19. Drama Kecil (2)

Selena baru saja keluar dari kelasnya bersama teman-temannya, dia hendak pergi ke kantin dan mengisi kembali tenaga setelah di kuras habis, saat mereka sampai di kantin, terjadi keributan tak jauh dari tempat mereka.

Selena bersikap acuh, toh itu bukan urusannya. Tapi langkahnya langsung terhenti saat dia mendengar suara yang familiar, suara yang telah menyadarkannya dari kebodohan beberapa minggu lalu.

"Luna?" Gumam gadis itu, lalu berjalan menuju kerumunan. Dan hal itu mendapat tatapan bingung dari teman-temannya.

"Mau kemana dia?" Tanya Nesha, salah satu teman Selena.

"Kita ikuti saja." Usul temannya yang lain, bernama Gina Agisnia.

Mereka lalu mengikuti langkah Selena, dan ternyata menuju kerumunan orang-orang yang tengah berdebat.

"Apa-apaan ini? Deja vu?" Selena berucap dan memecah suasana tegang di antara kerumunan itu.

"Kak Selena?" Luna berujar dengan wajah tak percaya.

"Apa ini? Kamu terlibat hal yang sama lagi?" Selena bertanya dengan nada main-main pada Luna.

Luna mengangkat bahunya acuh, "Bukan aku yang mulai." Jawabnya.

"Lo apa-apaan sih? Jangan ikut campur!" Imelda menatap kesal pada Selena yang ikut campur dalam urusannya.

Selena membalas tatapan Imelda, gadis itu menatap remeh pada Imelda yang datang bersama antek-anteknya yang berjumlah hampir sepuluh orang. "Apaan? Gue cuman gak sengaja

lewat, terus nanya ada apa, lagian gue nanya sama adek manis gue, bukan sama lo." Selena membalas dengan nada sewot.

"Adek?" Beo semua yang mendengar, mereka heran, pasalnya Selena itu anak tunggal, dia tidak punya adik ataupun kakak.

"Jangan cari alesan lo! Emang siapa adek lo? Si ganjen ini?" Tanya Imelda sambil menunjuk Luna.

"Iya." Jawab Selena santai.

Bukan hanya Imelda yang terkejut, tapi semua orang juga, termasuk Luna yang menjadi topik pembicaraan. "Hah? Sejak kapan aku punya kakak perempuan?" Tanya gadis itu entah pada siapa.

"Siapa yang adiknya siapa?"

Semua menoleh saat suara berat dan dingin itu terdengar, ada Luke yang berdiri tak jauh dari mereka, dengan tatapan tajam dan wajah datarnya yang khas. Pria itu lantas berjalan mendekat pada kerumunan, dia hendak berjalan lebih dekat pada Luna, tapi langkahnya terhenti karena seseorang memeluk lengannya.

"Kak Luke!" Orang itu berujar dengan antusias, tapi berbeda dengan Luke yang telah memasang wajah kesal dan juga jengkel.

Luna berusaha menahan tawa saat melihat wajah kesal Luke yang di arahkan terang-terangan pada gadis yang menggelayutinya, dan parahnya lagi gadis itu tidak menyadarinya dan malah semakin bergelayut manja,

"Lepas!" Luke dengan kasar melepas tangan gadis itu, hingga gadis itu terjatuh dengan posisi duduk di lantai.

"Sabrina!" Pekik teman-temannya kaget, lalu membantu Sabrina berdiri.

"Kak jangan keterlaluan! Sabrina itu adik kakak!" Salah satu teman Sabrina yang bernama Zara berujar kesal pada Luke.

Luke yang tengah menepuk-nepuk bagian lengan yang tadi di peluk oleh Sabrina lantas menatap tajam pada "Sejak kapan dia menjadi adikku? Dia hanya orang asing yang menumpang di rumahku!" Luke berujar sinis, dia lantas kembali melangkah mendekat pada Luna yang sendari tadi diam menjadi penonton, bahkan teman-temannya telah dengan santai ikut menonton sambil memakan makanan pesanan mereka yang telah datang.

