Kekesalan Hanna

Raut wajah Senja begitu berbinar. Bukan karena berjalan berdampingan dengan laki-laki yang merupakan idola di sekolah itu, tapi karena membayangkan enaknya mie ayam kesukaannya.

Ponselnya tiba-tiba berbunyi, pertanda ada panggilan yang masuk.

"Tunggu sebentar, Kak. Aku angkat telepon dulu!" Senja merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel bututnya.

"Halo, Del!" ternyata yang menghubunginya adalah Adelia, teman barunya.

"Kamu di mana? Aku cari kemana-mana dari tadi, tapi kamu ada." cecar Adelia dari ujung sana.

"Aku sekarang mau ke kantin. Aku mau ditraktir makan mie ayam sama Kak Arkan. Kalau kamu mau, kamu susul aku ke kantin. Tadi aku minta dua mangkuk, aku kasih kamu satu mangkok deh," sahut Senja, masih dengan senyum cerianya.

"Hah? Kamu ditraktir sama Kak Arkan? Kok bisa?" bisa dipastikan kalau kening Adelia berkerut di ujung sana.

"Ya, pasti bisalah. Tadi aku manjat pohon jambu di belakang sekolah. Kak Arkan minta aku turun dan aku, hmppp," Arkan tiba-tiba membungkam mulut Senja dengan tangannya. Dia tidak mau gadis ceriwis itu menceritakan semuanya pada Adelia adik kandungnya sendiri. Karena bisa-bisa heboh satu rumah nantinya.

"Dan aku apa, Senja? Senja kamu masih di sana kan?"terdengar suara Adelia yang kening di ujung sana.

"Kak apaan sih? Kenapa teleponnya dimatikan? Kan aku masih mau cerita sama Adelia, biar dia tidak salah paham," Senja mengerucutkan bibirnya.

"Nanti saja kami cerita ke dia. Jam istirahat sebentar lagi akan berakhir. Kamu mau tidak jadi makan mie ayam gara-gara kelamaan cerita?"

Senja langsung menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak mau. Kalau begitu ayo buruan jalan ke kantinnya. Kalau perlu kita lari saja," tanpa sadar Senja meraih tangan Arkan dan mengajak kakak kelasnya itu berlari.

"Tidak boleh. Aku harus cepat! Aku tidak mau gagal makam mie ayam,"batin Senja, tidak berhenti berlari.

"Senja, bisa tidak jangan berlari. Kita masih pun waktu," Arkan berusaha untuk mencegah Senja untuk berlari.

"Tidak bisa, Kak. Nanti aku tidak jadi makan mie ayamnya. Yang ada aku tidak jadi kenyang," sahut Senja masih tetap berlari.

Namun tiba-tiba, gadis itu menghentikan larinya dan menatap Arkan dengan tatapan curiga.

"Atau jangan-jangan Kakak sengaja mau mengulur waktu agar tidak jadi mentraktirku? Kakak takut uangmu habis ya?" tukas gadis remaja itu, menyelidik.

 Tuk ...

Kening Senja seketika mendapat sentilan dari Arkan. "Jangan berpikir negatif. Aku tidak takut uangku habis, cuma buat apa berlari. Lagian kenapa kamu sangat takut tidak jadi makan mie ayam? kalau tidak jadi hari ini, lai. Kali kan bisa? Atau pulang sekolah nanti pun tetap bisa," ujar Arkan sembari melanjutkan langkahnya dengan kedua tangan yang sengaja dia masukkan ke dalam saku celananya.

"Tapi, Kak, aku laparnya sekarang. Sekarang aja, ya. Please aku lapar!" Senja mengelus-elus perutnya.

Arkan mengembuskan napasnya dan menganggukkan kepalanya. "Nanti kalau waktu istirahat sudah habis, aku akan izin agar kamu bisa dikasih waktu lebih. Jadi, nanti kamu tidak perlu buru-buru makannya," pungkas Arkan akhirnya luluh.

"Seberapa berat sih hidupmu, sampai kamu bisa selapar ini?" lagi-lagi Arkan mengajak hatinya berdialog.

