Licik teriak licik

Arkana menatap takjub pada Senja, yang benar-benar bisa menghabiskan dua mangkok mie ayam porsi jumbo.

"Dia tidak makan berapa hari sih? Kenapa dia makan kaya tidak makan berhari-hari?" batin Arkana. Pria itu bahkan merasa kenyang hanya dengan melihat gadis bertubuh kecil itu makan.

"Kak, kenapa makannya tidak di makan?" tanya Senja, dengan alis bertaut bingung melihat Arkana yang menganggurkan makanannya. Kebetulan pemuda itu nasi goreng seafood.

"Aku sudah kenyang melihat kamu makan," sahut Arkan, jujur.

"Kalau begitu boleh aku yang menghabiskan makananmu? sayang kak nanti kalau terbuang. Dari pada mubazir mending kasih aku,"

"Heh?" Arkan terkesiap kaget, mendengar perkataan adik kelasnya itu.

"Kenapa Kakak menatapku seperti itu? Apa ada yang aneh?" tanya Senja.

"Ya jelas aneh. Kamu baru saja menghabiskan dua mangkok mie ayam porsi jumbo, tapi masih mau makan makananku juga. Perut kamu terbuat dari karet ya?"

Senja terkekeh dan menyeka keringat yang menetes di pelipisnya. "Habisnya aku lapar banget, Kak. Boleh kan aku ambil makananmu?" tanya Senja, memastikan.

Arkana akhirnya menggeser piringnya ke depan Senja. Mata gadis itu sontak berbinar seakan melihat sesuatu yang sangat indah. Dan keindahan nasi goreng seafood itu baginya mengalahkan keindahan sunset di pantai.

"Udah bisa makan mie, sekarang makan nasi goreng lagi. Bisa kenyang berkali-kali aku," sorak Senja pada dirinya sendiri.

"Aku perhatikan kamu dari tadi makan, tapi belum pernah minum, Senja. Kamu tidak tersedak?" tampak jelas wajah pemuda itu penuh tanda tanya.

"Oh, aku memang sudah terbiasa seperti itu kak. Makan dulu baru minum. Kalau tersedak aku pasti minum. Tenang saja!" sahut Senja, setelah menelan nasi goreng yang baru saja dikunyahnya.

"Kalau aku minum aku hanya takut kenyang air dan tidak sanggup lagi makan, Kak. Yang aku butuh sekarang makan bukan minum," ucap Senja lagi yang tentu saja dia ucapkan dalam hati.

"Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan Senja. Tapi, apa itu?" bayi Arkana menatap Senja yang masih lahap makan dengan mata memicing.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi. Senja berjalan ke arah parkiran untuk menemui Adelia yang katanya sudah menunggunya di parkiran, guna memberikan sepeda yang dia janjikan.

"Hai, Del!" sapa Senja, sembari menyunggingkan senyum manisnya.

"Akhirnya kamu datang juga. Ayo masuk ke mobilku!" Adelia dengan wajah cerah membuka pintu mobil dan menarik tangan Senja untuk ikut dia masuk ke dalam mobilnya.

"Lho, kenapa aku harus ikut ke mobilmu? Bukannya tadi kamu bilang__"

"Aku akan kasih sepedanya, tapi bukan di sini. Yang ada nanti orang-orang melihat dan tahu kalau sepeda itu dariku. Kamu mau mereka menghinamu dan mengataimu tidak tahu diri. Ayo masuk!"

Senja akhirnya mau masuk dan setelah itu disusul oleh Adelia.

"Tadi kena kamu dan Kak Arka bisa makan bersama di kantin?" tanya Adelia setelah mobil yang membawa mereka, bergerak menjauhi area sekolah.

Senja akhirnya menceritakan alasan kenapa bisa dirinya bisa makan bersama dengan ketua OSIS yang merupakan idola kaum hawa di sekolah mereka itu.

"Kamu tidak marah kan? Kamu tenang saja, kalau kamu suka Kak Arkan aku akan bantu kamu buat dapetin dia," tutur Senja, sembari memasang wajah tidak enak. Gadis berlesung pipit itu sepertinya belum tahu kalau teman barunya itu adalah adik kandung dari laki-laki yang mereka bicarakan.

"Astaga, kenapa kamu tanya aku marah atau tidak? Aku sama sekali tidak akan marah. Aku tidak suka kak Arkan,"sahut Adelia.

