputra
75
75. Hidup Bagai Di Neraka
76
76. Katakanlah
77
77. Like Father, Like Daughter
78
78. Circle-nya Bukan Main
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!