Mengembalikan sepeda

"Hei, gadis miskin! Berani juga ya kamu makan ke kantin? Emangnya kamu punya uang ya?" mulai terdengar suara-suara sumbang, yang meneriaki Senja, ketika gadis itu berjalan memasuki kantin.

"Hahahaha, mungkin dia kemarin ngemis di lampu merah, untuk dapat uang, makanya bisa ke kantin," balas yang lain, diiringi dengan tawa mengejek.

Namun, Senja sama tidak peduli.Gadis itu tetap melangkah mendekati stan yang menjual mie ayam kesukaannya.

"mie ayamnya satu ya, Bude," ucap Senja, sembari tersenyum.

"Iya, Neng. Tunggu sebentar ya!" sahut ibu penjual mie ayam, sembari membalas senyum Senja.

Tidak menunggu lama, ibu penjual mie aya. Sudah selesai dengan pesanan Senja. Wanita paruh baya itu langsung menyerahkan nampan yang di atasnya mangkok mie ayam pesanan gadis itu.

"Kamu yang sabar ya di sini, Neng. Jangan dengarkan ejekan mereka. Ingat saja tujuan kamu bersekolah di sini, biar kamu bisa sukses," ketika Senja menerima nampan itu dari tangan ibu penjual mie ayam itu, wanita paruh baya itu masih menyempatkan diri untuk menguatkan gadis remaja berusia 16 tahun itu.

"Iya, Bude, terima kasih! Bude tenang saja, aku sudah kebal dengan semua hinaan dari dulu. Aku makan dulu ya, Bude," ucap Senja yang langsung diiyakan oleh penjual mie ayam itu.

Senja berjalan membawa nampannya dan duduk di sebuah meja yang tampak kosong. Tampak dari tadi tidak ada yang berniat duduk di tempat itu.

"Ihh, berani sekali dia duduk di tempat itu? kita aja nggak berani kan?" terdengar bisik-bisik dari jarak yang tidak terlalu jauh dari tempat Senja duduk.

"Kenapa mereka mengatakan seperti itu? Emangnya ini meja siapa? kalau tidak boleh diduduki, harusnya dibuat peringatan dong," batin Senja, yang memutuskan untuk tetap duduk.

"Iya, ya. Itu kan meja untuk ketua OSIS kita dan teman-temannya," bisik yang lainnya.

"Sudahlah, kita lihat saja nanti. Paling nanti kalau Kak Arkana dan teman-temannya datang, dia akan diusir. Kita jadinya punya tontonan asik," balas temannya satu lagi.

Senja mendengar semua apa yang dibisikkan oleh siswi-siswi yang duduk tidak jauh darinya itu, tapi dia tetap saja duduk di tempatnya.

Baru saja suapan pertama, kantin terdengar riuh dengan suara gadis-gadis yang ada di kantin itu. Senja mengangkat kepalanya sedikit untuk melihat sebab keriuhan. Namun, begitu tahu, gadis itu kembali fokus ke mie ayamnya.

Apalagi yang bisa membuat gadis-gadis riuh kalau buka kedatangan Arkana dan ketiga sahabatnya, yang memang ketampanan mereka tidak bisa diragukan lagi.

Sudut mata Arkana melirik ke arah Senja yang sama sekali tidak menoleh ke arahnya. Dan entah kenapa, sikap cuek gadis itu menimbulkan rasa geram dan kesal di hati pemuda itu. Namun, dia berusaha untuk tidak memperlihatkan kekesalannya.

"Kita duduk di mana ya? Tempat kita biasa sudah diisi Senja. Atau kita minta dia pergi aja?" tanya Kelvin, meminta pendapat.

"Tidak perlu! Kita cari meja lainnya aja," sahut Arkana sembari mengedarkan pandangannya ke segala penjuru untuk mencari kursi kosong

"heh? Alis ketiga temannya saling silang pandang dan bertanya satu sama lain dengan sorot mata mereka.

"Tapi, Ka ...." Sabiru masih berniat untuk memprotes. Namun begitu sorot kata sahabat sekaligus sepupunya itu, membuat ucapan yang tadinya hendak dia keluarkan, tergantung di tenggorokan pria itu. Sementara, Senja, masih tetap pada posisinya di awal. Cuek, tanpa ekspresi.

