Pantun Cinta 14

" Dasar Murahan! Lihat saja tingkahnya itu mas," ejek istri Zaki saat melihat pushi di peluk oleh pandu. Tentu saja telinga pushi dan pandu mendengarnya dengan baik karena rumah zaki tak jauh dari sana. Pushi pun segera melepaskan pelukan pandu.

" Maaf ... Tidak sengaja," lirih pushi. Pandu hanya mengangguk mengiyakan ucapan pushi.

Tajam sekali lidah istri Zaki. Sungguh jika aku tidak ingat bahwa Zaki adalah sahabatku sudah aku datangi istrinya itu. Hmmm ...

Hati Pandu sedikit mengesal tapi untuk apa juga. Biarkan saja Istri Zaki itu mengumpat toh tidak ada ruginya bagi pandu dan pushi.

Sesampainya di rumah yang di sediakan untuk pushi ....

" Makasih bang ... Maaf tadi gara-gara saya dia mengatakan hal-hal kurang enak," ujar pushi sungkan pada pandu.

" Tidak masalah ... Tak ada pengaruhnya padaku. Malah ucapanmu tadi yang membuatku terpengaruh," jawab pandu menghela nafas sambil tersenyum getir.

" Ucapan yang mana bang?" tanya Pushi dengan menatap pandu.

" Tentang pernikahan itu," jawabnya lagi.

" Oh mas dokter ... Dia pemuda baik. Sayang jika di lewatkan bang. Dia datang dengan baik maka pulang harus membawa sesuatu yang baik pula kan?" tanya pushi sekaligus menjawab ucapan Pandu. Pandu lelaki berperawakan gagah itu menoleh pada Pushi dengan tajam tapi sorot mata sendu.

" Apa ? oleh - oleh apa? Bagaimana kamu ini yang benar saja. Jangan membuat pernikahan itu jadi sebuah lelucon untukmu. Yang benar sajaa guru satu ini," cebik Tentara angkatan udara ini dengan raut tak percaya. Pushi terkekeh seketika mendengar omelan abang Mahat ini.

" Bukan maksudku bercanda bang! Kamu tidak lihat aku pernah bersama Zaki tapi dia menikah dengan orang lain bukan. Kali ini datang lagi pemuda tampan dengan gelar dokternya entah apalagi yang terjadi terkadang aku takut bang. Apa jangan -jangan kamu juga mau list seperti dokter itu menunggu antrean. Hahahah," tawa pushi pecah. Pandu menatap guru mahat ini tak percaya. Seingatnya dia nampak tegas bahkan tak menye-menye. Dia melihat sisi lain dari pushi hari ini.

" Kamu ini ... Ada - ada saja! Jika boleh akhiri saja hubunganmu dengan dokter itu baru aku akan menjadi list pendampingmu berikutnya," jawabnya kemudian berdiri. Pushi pun ikut berdiri.

" Ngawur saja! Sudah setuju menikah malah mau kabur itu mah cari lubang bunuh diri atu bang Pandu. Jangan ngadi-ngadi deh! Bisa - bisa pushi jadi perawan tua karena permainin anak perjaka orang," jawabnya sambil mencebik. Jatuh sudah harga dirinya sebagai guru karena menganggap pandu temannya. Karena jika status teman maka ucapan los begitu saja.

" Ck. Kamu ini. Ya ... Sudah istirahatlah! Aku harus pergi ada rapat setengah jam lagi. Permisi!" pamit pandu padanya.

" Oke. Makasih ya bang. Salam untuk Mahat," ucap pushi sebelum pandu menghilang dari hadapannya.

----------------

" Emang boleh ya seakrab itu dengan bang pandu? Seluwes itu kalau ngomong sama dia. Gak malu-maluin gitu udah kemarin kayak perfeksionis saat jadi guru. Tiba-tiba saat ini udah yang sableng," gerutunya sambil membereskan pakaian. Namun omelannya itu terhenti saat ada telpon masuk dari mas dokter. Pushi segera mengangkatnya.

" Malam calon istri idaman! Sedang apa sih udah sholat maghrib belum istri sholehahnya mas dokter???" tanyanya dengan semangat. Pushi garuk-garuk kepala yang tak gatal.

" Gak sholat lagi ada tamu bulanan mas dokter. Masih sholehah kan ya maskipun gak sholat gini?" tanya pushi dengan cengo. Tawa Fatih pun merebak membuat Pushi ikut senyum kecut. Agaknya hari ini otaknya kongslet setelah bertemu Zaki dan suara sumbang istrinya itu.

" Masih Sholehah kok calon istri! Bagaimana hari pertama di sana? Apakah ada kesulitan? Maaf ya mas dokter tadi ada pengobatan jadi gak bisa angkat," ujarnya entah peka atau tidak pushi dengan ucapannya.

" Alhamdulillah ... Wait! Pengobatan apa sedang mengobati?" tanyanya yang ternyata peka akan kata itu. Maklumlah pushi adalah guru bahasa indonesia. Mungkin setiap kata terserap dengan baik.

" Mas dokter lagi kurang sehat calon istri! Doain segera sehat ya," ujarnya pada pushi manja.

" Kasihan sakit ya!!! Cepat sembuh ya mas dokter. Udah makan malam kan?" tanya pushi dengan sok perhatiannya.

" Bentar lagi habis nelpon kamu mas dokter makan malam lalu istirahat," jawabnya jujur.

" Ya ... Sudah mas dokter istirahat saja! Besok kan harus kerja. Pushi juga mau siap-siap cari makan malam. Maklum tempat baru jadi belum hafal mas dokter tempatnya," ujar pushi dengan penuh simpati pada calon suaminya itu.

" Baiklah ... Hati-hati! Titip hatinya calon istri ya khawatir di gondol marinir tampan di sana. Hahahah," tawa sumbang itu membuat pushi enggan ikut tertawa. Hatinya cengo dengan ucapan mas dokter Fatih.

Apaan sih ini mas dokter! Harusnya di doaik cepat pulang biar nikah. Lah, ini malah ngomong begituan.

Terpopuler

Comments

Mika Saja

Mika Saja

ayo bang pandu rebut hati pushi dipertiga malam mu,mba Anna lanjut 🥰🥰🥰🥰

2023-11-30

2

Dia Amalia

Dia Amalia

hati pushi merintih krn mantan 😒😒

2023-11-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!