"Ayo ikut kakak." Luke menarik lembut tangan sang adik, tapi tak lama ia berhenti karena sang adik yang hanya diam. "Kenapa?" Tanyanya.

Luna menatap Luke, lalu beralih menatap pada Imelda yang entah kenapa masih ada di sana, tidak beranjak dari tempatnya. "Kayaknya masalahnya belum selesai, aku harus selesaikan dulu masalah ini, biar gak bikin ribet nanti." Jawab gadis itu.

"Oke? Lalu apa masalahnya?' Tanya Luke dan menatap Imelda yang kini telah berkeringat dingin.

Luna menunjuk Imelda, "Kakak kelas ini bilang aku harus jauh-jauh dari kakak, karena kakak pacarnya. Emang iya? Kakak pacarnya?" Luna bertanya dan menuntut jawaban.

Luke menatap sang adik dengan wajah bingung dan dahi berkerut, "Pacar? Sejak kapan aku punya pacar?" Luke balik bertanya.

Luna mengedipkan matanya beberapa kali, "Loh, terus kakak ini? Dia tadi ngaku-ngaku pacar kakak, loh. Sampe bilang sama aku buat jauhin kakak." Jelas gadis itu sambil menunjuk Imelda yang diam sambil menunduk

Luke menghela nafas dalam, "Tidak ada, kakak tidak punya kekasih atau teman perempuan." Finalnya lalu kembali menarik tangan sang adik, tapi lagi-lagi Luna diam.

"Apa lagi?" Tanya Luke lagi.

Luna menunjuk makanan pesanannya yang belum dia sentuh sedikitpun, "Aku belum makan, loh." Setelah Luna mengatakan itu, Luke langsung mengambil nampan yang bersisi makanan pesanan sang adik dan membawanya pergi beserta pemiliknya.

"Ah, aku akan membawanya, tolong kalian urus yang lainnya." Luke mengatakan itu pada teman-teman adiknya sebelum pergi, yang di balas dengan pose 'Oke' oleh mereka.

"Dan kau!" Luke menunjuk pada Selena, "Luna adikku, bukan adikmu!" Ujarnya dengan nada menekan.

"Ih, gue gak butuh persetujuan lo, Luna juga adek gue mulai sekarang!" Selena tak mau kalah ikut menyahut.

"Gak akan, dan gak akan pernah!" Tekan Luke.

"Bodo amat sama opini lo." Setelah mengatakan itu, Selena pergi bersama kedua sahabatnya, membuat Luke semakin kesal dengan wajah tak enak di pandang.

"Udah ayo, kakak mau ajak aku kemana tadi?" Luna mencoba untuk meredam kekesalan sang kakak.

Luke luluh dan akhirnya kembali membawa sang adik ke tempat tujuannya, meninggalkan Imeldan dan antek-anteknya yang masih diam di tempat, juga Sabrina yang masih menangis sejak kejadian dia di dorong oleh Luke tadi.

"Udah sih, kak Luke sama Luna udah pergi, kenapa kalian gak pergi juga?" Tanya Hera dengan nada sedot, dia tidak mau nafsu makannya turun karena terdapat beberapa makhluk astral di hadapannya, apalagi mendengar tangisan Sabrina yang membuat kupingnya terasa nyeri dan berdenging.

"Iya nih, ganggu acara makan orang aja!" Timpal Violet.

"Maaf saja, tapi kami tidak punya uang receh untuk diberikan padamu, nona Sabrina, jadi berhenti menangis atau silahkan pindah tempat." Ujar Gladis dengan tatapan jengah dan telah menutup telinganya.

Bukan apa, tangisan Sabrina benar-benar nyaring dan terdengar sangat memekakkan telinga, jadi bukannya membuat orang lain iba atau prihatin, malah membuat mereka kesal dan menutup kuping.

