11. Luapan Emosi

Kejadian di lapangan tadi sangat menggemparkan semua penghuni sekolah, bukan hanya karena Selena yang memang sudah biasa menjadi pusat perhatian karena tindakannya, tapi juga keterlibatan kekasih gadis itu.

Tapi yang paling menjadi perbincangan adalah salah satu most wanted dan juga anak dari donatur satu-satunya sekolah, Luke Carson Bellmore.

Semua orang tahu bagaimana dingin dan tak berperasaannya seorang Luke, walau dia tampan dan mapan, tapi sikapnya yang dingin membuat para gadis yang mendambakannya menjauh darinya, tak ada yang berani mendekat.

Tapi dengan keterlibatan pria itu dalam urusan salah satu murid beasiswa baru, membuat banyak orang berspekulasi semau mereka.

Luna yang tidak tahu menahu tentang gosip juga pada akhirnya mendengar hal itu, dia di gosipkan sebagai kekasih dari Luke, kakaknya sendiri.

Ingin tertawa, tapi disini dia juga yang di rugikan. Masalahnya, sejak rumor itu menyebar, banyak siswi yang terang-terangan menatapnya tajam, tak sedikit juga yang mencibir padanya.

Mereka mengatakan jika Luna tidak pantas bersanding dengan Luke, mereka juga mengatakan agar Luna menjauh dari Luke dan jangan bermimpi bisa bersanding dengan pria itu.

Yah, pada akhirnya Luna hanya bisa tertawa dalam hati, ingin dia berteriak 'Dia kakakku! Bukankah aneh jika seorang adik ingin bersanding bersama kakaknya?!' Tapi Luna tidak bisa, dia harus melancarkan aksi balas dendamnya dulu.

Sepulang sekolah, seperti biasa Luna akan pergi ke cafe untuk bekerja, tapi di tengah perjalanan dia mendapat pesan jika cafe hari ini tutup lebih awal, jadi untuk hari ini gadis itu tidak perlu datang bekerja, dan dia juga tidak akan mendapat potongan gaji.

Luna hanya bisa menatap dengan pandangan rumit, dia tidak tahu harus melakukan apa jika tidak pergi bekerja. Karena terbiasa dengan jadwal bekerja sehabis pulang sekolah, dia jadi tidak terbiasa untuk pulang lebih awal ke panti.

Tapi mengingat jika dirinya akan segera pergi dari panti, dia lantas cepat-cepat pulang dan membeli beberapa hal di toserba. Waktu yang tersisa adalah lima hari, dia tidak boleh menyia-nyiakan waktu itu.

Sampai di panti, Luna langsung berganti baju dan membersihkan dirinya, lalu langsung pergi ke dapur dan memasak bahan makanan yang tadi ia beli.

Luna memutuskan untuk melakukan semua hal yang menyenangkan dengan para anak panti yang lain dan Ibu Yuni, dia bukan bermaksud tidak ingin mengunjungi panti lagi, tapi dia memiliki sesuatu yang harus dia selesaikan terlebih dahulu.

Malam itu, suasana lebih hangat dan makanan yang tersaji juga lebih mewah, tiga anak panti lainnya menatap berbinar, mereka makan dengan lahap dan berkata jika itu adalah makanan paling enak yang pernah mereka makan.

Yuni juga menikmati dengan tenang, walau hatinya terasa sebaliknya, dia tahu jika Luna mencoba untuk menghabiskan waktu yang menyenangkan dengannya dan anak-anak yang lain, dan setelah waktu yang telah di tentukan, gadis itu akan kembali pada keluarga asalnya.

Yuni memang merasa sakit, tapi dia tidak bisa menuruti egonya dan membuat Luna lebih sakit lagi. Gadis itu pantas mendapat kebahagiaan dan kasih sayang dari keluarga lengkapnya.

*****

Keesokan paginya Luna di kejutkan dengan kedatangan Luke, pria itu telah duduk manis di sofa ruang tamu panti, dengan beberapa makanan yang di suguhkan oleh Yuni.

"Kak? Apa yang kamu lakukan disini?" Luna bertanya dan menatap heran.