"Sudahlah, jangan protes lagi. Kamu kan tahu sendiri kalau Arka pernah bilang, kalau meja itu bukan hak milik kita. Jadi, siapapun bisa duduk di situ, walaupun memang kita yang biasa duduk di sana," bisik Aldo.

Empat remaja laki-laki itu akhirnya memutuskan untuk memilih untuk duduk di tempat lain, membuat siswa-siswi yang ada di tempat itu, mengerenyitkan kening dan saling silang pandang, dengan sorot mata kebingungan. Padahal tadinya mereka sudah menunggu-nunggu hal yang mereka anggap seru, di mana Arkana dan ketiga sahabatnya, mengusir Senja dari tempat dia duduk.

Hanna yang baru saja datang bersama teman-teman sekelasnya, juga merasa heran sekaligus kesal melihat Arkana yang sama sekali tidak berniat mengusir gadis yang sudah dia anggap musuh, dari meja yang identik jadi tempat duduk pemuda pujaannya itu bersama dengan ketiga sahabatnya.

"Bagaimana, Han? Apa kita samperin saja adik kelas belagu itu, atau kita tetap menghampiri Kak Arka, Kak Kevin, Kak Aldo dan Kak Sabiru?" bisik salah satu teman Hanna.

"nggak usah. Kalian mau terlihat bar-bar di depan crush kalian?" bisik Hanna balik.

"Nggak," teman-teman Hanna menggelengkan kepala.

"Kita biarkan saja dia untuk sekarang. Tapi, aku punya rencana untuk memberikan dia pelajaran," Hanna menyeringai sinis.

"Apaan tuh?" Hanna mendekatkan bibirnya ke telinga tiga temannya.

"Wah, ide bagus," sorak teman Hanna yang biasa dipanggil Chelsea.

"Sttt, jangan keras-keras! Nanti ada yang curiga," Hanna mendelikkan matanya ke arah Chelsea.

"Ups, maaf!" Chelsea refleks menutup mulutnya.

"Ya udah ayo kita ke meja Kak Arkan," pungkas Hanna sembari berjalan menuju meja Arkan disusul oleh ketiga temannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bel tanda pelajaran terakhir sudah berbunyi. Pertanda semuanya bisa pulang. Senja dengan cepat memasukkan semua bukunya ke dalam tas.

"Aku duluan," ucap Senja. Kalimat pertama yang keluar dari mulut gadis itu kepada Adelia, setelah sepanjang awal mulai kelas tidak ada pembicaraan di antara keduanya.

Tanpa menunggu jawaban Adelia, Senja langsung melangkah keluar dari kelas meninggalkan Adelia yang mematung menatap kepergian Senja.

"Entah kenapa aku ragu dengan omongan Kak Arkana tadi malam. Aku merasa kalau Senja tidak seburuk itu. Tapi, video itu?" Adelia menghela napasnya, mengingat vide yang ditunjukkan kakaknya tadi malam.

Sementara di parkiran Senja meraih sepedanya dan berdiri dengan mata yang mengedar seakan sedang mencari seseorang.

"Oh, itu dia," gumam Senja ketika melihat Adelia, sosok yang dia tunggu dari tadi.

Senja pun menuntun sepeda itu dan berhenti tepat di depan Adelia.

"Ada apa?" tanya Adelia, singkat.

"Emm, tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin mengembalikan sepeda ini untukmu. Maaf, bukan bermaksud tidak menghargai pemberianmu. Hanya saja aku merasa tidak pantas menerimanya. Kamu bisa kasih ke orang lain yang lebih membutuhkan. Sekali lagi maaf dan terimakasih kasih untuk kebaikannya, walaupun untuk sesaat. Tapi, sumpah aku sudah bahagia. Setidaknya aku pernah merasa punya teman. Aku duluan ya!" Senja tersenyum dan berbalik, lalu meninggalkan Adelia beserta sepeda pemberian gadis berlesung pipit itu.

Sementara Adelia tidak mengeluarkan sepatah katapun, saking tidak menyangka kalau Senja akan mengembalikan sepeda pemberiannya. "Ada apa ini? Kenapa dia harus mengembalikannya?" batin Adelia.

Di lain sisi, tidak terlalu jauh dari tempat Adelia berdiri tampak empat gadis terlihat panik. Siapa lagi mereka kalau bukan Hanna dan ketiga temannya.

