2. Kembali

'Tuhan, aku hanya berharap agar mereka yang telah berbuat jahat padaku, mendapat balasan yang setimpal. Dan tolong, tempatkan keluargaku di sisimu.'

Setelah do'a yang ia ucapkan dalam hati dengan sungguh-sungguh dan putus asa, sebuah tarikan kuat membuatnya yang telah menutup mata dengan pasrah, harus kembali membukanya dengan nafas terengah-engah.

Bukan air laut atau basement gelap yang kini ia tempati, tapi belantara hutan dengan cahaya siang hari, bahkan tubuhnya kering, dan tidak ada luka mengerikan yang di sebebkan penyiksaan yang di lakukan Sabrina.

Luna lantas langsung meriah bajunya, baju kusut dan kotor. Juga, tubuhnya terasa lebih kecil dan lebih kurus.

"Bagaimana mungkin? Bukankah harusnya aku mati di dasar laut?" Monolognya tak percaya, tangannya terangkat dan mengusap wajahnya, ia tidak bisa melihat pantulan dirinya karena tidak ada cermin.

Kakinya lantas dengan cepat berdiri dan berlari menuju sebuah danau tak jauh dari tempatnya tadi, ia tidak tahu jika disini ada danau, hanya saja, kakinya sepertinya mengingatnya.

Di lihatnya pantulan dirinya dari air danau, lantas kakinya terasa melepas dan dia jatuh terduduk, dengan tangan gemetar meraih wajahnya yang sedikit berbeda.

Ia mengenali wajah ini, terasa berbeda karena sebelumnya wajahnya tidak kumal dan bersih, sejak tinggal di kediaman Bellmore, wajahnya menjadi lebih teramat dan lebih cantik. Tapi wajah ini, jelas Luna mengenalnya, ini wajahnya, lebih tepatnya wajahnya sebelum ia melakukan perawatan di keluarga Bellmore dulu.

"Ibu!"

Dengan pikiran kalut, Luna berlari dari danau dan keluar dari hutan, menuju sebuah rumah kayu yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, dia melihat anak-anak yang tengah bermain, dan seorang wanita paruh baya yang sedang memperhatikan di teras.

"Ibu... "

Dengan cepat, Luna berlari dan melewati anak-anak yang antusias saat melihatnya, Luna memeluk orang yang ia sebut Ibu dan menangis.

"Ibu! Ibu!"

Tangisannya begitu menyayat hati, Ibu panti bahkan tidak bisa bereaksi dan hanya bisa mengelus punggung bergetar anak yang telah ia besarkan itu.

Melihat Luna yang menangis, anak-anak lantas ikut menangis dan berhembur memeluk Luna dan Ibu panti. Ibu panti menjadi panik dan kelabakan, ia tidak tahu apa yang menyebabkan anak pertamanya menangis histeris.

"Sudah, ada apa? Kenapa menangis?" Suara lembut itu bukannya membuat Luna berhenti menangis, malah semakin menjadi.Ibu panti setelahnya hanya bisa menghela nafas dan tersenyum, menenangkan anak pertamanya dan mengelusnya dengan lembut.

Beberapa menit kemudian, barulah Luna berhenti menangis, matanya sembap dan merah, membuat Ibu panti menatap khawatir, sebelumnya Luna tidak pernah menangis hingga histeris seperti ini, anak itu selalu terlihat tenang.

“Kenapa hm? Mau kan cerita sama Ibu?” Tanya Ibu panti dengan hati-hati.

Luna mengangguk, dia lalu menatap pada anak-anak yang juga ikut menangis, memeluk mereka dan meminta maaf karena membuat mereka ikut menangis.

Malam tiba, Luna membaringkan tubuhnya di ranjang tipis yang hanya di lapisan selimut tipis juga, dia menemukan fakta jika dirinya memang tampaknya telah kembali ke masa lalu, lebih tepatnya ke waktu sebelum orang tuanya menemukannya, dan itu terjadi sekitar beberapa bulan lagi.

Ibu panti juga tampaknya belum bertemu dengan orang tuanya, karena Luna ingat, satu minggu sebelum kedatangan orang tua kandungnya, Ibu panti meminta agar dia bisa menyisir rambutnya, dengan alasan dia rindu masa-masa ketika Luna kecil dulu.

Ngomong-ngomong tentang Ibu panti, Luna pernah di beri tahu jika Ibu panti menemukannya di tengah hutan dekat rumahnya, itu adalah hutan tempat Luna tadi terbangun. Dan ibu panti menemukannya saat Luna masih bayi, dan sepertinya belum terlalu lama di tinggalkan karena tubuh Luna masih terasa hangat, walau setelahnya Luna sakit karena udara dingin.

