BEREBUT MEMAKAI TOPENG KEPALSUAN

Gedung aula SMA harapan tempat dimana rapat dadakan diadakan.

Semua guru dan siswa yang hadir tampak tenang memandang kepala sekolah yang berdiri di atas panggung dan memegang pengeras suara.

"Selamat siang para guru dan murid, rapat tiba-tiba ini diadakan karena saya ingin memberi pengumuman penting untuk kalian semu". Kepala sekolah mulai berbicara dengan ekspresi wajah serius dan suara berwibawa.

Semua yang hadir semakin penasaran dengan apa yang ingin dibicarakan kepala sekolah.

"Ehem!". Kepala sekolah berdehem mengatur suaranya agar tidak serak.

Semua orang menahan nafas melihat kepala sekolah yang sudah membuka mulutnya dan siap untuk berbicara.

"Besok Pengusaha terkaya no 15 di Indonesian pemilik dari Harsono grup Marchel Harsono akan datang dan mengunjungi sekolah kita dengan tujuan menyumbang uang sebesar 15 milyar". Suara kepala sekolah sedikit bergetar saat menyebut nominal besar itu.

Semua guru langsung berdiri terkejut begitu juga dengan siswa yang hadir kecuali Eno semuanya juga berdiri dengan wajah tidak percaya.

Seketika aula gempar dengan berita yang disampaikan kepala sekolah, sebagian murid mencubit dirinya sendiri tidak percaya dan sebagian lainnya mulai menghitung berapa jumlah nol dalam uang 15 milyar itu.

Inikah kekuatan dari orang kaya no 15 di Indonesian itu? Eno berucap dalam hati mengamati sekitar.

Hanya dengan mendengar namanya saja semua orang sudah menjadi gila dan bersuka cita.

Bram yang berdiri di samping Eno juga berdiri dengan kedua matanya yang berkobar dengan sorot mata penuh semangat, kedua tangannya mengepal keras penuh akan tekad dan ambisi keserakahan.

Siapa marchel Harsono?

Semua Indonesia pasti tau siapa itu marchel Harsono, pendiri dan pemilik Harsono grup.

Bram sadar jika perusahan ayahnya mendapatkan investasi besar dari Harsono grup dan itu tidak didapatkan dengan mudah seperti membalik tangan.

Sang Ayah harus melobi banyak orang dan berlarian kesana kemari memberikan hadiah yang tidak sedikit untuk bisa berkerja sama dengan Harsono grup.

Walau seperti itu memang jumlah investasi mereka tidak main-main, sangat besar dan bisa membuat orang tercengang jika mendengar nominalnya.

Karena mendapat investasi dari Harsono grup juga perusahan Ayah Bram terkenal dan menjadi buah bibir dan itu adalah efek yang sangat bagus, secara tidak langsung bisa menimbulkan opini publik yang positif.

Jika Harsono grup saja berani berinvestasi tidak ada alasan bagi perusahaan kecil dibawahnya untuk ragu dan siap untuk berinvestasi juga.

Kesempatan ini adalah kesempatan besar untuk dekat dengar orang no 1 di Harsono grup, Itulah kalimat yang ada di benak Bram saat ini.

Sebagai putra seorang pengusaha Bram tau betul arti dari sebuah koneksi, koneksi bisa membawa kamu ke tingkat yang lebih tinggi dengan punya koneksi kuat pula keluarga kamu tidak akan pernah diremehkan oleh pihak lain.

Bram punya ambisi besar dan mimpi seluas lautan, dengan peluang yang datang ini dia tidak akan melepaskan dan melewatkannya.

Semua sel yang ada di tubuh Bram penuh kegembiraan dan suka cita, nafasnya berat tapi sorot matanya masih sama, sorot mata penuh akan keserakahan.

Bajingan ini kesurupan apa memang sakit jiwa? kenapa senyum-senyum sendiri seperti orang stres? Eno melihat Bram miris dan berharap musuhnya itu sakit jiwa beneran.

"Sudah cukup kalian bersemangat dan terkejutnya sekarang diam dan duduk kembali, saya belum selesai bicara". Suara kepala sekolah kembali menggema lewat pengeras suara.

Suasana kembali tenang dan para guru beserta murid mulai duduk kembali tapi dengan detak jantung yang masih berpacu karena terlalu antusias dan penasaran kejutan apa lagi yang akan diberikan kepala sekolah mereka.

