Pantun Cinta 10

Pagi ini Pandu akan kembali bertugas di perbatasan. Kemungkinan dia tak akan kembali selama 1 tahun lamanya. Dianharus memastikan Mahat menjadi pemuda yany bertanggung jawab pada dirinya sendiri.

" Mahat! Pagi ini kakak harus pergi ke perbatasan untuk mendampingi teman-teman kakak bertugas. Kakak harap kamu bisa bertanggung jawab atas dirimu sendiri dengan baik," ujarnya saat sarapan pagi. Mahat mengangguk patuh. Pandu bersyukur meskipun dalam hati heran karena Mahat patuh begitu saja. Semoga saja anak ini benar-benar memahami perkataannya.

" Baik kak," jawabnya dengan memberikan jempol. Pandu memberikan ATM keduanya untuk mahat.

" Bawalah ini untukmu!!! Gunakan ini dengan baik," ucapnya lagi. Mahat memandang kartu atm itu daj mengambilnya.

" Terima kasih kak ... Suatu hari aku akan mengembalikan uang yang kakak pinjamkan pada Mahat," jawabnya membuat pandu tidak suka saat mendengarnya.

" Mahat itu hakmu ... Dan bukan pinjaman," ucap Pandu tegas. Mahat menatap kakaknya dengan serius.

" Itu menjadi hakku jika mbak Delila menikah denganmu kak. Tapi, lihatlah bahkan mbak Delila meninggalkanmu di dunia ini sendirian! Dia sudah menghadap Tuhannya! Bukankah seharusnya hak-hakku tidak ada. Aku menyayangimu kak dan juga mbak Delila tapi semua orang meninggalkanku sendirian," keluh Mahat dengan mata memerah. Pandu tahu ada kesedihan dalam kehidupan Mahat. Pandu menepuk bahunya.

" Semua yang hidup akan mati Mahat. Termasuk kakakmu ini!!!" seru Pandu membuat Mahat melongo.

" Berhenti mengatakan kata mati kak! Kau bahkan belum membahagiakan dirimu sendiri karena kepedihan meninggalnya mbak Delila," jawabnya membuat pandu terkekeh .

" Melihatmu bahagia dan menjadi baik adalah kebahagiaan tersendiri bagiku Mahat!!!" serunya dengan lantang. " Bersiaplah! Kakak harus pergi. Bersekolahlah dengan baik," jawab Pandu kemudian merapikan meja makan. Mahat juga kemudian pergi mengambil tas sekolahnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

" Hai ... Mahat! Tadi kamu di cari bu pushi," ujqr seorang siswi mengahmpirinya. Mahat menatapnya tak percaya.

" Untuk apa?" tanya Mahat.

" Entahlah ... Kamu membuat masalah? Tadi bu pushi hanya menyampaikan kalau ketemu Mahat di minta ke ruangannya," jawabnya nerocos ke sana kemari.

" Ah, iya baiklah. Terima kasih," Mahat pun pergi dari sana. Gadis itu hanya menatao kesal pada Mahat karena nyelonong setelah mengatakan terima kasih.

Mahat puj segera mencari ruang Bk di mana bu pushi berada. Setelah menemukannya dia segera mengetuk pintunya.

Tok. Tok. Tok.

" Assalamualaikum Bu pushi?!!!" serunya membuat pushi mengangkat kepalanya.

" Duduklah Mahat!" serunya pula.

Pushi nampak mengeluarkan sesuatu padanya. Sapu tangan kak Pandu. Kenapa bisa berada di pushi. Mahat memandang gurunya itu.

" Mahat berikan ini pasa kakakmu! Terima kasih sudah memberikan pinjaman pada ibu waktu itu," ucap pushi membuat mahat mengatakan hal lain karena kakak/ abangnya itu tidak biasa meminjamkan barang pribadinya.

" Abang .. Eh kakak saya sedang bertugas bu pushi," jawabnya seperti anak tak mengerti arah alur pembicaraannya itu.

" Ya ... Berikan saja saat dia datang Mahat!!! Kamu ini kenapa?" tanya hu pushi membuat Mahat tersenyum kecut.

" Abang ... Pergi untuk satu tahun bu!! Bagaimana bisa saya memberikan ini," jawaban Mahat membuat pushi terkejut. Baru kemarin dia melihat kakak Mahat sekarang dia sudah pergi untuk kedinasan.

" Ya ... Terserah mahat sudaH! Kan bisa di taruh di tempat bajunya. Sudah sana masuk kelas!" seru bu pushi.

Mahat pun keluar dan pergi dari sana. Pushi menghela nafasnya. Sapu tangan itu membuat pushi mengingat kembali bagaimana pandu sangat romantis. Eh, bukan apa ya namanya entahlah. Sebab, pandu bukanlah siapa-siapa bagi pushi.

" Bu ... Maaf!" pandu membersihkan bekas pasta kue di sudut bibirnya saat berpapasan di koridor sekolah yang kala itu sepi dan pandu rupanya baru datang dari kamar mandi.

" Eh ... Makasih pak," jawab Pushi tidak enak karena membuat sapu tangan pandu kotor.

Pandu hanya tersenyum pada pushi dan mengangguk. Pushi kemudian meraih sapu tangan itu pandu jadi terkejut di buatnya.

" Biar saya cuci dulu pak! Besok saya kembalikan," pushi berlari setelahnya. Pandu terkekeh melihat guru Mahat itu terlihat salting.

Tingg.

Lamunan Pushi buyar saat ponselnya berbunyi. Panjang umur pandu baru saja pushi mengungat kejadian kemarin kini orangnya mengirim pesan.

Titip Mahat bu selama satu tahun ke depan. Saya harus bertugas terima kasih. ( Pandu)

Baik pak. Pandu akan saya pantau. Sapu tangan saya titipkan pandu. ( Pushi )

Hahahah. Baiklah terima kasih. ( pandu)

Pushi tak membalasnya lagi sebab dia sudah harus masuk kelas hari ini. Dia segera bergegas sebelum siswa - siswinya kabur ke kantin.

...Likeeee...

Terpopuler

Comments

Mika Saja

Mika Saja

mba Anna kurang,,,dikit bener penasardn 1 THN kedpn 🤭🤭🤭

2023-11-19

0

Dia Amalia

Dia Amalia

seru thorrt bnyk up nya😍😍😍

2023-11-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!