Setelah jarak mereka agak jauh dari sekolah, Adelia meminta supirnya untuk menepikan mobilnya.

"Senja, ayo turun!" Senja menganggukkan kepalanya dan membuka pintu mobil.lalu kemudian turun.

"Pak, tolong ambilkan sepedanya di belakang!" titah Adelia sebelum gadis itu ikutan keluar dari dalam mobilnya.

"Nih, sepedanya, Non!" supir pribadi Adelia itu meletakkan sepedanya tepat di depan Senja.

"Nah, ini sepeda yang aku janjikan ke kamu. Kamu bisa pakai ini kemana pun," Adelia menyerahkan sebuah sepeda merek terkenal dan berwarna putih ke arah Senja.

Senja tidak bisa bohong kalau dia sangat menyukai sepeda itu. Tapi, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya makanya dia belum meraih sepeda itu.

"Kenapa, Sen? Kamu tidak menyukainya?" Adelia mengernyitkan keningnya.

Senja sontak menggeleng-gelengkan kepalanya sembari mengibaskan-ngibaskan tangannya. "Bu-bukan. Hanya saja ada sesuatu yang aneh. Bukannya kemarin kamu bilang kalau sepedanya bekas kamu pakai, tapi kenapa sepeda ini terlihat masih baru?" Senja menatap intens ke arah sepeda kemudian menatap ke arah gadis berlesung pipit itu dengan tatapan meminta penjelasan.

"Oh, i-itu ... mungkin karena sepeda ini jarang aku pakai makanya masih terlihat baru. Tadi malam, aku membersihkan sepeda ini dan mengecat ulang. Ini benar-benar bekas aku kok," sahut Adelia, berusaha meyakinkan.

"Oh, kamu tidak bohong kan?" sepertinya Senja belum terlalu percaya.

"Iya, aku serius. Sekarang kamu pakai aja sepedanya. Jadi kamu bisa antar bunga pakai sepeda ini," ujar Adelia, tulus.

Senja mengembuskan napasnya dan wajahnya terlihat sendu. "Sayangnya aku sudah dipecat kemarin," suara Senja terdengar lirih.

"Hah? Dipecat? Kenapa?" Adelia terkesiap kaget.

"Emm, tidak apa-apa, mungkin pemilik tokonya sudah tidak ingin aku kerja lagi. Tapi, terima kasih ya, buat sepedanya," Senja kembali ceria.

"Iya, sama-sama,"

Saat dua gadis itu asik berbicara, sebuah mobil berwarna merah tiba-tiba menepi tepat di dekat mereka. Seorang gadis berseragam sekolah yang sama dengan mereka keluar dari mobil itu dengan raut wajah angkuh dan menghampiri Adelia dan Senja. Siapa lagi gadis itu kalau bukan Hanna.

"Wah, wah ternyata bukan hanya kakaknya saja yang kamu dekati. Sekarang adiknya juga kamu dekati, benar-benar perempuan licik," maki Hanna, dengan tatapan sinis mengarah ke arah Senja.

"Apa maksudmu?" tanya Senja tidak mengerti.

"Alah, jangan sok polos deh kamu. Aku sudah hapal gerak-gerik perempuan licik dan miskin seperti kamu. Kamu dekat-dekat dengan Adel karena tahu dia adiknya Kak Arkan kan? kamu mencoba mendekati adiknya agar mendukungmu mendekati Kakaknya. Ngaku aja, deh!" tukas Hanna dengan napas memburu.

senja sontak menatap ke arah Adelia dengan tatapan meminta penjelasan. "Kak Arkana, Kakakmu, Del?" mata Senja memicing saat bertanya.

Adelia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, lalu menganggukkan kepalanya. "Iya," sahutnya sembari menggigit bibirnya.

"Alahhh, jangan pura-pura nggak tahu kamu. Kamu pasti sudah tahu dari awal, makanya mendekati Adelia kan? Dasar perempuan licik kamu!" Hanna mencerocos, menatap Senja dengan tatapan merendahkan.

"Hei, Kamu bisa diam nggak! Senja tidak tahu sama sekali, Setan! Justru kamu yang jadinya membongkar semuanya. Padahal aku sudah bilang ,aku tidak ingin ada yang tahu kalau aku adiknya kak Arkan, biar aku bisa hidup tenang dan tidak diperlakukan istimewa. Lah, kamu dengan entengnya malah ngebongkar," Bentak Adelia.

