PELANGI DI BALIK AWAN MENDUNG

Eno dan Ujang membuka pintu kelas dan melangkahkan kaki masuk bersama-sama.

Suasana kelas yang semula riuh berubah hening sesaat tapi setelah melihat siapa yang masuk para murid-murid kembali riuh.

"No sepertinya kita di anggap sebagai kuman deh sama mereka, melihat kita dengan jijik mentang-mentang kita kalau sakit pakai BPJS". Ujang berbisik pelan.

"Udah kagak usah loe pikirin ayo kita kembali ke habitat di pojokan yang damai, dari kita kelas 10 juga pandangan semua orang sama aja saat melihat kita". Eno menjawab dan menarik Ujang melewati beberapa murid.

"Cie-cie! Duo rakyat jelata kita dari mana ini? abis kencan ya loe berdua? Hahahaha". Pemuda dengan ekspresi wajah sombong tertawa menghina dan menghalangi jalan Eno dan Ujang dengan kakinya.

Perhatian semua murid langsung teralihkan, banyak yang ikut tertawa dan ada juga yang diam-diam mengamati situasi.

"Bram! Apa maksud kata-kata loe hah!". Ujang langsung tidak terima dan maju tapi langsung di tahan Eno.

"Goblok ya loe? Masak gitu aja enggak tau, makanya jangan kebanyakan makan nasi aking biar enggak lelet itu otak". Bram tersenyum tipis mencaci.

Ujang dengan wajah merah marah mengeratkan giginya menatap tajam Bram.

"Ya ampun wajah loe kenapa Jang? sakit ya loe? Tolong dong siapa saja bawa Ujang ke klinik binatang". Bram kembali merendahkan dan di sambut dengan tawa yang pecah dari siswa.

Tangan Ujang sudah mengepal erat saat ini.

"Sob ini bukan moment yang pas buat loe marah, tahan emosi loe itu pasti ada masanya kita sumpal mulut anak mami ini dengan kotoran". Eno berbisik di telinga Ujang pelan.

"Hei Paino! Bisik-bisik apa loe! Ngomongin gua loe? Berani loe sama gua?!". Bram berdiri dari tempat duduknya.

Suasana berubah menjadi mencekam saat ini di kelas 12a.

"Bram? bisa diam gak sih kamu? Sebentar lagi Bu gladys datang". Suasana hening mencekam terpecahkan dengan suara gadis lembut tapi tegas.

Perhatian semua siswa kembali teralihkan termasuk Eno dan Ujang yang sekarang memandang ke meja barisan depan tempat dimana seorang gadis cantik berdiri dengan anggunnya.

Leona Fransiska nama gadis itu, nama yang sudah bisa ditebak jika yang punya adalah gadis keturunan lebih tepatnya keturunan yang sedang eksis dan viral di Indonesia, apalagi kalau bukan Cindo.

Siswa SMA harapan kebanyakan memang di isi oleh murid-murid dari kalangan Tionghoa ada murid dari Jawa dan lainya tapi itu bisa dihitung menggunakan jari.

"Leona kenapa sih kamu selalu belain 2 manusia kardus ini? Teman aja bukan, kamu enggak jijik melihat mereka berdua?". Bram menanggapi menatap gadis yang selama ini dia sukai.

Leona hanya diam dan semakin memandang tajam Bram dengan kedua mata indahnya.

Tanpa sepengetahuan semua siswa, wanita dewasa masuk membuka pintu pelan dan dia adalah ibu Gladys guru sejarah.

"Kalian berempat kenapa berdiri dan tidak duduk?". Bu gladys memandang Leona, Bram dan dua sahabat yang masih berdiri seperti patung.

"Maaf Bu tadi..

"Tadi kami cuma ngobrol kok Bu, sesama teman sekelas kan harus saling menyapa". Bram memotong ucapan Leona.

"Ngobrol itu di jam istirahat bukan di jam pelajaran, Ayo cepat kalian duduk di bangku masing-masing". Bu gladys memberi perintah tegas.

Leona kembali duduk tapi sebelum itu dia sempatkan untuk melirik cinta yang menopang dunia.

Lirikan yang bisa mengguncang seluruh kelas jika ada yang melihatnya karena tercetak senyum kecil di bibir tipisnya.

