Pantun Cinta 17

Pushi segera berjalan menuju Ruang tamu yang telah di sediakan pada satuan ini. Saat pushi nampak panik dan sedikit berlari menuju ruang tunggu itu hal tak luput dari mata tajam Pandu. Dia menatap ke segala arah ke mana bu guru satu itu akan berhenti. Saat dia berhenti di ruang tamu pandu mencoba menghela nafas.

" Ndan! Ada apa? Kenapa bengong di sini?" tanya bawahannya dengan menatap sang komandan. Pandu mengangguk dan akhirnya bertanya.

" Siapa tamunya?" tanya pandu yang langsung di pahami oleh bawahannya tersebut.

" Siap ndan! Mungkin calon suaminya," jawabnya tegas. Pandu mengerti dan menyuruhnya pergi.

Pandu selama ini diam bukan berarti tak suka pada guru Mahat. Tapi dia tak berani mengatakan apapun sebab dirinya kelak jika menikah akan menomor duakan istrinya. Sehingga pandu belum siap jika harus kehilangan kembali. Mungkin dia terlalu pesimis tapi apalah daya ini adalah kesan pertamanya saat kehilangan kakak Mahat. Itu sungguh menyakiti hatinya. Sungguh membuatnya tak berani melangkah jauh sampai pada titik pernikahan.

Di ruang tamu ...

" Mas dokter ada apa?" tanya Pushi agak panik. Dokter Fatih sudah tersenyum saat pushi datang dan memberondongnya dengan pertanyaan.

" Duduklah dulu! Maaf ya jika kamu sibuk saya ganggu," jawab Dokter Fatih. Pushi segera mengangguk saja. Dia benar-benar khawatir terjadi sesuatu.

" Katakan! Jangan membuatku panik," ucapnya lagi dengan buru-buru. Fatih jadi terkekeh di buatnya.

" Tidak ada. Aku hanya sangat merindukanmu Pushi. Rasanya tak bertemu denganmu beberapa hari membuatku bersalah. Hahahah. Harusnya hari itu aku mengantarmu," jawabnya sambil terkekeh. Pushi langsung melotot sempurna karena kesal. Dia sudah khawatir Fatih malah tersenyum puas.

" Mas dokter ini bagaimana coba!!!? Sungguh menyebalkan sekali pushi udah yang khawatir banget tahu. Bisa ya se-menyebalkan ini," jawabnya dengan mencebik dan melipat kedua tangannya di dada.

Pertengkaran kecil itu tak luput dari pandangan pandu. Pandu sedikit cemburu akan hal itu. Tapi mungkin kebahagiaan Pushi ada padanya. Dia berharap masih ada kesempatan baginya bersama bu pushi. Tapi bukan berarti pandu ingin merebut bu guru cantik itu dari peredaran dokter Fatih tidak. Tapi entahlah, dia merasa suka padanya tapi sudah terlambat. Biarkan saja takdir Allah berjalan apa adanya.

Boleh kali ya usaha! Meskipun agak melanggar attitude sebagai pria baik. Toh, mereka belum menikah. Batin pandu sambil menghela nafasnya dengan berat.

" Ndan! Ada telpon penting dari pusat!" serunya membuat Pandu sedikit glagapan sebab dia berada di depan ruang tamu seperti penguntit. Tanpa sengaja Pushi dan Fatih menatap ke arah luar mereka bisa melihat wajah pandu dari pantulan pintu kaca itu.

Pandu.

" Dia bekerja di sini Pushi?" tanya Fatih padanya. Pushi mengangguk mengiyakan tapi dia bingung kenapa Fatih mengenalnya.

" Kenal dengannya?" tanya Pushi menatap calon suaminya itu.

Fatih tersenyum dan mengangguk. Fatih ingat betul siapa Pandu. Dia adalah seseorang yang begitu di cintai oleh perempuan yang dia sayangi. Tapi, fatih adalah pemuda yang gentle. Dia tak akan meminta pandu mengembalikan cintanya karena dia memang tak mencintai Fatih. Mereka bahagia itu bagus.

" Tentu saja! Pandu adalah pemuda yang tak bisa aku lupakan. Dia orang yang selalu ada dalam ingatanku pushi," jawabnya membuat terheran -heran. Dia menatap tak percaya ke arah Fatih yang nampak terkekeh.

" Kamu menyukainya mas dokter? Yang benar saja," ejek pushi pada akhirnya. Sehingga mau tidak mau Fatih tertawa lucu akan sikap pushi yang nampak jijik padanya.

" Astaga pushi! Tidak ... Tidak ... Mas doktermu ini bukan Gay. Aku orang baik-baik," sangkalnya. Pushi nampak mengelus dada.

" Hampir saja aku kabur jika kamu benaran suka sama cowok!" serunya tanpa basa basi.

Percakapan itu berakhir pada perizinan kembali. Fatih meminta ijin untuk membawa pushi berjalan - jalan keluar sebentar. Ijin itu di berikan atas perintan Komandan Pandu.

" Ndan!?" tanya sang asistennya.

" Ijinkan saja! Tapi sebelum jam 21.00 harus sudah di markas kembali. Jangan lupa di sampaikan dengan tegas," jawabnya dengan mempelajari kiriman tugas dari pusat untuk kesatuan marinirnya.

" Siap Ndan!!!" serunya dengan lantang.

Di luar tepatnya di ruang tunggu ...

" Silahkan! Perizinan di setujui dengan syarat kembali sebelum jam 21.00," ucapnya kaku membuat fatih paham akan maksudnya.

" Terima kasih," jawab Fatih kemudian menggandeng pushi dengan mesra.

Wwuiihhh apa iya tega tuh komandan gebetannya ternyata udah punya calon gitu. Aduh ndan!!! Kurang cepat sih. Batin sang asisten menatap kepergian pushi dan Fatih dari kesatuan ini.

Terpopuler

Comments

Dia Amalia

Dia Amalia

makannya bg pandu jgn gensi²

2023-12-07

1

Mika Saja

Mika Saja

tenang pandu klo jodoh gak kemn🥰

2023-12-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!