Dan Ibu panti juga mengatakan jika saat itu Luna seperti baru berumur satu atau dua minggu, karena Luna masih terlihat sedikit merah. Ibu panti bernama Yunita Pertiwi, dan nama Luna adalah pemberian dari Yuni, nama lengkapnya adalah Lunaria, yang berarti bulan.

Sekarang juga jika di pikir lagi, ada satu hal yang menjadi tanda jika dirinya adalah bagian dari keluarga Bellmore, itu adalah sebuah tanda di leher bagian belakangnya. Sebuah tanda lahir dengan bentuk menyerupai bunga.

Tok. Tok. Tok.

Pintu kamar Luna di ketuk, dan si pemilik kamar lantas dengan cepat membuka pintu, karena dia tahu siapa yang telah mengetuk pintu.

“Belum tidur?” Tanya Yuni setelah Luna membuka pintunya.

Luna hanya menggelengkan kepalanya, lalu mempersilahkan Yuni untuk masuk. Yuni menutup pintu dan duduk di sebelah anak pertamanya yang hanya diam duduk di sisi kasur.

“Mau cerita, sayang? Kamu kenapa kelihatan sangat gelisah? Dan kenapa tadi menangis sangat histeris? Ada yang mengganggu kamu?” Pertanyaan beruntun dari Yuni tak ada yang mendapat tanggapan dari Luna, membuat Yuni hanya bisa menunggu.

“Ibu... “

Yuni tidak pernah mengharapkan jawaban, jika itu memang akan membuat anaknya menjadi sedih dan sentimental seperti ini. Dengan lembut wanita itu lantas membawa Luna pada pelukannya, di tenangkannya anak yang kembali menangis itu.

“Ibu... mereka jahat! Aku gak mau sama mereka lagi! Ibu aku gak sanggup! Aku menderita!”

Yuni mendengarkan dengan baik keluhan putrinya, tangannya tak berhenti mengelus dengan lembut punggung yang bergetar itu. Walau sebenarnya Yuni penasaran, siapa orang yang di maksud oleh Luna?

Kali ini gadis itu menangis sangat lama, hingga gadis itu lelah dan tertidur dalam pelukan Yuni, wanita itu diam-diam juga menahan air matanya, hatinya sakit melihat anak yang telah ia besaran menangis dengan putus asa seperti itu, seolah dia telah mengalami masa yang sangat sulit dan menyakitkan.

“Apapun yang terjadi, Ibu selalu bersama kamu, di setiap do'a Ibu, kamu selalu menjadi salah satu hal yang selalu Ibu utamakan.” Yuni mengusap dengan sayang kepala putrinya yang tertidur, ia ingin bertanya besok, tapi sepertinya hanya akan membuat putrinya semakin terpuruk, jadi lebih baik Yuni diam hingga Luna sendiri yang memberitahunya.

♡♡♡

Pagi harinya, Yuni benar-benar tidak bertanya apapun, dan Luna menyadari jika Ibunya penasaran dengan alasan sikap dirinya kemarin. Tapi untuk saat ini, Luna tidak bisa memberi tahu Yuni tentang hal itu, bukan dia tidak percaya, malah dia sangat percaya dan yakin jika Yuni akan berada di pihaknya. Hanya saja, dia khawatir setelah Yuni mengethui hal itu, maka dia akan melakukan apapun agar orang tua Luna tidak bisa menemuinya. Dan itu akan menghalangi balas dendamnya.

Hari-hari berjalan seperti biasanya, hanya saja kali ini ada sedikit hal yang berbeda. Yaitu Luna yang selalu pulang sekolah lebih lambat dari pada biasanya, dan saat di tanya alasannya, gadis itu menjawab jika dia memiiki urusan dengan temannya.

Seperti saat ini, Luna tengah duduk di salah satu kursi cafe, bersama seorang pria yang tampak berumur dua puluhan. Gadis itu berbincang beberapa hal dengan si pria, dia juga memberikan beberapa lembar kertas beserta foto pada pria itu. Si pria membaca dengan tenang kertas yang di sodorkan gadis di hadapannya. Gadis yang beberapa hari lalu sering ia temui dan berdiskusi bersama, padahal dia yakin, jika dirinya selalu merasa tidak nyaman saat berdekatan dengan seorang gadis, tapi entah kenapa, tidak ada penolakan pada gadis itu, makah dia merasa nyaman dan ingin lebih lama bersama si gadis.

