PASAL 351 AYAT 1 KUHP

Suara Eno yang lumayan keras menarik perhatian para siswa.

Leona juga memandang Eno saat ini, memandang dengan sorot mata sendu penuh arti.

Arti dari rasa bersalah dan kecewa, kecewa kepada dirinya sendiri yang pengecut.

Bukannya mengasihi orang yang disukai malah dengar sadar Leona melukainya.

Setelah kemarin menangis tersedu di pinggir jalan Leona pulang dengan gontai tanpa semangat.

Dia mengurung diri di kamar dan menyesali apa yang telah dia perbuat sampai ibu dan kakak iparnya panik.

Leona Fransiska adalah anak bungsu dari dua bersaudara, Leona mempunyai kakak laki-laki bernama Johan leonard yang telah menikah satu tahun yang lalu.

Walau nama belakang Leona dan Johan berbeda tapi mereka memang saudara kandung karena Leona menggunakan nama belakang Ibunya sementara Johan menggunakan nama belakang dari sang Ayah.

Rumah keluarga Leona cukup megah dan besar karena itu juga Johan bersama sang istri lebih memilih tinggal di sana bersama adik dan kedua orang tuanya.

Walau tidak masuk dalam jajaran 15 orang terkaya di Indonesia, usaha perhotelan yang dimiliki keluarga Leona cukup besar dan sudah menjadi keluarga yang di hormati di kalangan pebisnis.

Sebagai anak bungsu perempuan satu-satunya Leona memang sangat di sayang dan mendapat perhatian lebih dari keluarga, Leona tidak kekurangan sedikitpun kasih sayang.

Leona juga anak yang dewasa dan ceria jika di rumah, prestasi di sekolahnya pun membuat keluarganya bangga.

Tapi akhir-akhir ini sang Ibu sedikit khawatir melihat sang putri kesayangan yang sering murung, saat makan bersama keluarga pun Leona sering melamun.

Kekawatiran sang Ibu semakin besar saat tau putrinya mengurung diri di kamar dan tidak mau keluar.

Dengan panik nyonya Dewi menghubungi suami dan anak laki-lakinya yang masih berada di kantor untuk segera pulang.

Dengan segala bujukan dari keluarga, Leona keluar kamar pada malam hari dan saat di tanya dia hanya bilang lelah dan ingin istirahat saja.

Tentu saja keluarganya tidak percaya dengan jawaban Leona tapi mereka cukup mengerti dan tidak bertanya lebih lanjut.

Pada malam itu juga sang sopir melapor kepada tuan dan nyonya nya, apa yang terjadi dengan nona Leona.

Sontak terkejut lah Tuan Juan Leonard dan nyonya Dewi Fransiska dengan informasi dari sang sopir.

Ternyata sang Putri sedang patah hati dan menangis karena seorang pria.

Juan Leonard cukup penasaran dengan pemuda yang disukai sama putrinya, dia saja sebagai ayah tidak pernah membuat Leona menangis dan ini ada anak muda kurang ajar yang malah dengan sengaja membuat putri sempurna nya bersedih dan menangis.

...***...

"Jang kenapa semua orang menatap gua? emang gua se tampan itu ya?". Eno bingung berbisik dan bertanya kepada Ujang pelan.

"Enggak sadar ya loe No? suara loe tadi itu sudah seperti suara Tarzan yang berteriak di tengah hutan, wajar lah jika para monyet-monyet kaya itu melihat elo". Ujang balas menjawab dengan pelan plus rasis.

"BRAK!". Suara meja di gebrak terdengar sangat begitu keras dan perhatian semua orang yang semula menatap Eno sekarang menatap ke arah sumber suara.

Bram berdiri tegak dengan wajah merah marah setalah menggebrak meja, setelah acara penyambutan tadi suasana hati Bram sedang buruk karena Marchel Harsono yang mengacuhkan nya.

Bram berbalik badan dan menatap Eno tajam seperti singa lapar yang melihat rusa muda nan lemah.

Bram butuh pelampiasan mengeluarkan api amarah yang ada di dalam dadanya dan kebetulan dia mendengar suara ribut Eno.

Dengan langkah cepat Bram berjalan menuju belakang, tempat dimana Eno duduk.

Eno masih santai saat ini walau di sadar sebentar lagi dia akan mendapat masalah.

Eno duduk dan Bram berdiri tepat di depannya, mata mereka saling memandang dan tiba-tiba suasana di dalam kelas menjadi sepi dan sunyi.

Semua orang menantikan adegan apa yang selanjutnya akan terjadi.

Bram dengan sorot mata penuh kebencian dan amarah sementara Eno dengan sorot mata polos santainya.

Tanpa bicara, Bram dengan kedua tangannya langsung maju meraih dan mencengkram kerah baju seragam Eno dan menariknya sehingga Eno langsung berdiri.

Ujang yang ada di samping Eno ingin langsung berdiri juga untuk membela sahabatnya tapi langsung di cegah Eno dengan isyarat dari tangannya.