"Kak Arka! Ternyata kamu di sini." tiba-tiba Hanna sudah berdiri tidak jauh dari Arka dan Senja.

"Kenapa kamu ke sini?" tanya Arka dengan wajah datar.

"Aku lama nungguin Kakak. Jadi aku berniat menyusulmu, ternyata Kakak ada di sini dengan gadis gil ini. Kakak, tidak diganggu sama dia kan?" Hanna menatap sinis ke arah Senja.

"Tidak ada yang menggangguku. Jangan berpikir yang aneh-aneh!" sahut Arka.

"Kak Hanna, bisa tidak marah-marahnya nanti? Aku sama Kak Arka ada urusan sangat penting dan ini menyangkut hidup dan matiku. Marahnya dipending dulu ya. Ayo, Kak!" Senja buka suara dan langsung meraih tangan Arkana, kemudian menarik pria itu untuk menjauh dari Hanna. Dan anehnya, tidak ada pemberontakan dari Arkan. Pria itu nurut-nurut aja.

"Hei, perempuan gila, jangan tarik-tarik tangan Kak Arkan! Dasar perempuan tidak tahu malu!" teriak Hanna, dengan wajah memerah penuh amarah. Gadis itu sampai mengepalkan tangannya dan menggertakan giginya.

"Kak Arkan, tunggu aku!" Hanna berlari mengejar Senja dan Arkana.

"Hei, lepaskan tangan Kak Arka!" Hanna menarik tangan Senja, lalu mendorong tubuh gadis itu agar menjauh dari Arkan.

"Hanna, jaga sikapmu!" untuk pertama kalinya, Arka membentak Hanna. Pria itu langsung menghampiri Senja dan membantu gadis itu untuk berdiri.

"Kak, kamu membentakku?" mata Hanna terlihat berembun, ingin menangis.

"Maaf, aku tidak sengaja. Apa yang kamu lakukan tadi cukup keterlaluan," ucap Arkan tanpa sadar menggenggam tangan Senja.

Hanna terlihat semakin menggeram , hatinya begitu panas melihat tangan Senja yang ada digenggaman tangan Laki-laki yang dia kagumi selama ini. Ingin rasanya dia menarik rambut Senja dan kalau bisa mencakar-cakar wajah gadis yang mulai sekarang sudah dia anggap saingannya itu. Namun, dia berusaha untuk menahan dirinya, karena dia tidak mau dibentak oleh Arkan lagi di depan adik kelas mereka itu.

"Kak, kamu ada urusan apa dengan perempuan gila ini? Jangan nurut aja ditarik-tarik seperti tadi," ucap Hanna dengan napas yang memburu.

"Kami tidak ada urusan penting. Kamu hanya ingin makan ke kantin. Kamu mau ikut?" tanya Arkana yang sikapnya sudah kembali ke normal.

"Kenapa harus makan dengannya? Dan kalau aku tidak datang, kalian akan makan berdua kan? Padahal dari tadi aku nungguin Kakak, sampai-sampai aku tidak pesan apapun sebelum Kakak datang. Ternyata Kakak, ingin makan berdua dengan gadis gila ini. Kakak kenapa tega seperti itu sih?" Hanna mulai hilang kendali.

"Haish, kalau bukan karena ini di sekolah dan di depan Kak Arkan ingin sekali aku sumpal mulut si cerewet ini. Suara cemprengnya benar-benar mengganggu!" umpat Senja yang tentunya dia ucapkan dalam hati.

"Sudah cukup marah-marahnya, Hanna! Aku tidak pernah memintamu untuk menungguku kan? Jadi jangan bersikap seakan-akan aku penjahat yang super tega di sini. Tolong jangan memperkeruh keadaan. Aku tanya sekali lagi, kamu mau ikut makan dengan kami atau tidak?" Arkan berusaha menebalkan kesabarannya.