Bram pun kembali duduk dengan tatapan tajam mengintimidasi Eno dan Ujang yang kembali berjalan menuju habitatnya di meja pojok paling belakang.

"Baik Sekarang buka buku kalian dan pelajaran akan segera kita mulai". Bu gladys berbicara di depan kelas.

"Jang kenapa loe diam saja? jangan melamun dan dengarkan Bu gladys". Eno berbisik menyenggol lengan Ujang yang asik melamun menopang dagu melihat ke depan.

"Ganggu aja loe No, gua sedang menikmati dan memandang maha karya indah sang pencipta ini, udah diam aja loe". Ujang menjawab pelan sambil menjilat bibirnya memandang aset depan Bu gladys yang besar menantang terbalut dengan seragam dinas coklat tua.

Eno hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan melihat sifat aneh satu-satunya temannya.

Detik berganti menit, Bu gladys dengan fasih terus bicara memberi ilmu bagi para muridnya.

Terkadang dia akan memberikan kuis dadakan untuk para murid yang tidak fokus.

"No liat itu No". kali ini Ujang yang berbisik pelan.

"Liat apa sih?". Eno yang merasakan gerah karena di kelas terasa panas menjawab dengan malas.

"Liat ku tu keringat yang ada di dahi Bu gladys, seperti seger banget ya? pengen jilat gua No". lagi-lagi Ujang menjilat bibirnya sendiri.

"Emang kotor banget ya otak loe Jang perlu di cuci itu sepertinya, udah kagak usah bicara jika perkataan loe ngawur mulu, kagak liat loe kelas kita udah kek neraka panas dan gerah banget".

"Musim kemarau ya memang seperti ini No, liat itu para anak orang kaya juga pada kepanasan". Dengan isyarat dagu Ujang menunjuk siswa lainnya.

"Andai kelas kita ada AC ya Jang pasti bakalan sejuk dan bisa lebih fokus belajar kita". Eno berandai-andai tapi dia langsung terkejut karena layar System tiba-tiba muncul di hadapannya dengan warna biru cerah.

Itu hanya terjadi beberapa saat dan layar kembali berubah gelap.

System error apa loe juga kepanasan? Tanya kesal Eno dalam hati.

...***...

Pada saat dan momen yang sama saat layar System Eno berkedip biru cerah.

Di dalam ruangan VVIP lantai 20 rumah sakit Merlion Singapura, Marchel Harsono pemilik dari Harsono grup, pengusaha terkaya no 15 di Indonesia menurut majalah Forbes 2023.

Karena kecelakaan ringan saat mengunjungi lokasi bisnis sekarang dia beristirahat di ranjang rumah sakit terbaik negeri Singa.

Marchel sedang melihat laptop di pangkuannya melihat saham perusahaan yang terus naik tapi tiba-tiba dia terpaku dan terkejut mendengar suara elektronik di dalam benaknya.

"Ding, sistem mulai mengikat".

"Ding, System berhasil terikat dengan sempurna".

"Misi utama System telah di rilis selesaikan tugas dan tingkatkan kesukaan target tehadap host".

Target: Tresno Mangku Bumi

Data target: (Click untuk melihat detailnya)

Misi saat ini: Karena El Nino musim kemarau menjadi lebih panas dan berkepanjangan, pasanglah AC terbaik di kelas Target.

Hadiah: ? ? ?

Ding: Paket hadiah pengikatan System telah di rilis silahkan host memilih 1 diantara 2.

Marchel Harsono terkejut sejadi-jadinya dengan apa yang sedang dia liat saat ini layar transparan dengan beberapa baris kata tepat berada di depan matanya.

Dia langsung bangun dari ranjang meletakkan laptopnya dan segera meraih iPhone 15 keluaran terbaru dan menelfon sekretarisnya.

"Selamat siang direktur apa anda butuh sesuatu?". Suara lembut wanita menjawab panggilan Marchel.

"Intan panggil psikiater terbaik di rumah sakit ini dan suruh datang ke kamar saya, CEPAT!".

Terpopuler

Comments

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjutkan Thor 😛😀💪👍🙏

2023-11-10

0

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Kok sistemnya muncul di 2 orang yang berada pada negara yang berbeda....waahh .. aneh dan unik..😛😀💪👍👍👍

2023-11-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!