Luke tersenyum lalu berdiri dari duduknya, "Menjemputmu, tentu saja." Balasnya dan menarik tangan kanan Luna dengan lembut, berpamitan pada Yuni dan menuju sebuah motor yang telah terparkir di halaman depan panti.

"Pakai ini." Ucap Luke sambil mengikatkan jaket yang barusan di pakainya pada pinggang sang adik.

Luna hanya diam menerima apa yang dilakukan oleh sang kakak, dia kemudian menatap tak mengerti uluran tangan sang kakak.

"Ayo naik." Ujar pria itu.

Luna hanya bisa mengangguk pasrah dan menaiki motor milik sang kakak, sedikit kesulitan karena tinggi motor itu.

Setelah merasa jika Luna telah nyaman, Luke mulai memajukan motornya dan melaju dengan kecepatan normal, masih tersisa banyak waktu, dan dia ingin lebih lama menghabiskan waktu dengan adiknya ini.

"Kak, jika seperti ini kita akan di gosipkan lagi." Luna angkat suara dan menatap Luke lewat kaca spion, begitupun Luke yang juga menatapnya.

"Gosip? Tentang kamu yang katanya pacar kakak?" Tanya Luke dengan sedikit menahan tawa, Luna hanya mengangguk, dia juga sebenarnya merasa itu lucu.

"Biarkan saja, tapi jika ada yang berbuat macam-macam padamu, katakan pada kakak!" Luke berkata dengan tegas.

"Apa yang akan kakak lakukan pada mereka memangnya?" Luna bertanya dengan wajah polosnya.

Luke menyeringai. "Akan kuhabisi mereka." Jawabnya santai.

Luna hanya bisa terdiam dan tersenyum hampa, dan dia juga akhirnya tidak jadi mengatakan tentang para siswi yang banyak menatapnya sinis dan beberapa yang menggertaknya juga.

'Biarlah, mereka juga tidak melewati batas.' Batin gadis itu.

Luna lalu kembali diam dan menikmati perjalanan menuju sekolah, dia menyandarkan dagunya pada bahu sang kakak, matanya menatap pada kaca spion yang menampilkan wajahnya.

Ia menatap tepat pada matanya sendiri, warnanya bukan biru, tapi coklat tua. Walau selalu merasa tidak nyaman, tapi Luna harus bertahan, dia tidak boleh terlalu mencolok dan harus tetap berada di jalurnya.

Luna memang sejak kecil selalu menyembunyikan warna mata aslinya, selain karena dia merasa berbeda dengan anak-anak lain, dia juga selalu di bully karena warna matanya itu.

Belum lagi matanya saat kecil selalu terlihat suram, orang-orang yang melihatnya jadi merasa takut dan menganggap jika Luna adalah pembawa sial.

Entah dari mana pemikiran konyol itu datang, tapi Luna jelas merasakan bagaimana sakitnya ketika dirinya di jauhi dan di asingkan. Bahkan beberapa memukulnya tanpa sebab, hanya karena omong kosong itu, dirinya dan Yuni menderita.

Mengingat hal itu membuat emosi Luna meluap, tangan yang semula hanya berpegangan pada baju yang di kenakan Luke, kini beralih untuk memeluk pinggang pria itu, dia juga menenggelamkan wajahnya di punggung tegap sang kakak.

Luke yang merasakan pelukan erat di pinggangnya terkejut, dan dia menjadi semakin terkejut kala merasakan basah di punggung bagian atasnya.

Saat melirik kaca spion, yang dia lihat adalah sang adik yang menenggelamkan wajahnya pada punggungnya.

Dengan perasaan khawatir Luke akhirnya menepikan motornya, dia berhenti dan mengusap dengan lembut kedua tangan yang masih melingkar erat di pinggangnya.

"Princess, what's wrong?" Luke bertanya dengan nada lembut dan hati-hati.

