12. Hanya Kerabat

Danau kecil yang berada di tengah hutan menjadi saksi bisu diantara dua kakak beradik yang saling mencurahkan hati mereka, sang adik yang mengeluarkan semua hal yang selama ini dia tahan, dan sang kakak yang setia mendengarkan dan sesekali mengusap air mata yang tak hentinya jatuh dari mata indah sebening lautan itu.

Sekarang sudah terlewat sekitar empat puluh menit dari awal mereka datang ke sini, baik Luna maupun Luke saling diam dengan posisi yang masih sama, Luke memeluk tubuh kecil sang adik dengan erat, bibirnya juga masih senantiasa membisikkan kata-kata penenang.

Setelah kejadian Luna menangis di perjalanan ke sekolah tadi, keduanya lantas memutuskan untuk absen untuk hari ini saja, Luna yang biasanya tidak pernah absen kecuali untuk alasan sakit juga memilih untuk mengikuti saran sang kakak untuk menenangkan diri, masalah surat izin di serahkan pada kakaknya itu.

Dan ternyata yang mengurus surat izin kedua anak muda itu adalah kakak pertama mereka, Luke mengirim pesan pada Calvin jika dia dan Luna akan izin selama satu hari, tidak ada penjelasan apapun, tapi Calvin tetap menuliskan surat, nanti dia akan menagih penjelasan dari adik keduanya itu.

"Terimakasih."

Luke menunduk untuk menatap sang adik yang bergumam dengan nada kecil dan sedikit serak, "Untuk?" Tanyanya.

Luna terdiam sejenak, lalu semakin menenggelamkan tubuhnya dalam dekapan hangat Luke. "Untuk semuanya." Jawabnya.

Luke menggelengkan kepalanya, "Bukan kamu yang harus berterimakasih, tapi aku. Terimakasih karena sudah bertahan, terimakasih karena masih menunggu kami, terimakasih karena tidak menyerah, dan terimakasih karena telah menerima kami." Ucapnya dengan sangat tulus.

Entah sudah berapa kali Luke mengucapkan terimakasih dan maaf pada Luna, tapi dia tidak akan pernah bosan untuk terus mengatakan itu, dia akan terus mengucapkannya hingga ajal menjemputnya.

Setengah jam berlalu, Luna pada akhirnya jatuh tertidur, dia tertidur dengan sangat lelap, seolah selama ini dia tidak bisa tidur dengan baik.

"Sleep well, my little princess."

*****

Keesokan harinya Luna maupun Luke kembali bersekolah, keduanya juga berangkat bersama seperti kemarin. Dan seperti yang Luna khawatirkan, banyak pasang mata yang menatapnya dengan berbagai macam tatapan, sinis, marah, benci, dan bahkan beberapa ada yang menatapnya iri.

"Ayo, kakak akan mengantarmu ke kelas." Luke menarik pelan tangan Luna, dia mengabaikan semua tatapan aneh dan juga terkejut semua orang, memang apa pedulinya?

Tapi berbeda dengan Luke, Luna hanya bisa tersenyum dan menangis dalam hati. 'Kakak, apa kau tidak sadar jika para fanatik-mu menatapku sekolah ingin membunuhku?!'

Saat sampai di kelas, semua orang terdiam dan menatap terkejut pada most wanted paling populer datang ke kelas mereka, dan menggandeng salah satu teman sekelas mereka.

"Belajar dengan benar, kakak akan menjemputmu lagi nanti." Luke berujar sambil menepuk pelan puncak kepala Luna, membuat para siswi di kelas tak sengaja memekik.

Luke menatap mereka tajam, dia bahkan menatap para siswa laki-laki dengan lebih tajam, seolah ingin membolongi kepala mereka dengan tatapannya.

"I-iya, aku akan menunggumu nanti, sekarang kakak sana ke kelasmu!" Luna mendorong tubuh besar dan tinggi kakaknya dengan banyak usaha.

Luke hanya mengangguk dan mulai meninggalkan kelas sang adik, tapi sebelum itu dia menatap tajam kembali pada siswa laki-laki di kelas sang adik.

Setelah kepergian Luke, satu kelas akhirnya bisa bernafas dengan lega, sangat jarang melihat kakak kelas mereka yang satu itu, dan sekalinya melihat malah di hadiahi tatapan mematikan.

"Luna, apa benar kau berpacaran dengan kak Luke?"

"Bagaimana bisa kalian berakhir bersama?"

"Kalian terlihat sangat dekat, kalian benar-benar berkencan?"

Banyak pertanyaan yang menyerbunya segera setalah Luna duduk di bangkunya, dan Luna hanya menjawab jika dia dan Luke tidak berkencan, mereka hanya dekat dan kebetulan memiliki tali kekerabatan.

Sebelumnya Luna telah membahas hal ini dengan Luke, karena Luna tidak ingin mengekspose dirinya dulu, akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan alasan ini saat ditanya oleh orang lain tentang hubungan mereka.