"Siapa yang kamu bilang licik? Bukannya yang licik itu kamu. Licik teriak licik, ngaca dong!" lanjut Adelina lagi sembari menatap tidak suka ke arah Hanna.

"Adel, kamu membentakku demi perempuan gila ini? Kamu baru mengenalnya dua hari ini, tapi kamu sudah lebih membela dia dibandingkan aku yang sudah lama kamu kenal," Hanna, mulai memasang wajah ingin menangis yang selalu disebut sebagai wajah manipulatif oleh Adelia.

"Mulai deh, pasang wajah manipulatifnya. Bosan aku. Karena aku sudah lama mengenalmu lah makanya aku tahu kalau kamu tidak pantas dibela. Nanti aku yakin, pasti kamu akan ngadu ke mamamu, lalu menangis-nangis di depan mamaku, biar aku dimarahi, iya kan? Sudahlah, aku sudah hapal semua yang akan kamu lakukan dan aku sudah kebal. Udah ah, aku mau pulang Lama-lama di sini, aku bisa semakin panas dan aura negatif darimu menular ke aku. Ayo, Pak! Aku duluan ya, Senja! tinggalin aja dia, jangan ladeni. Dia memang gila!" ucap Adelia, dengan sengaja mengeraskan suaranya.

Tbc

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

👏👏👏👏👍👍👍👍Aku pada mu Adel.. Akhirnya ada juga yg gak suka sama Hanna,,Cewek manja dan tukang mengadu,gak banget..🙄🙄🙄😏😏

2024-03-30

4

🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ

🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ

walaupun Adel baru kenal senja 2 hari tapi senja punya hati yang baik, nggak kaya kamu Han .. licik , manja , crewet kaya nenek². makanya Adel lebih nyaman sama senja.
semoga senja nggak marah karena Adel nggak jujur , kalau dia adik nya kak Arkan .

2023-11-20

19

Pujiati Astuti

Pujiati Astuti

aduh Hanna dasar kamu cewek ngak punya malu sampai adiknya Arkan aja ngak suka sama kamu, perasaan orang tuanya sifatnya baik deh kenapa anaknya sifatnya jelek ya,,,,,,

