Pantun Cinta 5

" San pinjam motornya!" seru Pandu pada penjaga pos depan.

" Siap Ndan! Ini kuncinya," jawab Sandi dengan mengulurkan tangan daj memberikan kontaknya pada sang komandan.

Dalam perjalanan tak ada obrolan apapun karena sejatinya mereka memang bukan siapa-siapa. Pandu yang statusnya wali murid hanya tahu bahwa pushi adalah guru adiknya. Pushi pun begitu wajah ketus para wali murid adalah makanannya sehari-hari jika sedang home visit.

Angin malam ini mungkin menyapu kulit Pushi di PKH yang dia gunakan. Namun hal itu tak lantas membuat Pushi jadi wanita yang tak memiliki harga diri untuk memeluk seseorang yang bukan suaminya.

Begitu Pandu dia juga tak ingin lancang menyuruh Pushi untuk memeluknya. Dia bukan laki-laki brengsek yang memanfaatkan keadaan mereka saat ini.

" Kenapa tadi pergi dari rumahku? Bukankah Mahat sudah memberi tahukan bahwa akan aku antar pulang!" Seru panda dengan suara Bass-nya sungguj terdengar sangat gagah dan berwibawa.

Pushi yang memelankan suara isaknya segera menghapuskan air matanya. Dia bukan anak kemarin sore yang harus menangis karena cinta. Pushi hanya kecewa ternyata semudah itu seseorang abdi negara untuk berpindah ke lain hati. Bukankah mereka adalah orang - orang terlatih dan tahan banting di medan tempur. Tapi, kenapa pada perempuan mereka seperti ini seenak jidadnya sendiri.

" Saya harus segera pulang pak! Ibu sudah menunggu," jawaban yang tidak masuk akal bagi Pandu. Namun bukan wilayahnya menanyakan itu. Dia bukan bibir nyinyir yang ingin tahu permasalahan orang lain. Pandu hanya mengangguk paham.

Sesampainya di rumah Pushi ...

" Terima kasih pak! Masuklah," ajak Pushi pada kakak Mahat itu. Pandu hanya mengangguk mengiyakan dia belum sholat maghrib tadi karena khawatir.

" Saya numpang sholat dulu!" seru Pandu di angguki oleh Pushi.

Mereka pun masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan ibu dan bapak pushi. Nampak adik Pushi yang sedang belajar.

" Mbak ... Kok baru pulang? Di cariin ibuk," tanya Fatma pada Pushi. Pushi tersenyum pada adiknya. Pandu yang di belakang Pushi ikut tersenyum. " Loh ... Tak kira sama abang Zaki mbak! Ini abang siapa kak?" tanya Fatma membuat Pushi memejamkan mata. Sedari tadi dia sudah menghindari nama Zaki adiknya ini malah menyebutnya. Pandu jadi terhubung akan signal itu. Signal yang di tunjukkan oleh adik Pushi.

Apakah Zaki kekasih Bu Pushi? Tapi kenapa Zaki menikahi perempuan lain?

" Pak Sholatlah! Tempatnya di sebelah sana!" seru Pushi membuyarkan lamunannya. Pandu mengangguk dia tak bisa berlama-lama di rumah ini. Dia pun segera bergegas.

Pushi yang yanh sedang datang bulan di brondongi banyak pertanyaan yang membuatnya menghela nafas. Kenapa membawa laki-laki selain Zaki? Kenapa Zaki tak pernah datang? Apakah kalian bertengkar dan lain-lain.

" Nduk ... Ada apa dengan kamu dan Zaki?" tanya Ibu. Pushi pun menghela nafas panjang dan haris menceritakan pada ibunya apa yang terjadi.

" Bu ... Satu yang perlu ibu tahu tanpa menanyakan alasannya. Zaki sudah menikah jadi Pushi harap baik ibu bapak maupun Fatma jangan menyebut namanya lagi," jawab Pushi tersenyum getir.

Mereka sangat menyayangi Zaki tapi Pushi tidak mau ada masalah mencolok ke depannya jika mereka menikah. Zaki sudah cukup menyita waktunya selama ini. Dia akan Fokus pada Tugas akhirnya saat ini. Pushi adalah Mahasiswi S2 Seni. Dia mendedikasikan hidupnya dalam dunia pendidikannya.

" Nak ... Apakah kamu baik -baik saja?" tanya ibu.

" Pushi baik bu. Oh, ya dia yang di dalam adalah abang Mahat siswa Pushi tadi sepeda Pushi boras di sana jadinya pushi di antar," jelas Pushi agar keluarganya tak salah paham.

Sedari tadi Pandu sudah mendengar percakapan itu. Dia hanya menggelengkan kepala saat Gadis itu mengatakan baik-baik saja. Padahal Pandu tadi melihat Pushi menghindari Zaki.

Bu Pushimu sedang tidak baik mahat! Tapi dia sangat bagus menutupinya.

...Likeeee...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***