Awalnya pertemuan mereka terjadi di sebuah gang, dia terluka dan tak sengaja bertemu dengan gadis di hadapannya ini, gadis itu membantunya bersembunyi dari orang-orang yang mengejarnya, bahkan juga mengobati lukanya dengan terampil. Saat di tanya apa imbalan yang di inginkan gadis itu, si gadis hanya menjawab jika dia tidak sengaja lewat, dan tidak membutuhkan imbalan apapun.

Setelahnya mereka berpisah, tapi entah kebetulan dari mana, mereka kembali bertemu di tempat yang tidak terduga, di sebuah bar. Gadis itu menggunakan penyamaran, dan tampak membuntuti seseorang.

"Apa yang gadis di bawah umur lakukan di sini?"

Gadis itu tentu saja terkejut ada seseorang yang mengenalinya, dan lagi, ternyata dia juga mengenali pria yang barusan bertanya padanya. Luna, gadis itu tidak tahu harus memberikan alasan apa, dan dia terlalu takut untuk terlibat degan pria ini.

Memangnya siapa yang tidak mengenali pria ini? Dia adalah anak pertama keluarga Rodriguez, yang akan menjadi calon penerus selanjutnya kelurga itu. Di kehidupannya sebelumnya, Luna memang tidak pernah bertemu atau terlibat dengan salah satu keluarga Rodriguez, dia hanya tahu jika keluarga itu sangat terpandang, dan tidak semua orang bisa dengan mudah bertemu dengan salah satu dari mereka.

Tapi... kenpa kali ini Luna malah bisa dengan mudah bertemu dengannya? Walau kebetulan juga sih, dan hanya dua kali, di tempat yang tak terduga pula.

"Hei, nona?"

Luna tersentak dan menatap kembali pada pria itu, dia terlalu hanyut dalam lamunannya tadi, dan kali ini sepertinya pria itu sangat menuntut jawabannya. "Ah, itu... saya hanya tersesat..." Ucapnya dengan memelan di akhir kata.

Terdengar suara tawa tertahan dari pria di hadapannya, dan itu membuatnya semakin malu. Sial! Sungguh alasan yang sangat tidak masuk akal!

"Baiklah, terserah padamu saja, toh itu urusanmu."

Luna sedikit menghela nafas, dia hendak pergi, tapi pria Rodriguez itu malah menahannya, "Setidaknya beri tahu aku siapa namamu, nona." Ucapnya dengan nada menuntut.

"Luna."

Setelah mengatakan itu, Luna berlari keluar bar, lagi pula tujuannya sudah tercapai, dan dia sudah tidak punya urusan lagi di sana. Tapi, ia penasaran, bagaimana pria itu bisa mengenalinya? Padahal dia sudah memakai seftlens dan wig, bahkan memakai masker juga.

"Albert Ashborne Rodriguez, pria yang sangat misterius."

****

Beberapa minggu berlalu, Luna telah menyelesaikan semua urusan dan persiapannya, persiapan untuk apa? Tentu saja untuk balas dendam dan menemui keluarga kandungnya. Tidak, bukan dia yang akan menemui mereka, tapi merekalah yang akan menemuinya.

Dan untuk mewujukan semua itu, Luna berusaha keras menyusun sekenario selama beberapa minggu ini, dia juga telah membuat rencana cadangan jika rencananya kali ini gagal. Tapi sepertinya tidak perlu rencana cadangan, karena ikan yang di inginkan telah memakan umpannya.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Nispu Wati

Nispu Wati

Balas dendam harus bisa bela diri
Bisa menggunakan berbagai macam
Senjata mengngingat musuh yg dihadapi
Bukan orang sembarang

2024-03-05

2

Diah Susanti

Diah Susanti

belepotan bacanya

2024-02-17

0

mr. rmayy

mr. rmayy

terlalu baik kamu mahh..