"Tidak mau! Kecuali perempuan gila itu jauh-jauh dari kita, aku baru mau makan dengan Kakak," tolak Hanna dengan bibir yang mengerucut. Gadis itu berpura-pura merajuk berharap dibujuk oleh Arkana. Dia begitu yakin kalau pemuda yang disukainya itu pasti akan memilihnya dibandingkan dengan adik kelas mereka yang baru sehari dikenal itu.

"Baiklah, kalau kamu tidak mau. Kami tinggal ya. Ayo, Senja!" Arkana beranjak pergi disusul oleh Senja.

"Kak Arka kenapa jadinya aku yang ditinggal sih? Kakak,jahat!" Hanna menghentak-hentakkan kakinya. Sementara Senja menoleh ke belakang dan menjulurkan lidahnya ke arah Hanna.

Tbc

Terpopuler

Comments

Wandi Fajar Ekoprasetyo

Wandi Fajar Ekoprasetyo

bersaing sehat dooong

2024-04-27

0

Leng Loy

Leng Loy

Waduh Hanna kalah telak sekarang 🤣🤣

2024-03-27

1

Eity setyowati

Eity setyowati

senja dilawan ,tapi kamu harus hati² senja ,

2024-03-14

1

lihat semua
Episodes
1 Murid baru
2 Kena hukum
3 Kurir bunga
4 Mengantarkan bunga
5 Dipecat
6 Mengikuti Senja
7 Kehidupan Senja
8 liciknya Sukma
9 Ambil jambu
10 Kalah adu gombal
11 Kekesalan Hanna
12 Licik teriak licik
13 Mengikuti Senja lagi
14 Pulangnya paman Senja
15 Salah paham
16 Cuek
17 Mengembalikan sepeda
18 Merasa ganjil
19 Tidak mau dijemput
20 Apa aku harus minta maaf?
21 terjebak sendiri
22 Kehilangan teman
23 Masa senang yang akan berakhir.
24 Bertemu Satrio di restoran
25 Arkana tahu yang sebenarnya
26 Minta maaf
27 Hanna panas
28 Rahasia Bea siswa
29 Tamparan sebagai pembuktian
30 Kena lagi.
31 Begal
32 Perkelahian sengit
33 Perih yang mendatangkan tawa
34 Capek tapi harus tetap diselesaikan
35 Kehebohan Aozora dan Adelia
36 Tidak romantis sama sekali
37 Berubah manis
38 Kepulangan yang tiba-tiba
39 Kemarahan Satrio
40 Kekagetan Sukma
41 Alasan Sabiru menjemput Senja
42 Hanna mengetahui hubungan Arkan dan Senja
43 Peringatan Sabiru
44 Aku tidak mau tahu
45 tidak bisa dibandingkan
46 Aku tidak peduli
47 Ketumpahan Cat
48 Nikmati saja waktumu yang hanya sebentar lagi
49 mencoba bunuh diri
50 Kencan
51 Double date
52 Sahabat Aozora yang tidak Arsen tahu
53 Keinginan Arkan
54 mengungkit-ungkit balas budi
55 Rencana Darren
56 Terbongkar
57 Permintaan Daren
58 Pikiran Senja terganggu
59 Senja tahu yang sebenarnya
60 Mengantarkan pulang
61 mengundang Aldo masuk ke rumah.
62 Memberikan pengertian
63 Perjodohan demi bisnis
64 Gelang
65 Serba salah
66 Enam tahun kemudian
67 menguping
68 CEO baru
69 Mengantarkan laporan
70 Sama-sama kaget
71 Dipaksa jadi sekretaris
72 Kemunculan Ella
73 Tolong bertahan sebentar lagi
74 Mengungkapkan cinta
75 Arkan tahu siapa Ella
76 Berusaha menyingkirkan...
77 Senja tahu yang sebenarnya
78 Lihat saja apa yang akan aku lakukan padanya
79 Draft
80 Benar-benar hancur
81 Pengakuan Hanna
82 Arkan panik
83 Acara penyambutan Arkan
84 Kejutan.
85 Kamu wanita yang aku cintai
