18. Drama Kecil

Hari senin, identik dengan kata upacara bendera, dan paling banyak di hindari oleh para murid. Tak terkecuali kelas X-A yang berbaris rapih dengan siswa lainnya, mereka terus menggerutu karena kepala sekolah yang memberikan amanat bagaikan siraman rohani dadakan.

"Gila, ini pak kepsek udah setengah jam loh ngomong." Gerutu Aldi.

"Tau nih, udahlah panas, di tambah ceramahnya lama banget." Timpal Ernest.

Para siswa banyak yang misuh-misuh tak jelas, sedangkan para siswi harus menahan kekesalan mereka dan tetap tenang di barisan.

"Ekhem!"

Ernest, Aldi, dan anak-anak yang sendari tadi menggerutu terdiam seketika saat ketua keamanan OSIS berdiri dan berdehem di belakang mereka.

"Ngomong lagi, saya jadikan kalian tontonan di depan sampai jam pelajaran kedua."

Setelah mengatakan itu, petugas keamanan lalu pergi, membuat anak-anak yang lain menghela nafas lega. Akhirnya mereka diam hingga upacara selesai, saat akan bubar, anggota OSIS menahan mereka agar tetap di lapangan, katanya akan ada pengumuman.

"Aarrgghh!"

Aldi kesal setengah mati, tapi dia tetap duduk bersama dengan teman-teman. Semua orang dapat melihat ketua OSIS periode saat ini yang tengah memberikan pengumuman di podium.

Pengumuman berlangsung sekitar dua puluh menit, dan rangkuman dari isi pengumuman itu adalah :

"Karena dua minggu lagi akan ada kemah penerimaan anggota penegak pramuka, kita di wajibnya untuk mengetahui dasar-dasar dari pramuka itu sendiri."

Semua anak kelas X-A menatap malas pada Gladis yang kembali menjelaskan apa yang tadi di sampaikan oleh ketua OSIS.

"Kalian pasti sudah tahu tentang dasar-dasar itu bukan? Kecuali yang saat SMP Pramukanya suka bolos." Ujarnya sambil melirik pada Aldi dan teman-temannya.

"Apa lo? Kita gak pernah bolos pramuka ya!" Sentak Aldi.

"Apa? Memangnya aku mengatakan itu kalian?" Tanya Gladis sambil mengangkat sebelah alisnya, membuat Aldi terdiam, dan teman-temannya yang lain menertawakannya.

Haikal menepuk pundak Aldi pelan, "Makanya diem aja." Ujarnya.

"Dis, kelompoknya udah di atur?" Tanya Violet setelah gadis selesai merinci apa saja yang harus di persiapkan, dan materi apa saja yang harus di hafalkan.

"Oh iya! Tentang kelompok, katanya di buat per-kelas, laki-laki dan perempuan." Jawab Gladis.

Semua yang mendengar terkejut, "Hah? Terus tidurnya?!" Tanya Juan heboh.

Gladis menghela nafas, "Tentu saja di pisah, bodoh!" Kesalnya.

Juan ber-oh ria saja, kemudian kembali diam, membuat Gladis semakin kesal.

"Tempatnya di mana? Kita belum di beri tahu." Evangeline ikut bertanya.

"Jika tidak salah di Bumi Kepanduan Sentul (BKS)." Jawab Gladis.

Mereka mengangguk mengerti, kemudian mulai membagikan apa saja alat-alat yang harus dia bawa oleh setiap anggota.

"Oke, semua telah selesai, kita hanya perlu membuat nama kelompok dan yel-yel. Karena akan di adakan lomba yel-yel dan pentas seni juga."

Setelah mengatakan itu, mereka semua mulai berdiskusi, walau terkesan urakan, siswa laki-laki di kelas ini sangat aktif dan mudah di ajak kerja sama, mereka juga kompeten dan mudah di ajari.

Hari itu semua kegiatan belajar di tunda, sekolah memberikan waktu satu hari penuh untuk mendiskusikan tentang perkemahan yang akan datang, dan seterusnya pelajaran akan berlangsung setengah hari, sisanya di lakukan untuk latihan.