"Iya nih, ganggu suasana banget."

"Kalo ngajak berantem, jangan nangis, apalagi ini yang ngajakin duluan."

"Mental yupi aja sok banget main labrak."

"Mana gak di akuin lagi sama kak Luke."

"Parah sih, malu dah kalo itu gue!"

"Udah bawa rombongan lagi, tapi tetep kalah, cuaakks!"

"Kak Selena aja cuman sama dua temennya, itu juga kebetulan dateng."

"Tapi, gue masih penasaran, kok kak Selena nganggap Luna adeknya? Padahal kan dia udah ganggu Luna beberapa minggu lalu."

"Iya juga, tadi juga kak Selena berani debat sama kak Luke, buat rebutin Luna."

"Wah, bakalan ada hal menarik nih."

Imelda dan teman-temannya langsung pergi meninggalkan kantin karena tidak tahan dengan kritikan para penguhi yang lain, Sabrina dan dua temannya juga mengikuti mereka.

"Begini baru bagus." Violet menghela nafas lega, dia sudah muak dengan para badut itu, tapi dia suka jika melihat drama yang di mainkan oleh si bungsu kelas.

Anak-anak kelas X-A tidak sebodoh itu untuk tidak mengetahui rencana Luna, mereka sebenarnya sudah menebak jika Luna memiliki masalah pribadi dengan para kakak kelas dua belas.

Berawal dari saat pertandingan basket beberapa hari lalu, dan hari ini juga, gadis itu selalu tenang menghadapi semua masalah yang datang silih berganti, seakan dia memang telah menunggunya.

"Si bungsu ternyata pintar membuat panggung." Celetuk Evangeline, mendapat anggukan dari teman-temannya yang lain.

"Kita support dari belakang, biarkan si bungsu yang bermain. Kita bagian akhir, agar panggung semakin menjadi menarik." Gladis berujar tenang.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Murni Dewita

Murni Dewita

sibungsu emang tibest

2024-01-22

2

Rina Yuli

Rina Yuli

drama panggung nya keren abisss

2024-01-14

0

Nur Hayati

Nur Hayati

sepakat... si bungsu memang sesuatu

2023-12-09

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kehidupan Pertama
2 2. Kembali
3 3. Membuat Sekenario
4 4. Panggung Untukmu
5 5. Satu Serangan Untuk Sabrina
6 6. Kencan?
7 7. Tumpahan Perasaan
8 8. Pulang?
9 9. Kehidupan Sekolah
10 10. Luke
11 11. Luapan Emosi
12 12. Hanya Kerabat
13 13. Bertaruh Dalam Permainan
14 14. Permainan Yang Semakin Intens
15 15. Panggung Yang Sempurna
16 16. Skandal
17 17. Siblings Time
18 18. Drama Kecil
19 19. Drama Kecil (2)
20 20. Teman Luke
21 21. Waktunya Untuk Pergi
22 22. Berkumpul
23 23. Maverick
24 24. Milikku Itu Gajah!
25 25. Kerandoman Keluarga Bellmore
26 26. Oke, Bongkar Aib Sendiri
27 27. Rumor
28 28. Berkelahi
29 29. Mimpi
30 30. Masalah Tidur Luna
31 31. Anggota Keluarga Bellmore
32 32. Keluarga Besar Bellmore
33 33. She's My Princess
34 34. The Blue Eyes
35 35. Karena Aku Percaya Kalian
36 36. Persiapan Berangkat Camping
37 37. Milan dan Mulan
38 38. Tiba Di Bumi Perkemahan
39 39. Kejadian Api Unggun
40 40. Sebuah Tawaran
41 41. Informan Terbaik
42 42. Kakak Sepupu
43 43. Efek Kupu-kupu
44 44. Efek Kupu-kupu (2)
45 45. Cenayang
46 46. Potensi
47 47. Alice Nyx Lionel
48 48. Milan dan Mulan (2)
49 49. Terungkap
50 50. Sebuah Harga
51 51. Marcellinus Bellmore
52 52. Rencana Mempublikasi
53 53. Pernyataan?
54 54. Be Mine
55 55. Denis Carl Rodriguez
56 56. Wanita Simpanan!
57 57. Gavin...
58 58. Gavin (2)
59 59. Aku Akan Menjadi Penjahatnya
60 60. Kakek, Mereka Berkata Kasar Tadi
61 61. Sebuah Tebakan
62 62. Operation, started!
63 63. Gas Lah!
64 64. Operasi Terakhir
65 65. Lima Bersaudara
66 66. Revenger
67 67. Kebebasan Gavin
68 68. Emotional Damage!
69 69. Badut
70 70. Aktor di Atas Panggung
71 71. Kenapa Harus Aku?
72 72. Alasannya
73 73. Stay With Me
74 74. Kehancuran Saputra
75 75. Hidup Bagai Di Neraka
76 76. Katakanlah
77 77. Like Father, Like Daughter
78 78. Circle-nya Bukan Main
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
Episodes