"Ehem". Kepala sekolah berdehem untuk yang kedua kalinya agar tidak serak dan belepotan saat berbicara.

"Berhubung sekolah kita akan kedatangan tamu penting dan istimewa saya meminta para guru dan murid yang hadir disini untuk berpartisipasi menyambut tuan Marchel Harsono".

"Siapa diantara para murid yang ingin dan bersedia berada di depan dan memberikan bunga kepada tuan Marchel? 2 orang Siswa pria dan wanita".

Kerumunan murid kembali gempar melihat peluang nyata di depan mata.

Semua murid yang hadir tidak itu wanita ataupun pria semua mengacungkan tangan ke atas termasuk Leona.

Orang-orang gila yang haus akan uang dan kekuasan, Eno yang tidak ikut mencalonkan diri hanya tersenyum sinis dan duduk dengan tenang berharap rapat tidak penting ini segera berakhir agar dia bisa cepat mencari Ujang sahabatnya yang nasibnya masih abu-abu karena insiden memalukan di kelas tadi.

Orang bodoh mana yang akan berdandan dengan rapi dan membawa bunga memberikan senyum palsu dan pujian setinggi langit mencari muka kepada orang kaya itu, Eno merasa jijik sendiri.

Jantung Bram berdetak lebih kencang saat ini, satu-satunya peluang dan kesempatan untuk lebih dekat dengan Marchel Harsono ada di depan mata, dia tidak ingin kesempatan langka ini jatuh ke tangan orang lain.

Melihat semua murid lainya juga mengacungkan tangan dan kepala sekolah yang masih diam, Bram mempunyai sebuah rencana.

"Kepala Sekolah?!". Bram berteriak lantang disaat semua murid hanya diam dan mengacungkan tangan berharap untuk di lihat dan dipilih oleh kepala sekolah.

"Saya bersedia membawa bunga untuk tuan Marchel". Bram dengan keras mengambil inisiatif terdepan.

Kepala sekolah langsung melihat ke arah suara dan murid yang berbicara, dia langsung tersenyum.

Kepala sekolah tentu saja tau dengan Bram dan keluarganya yang baru saja mendapat investasi dari Harsono grup.

Mungkin Bram sudah mengenal tuan Marchel dan memilih Bram adalah salah satu pilihan yang masuk akal, itulah yang ada di benak kepala sekolah saat ini.

"Baik Bram yang akan membawa bunga untuk menyambut tuan Marchel". Kepala sekolah bicara dan mengangguk.

"Yes!". Bram tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.

"Untuk menemani Bram, kamu saja gadis yang duduk di sebelah Bram siapa nama kamu?". kepala sekolah menunjuk Leona.

"Nama saya Leona pak, terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya". Leona juga tampak gembira.

Gua pikir loe berbeda tapi ternyata loe sama saja, Eno melirik Leona acuh tak acuh.

Para murid yang tidak terpilih langsung tampak menyesal dan lesu duduk lagi dengan cemberut.

"Leona sepertinya kita sudah ditakdirkan untuk bersama, bagaimana jika kita nanti pulang bersama?".

"Maaf aku udah ada yang jemput". Jawab Leona cuek.

Bram hanya bisa tersenyum kecut tapi itu tidak mengurangi kegembiraan yang dia rasakan saat ini.

"Untuk yang terakhir saya ingin meminta tolong kepada kalian semua". kali ini kepala sekolah tidak berdehem.

"Pelajaran untuk siang ini sampai jam pulang akan ditiadakan, saya harap semua pemimpin kelas dan anggota OSIS yang hadir bisa mengomando siswa yang lainya untuk bersama-sama membersihkan semua lingkungan sekolah, apa kalian mengerti?!".

"Mengerti!". Jawab semua murid lantang.

"Baik rapat berakhir sampai disini, silahkan bubar dan laksanakan perintah dengan baik karena ini demi nama baik sekolah kita".

Terpopuler

Comments

Nur Tini

Nur Tini

apa yg terjadi selanjutnya ya..

2023-11-13

0

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjuuuuutt Thor 😛😀💪👍🙏

2023-11-10

0

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Jadi orang kaya mang asyiiik, bisa menyumbangkan uang kesana-kemari tanpa beban samasekali...adeemm ajaaahh ..beda bangeett yaaa...ma orang miskin, untuk hidup sehari-hari ajaaahh...berat nian...😛😀💪👍👍👍

2023-11-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!