"Ayo istirahat dulu."

Juan menghentikan diskusi dan mendapat anggukan dari semua orang, Juan mungkin terkesan cuek dan malas, tapi tidak dapat di pungkiri jika dia adalah ketua yang bisa di andalkan pada waktu yang tepat.

Mereka kemudian keluar dari kelas satu persatu, murid kelas yang lain juga telah pergi ke kantin, karena walau pelajaran tidak berjalan, tapi bel istirahat tetap di bunyikan, untuk memberikan waktu istirahat dan agar para murid tidak overwork dan overthinking.

"Lun, kamu dari tadi diam terus, ada masalah?" Hera bertanya sambil berjalan terus menuju kantin.

Pertanyaan Hera juga mendapat anggukan dari teman-temannya yang lain, karena tidak seperti biasanya, Luna hari ini menjadi lebih pendiam dan terkesan murung.

"Iya, kamu kalo ada masalah bisa cerita pada kami." Timpal Violet.

Luna menatap teman-temannya dengan tatapan halus, dia lalu tersenyum dan mengangguk. "Aku gak papa, nanti kalo udah siap, aku cerita." Jawabnya.

Yang lain ikut tersenyum dan mengangguk. "Oke, jangan di pendam sendiri, kamu masih punya kita buat bersandar." Gladis menepuk puncak kepala Luna.

Baik laki-laki maupun perempuan, semua anak-anak kelas X-A telah menganggap Luna sebagai adik mereka, bukan hanya karena gadis itu yang baik dan mudah bergaul, dia juga adalah yang paling muda di antara mereka, bahkan mungkin satu angkatan gadis itu yang paling muda.

"Lun! Kalo ada yang ganggu, bilang sama abang, biar abang gedig kepalanya!" Ceroscos Aldi dengan nada bersemangat.

"Iya, atau nanti kita kasih ke si Ucup." Timpal Ernest.

Ucup, adalah nama hewan peliharaan Juan yang merupakan seekor singa jantan yang gagah, Luna pernah melihatnya di foto dan video yang di tunjukkan Juan.

Sedangkan Ernest, Aldi dan Haikal sering melihat hewan itu ketika bermain ke rumah Juan. Luna pernah bertanya kenapa hewan gagah itu di namai Ucup? Dan Juan dengan santai menjawab. "Karena gak mau pusing mikirin nama, jadi aku kasih nama Ucup aja."

Mereka asik mengobrol hingga sampai di kantin, mereka duduk di bangku yang masih kosong dan mulai memesan makanan, tentu saja yang memesan adalah para anak laki-laki, karena mereka masih berada dalam hukuman taruhan beberapa hari yang lalu.

Saat tengah asik mengobrol sambil menunggu pesanan, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Seseorang tiba-tiba saja menyiram Luna dengan air putih, mereka terkejut, bahkan Luan juga masih diam memproses kejadian.

"Luna!" Hera yang ada di sebelahnya langsung mengusap kepala Luna dengan sapu tangan.

"Apa-apaan ini!?" Gladis bertanya dengan nada marah, dia menatap tajam pada si pelaku yang malah dengan santai tertawa mengejek.

Luna juga pada akhirnya berdiri dan berhadapan langsung dengan si pelaku, dapat dia lihat seorang kakak tingkat yang datang bergeromblo, di antara mereka ada beberapa orang yang di kenalnya.

"Ada masalah apa ya kak? Perasaan saya gak punya masalah deh sama kakak." Luna bertanya dengan wajah heran, tapi hatinya berkata lain, dia tahu alasan kakak kelas di hadapannya ini berbuat seperti itu.

Kakak kelas yang di ketahui bernama Imelda Latian itu lantas menatap tajam pada Luna, "Jauh-jauh dari pacar gue!" Ucapnya dengan nada menekan.

Luna menaikkan sebelah alisnya, pacar? Memangnya dia pernah dekat dengan pacar dari kakak kelasnya ini? "Pacar kakak? Siapa?" Tanya gadis itu.

"Jangan sok gak tau ya! Luke itu pacar gue! Jadi jauh-jauh dari pacar gue!" Sentak Imelda.