"Benarkah? Kupikir keluarga Bellmore tidak memiliki kerabat lain, karena aku hampir tidak pernah melihat mereka."

Luna menatap salah satu teman sekelasnya yang baru saja berbicara, dia adalah gadis dengan rambut pendek sebahu dan memiliki postur tubuh lebih kecil dari pada teman-temannya yang lain.

"Itu wajar, karena kerabat yang lain tinggal di luar negeri, hanya aku satu-satunya yang tinggal terpisah." Luna menjawab dengan lugas, dia tidak sepenuhnya berbohong, karena dia memang tinggal terpisah.

Di sekolah ini, tidak ada yang mengetahui jika dirinya berasal dari panti asuhan, tapi beberapa orang yang mengetahui jika dirinya masuk dengan beasiswa mengatakan jika dirinya adalah anak dari keluarga miskin.

Padahal beasiswa bukanlah sesuatu yang melambangkan kemiskinan, tapi sepertinya orang yang mengatakan hal itulah yang miskin, miskin pendidikan dan ilmu.

"Ah iya, aku juga pernah dengar jika keluarga Bellmore memang memiliki beberapa kerabat di luar negeri, tapi katanya mereka sangat jarang berkomunikasi." Yang lainnya menimpali, kali ini seorang gadis dengan kacamata yang menggantung apik di hidung mancungnya.

Luna hanya mengangguk menanggapi pernyataan itu, karena memang seperti itu adanya. Kenyataannya memang keluarga Bellmore mulai terpecah semenjak kejadian penculikan dirinya saat bayi, mereka mengatakan jika Darius dan Isabella tidak kompeten, dan memilih untuk menetap di luar negeri.

Sebenarnya itu alasan yang konyol, seharusnya mereka membantu mencari, bukan malah menyalahkan korban dan membuat situasi semakin rumit. Apalagi katanya, semenjak kerabat yang lain memutuskan untuk menjauh, banyak musuh yang semakin gencar mengincar keluarga Bellmore dan keturunannya yang berada di negara ini.

Itulah yang Luna tahu saat di kehidupannya dulu, dan itu adalah salah satu hal besar yang harus dia ubah, dia tidak bisa membiarkan keluarga Bellmore terus terpecah dan membuat musuh semakin diatas awan.

Obrolan kemudian harus berhenti karena guru telah masuk, mereka melakukan pembelajaran dengan tenang, tidak ada kekacauan dan hanya ada suasana damai, walau sebenarnya otak hampir meledak.

Setelah pelajaran yang menguras otak selesai, kini beralih pada pembelajaran yang mengurus stamina. Kelas Luna adalah kelas yang bisa dibilang cukup populer, bukan hanya karena berisi para anak-anak berbakat, tapi juga visual mereka yang tak kalah dengan para kakak kelas.

Banyak kakak kelas yang mengincar anak-anak kelas Luna untuk dijadikan kekasih, baik itu yang laki-laki maupun yang perempuan. Untuk kasus Luna sendiri, dia pernah menerima beberapa pengakuan, tapi semuanya dia tolak dengan sopan, dan para kakak kelas yang mengaku juga menerimanya dengan lapang dada.

Lagi pula, Luna merasa sangat canggung dengan hubungan seperti itu, dia tidak tahu harus melakukan apa dan harus bagaimana, jadi dia hanya bisa menolak dan berterimakasih untuk perasaan yang telah disampaikan.

Tapi sepertinya sekarang dia dan teman sekelasnya harus menanggung beban yang berat, pasalnya entah ide dari mana, guru olahraga mereka memutuskan untuk melakukan jadwal olahraga bersama dengan kakak kelas mereka, kelas XII-A kelas paling top tier dan kelas yang dihuni oleh Luke dan para most wanted lainnya.

Lihatlah tatapan para siswi yang menatap dengan penuh gairah pada para kakak kelas itu, dan lihat bagaiaman perbedaan tatapan itu saat dilayangkan pada kelas mereka, kelas X-A. Bagaikan menatap musuh bebuyutan yang telah lama tak bertemu, benar-benar berbeda!

Terpopuler

Comments

Diah Susanti

Diah Susanti

mantap betul 👍👍👍

2024-02-18

0

Ymmers

Ymmers

Darius apa Dirga.. hayoooo thor?