86 Tenang saja, aku punya cara
87 Aku kecewa ke kamu.
88 Memasak makan siang
89 permohonan Hanna
90 Kamu hanya bisa mencintaiku
91 Ide jahil Aldo
92 Kekesalan Arkan
93 memajukan hari pernikahan
94 Hanna sakit
95 Jangan pergi lagi
96 The wedding
97 Meminta maaf
98 Hal yang tidak disangka-sangka
99 Akhirnya
100 Akhir hidup Ella
101 Berubah menyebalkan
102 Mungkin saja dia hamil.
103 Hasil pemeriksaan
104 Bab 104
105 Ending
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Murid baru
2
Kena hukum
3
Kurir bunga
4
Mengantarkan bunga
5
Dipecat
6
Mengikuti Senja
7
Kehidupan Senja
8
liciknya Sukma
9
Ambil jambu
10
Kalah adu gombal
11
Kekesalan Hanna
12
Licik teriak licik
13
Mengikuti Senja lagi
14
Pulangnya paman Senja
15
Salah paham
16
Cuek
17
Mengembalikan sepeda
18
Merasa ganjil
19
Tidak mau dijemput
20
Apa aku harus minta maaf?
21
terjebak sendiri
22
Kehilangan teman
23
Masa senang yang akan berakhir.
24
Bertemu Satrio di restoran
25
Arkana tahu yang sebenarnya
26
Minta maaf
27
Hanna panas
28
Rahasia Bea siswa
29
Tamparan sebagai pembuktian
30
Kena lagi.
31
Begal
32
Perkelahian sengit
33
Perih yang mendatangkan tawa
34
Capek tapi harus tetap diselesaikan
35
Kehebohan Aozora dan Adelia
36
Tidak romantis sama sekali
37
Berubah manis
38
Kepulangan yang tiba-tiba
39
Kemarahan Satrio
40
Kekagetan Sukma
41
Alasan Sabiru menjemput Senja
42
Hanna mengetahui hubungan Arkan dan Senja
43
Peringatan Sabiru
44
Aku tidak mau tahu
45
tidak bisa dibandingkan
46
Aku tidak peduli
47
Ketumpahan Cat
48
Nikmati saja waktumu yang hanya sebentar lagi
49
mencoba bunuh diri
50
Kencan
51
Double date
52
Sahabat Aozora yang tidak Arsen tahu
53
Keinginan Arkan
54
mengungkit-ungkit balas budi
55
Rencana Darren
56
Terbongkar
57
Permintaan Daren
58
Pikiran Senja terganggu
59
Senja tahu yang sebenarnya
60
Mengantarkan pulang
61
mengundang Aldo masuk ke rumah.
62
Memberikan pengertian
63
Perjodohan demi bisnis
64
Gelang
65
Serba salah
66
Enam tahun kemudian
67
menguping
68
CEO baru
69
Mengantarkan laporan
70
Sama-sama kaget
71
Dipaksa jadi sekretaris
72
Kemunculan Ella
73
Tolong bertahan sebentar lagi
74
Mengungkapkan cinta
75
Arkan tahu siapa Ella
76
Berusaha menyingkirkan...
77
Senja tahu yang sebenarnya
78
Lihat saja apa yang akan aku lakukan padanya
79
Draft
80
Benar-benar hancur
81
Pengakuan Hanna
82
Arkan panik
83
Acara penyambutan Arkan
84
Kejutan.
85
Kamu wanita yang aku cintai
86
Tenang saja, aku punya cara
87
Aku kecewa ke kamu.
88
Memasak makan siang
89
permohonan Hanna
90
Kamu hanya bisa mencintaiku
91
Ide jahil Aldo
92
Kekesalan Arkan
93
memajukan hari pernikahan
94
Hanna sakit
95
Jangan pergi lagi
96
The wedding
97
Meminta maaf
98
Hal yang tidak disangka-sangka
99
Akhirnya
100
Akhir hidup Ella
101
Berubah menyebalkan
102
Mungkin saja dia hamil.
103
Hasil pemeriksaan
104
Bab 104
105
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!