Luna bengong, hah? Luke? Kakak ketiganya? Tapi dia tidak pernah mendengar Luke mempunyai pacar, dan pria itu juga tidak pernah membicarakan tentang hal ini.

Kemudian Luna menatap dari atas hingga bawah penampilan Imelda, "Gak mungkin sih." Gumam gadis itu.

Imelda mendengar gumaman itu, lantas kembali berbicara. "Maksud lo gak mungkin apa?!"

"Gak mungkin kakak pacarnya kak Luke, beda standar." Jawab Luna dengan jujur.

Imelda semakin kesal, dia hendak kembali berbicara, tapi seseorang menyelanya. "Kamu gak boleh bicara gitu, kamu harus menghargai perasaan orang lain."

Mata Luna yang di lapisi oleh soft lents lantas bergulir pada gadis yang baru saja berbicara, dia gadis yang sama yang beberapa minggu lalu membuat keributan di cafe tempatnya bekerja, dan dia juga adalah sasaran balas dendam utama Luna, Sabrina.

"Oh ya? Terus aku harus bicara gimana? Kalo itu kenyataannya? Terus aku harus bilang apa?" Luna memberikan pertanyaan beruntun dengan konteks yang sama, membuat Sabrina terdiam tapi tetap tersenyum.

"Tapi kamu gak sepantasnya ngomong gitu, gak sopan." Sabrina tetap dengan pendiriannya.

"Lalu, kamu tidak memikirkan perasaan aku yang di siram?"

Skak mat! Sabrina terdiam dengan wajah sedikit gelisah, Luna tidak menyia-nyiakan kesempatan, dia kembali berkata. "Kalian sebagai sesama perempuan harusnya saling respect, bukan saling menjatuhkan, hanya karena hal sepele, dan belum tentu masalah yang kalian ributkan ini benar adanya."

Mereka terdiam, Gladis dan Evangeline diam-diam bertepuk tangan tanpa suara, sedangkan Hera tersenyum mengejek pada sekumpulan badut itu.

"Apa nih? Kayaknya deja vu, deh."

Seseorang tiba-tiba menyela di tengah suasana tegang itu, dan mereka terkejut melihat siapa yang datang bergabung dalam keributan.

"Kak Selena?"

Bersambung...