2024-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kehidupan Pertama
2 2. Kembali
3 3. Membuat Sekenario
4 4. Panggung Untukmu
5 5. Satu Serangan Untuk Sabrina
6 6. Kencan?
7 7. Tumpahan Perasaan
8 8. Pulang?
9 9. Kehidupan Sekolah
10 10. Luke
11 11. Luapan Emosi
12 12. Hanya Kerabat
13 13. Bertaruh Dalam Permainan
14 14. Permainan Yang Semakin Intens
15 15. Panggung Yang Sempurna
16 16. Skandal
17 17. Siblings Time
18 18. Drama Kecil
19 19. Drama Kecil (2)
20 20. Teman Luke
21 21. Waktunya Untuk Pergi
22 22. Berkumpul
23 23. Maverick
24 24. Milikku Itu Gajah!
25 25. Kerandoman Keluarga Bellmore
26 26. Oke, Bongkar Aib Sendiri
27 27. Rumor
28 28. Berkelahi
29 29. Mimpi
30 30. Masalah Tidur Luna
31 31. Anggota Keluarga Bellmore
32 32. Keluarga Besar Bellmore
33 33. She's My Princess
34 34. The Blue Eyes
35 35. Karena Aku Percaya Kalian
36 36. Persiapan Berangkat Camping
37 37. Milan dan Mulan
38 38. Tiba Di Bumi Perkemahan
39 39. Kejadian Api Unggun
40 40. Sebuah Tawaran
41 41. Informan Terbaik
42 42. Kakak Sepupu
43 43. Efek Kupu-kupu
44 44. Efek Kupu-kupu (2)
45 45. Cenayang
46 46. Potensi
47 47. Alice Nyx Lionel
48 48. Milan dan Mulan (2)
49 49. Terungkap
50 50. Sebuah Harga
51 51. Marcellinus Bellmore
52 52. Rencana Mempublikasi
53 53. Pernyataan?
54 54. Be Mine
55 55. Denis Carl Rodriguez
56 56. Wanita Simpanan!
57 57. Gavin...
58 58. Gavin (2)
59 59. Aku Akan Menjadi Penjahatnya
60 60. Kakek, Mereka Berkata Kasar Tadi
61 61. Sebuah Tebakan
62 62. Operation, started!
63 63. Gas Lah!
64 64. Operasi Terakhir
65 65. Lima Bersaudara
66 66. Revenger
67 67. Kebebasan Gavin
68 68. Emotional Damage!
69 69. Badut
70 70. Aktor di Atas Panggung
71 71. Kenapa Harus Aku?
72 72. Alasannya
73 73. Stay With Me
74 74. Kehancuran Saputra
75 75. Hidup Bagai Di Neraka
76 76. Katakanlah
77 77. Like Father, Like Daughter
78 78. Circle-nya Bukan Main
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Kehidupan Pertama
2
2. Kembali
3
3. Membuat Sekenario
4
4. Panggung Untukmu
5
5. Satu Serangan Untuk Sabrina
6
6. Kencan?
7
7. Tumpahan Perasaan
8
8. Pulang?
9
9. Kehidupan Sekolah
10
10. Luke
11
11. Luapan Emosi
12
12. Hanya Kerabat
13
13. Bertaruh Dalam Permainan
14
14. Permainan Yang Semakin Intens
15
15. Panggung Yang Sempurna
16
16. Skandal
17
17. Siblings Time
18
18. Drama Kecil
19
19. Drama Kecil (2)
20
20. Teman Luke
21
21. Waktunya Untuk Pergi
22
22. Berkumpul
23
23. Maverick
24
24. Milikku Itu Gajah!
25
25. Kerandoman Keluarga Bellmore
26
26. Oke, Bongkar Aib Sendiri
27
27. Rumor
28
28. Berkelahi
29
29. Mimpi
30
30. Masalah Tidur Luna
31
31. Anggota Keluarga Bellmore
32
32. Keluarga Besar Bellmore
33
33. She's My Princess
34
34. The Blue Eyes
35
35. Karena Aku Percaya Kalian
36
36. Persiapan Berangkat Camping
37
37. Milan dan Mulan
38
38. Tiba Di Bumi Perkemahan
39
39. Kejadian Api Unggun
40
40. Sebuah Tawaran
41
41. Informan Terbaik
42
42. Kakak Sepupu
43
43. Efek Kupu-kupu
44
44. Efek Kupu-kupu (2)
45
45. Cenayang
46
46. Potensi
47
47. Alice Nyx Lionel
48
48. Milan dan Mulan (2)
49
49. Terungkap
50
50. Sebuah Harga
51
51. Marcellinus Bellmore
52
52. Rencana Mempublikasi
53
53. Pernyataan?
54
54. Be Mine
55
55. Denis Carl Rodriguez
56
56. Wanita Simpanan!
57
57. Gavin...
58
58. Gavin (2)
59
59. Aku Akan Menjadi Penjahatnya
60
60. Kakek, Mereka Berkata Kasar Tadi
61
61. Sebuah Tebakan
62
62. Operation, started!
63
63. Gas Lah!
64
64. Operasi Terakhir
65
65. Lima Bersaudara
66
66. Revenger
67
67. Kebebasan Gavin
68
68. Emotional Damage!
69
69. Badut
70
70. Aktor di Atas Panggung
71
71. Kenapa Harus Aku?
72
72. Alasannya
73
73. Stay With Me
74
74. Kehancuran Saputra
75
75. Hidup Bagai Di Neraka
76
76. Katakanlah
77
77. Like Father, Like Daughter
78
78. Circle-nya Bukan Main
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!