Mau tidak mau untuk saat ini Ujang diam dan mengamati dan percaya sama Eno, jika nanti dia melihat situasi yang sudah kelewat batas barulah dia maju.

"Loe mau baju gua Bram?". Walau dalam keadaan di cengkram kerah bajunya Eno masih bisa tetap tenang.

"Tutup mulut loe bangsat!". Bram langsung mengumpat di depan muka Eno dengan kedua matanya yang sudah memerah.

"Oh itu yang loe mau? Ok gua akan tutup mulut sekarang". Eno nurut saja dan mengatupkan bibirnya.

Entah kenapa Bram semakin geram mendengar suara Eno yang acuh tak acuh.

"Loe berani sama gua! Loe nantang gua hah!". Emosi Bram sudah tidak bisa terkontrol lagi.

"Jawab anjing miskin! bicara dan menggonggong dan julurkan lidah loe". Bram semakin menjadi.

"Gimana sih loe Bram? tadi loe suruh gua diam dan sekarang suruh gua menggonggong, yang benar itu yang mana?". Pertahanan Eno masih kuat dan kesabarannya masih seluas samudra.

"Bangsat! mempermainkan gua loe?!". Bram semakin kencang mencengkram kerah baju Eno.

"Bukannya loe ya yang sekarang sedang mempermainkan gua?". Eno berubah ekspresi wajahnya dari acuh tak acuh menjadi serius.

"Hahahaha!". Bram tertawa penuh aura intimidasi, "Benar-benar berani ya loe sama gua!". Bram menarik tangan kanannya dari kerah Eno meninggalkan tangan kiri yang masih mencengkram di sana.

"Hehehe, apa menurut kamu begitu?". Eno ikut tertawa pelan dan menantikan apa yang selanjutnya akan dilakukan Bram.

Merasa di tantang Bram langsung menarik tangan kanannya yang sudah mengepal ke belakang, siap untuk memukul Eno.

"Brak". Ujang memukul meja dan langsung berdiri, "Bram loe jangan macam-macam! sedikit saja loe sakiti Eno, gua enggak akan pernah tinggal diam". Dengan tatapan tajam Ujang menatap Bram.

"Hahahaha!". Bram semakin tertawa terbahak-bahak, "Duo rakyat jelata memang tidak bisa gua ragukan lagi solidaritasnya".

"Hoi babi gendut!". setelah tertawa Bram langsung membalas tatapan tajam Ujang, "Tenang saja setelah gua selesai dengan teman miskin loe ini selanjutnya adalah elo!".

"UJANG!". Eno berteriak memanggil teman yang ada di belakang nya, Eno tau betul Ujang akan bertindak gegabah saat ini dan itu pasti akan merugikan diri sendiri nantinya.

"Diam No biar gua yang kasih pelajaran tuan muda belagu ini".

"Jang loe bisa duduk lagi gak? Loe mau rebut duit gua?".

Semua orang yang melihat dan mendengar termasuk Leona dan Ujang sendiri tidak mengerti dengan maksud kata-kata dari Eno.

"No kenapa loe malah bicara soal duit sih? Duit apaan?". Ujang menatap miris sahabat nya yang mungkin telah gila.

"Ya duit ganti rugi dari tuan muda Bram lah apa lagi? jika dia pukul gua dan gua gak melawan kan bisa jadi penganiayaan".

"Pasal 351 ayat 1 KUHP, barang siapa melakukan penganiayaan dengan sengaja yang menyebabkan seorang terluka ringan akan diancam dengan hukuman pidana 2 tahun 8 bulan, jika kedua pihak telah berdamai dengan uang ganti rugi yang telah disepakati hukuman bisa berkurang tapi kasus hukum masih bisa berjalan selama korban tidak mencabut laporannya".

Semua murid langsung melongo mendengar ucapan Eno.

"Sialan loe No! jadi ini sudah loe rencana in, emang genius loe tapi jangan lupa nanti minta 1 milyar dan bagi sama gua". Ujang langsung berbisik dari belakang.

"Sip tenang aja Jang nanti loe gua traktir es teh jumbo". Jawab Eno asal dan kembali menatap Bram yang masih mencengkram kerah bajunya dengan tangan kiri dan tangan kanan nya masih di udara mengepal siap untuk menghantam.

"Sorry Bram jika Ujang mengganggu, sekarang dia sudah jinak dan loe bisa lanjutkan apa yang mau loe lakukan tadi". Eno bicara dengan senyum mengejek.

"Mau tonjok bagian mana dulu pipi kanan apa kiri? silahkan pilih yang menurut loe sisi yang pas".

Terpopuler

Comments

Nur Tini

Nur Tini

jago pasal juga

2023-11-13

0

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Hayoo.... laaahh...rubah kehidupan Eno, janganlah terus-terusan sengsara yang tidak membawa nikmat samasekali dan memandang kehidupan lebih optimis, bukannya apatis seperti itu...🤔🙄😩😠💪👍👍

2023-11-10

0

Indah Wahyu ningsih

Indah Wahyu ningsih

lanjut Thor

2023-11-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!