Updated 86 Episodes

1
1. Kehidupan Pertama
2
2. Kembali
3
3. Membuat Sekenario
4
4. Panggung Untukmu
5
5. Satu Serangan Untuk Sabrina
6
6. Kencan?
7
7. Tumpahan Perasaan
8
8. Pulang?
9
9. Kehidupan Sekolah
10
10. Luke
11
11. Luapan Emosi
12
12. Hanya Kerabat
13
13. Bertaruh Dalam Permainan
14
14. Permainan Yang Semakin Intens
15
15. Panggung Yang Sempurna
16
16. Skandal
17
17. Siblings Time
18
18. Drama Kecil
19
19. Drama Kecil (2)
20
20. Teman Luke
21
21. Waktunya Untuk Pergi
22
22. Berkumpul
23
23. Maverick
24
24. Milikku Itu Gajah!
25
25. Kerandoman Keluarga Bellmore
26
26. Oke, Bongkar Aib Sendiri
27
27. Rumor
28
28. Berkelahi
29
29. Mimpi
30
30. Masalah Tidur Luna
31
31. Anggota Keluarga Bellmore
32
32. Keluarga Besar Bellmore
33
33. She's My Princess
34
34. The Blue Eyes
35
35. Karena Aku Percaya Kalian
36
36. Persiapan Berangkat Camping
37
37. Milan dan Mulan
38
38. Tiba Di Bumi Perkemahan
39
39. Kejadian Api Unggun
40
40. Sebuah Tawaran
41
41. Informan Terbaik
42
42. Kakak Sepupu
43
43. Efek Kupu-kupu
44
44. Efek Kupu-kupu (2)
45
45. Cenayang
46
46. Potensi
47
47. Alice Nyx Lionel
48
48. Milan dan Mulan (2)
49
49. Terungkap
50
50. Sebuah Harga
51
51. Marcellinus Bellmore
52
52. Rencana Mempublikasi
53
53. Pernyataan?
54
54. Be Mine
55
55. Denis Carl Rodriguez
56
56. Wanita Simpanan!
57
57. Gavin...
58
58. Gavin (2)
59
59. Aku Akan Menjadi Penjahatnya
60
60. Kakek, Mereka Berkata Kasar Tadi
61
61. Sebuah Tebakan
62
62. Operation, started!
63
63. Gas Lah!
64
64. Operasi Terakhir
65
65. Lima Bersaudara
66
66. Revenger
67
67. Kebebasan Gavin
68
68. Emotional Damage!
69
69. Badut
70
70. Aktor di Atas Panggung
71
71. Kenapa Harus Aku?
72
72. Alasannya
73
73. Stay With Me
74
74. Kehancuran Saputra
75
75. Hidup Bagai Di Neraka
76
76. Katakanlah
77
77. Like Father, Like Daughter
78
78. Circle-nya Bukan Main
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!