2023-11-28

2

Shai'er

Shai'er

lanjut Thor 💪💪💪

makasih banyak🥰🥰🥰
sehat selalu💖💖💖

2023-11-15

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kehidupan Pertama
2 2. Kembali
3 3. Membuat Sekenario
4 4. Panggung Untukmu
5 5. Satu Serangan Untuk Sabrina
6 6. Kencan?
7 7. Tumpahan Perasaan
8 8. Pulang?
9 9. Kehidupan Sekolah
10 10. Luke
11 11. Luapan Emosi
12 12. Hanya Kerabat
13 13. Bertaruh Dalam Permainan
14 14. Permainan Yang Semakin Intens
15 15. Panggung Yang Sempurna
16 16. Skandal
17 17. Siblings Time
18 18. Drama Kecil
19 19. Drama Kecil (2)
20 20. Teman Luke
21 21. Waktunya Untuk Pergi
22 22. Berkumpul
23 23. Maverick
24 24. Milikku Itu Gajah!
25 25. Kerandoman Keluarga Bellmore
26 26. Oke, Bongkar Aib Sendiri
27 27. Rumor
28 28. Berkelahi
29 29. Mimpi
30 30. Masalah Tidur Luna
31 31. Anggota Keluarga Bellmore
32 32. Keluarga Besar Bellmore
33 33. She's My Princess
34 34. The Blue Eyes
35 35. Karena Aku Percaya Kalian
36 36. Persiapan Berangkat Camping
37 37. Milan dan Mulan
38 38. Tiba Di Bumi Perkemahan
39 39. Kejadian Api Unggun
40 40. Sebuah Tawaran
41 41. Informan Terbaik
42 42. Kakak Sepupu
43 43. Efek Kupu-kupu
44 44. Efek Kupu-kupu (2)
45 45. Cenayang
46 46. Potensi
47 47. Alice Nyx Lionel
48 48. Milan dan Mulan (2)
49 49. Terungkap
50 50. Sebuah Harga
51 51. Marcellinus Bellmore
52 52. Rencana Mempublikasi
53 53. Pernyataan?
54 54. Be Mine
55 55. Denis Carl Rodriguez
56 56. Wanita Simpanan!
57 57. Gavin...
58 58. Gavin (2)
59 59. Aku Akan Menjadi Penjahatnya
60 60. Kakek, Mereka Berkata Kasar Tadi
61 61. Sebuah Tebakan
62 62. Operation, started!
63 63. Gas Lah!
64 64. Operasi Terakhir
65 65. Lima Bersaudara
66 66. Revenger
67 67. Kebebasan Gavin
68 68. Emotional Damage!
69 69. Badut
70 70. Aktor di Atas Panggung
71 71. Kenapa Harus Aku?
72 72. Alasannya
73 73. Stay With Me
74 74. Kehancuran Saputra
75 75. Hidup Bagai Di Neraka
76 76. Katakanlah
77 77. Like Father, Like Daughter
78 78. Circle-nya Bukan Main
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
Episodes

Updated 86 Episodes

1
1. Kehidupan Pertama
2
2. Kembali
3
3. Membuat Sekenario
4
4. Panggung Untukmu
5
5. Satu Serangan Untuk Sabrina
6
6. Kencan?
7
7. Tumpahan Perasaan
8
8. Pulang?
9
9. Kehidupan Sekolah
10
10. Luke
11
11. Luapan Emosi
12
12. Hanya Kerabat
13
13. Bertaruh Dalam Permainan
14
14. Permainan Yang Semakin Intens
15
15. Panggung Yang Sempurna
16
16. Skandal
17
17. Siblings Time
18
18. Drama Kecil
19
19. Drama Kecil (2)
20
20. Teman Luke
21
21. Waktunya Untuk Pergi
22
22. Berkumpul
23
23. Maverick
24
24. Milikku Itu Gajah!
25
25. Kerandoman Keluarga Bellmore
26
26. Oke, Bongkar Aib Sendiri
27
27. Rumor
28
28. Berkelahi
29
29. Mimpi
30
30. Masalah Tidur Luna
31
31. Anggota Keluarga Bellmore
32
32. Keluarga Besar Bellmore
33
33. She's My Princess
34
34. The Blue Eyes
35
35. Karena Aku Percaya Kalian
36
36. Persiapan Berangkat Camping
37
37. Milan dan Mulan
38
38. Tiba Di Bumi Perkemahan
39
39. Kejadian Api Unggun
40
40. Sebuah Tawaran
41
41. Informan Terbaik
42
42. Kakak Sepupu
43
43. Efek Kupu-kupu
44
44. Efek Kupu-kupu (2)
45
45. Cenayang
46
46. Potensi
47
47. Alice Nyx Lionel
48
48. Milan dan Mulan (2)
49
49. Terungkap
50
50. Sebuah Harga
51
51. Marcellinus Bellmore
52
52. Rencana Mempublikasi
53
53. Pernyataan?
54
54. Be Mine
55
55. Denis Carl Rodriguez
56
56. Wanita Simpanan!
57
57. Gavin...
58
58. Gavin (2)
59
59. Aku Akan Menjadi Penjahatnya
60
60. Kakek, Mereka Berkata Kasar Tadi
61
61. Sebuah Tebakan
62
62. Operation, started!
63
63. Gas Lah!
64
64. Operasi Terakhir
65
65. Lima Bersaudara
66
66. Revenger
67
67. Kebebasan Gavin
68
68. Emotional Damage!
69
69. Badut
70
70. Aktor di Atas Panggung
71
71. Kenapa Harus Aku?
72
72. Alasannya
73
73. Stay With Me
74
74. Kehancuran Saputra
75
75. Hidup Bagai Di Neraka
76
76. Katakanlah
77
77. Like Father, Like Daughter
78
78. Circle-nya Bukan Main
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!