Luna yang mendengar nada itu hanya menggelengkan kepalanya dan mulai melepas pelukannya, Luke lantas turun dari motor dan memegangi tubuh sangat duk. Dengan kasar gadis itu menyeka air matanya, tapi langsung di tahan oleh tangan besar Luke. Diusapnya air mata yang mengalir dengan halus, dia juga membubuhkan kecupan di kedua mata sang adik.

"Kenapa?" Luke kembali bertanya.

Tidak ada jawaban dari si empu yang di tanya, gadis itu hanya diam sambil menatap mata sang kakak yang juga menatapnya, air matanya bahkan masih mengalir.

"Don't cry." Luke lagi-lagi membubuhkan kecupan, kali ini di kedua pipi Luna, dia juga pada akhirnya membawa sang adik pada dekapannya.

Luke tidak tahu apa yang terjadi, tapi nalurinya mengatakan jika dia harus melakukan ini, jadilah pria itu memeluk Luna dengan erat dan mengelus pelan punggung bergetar itu.

"It's okay, everythink will be alright."

Kata penenang terus keluar dengan lembut dari bibir yang biasa jarang berbicara itu, dia juga beberapa kali mencium puncak kepala sang adik.

Luna sendiri tak tahu kenapa dia menjadi sangat cengeng dan emosional, dia biasanya tidak pernah bereaksi seperti ini bahkan jika mengingat hal-hal yang menyedihkan yang menimpanya dulu.

Tapi saat bersama Luke, entah kenapa luapan emosi tiba-tiba saja pecah, dia menjadi sulit mengontrol emosinya sendiri. Padahal dia hanya mengingat beberapa hal yang terjadi di masa lalu, dan itu hanya sebagian kecil yang dialaminya, tapi hatinya merasa sangat sakit.

Dan dengan naluri yang entah datang dari mana, Luna meluapkan semua emosinya dengan menangis dalam pelukan kakak ketiganya, dia menangis layaknya anak kecil dan di tenangkan oleh sang kakak.

Itu adalah kedua kalinya Luna menangis dengan sangat putus asa di dekapan seseorang, yang pertama di dekapan Calvin, dan kali ini di dekapan Luke.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Diah Susanti

Diah Susanti

gk tau artinya

2024-02-17

0

weni tutia

weni tutia

everything

2024-01-28

0

heyannana._

heyannana._

Thor spill dong umur mereka semua..
di awal aku baca Luna punya 2 kakak laki-laki dan 1 kakak perempuan sama 1 adik laki-laki, tapi kenapa malah Luke yg anak ke tiga dan Luna satu² nya anak perempuan, terus Luke satu sekolah dengan luna memang nya mereka terpaut berapa tahun?

