Lapangan Olahraga SMA Taruna Jaya sudah mirip sudah mirip Batalyon Infantri Yonif XX kegiatan militernya begitu kental sekali. Pushi yang berjalan ke arah ruang teater tak sengaja melihat Mahat menatap kakaknya itu. Pushi tersenyum dan mendekati Mahat.
" Hai Mahat ... Sedang apa? Kenapa tidak ke kantin sekolah?" tanya Pushi dengan duduk di samping Mahat.
" Bu ... Apakah Mahat salah dengan tidak memilih dunia militer seperti kakak?" tanyanya dengan nada ragu paling dasar. Pushi menemukan tidak kepercayaan dirinya saat ini. Pushi kemudian menepuk pundak Mahat.
" Mahat taukah Mahat jika nasib seseorang tak ada yang tahu??? Bahkan sekuat apapun kita berusaha jika takdir tak memihak maka tak akan terjadi. Mahat ... Bertanggung jawab atas pilihan kita itu merupakan sebuah kewajiban. Namun, jangan meragukan diri sendiri itu tidak baik. Sekarang pikirkan??? Jika bergabung bersama dengan pilihan Mahat maka lakukanlah! Tetapi jika tidak maka bertanggung jawablah atas pilihanmu berikutnya. Bu pushi sudah menghadap kakakmu bukan? Seharusnya dari situ Mahat sudah bisa menentukan semuanya," ujar bu pushi sambil menepuk bahu mahat dan pergi dari sana berjalan menjauhi Mahat.
Hari-hari seorang guru hanyalah berangkat pagi dan pulang sore. Rutinitas wajib yang tidak bisa di hindari. Senyum guru kadang nampak jelas kala seorang guru mendapati siswanya memiliki karakter, attitude, bahkan akademik yang bagus. Tidak bisa pushi pungkiri bahwa ketiganya tak dapat sekaligus di dapatkan dengan mudah. Jadi, jangan pernah mematahkan semangat siswa meskipun sebagai guru kita selalu memberikan motivasi dalam berbagai macam bentuk.
" Bu Pushi!!!!" teriak Ibu Marisa mendekatinya.
" Ada apa bu?" tanya Pushi saat dia sedang memikirkan gerakan tari untuk anak-anak. Sebentar lagi Gelar Karya P-5 dengan tema Kebhinekaan.
" Bisakah membagi nomor Abang Mahat yang tampan itu? Aku like bu padanya," tanyanya membuat Pushi sok. Pertanyaan konyol apa itu. Sejak kapan dia memiliki nomor Mahat. Sejak kapan juga dia jadi biro jodoh.
" Siapa yang mengatakan bahwa aku memiliki nomor abang Mahat? Aku tak memilikinya bu Marisa. Mahat yang punya silahkan di tanyakan," jawab Pushi setengah malas. Sebab dia memang tak memiliki nomor abang mahat itu. Meskipun dia berkunjung tapi dia tak meminta nomornya karena memang pushi belum membutuhkannya.
Bagimu, neg'ri
Jiwa raga kami
Indonesia is the most beautiful land in the universe
The land where we were born
The nation where we grew up
So many colours that lived together in peace
With a million timeless treasures
With an abundance of natural wealth
Indonesia is not just wonderful
Indonesia is a wonderland
Kotabaru gunungnya Bamega
Bamega, umbak manampur di sala karang
Umbak manapur di sala karang
Batamu lawanlah adinda
Adinda iman di dada rasa malayang
Iman di dada rasa malayang
Sayang-sayang, Si Patokaan
Matego-tego gorokan Sayang
Sayang-sayang, Si Patokaan
Matego-tego gorokan Sayang
Sajojo, sajojo
Yumanamko misa papara
Samuna muna-muna keke
Samuna muna-muna keke
Soleram, soleram
Soleram, anak yang manis
Anak manis janganlah dicium, sayang
Kalau dicium merahlah pipinya
Kampuang nan jauh di mato
Gunuang sansei baku iliang
Takana jo kawan, kawan nan lamo
Sangkek basu liang suliang
By : Wonderland Indonesia
Pushi memilih gerakannya dengan mengikuti birama musiknya. Setelah bu marisa keluar dari ruang teater Pushi melanjutkan untuk tari wajibnya. Sedangkan untuk daerah pushi serahkan kepada wali kelas masing-masing. Saat lagu Wonderland menggema di ruang teater itu pushi yang menikmati setiap gerakan dari satu titik jejak kaki hingga jejak kaki lainnya membuat Pushi terlihat sangat luwes sekali. Saat dia menyelesaikan tariannya tiba-tiba suara tepuk tangan mendominasi ruangan teater. Sontak saja atensinya berpusat pada sang pemilik tepuk tangan.
Plok. Plok. Plok.
" Tarian yang indah!" seru Abang Mahat yang tiba-tiba ada di ruangan ini. Pushi kemudian mengangguk untuk tanda terima kasihnya. Pandu mendekatinya dan mengatakan hal yang membuat pushi tiba-tiba agak bodoh.
" Karena anda Mahat bergabung dengan kami lagi. Terima kasih sudah memotivasinya," ujarnya dengan mendekat ke arah pushi.
" Pak saya tak melakukan apapun. Tadi saya hanya memberikannya sedikit gambaran saja padanya," jawabnya dengan mengelap keringatnya.
Saat mereka mengobrol Tiba-tiba bu marisa datang dan nyelonong seperti orang tak berdosa hehehe. Dia tiba-tiba menyapa Pandu dengan gaya khasnya itu.
" Mas Pandu! Kakaknya Mahat ya??" tanya Bu Marisa. Pandu mengangguk mengiyakannya. " Saya marisa Mas ... Bolehkah saya meminta nomor anda guna untuk menjembatani kegiatan pandu? Kebetulan saya wali kelasnya," ujarnya antusias sekali. Pandu mengernyitkan alisnya sebelah menandakan apa iya benar begitu.
" Saya akan kirim ke nomor bu Pushi. Anda bisa meminta padanya!" seru pandu agak malas. Kemudian berpamitan pergi dari sana.
" Mari bu pushi!" pamitnya dan menghilang di balik pintu tanpa memperhatikan bu marisa sama sekali.
Loh, loh ... Gak bahaya ta ini heheheh. Jangan lupa likeee ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Mika Saja
wes mulai ada pelakor seblm ada hubungan 😂😂
2023-11-08
1
Dia Amalia
ada ulat nangka🤣😂🤣😂
2023-11-07
0