ALBERT EINSTEIN SAY

Dengan percaya diri Leona mulai mengerjakan soal di papan.

kepercayaan diri itu datang bukan karena kesombongan melainkan karena Leona termasuk murid yang juga berprestasi di SMA harapan, Cantik dan pintar membuat Leona semakin sempurna di mata orang yang memandangnya.

Leona juga masuk 10 besar nilai terbaik seluruh kelas 12 dan malah peringkatnya lebih baik dari pemuda yang sedang ngupil santai di belakang sana itu yang diam-diam mengamati sang wakil kelas yang telah masuk ke dalam jebakan soal.

Dengan wajah datar tapi tetap cantik Leona berhenti menulis dan berbalik badan menghadap pak Reno sang guru matematika sekaligus wali kelasnya.

"Sudah selesai pak". Dengan gerakan anggunnya Leona dengan sopan berbicara.

"Maaf Leona tapi jawaban yang kamu tulis itu salah". Hanya dengan sekilas melihat Pak Reno tau dari awal Leona mengerjakan sudah salah.

Leona yang semula percaya diri langsung tertegun tidak percaya, semua murid pun tampak terkejut.

"Tidak apa-apa Leona jangan berkecil hati, silahkan kamu duduk kembali". Pak Reno tersenyum kecil memberi Leona semangat.

Disaat murid lainya tidak ada yang berani maju, Leona dengan percaya diri mengajukan diri dan pak Reno bangga dengan keberanian sang wakil ketua kelas.

Pak Reno pelan menghapus jawaban dari Leona dan kembali berbalik badan ke hadapan para muridnya.

"Sepertinya tidak afdol jika wakil ketua kelas sudah maju tapi sang ketua kelas kita belum, orang yang sedang mencari harta karun cepat maju ke depan". Pak Reno memandang Eno dan melambaikan tangannya.

Sebagai informasi Pak Reno juga wali kelas Eno saat kelas 10 dan 11, mungkin karena sudah takdir kelas 12 ini pun wali kelas Eno adalah pak Reno.

Eno tersenyum kecil dan langsung berdiri.

Di tengah tatapan semua siswa Eno berjalan santai ke depan.

Karena sudah saling mengenal akrab dengan murid yang satu ini pak Reno bersikap santai layaknya teman nongkrong.

Belum juga Eno sampai di depan, spidol hitam sudah terbang dari tangan pak Reno menuju Eno.

Dengan gaya bak pendekar di dunia persilatan, Eno menangkap spidol itu dengan cepat.

"Tangkapan yang bagus anak muda, sekarang bapak ingin lihat bagaimana kamu akan menyelesaikan soal di depan".

Beberapa murid tampak iri menatap keakraban diantara pak Reno dan Eno.

Apa mungkin itu bocah anak haramnya Pak Reno dari nama panggilannya saja hampir mirip gitu? Bram bicara dalam hati dan menatap sinis Eno yang sudah mulai menjawab soal di papan.

Hadiah System datang di waktu yang tepat dengan daya kemampuan otak yang meningkat pesat Eno bisa dengan mudah menjawab soal, menghindari jebakan rumus yang sengaja di buat pak Reno.

Hanya butuh waktu 3 menit saja Eno sudah berbaik badan dan menhadap gurunya kembali.

Semua murid terdiam menunggu pak Reno bicara dan harapan kebanyakan siswa adalah jawaban Eno salah tapi harapan itu segera sirna saat mereka melihat Pak Reno yang tersenyum tipis.

"Bapak enggak menyangka kamu berkembang dengan cepat Eno jawaban kamu benar, silahkan kembai ke tempat duduk". Para Reno bicara dan mengangguk

"Baik pak". Jawab Eno singkat sambil mengembalikan spidol ke tangan gurunya.

Eno dengan bangga menatap semua siswa yang langsung membalas dengan tatapan penuh akan kebencian terhadap Eno.

Eno menghiraukan itu terus melangkah kembali ke bangkunya.

"Selamat Eno".

Samar Eno mendengar suara wanita pelan nan lembut yang memberi dia ucapan selamat tapi saat menengok kembali ke depan tidak ada orang yang menatapnya.

Mungkin itu hanya halusinasi, itulah yang ada di benak Eno, tidak mungkin juga wanita di kelas ini akan bicara sama gua.

Eno tidak mau ambil pusing dan terus melangkah menuju habitatnya.

Pak Reno kembali menjelaskan tentang soal yang dia berikan dan jawaban yang ditulis Eno.

Detik demi detik berlalu, Eno sekarang sedang khawatir dengan keadaan temannya yang sedang di luar kelas.

Jang hidup loe masih panjang dan dunia ini masih tampak indah, jangan gegabah sahabatku semoga loe enggak menenggelamkan diri di bak kamar mandi.