"Bagaimana ini? yang kita lakukan sia-sia untuk mencelakai Senja. Sepeda itu malah dikembalikan ke Adel," ucap Chelsea, gusar.

"Kamu bisa diam gak sih? Aku juga panik nih. Bagaimana nanti kalau Adelia, pakai sepeda itu. Dia pasti akan celaka," sahut Hanna tidak kalah gusarnya.

"Kamu tadi sudah pastikan kan, tidak ada yang melihat kamu waktu memutuskan rem sepeda itu?" tanya Hanna lagi.

"Iya, aku sudah yakin. Semuanya aman!" sahut Chelsea.

"Baiklah, setidaknya aku merasa tenang sekarang. Jadi, seandainya nanti Adelia celaka memakai sepeda itu, yang disalahkan pasti Senja. Adel pasti berpikir kalau Senja sengaja melakukannya. Jadi, walaupun rencana kita mencelakakan Senja tidak berhasil, tapi kita berhasil membuat Adelia benci pada perempuan sialan itu. Dan satu hal lagi, kalau Adel sampai celaka, Arkan juga akan membenci Senja," tutur Hanna dengan senyum sinis dan puas.

tbc

Terpopuler

Comments

Wandi Fajar Ekoprasetyo

Wandi Fajar Ekoprasetyo

wah bener².nih Hana kudu d rukiyah

2024-04-27

0

Leng Loy

Leng Loy

Wah siluman ular sudah mulai beraksi

2024-03-27

1

Eity setyowati

Eity setyowati

wah uget² mulai beraksi nih

2024-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 Murid baru
2 Kena hukum
3 Kurir bunga
4 Mengantarkan bunga
5 Dipecat
6 Mengikuti Senja
7 Kehidupan Senja
8 liciknya Sukma
9 Ambil jambu
10 Kalah adu gombal
11 Kekesalan Hanna
12 Licik teriak licik
13 Mengikuti Senja lagi
14 Pulangnya paman Senja
15 Salah paham
16 Cuek
17 Mengembalikan sepeda
18 Merasa ganjil
19 Tidak mau dijemput
20 Apa aku harus minta maaf?
21 terjebak sendiri
22 Kehilangan teman
23 Masa senang yang akan berakhir.
24 Bertemu Satrio di restoran
25 Arkana tahu yang sebenarnya
26 Minta maaf
27 Hanna panas
28 Rahasia Bea siswa
29 Tamparan sebagai pembuktian
30 Kena lagi.
31 Begal
32 Perkelahian sengit
33 Perih yang mendatangkan tawa
34 Capek tapi harus tetap diselesaikan
35 Kehebohan Aozora dan Adelia
36 Tidak romantis sama sekali
37 Berubah manis
38 Kepulangan yang tiba-tiba
39 Kemarahan Satrio
40 Kekagetan Sukma
41 Alasan Sabiru menjemput Senja
42 Hanna mengetahui hubungan Arkan dan Senja
43 Peringatan Sabiru
44 Aku tidak mau tahu
45 tidak bisa dibandingkan
46 Aku tidak peduli
47 Ketumpahan Cat
48 Nikmati saja waktumu yang hanya sebentar lagi
49 mencoba bunuh diri
50 Kencan
51 Double date
52 Sahabat Aozora yang tidak Arsen tahu
53 Keinginan Arkan
54 mengungkit-ungkit balas budi
55 Rencana Darren
56 Terbongkar
57 Permintaan Daren
58 Pikiran Senja terganggu
59 Senja tahu yang sebenarnya
60 Mengantarkan pulang
61 mengundang Aldo masuk ke rumah.
62 Memberikan pengertian
63 Perjodohan demi bisnis
64 Gelang
65 Serba salah
66 Enam tahun kemudian
67 menguping
68 CEO baru
69 Mengantarkan laporan
70 Sama-sama kaget
71 Dipaksa jadi sekretaris
72 Kemunculan Ella
73 Tolong bertahan sebentar lagi
74 Mengungkapkan cinta
75 Arkan tahu siapa Ella
76 Berusaha menyingkirkan...
77 Senja tahu yang sebenarnya
78 Lihat saja apa yang akan aku lakukan padanya
79 Draft