Terpopuler

Comments

✨imouto_sora"~

✨imouto_sora"~

😌

2024-01-08

0

Shai'er

Shai'er

lanjut Thor💪💪💪

makasih banyak🥰🥰🥰
sehat selalu💙💙💙

2023-11-22

0

Shai'er

Shai'er

kelar lu😏😏😏

2023-11-22

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kehidupan Pertama
2 2. Kembali
3 3. Membuat Sekenario
4 4. Panggung Untukmu
5 5. Satu Serangan Untuk Sabrina
6 6. Kencan?
7 7. Tumpahan Perasaan
8 8. Pulang?
9 9. Kehidupan Sekolah
10 10. Luke
11 11. Luapan Emosi
12 12. Hanya Kerabat
13 13. Bertaruh Dalam Permainan
14 14. Permainan Yang Semakin Intens
15 15. Panggung Yang Sempurna
16 16. Skandal
17 17. Siblings Time
18 18. Drama Kecil
19 19. Drama Kecil (2)
20 20. Teman Luke
21 21. Waktunya Untuk Pergi
22 22. Berkumpul
23 23. Maverick
24 24. Milikku Itu Gajah!
25 25. Kerandoman Keluarga Bellmore
26 26. Oke, Bongkar Aib Sendiri
27 27. Rumor
28 28. Berkelahi
29 29. Mimpi
30 30. Masalah Tidur Luna
31 31. Anggota Keluarga Bellmore
32 32. Keluarga Besar Bellmore
33 33. She's My Princess
34 34. The Blue Eyes
35 35. Karena Aku Percaya Kalian
36 36. Persiapan Berangkat Camping
37 37. Milan dan Mulan
38 38. Tiba Di Bumi Perkemahan
39 39. Kejadian Api Unggun
40 40. Sebuah Tawaran
41 41. Informan Terbaik
42 42. Kakak Sepupu
43 43. Efek Kupu-kupu
44 44. Efek Kupu-kupu (2)
45 45. Cenayang
46 46. Potensi
47 47. Alice Nyx Lionel
48 48. Milan dan Mulan (2)
49 49. Terungkap
50 50. Sebuah Harga
51 51. Marcellinus Bellmore
52 52. Rencana Mempublikasi
53 53. Pernyataan?
54 54. Be Mine
55 55. Denis Carl Rodriguez
56 56. Wanita Simpanan!
57 57. Gavin...
58 58. Gavin (2)
59 59. Aku Akan Menjadi Penjahatnya
60 60. Kakek, Mereka Berkata Kasar Tadi
61 61. Sebuah Tebakan
62 62. Operation, started!
63 63. Gas Lah!
64 64. Operasi Terakhir
65 65. Lima Bersaudara
66 66. Revenger
67 67. Kebebasan Gavin
68 68. Emotional Damage!
69 69. Badut
70 70. Aktor di Atas Panggung
71 71. Kenapa Harus Aku?
72 72. Alasannya
73 73. Stay With Me
74 74. Kehancuran Saputra
75 75. Hidup Bagai Di Neraka
76 76. Katakanlah
77 77. Like Father, Like Daughter
78 78. Circle-nya Bukan Main
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Kehidupan Pertama
2
2. Kembali
3
3. Membuat Sekenario
4
4. Panggung Untukmu
5
5. Satu Serangan Untuk Sabrina
6
6. Kencan?
7
7. Tumpahan Perasaan
8
8. Pulang?
9
9. Kehidupan Sekolah
10
10. Luke
11
11. Luapan Emosi
12
12. Hanya Kerabat
13
13. Bertaruh Dalam Permainan
14
14. Permainan Yang Semakin Intens
15
15. Panggung Yang Sempurna
16
16. Skandal
17
17. Siblings Time
18
18. Drama Kecil
19
19. Drama Kecil (2)
20
20. Teman Luke
21
21. Waktunya Untuk Pergi
22
22. Berkumpul
23
23. Maverick
24
24. Milikku Itu Gajah!
25
25. Kerandoman Keluarga Bellmore
26
26. Oke, Bongkar Aib Sendiri
27
27. Rumor
28
28. Berkelahi
29
29. Mimpi
30
30. Masalah Tidur Luna
31
31. Anggota Keluarga Bellmore
32
32. Keluarga Besar Bellmore
33
33. She's My Princess
34
34. The Blue Eyes
35
35. Karena Aku Percaya Kalian
36
36. Persiapan Berangkat Camping
37
37. Milan dan Mulan
38
38. Tiba Di Bumi Perkemahan
39
39. Kejadian Api Unggun
40
40. Sebuah Tawaran
41
41. Informan Terbaik
42
42. Kakak Sepupu
43
43. Efek Kupu-kupu
44
44. Efek Kupu-kupu (2)
45
45. Cenayang
46
46. Potensi
47
47. Alice Nyx Lionel
48
48. Milan dan Mulan (2)
49
49. Terungkap
50
50. Sebuah Harga
51
51. Marcellinus Bellmore
52
52. Rencana Mempublikasi
53
53. Pernyataan?
54
54. Be Mine
55
55. Denis Carl Rodriguez
56
56. Wanita Simpanan!
57
57. Gavin...
58
58. Gavin (2)
59
59. Aku Akan Menjadi Penjahatnya
60
60. Kakek, Mereka Berkata Kasar Tadi
61
61. Sebuah Tebakan
62
62. Operation, started!
63
63. Gas Lah!
64
64. Operasi Terakhir
65
65. Lima Bersaudara
66
66. Revenger
67
67. Kebebasan Gavin
68
68. Emotional Damage!
69
69. Badut
70
70. Aktor di Atas Panggung
71
71. Kenapa Harus Aku?
72
72. Alasannya
73
73. Stay With Me
74
74. Kehancuran Saputra
75
75. Hidup Bagai Di Neraka
76
76. Katakanlah
77
77. Like Father, Like Daughter
78
78. Circle-nya Bukan Main
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!