Eno mengucapkan harapannya dalam hati.

Pak Reno yang masih bicara di depan kelas berhenti mendadak karena speaker yang ada di setiap kelas berdengung yang membuat semua siswa hilang fokus.

Tidak lama terdengar suara kepala sekolah SMA harapan.

"Perhatian! Tolong kepada para guru dan wali kelas yang sedang mengajar, ketua kelas bersama wakilnya dan para anggota OSIS segera datang ke aula utama untuk rapat".

"Untuk siswa lainya silahkan untuk sementara belajar mandiri".

"Saya ulangi tolong kepada para guru dan wali kelas yang sedang mengajar, ketua kelas dan wakilnya dan para anggota OSIS segera datang ke aula utama untuk rapat".

"Untuk siswa lainnya silahkan untuk sementara belajar mandiri".

Para guru dan siswa tampak bingung dan mengerutkan kening mendengar pengumuman mendadak itu.

Tidak biasanya kepala sekolah bicara sendiri dan memberi pengumuman melalui speaker.

Para siswa segera menebak apa yang sebenarnya terjadi.

"Baiklah anak-anak untuk saat ini kalian belajar mandiri dulu"

"Leona dan Eno ayo ikut saya ke aula".

Leona bangkit begitu juga dengan Eno.

"Bram kamu juga Anggota OSIS kan? kenapa masih duduk kamu?".

"Iya pak saya akan ke aula sekarang". Jawab Bram cepat dan dia berjalan ke depan menghampiri Leona.

"Leona ayo ke aula bareng aku". Dengan senyum lebar Bram bicara.

Karena ada pak Reno Leona tidak kuasa untuk menolak, tanpa menjawab dia berjalan ke luar terlebih dahulu yang langsung di ikuti Bram dengan langkahnya yang mantap.

...***...

Eno berjalan di koridor berdampingan dengan Pak Reno.

"Pak kenapa kepala sekolah tiba-tiba mengadakan rapat?". Eno bertanya ke pak Reno dengan sopan.

"Bapak juga belum tau Eno dari tadi pagi bapak tidak mendengar akan diadakan rapat siang ini, mungkin ada keadaan khusus yang membuat sekolah harus rapat secara mendadak seperti sekarang". Pak Reno menjawab.

"Sangat jarang juga siswa di libatkan dalam rapat besar seperti ini, mungkin kepala sekolah ingin memberikan pengumuman penting". Pak Reno melanjutkan perkataannya.

Eno hanya mengangguk mengerti mendengar penjelasan wali kelasnya.

Para guru dan siswa dari kelas lain juga sudah keluar dan berjalan menuju gedung aula utama yang terpisah.

Pak Reno sengaja memperlambat langkahnya dan Eno menyadari itu.

"Ada apa pak? Semua guru dan murid sudah masuk ke aula itu?" Eno bertanya heran

"Eno bapak dengar Bram sering ganggu kamu dan Ujang di kelas, apa itu benar?".

Eno terdiam untuk beberapa detik tidak menyangka gurunya akan bertanya tentang hal itu.

"Saya tidak tau bapak mendengar dari mana tapi memang seperti itu, Bram beberapa kali menggangu saya dan Ujang". Eno menjawab jujur.

Pak Reno sepenuhnya berhenti dan berbalik menghadap Eno, pelan dia memegang pundak muridnya dan bicara.

"Abaikan saja dia dan konsentrasi saja dalam belajar, jangan terlalu ambil hati perkataan seseorang yang menghina dan merendahkan kamu, kadang manusia memang punya mulut tapi belum tentu punya otak". Dengan bangga Pak Reno menasehati.

Tapi muka Eno langsung berubah aneh mendengar perkataan dari gurunya itu.

"Kenapa Eno? Kamu tidak suka dengan nasehat bapak?". Pak Reno menyadari perubahan di wajah muridnya.

"Bukannya saya tidak suka pak tapi.." Eno ragu untuk bicara.

"Tapi apa Eno? Kamu bisa jujur dengan bapak". Pak Reno menyakinkan.

"Tapi bukannya kalimat yang baru saja bapak katakan tadi itu sama dengan ucapan Albert Einstein yang sering di tulis di bagian belakang truk?".

Terpopuler

Comments

Nur Tini

Nur Tini

Albert Einstein si yahudi ya...

2023-11-13

0

Siti Arbainah

Siti Arbainah

Pak Reno dngan bangga ngomong gtu tpi mlah ktuan klo kata"nya cma copy'n doang😂mana tulisannya sering di truk lgi

2023-11-10

4

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjutkan Thor 😛😀💪👍🙏

2023-11-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!