80 Benar-benar hancur
81 Pengakuan Hanna
82 Arkan panik
83 Acara penyambutan Arkan
84 Kejutan.
85 Kamu wanita yang aku cintai
86 Tenang saja, aku punya cara
87 Aku kecewa ke kamu.
88 Memasak makan siang
89 permohonan Hanna
90 Kamu hanya bisa mencintaiku
91 Ide jahil Aldo
92 Kekesalan Arkan
93 memajukan hari pernikahan
94 Hanna sakit
95 Jangan pergi lagi
96 The wedding
97 Meminta maaf
98 Hal yang tidak disangka-sangka
99 Akhirnya
100 Akhir hidup Ella
101 Berubah menyebalkan
102 Mungkin saja dia hamil.
103 Hasil pemeriksaan
104 Bab 104
105 Ending
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Murid baru
2
Kena hukum
3
Kurir bunga
4
Mengantarkan bunga
5
Dipecat
6
Mengikuti Senja
7
Kehidupan Senja
8
liciknya Sukma
9
Ambil jambu
10
Kalah adu gombal
11
Kekesalan Hanna
12
Licik teriak licik
13
Mengikuti Senja lagi
14
Pulangnya paman Senja
15
Salah paham
16
Cuek
17
Mengembalikan sepeda
18
Merasa ganjil
19
Tidak mau dijemput
20
Apa aku harus minta maaf?
21
terjebak sendiri
22
Kehilangan teman
23
Masa senang yang akan berakhir.
24
Bertemu Satrio di restoran
25
Arkana tahu yang sebenarnya
26
Minta maaf
27
Hanna panas
28
Rahasia Bea siswa
29
Tamparan sebagai pembuktian
30
Kena lagi.
31
Begal
32
Perkelahian sengit
33
Perih yang mendatangkan tawa
34
Capek tapi harus tetap diselesaikan
35
Kehebohan Aozora dan Adelia
36
Tidak romantis sama sekali
37
Berubah manis
38
Kepulangan yang tiba-tiba
39
Kemarahan Satrio
40
Kekagetan Sukma
41
Alasan Sabiru menjemput Senja
42
Hanna mengetahui hubungan Arkan dan Senja
43
Peringatan Sabiru
44
Aku tidak mau tahu
45
tidak bisa dibandingkan
46
Aku tidak peduli
47
Ketumpahan Cat
48
Nikmati saja waktumu yang hanya sebentar lagi
49
mencoba bunuh diri
50
Kencan
51
Double date
52
Sahabat Aozora yang tidak Arsen tahu
53
Keinginan Arkan
54
mengungkit-ungkit balas budi
55
Rencana Darren
56
Terbongkar
57
Permintaan Daren
58
Pikiran Senja terganggu
59
Senja tahu yang sebenarnya
60
Mengantarkan pulang
61
mengundang Aldo masuk ke rumah.
62
Memberikan pengertian
63
Perjodohan demi bisnis
64
Gelang
65
Serba salah
66
Enam tahun kemudian
67
menguping
68
CEO baru
69
Mengantarkan laporan
70
Sama-sama kaget
71
Dipaksa jadi sekretaris
72
Kemunculan Ella
73
Tolong bertahan sebentar lagi
74
Mengungkapkan cinta
75
Arkan tahu siapa Ella
76
Berusaha menyingkirkan...
77
Senja tahu yang sebenarnya
78
Lihat saja apa yang akan aku lakukan padanya
79
Draft
80
Benar-benar hancur
81
Pengakuan Hanna
82
Arkan panik
83
Acara penyambutan Arkan
84
Kejutan.
85
Kamu wanita yang aku cintai
86
Tenang saja, aku punya cara
87
Aku kecewa ke kamu.
88
Memasak makan siang
89
permohonan Hanna
90
Kamu hanya bisa mencintaiku
91
Ide jahil Aldo
92
Kekesalan Arkan
93
memajukan hari pernikahan
94
Hanna sakit
95
Jangan pergi lagi
96
The wedding
97
Meminta maaf
98
Hal yang tidak disangka-sangka
99
Akhirnya
100
Akhir hidup Ella
101
Berubah menyebalkan
102
Mungkin saja dia hamil.
103
Hasil pemeriksaan
104
Bab 104
105
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!