2023-11-28

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kehidupan Pertama
2 2. Kembali
3 3. Membuat Sekenario
4 4. Panggung Untukmu
5 5. Satu Serangan Untuk Sabrina
6 6. Kencan?
7 7. Tumpahan Perasaan
8 8. Pulang?
9 9. Kehidupan Sekolah
10 10. Luke
11 11. Luapan Emosi
12 12. Hanya Kerabat
13 13. Bertaruh Dalam Permainan
14 14. Permainan Yang Semakin Intens
15 15. Panggung Yang Sempurna
16 16. Skandal
17 17. Siblings Time
18 18. Drama Kecil
19 19. Drama Kecil (2)
20 20. Teman Luke
21 21. Waktunya Untuk Pergi
22 22. Berkumpul
23 23. Maverick
24 24. Milikku Itu Gajah!
25 25. Kerandoman Keluarga Bellmore
26 26. Oke, Bongkar Aib Sendiri
27 27. Rumor
28 28. Berkelahi
29 29. Mimpi
30 30. Masalah Tidur Luna
31 31. Anggota Keluarga Bellmore
32 32. Keluarga Besar Bellmore
33 33. She's My Princess
34 34. The Blue Eyes
35 35. Karena Aku Percaya Kalian
36 36. Persiapan Berangkat Camping
37 37. Milan dan Mulan
38 38. Tiba Di Bumi Perkemahan
39 39. Kejadian Api Unggun
40 40. Sebuah Tawaran
41 41. Informan Terbaik
42 42. Kakak Sepupu
43 43. Efek Kupu-kupu
44 44. Efek Kupu-kupu (2)
45 45. Cenayang
46 46. Potensi
47 47. Alice Nyx Lionel
48 48. Milan dan Mulan (2)
49 49. Terungkap
50 50. Sebuah Harga
51 51. Marcellinus Bellmore
52 52. Rencana Mempublikasi
53 53. Pernyataan?
54 54. Be Mine
55 55. Denis Carl Rodriguez
56 56. Wanita Simpanan!
57 57. Gavin...
58 58. Gavin (2)
59 59. Aku Akan Menjadi Penjahatnya
60 60. Kakek, Mereka Berkata Kasar Tadi
61 61. Sebuah Tebakan
62 62. Operation, started!
63 63. Gas Lah!
64 64. Operasi Terakhir
65 65. Lima Bersaudara
66 66. Revenger
67 67. Kebebasan Gavin
68 68. Emotional Damage!
69 69. Badut
70 70. Aktor di Atas Panggung
71 71. Kenapa Harus Aku?
72 72. Alasannya
73 73. Stay With Me
74 74. Kehancuran Saputra
75 75. Hidup Bagai Di Neraka
76 76. Katakanlah
77 77. Like Father, Like Daughter
78 78. Circle-nya Bukan Main
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Kehidupan Pertama
2
2. Kembali
3
3. Membuat Sekenario
4
4. Panggung Untukmu
5
5. Satu Serangan Untuk Sabrina
6
6. Kencan?
7
7. Tumpahan Perasaan
8
8. Pulang?
9
9. Kehidupan Sekolah
10
10. Luke
11
11. Luapan Emosi
12
12. Hanya Kerabat
13
13. Bertaruh Dalam Permainan
14
14. Permainan Yang Semakin Intens
15
15. Panggung Yang Sempurna
16
16. Skandal
17
17. Siblings Time
18
18. Drama Kecil
19
19. Drama Kecil (2)
20
20. Teman Luke
21
21. Waktunya Untuk Pergi
22
22. Berkumpul
23
23. Maverick
24
24. Milikku Itu Gajah!
25
25. Kerandoman Keluarga Bellmore
26
26. Oke, Bongkar Aib Sendiri
27
27. Rumor
28
28. Berkelahi
29
29. Mimpi
30
30. Masalah Tidur Luna
31
31. Anggota Keluarga Bellmore
32
32. Keluarga Besar Bellmore
33
33. She's My Princess
34
34. The Blue Eyes
35
35. Karena Aku Percaya Kalian
36
36. Persiapan Berangkat Camping
37
37. Milan dan Mulan
38
38. Tiba Di Bumi Perkemahan
39
39. Kejadian Api Unggun
40
40. Sebuah Tawaran
41
41. Informan Terbaik
42
42. Kakak Sepupu
43
43. Efek Kupu-kupu
44
44. Efek Kupu-kupu (2)
45
45. Cenayang
46
46. Potensi
47
47. Alice Nyx Lionel
48
48. Milan dan Mulan (2)
49
49. Terungkap
50
50. Sebuah Harga
51
51. Marcellinus Bellmore
52
52. Rencana Mempublikasi
53
53. Pernyataan?
54
54. Be Mine
55
55. Denis Carl Rodriguez
56
56. Wanita Simpanan!
57
57. Gavin...
58
58. Gavin (2)
59
59. Aku Akan Menjadi Penjahatnya
60
60. Kakek, Mereka Berkata Kasar Tadi
61
61. Sebuah Tebakan
62
62. Operation, started!
63
63. Gas Lah!
64
64. Operasi Terakhir
65
65. Lima Bersaudara
66
66. Revenger
67
67. Kebebasan Gavin
68
68. Emotional Damage!
69
69. Badut
70
70. Aktor di Atas Panggung
71
71. Kenapa Harus Aku?
72
72. Alasannya
73
73. Stay With Me
74
74. Kehancuran Saputra
75
75. Hidup Bagai Di Neraka
76
76. Katakanlah
77
77. Like Father, Like Daughter
78
78. Circle-nya Bukan Main
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!