2023-11-16

0

lihat semua
Episodes
1 Murid baru
2 Kena hukum
3 Kurir bunga
4 Mengantarkan bunga
5 Dipecat
6 Mengikuti Senja
7 Kehidupan Senja
8 liciknya Sukma
9 Ambil jambu
10 Kalah adu gombal
11 Kekesalan Hanna
12 Licik teriak licik
13 Mengikuti Senja lagi
14 Pulangnya paman Senja
15 Salah paham
16 Cuek
17 Mengembalikan sepeda
18 Merasa ganjil
19 Tidak mau dijemput
20 Apa aku harus minta maaf?
21 terjebak sendiri
22 Kehilangan teman
23 Masa senang yang akan berakhir.
24 Bertemu Satrio di restoran
25 Arkana tahu yang sebenarnya
26 Minta maaf
27 Hanna panas
28 Rahasia Bea siswa
29 Tamparan sebagai pembuktian
30 Kena lagi.
31 Begal
32 Perkelahian sengit
33 Perih yang mendatangkan tawa
34 Capek tapi harus tetap diselesaikan
35 Kehebohan Aozora dan Adelia
36 Tidak romantis sama sekali
37 Berubah manis
38 Kepulangan yang tiba-tiba
39 Kemarahan Satrio
40 Kekagetan Sukma
41 Alasan Sabiru menjemput Senja
42 Hanna mengetahui hubungan Arkan dan Senja
43 Peringatan Sabiru
44 Aku tidak mau tahu
45 tidak bisa dibandingkan
46 Aku tidak peduli
47 Ketumpahan Cat
48 Nikmati saja waktumu yang hanya sebentar lagi
49 mencoba bunuh diri
50 Kencan
51 Double date
52 Sahabat Aozora yang tidak Arsen tahu
53 Keinginan Arkan
54 mengungkit-ungkit balas budi
55 Rencana Darren
56 Terbongkar
57 Permintaan Daren
58 Pikiran Senja terganggu
59 Senja tahu yang sebenarnya
60 Mengantarkan pulang
61 mengundang Aldo masuk ke rumah.
62 Memberikan pengertian
63 Perjodohan demi bisnis
64 Gelang
65 Serba salah
66 Enam tahun kemudian
67 menguping
68 CEO baru
69 Mengantarkan laporan
70 Sama-sama kaget
71 Dipaksa jadi sekretaris
72 Kemunculan Ella
73 Tolong bertahan sebentar lagi
74 Mengungkapkan cinta
75 Arkan tahu siapa Ella
76 Berusaha menyingkirkan...
77 Senja tahu yang sebenarnya
78 Lihat saja apa yang akan aku lakukan padanya
79 Draft
80 Benar-benar hancur
81 Pengakuan Hanna
82 Arkan panik
83 Acara penyambutan Arkan
84 Kejutan.
85 Kamu wanita yang aku cintai
86 Tenang saja, aku punya cara
87 Aku kecewa ke kamu.
88 Memasak makan siang
89 permohonan Hanna
90 Kamu hanya bisa mencintaiku
91 Ide jahil Aldo
92 Kekesalan Arkan
93 memajukan hari pernikahan
94 Hanna sakit
95 Jangan pergi lagi
96 The wedding
97 Meminta maaf
98 Hal yang tidak disangka-sangka
99 Akhirnya
100 Akhir hidup Ella
101 Berubah menyebalkan
102 Mungkin saja dia hamil.
103 Hasil pemeriksaan
104 Bab 104
105 Ending
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Murid baru
2
Kena hukum
3
Kurir bunga
4
Mengantarkan bunga
5
Dipecat
6
Mengikuti Senja
7
Kehidupan Senja
8
liciknya Sukma
9
Ambil jambu
10
Kalah adu gombal
11
Kekesalan Hanna
12
Licik teriak licik
13
Mengikuti Senja lagi
14
Pulangnya paman Senja
15
Salah paham
16
Cuek
17
Mengembalikan sepeda
18
Merasa ganjil
19
Tidak mau dijemput
20
Apa aku harus minta maaf?
21
terjebak sendiri
22
Kehilangan teman
23
Masa senang yang akan berakhir.
24
Bertemu Satrio di restoran
25
Arkana tahu yang sebenarnya
26
Minta maaf
27
Hanna panas
28
Rahasia Bea siswa
29
Tamparan sebagai pembuktian
30
Kena lagi.
31
Begal
32
Perkelahian sengit
33
Perih yang mendatangkan tawa
34
Capek tapi harus tetap diselesaikan
35
Kehebohan Aozora dan Adelia
36
Tidak romantis sama sekali
37
Berubah manis
38
Kepulangan yang tiba-tiba
39
Kemarahan Satrio
40
Kekagetan Sukma
41
Alasan Sabiru menjemput Senja
42
Hanna mengetahui hubungan Arkan dan Senja
43
Peringatan Sabiru
44
Aku tidak mau tahu
45
tidak bisa dibandingkan
46
Aku tidak peduli
47
Ketumpahan Cat
48
Nikmati saja waktumu yang hanya sebentar lagi
49
mencoba bunuh diri
50
Kencan
51
Double date
52
Sahabat Aozora yang tidak Arsen tahu
53
Keinginan Arkan
54
mengungkit-ungkit balas budi
55
Rencana Darren
56
Terbongkar
57
Permintaan Daren
58
Pikiran Senja terganggu
59
Senja tahu yang sebenarnya
60
Mengantarkan pulang
61
mengundang Aldo masuk ke rumah.
62
Memberikan pengertian
63
Perjodohan demi bisnis
64
Gelang
65
Serba salah
66
Enam tahun kemudian
67
menguping
68
CEO baru
69
Mengantarkan laporan
70
Sama-sama kaget
71
Dipaksa jadi sekretaris
72
Kemunculan Ella
73
Tolong bertahan sebentar lagi
74
Mengungkapkan cinta
75
Arkan tahu siapa Ella
76
Berusaha menyingkirkan...
77
Senja tahu yang sebenarnya
78
Lihat saja apa yang akan aku lakukan padanya
79
Draft
80
Benar-benar hancur
81
Pengakuan Hanna
82
Arkan panik
83
Acara penyambutan Arkan
84
Kejutan.
85
Kamu wanita yang aku cintai
86
Tenang saja, aku punya cara
87
Aku kecewa ke kamu.
88
Memasak makan siang
89
permohonan Hanna
90
Kamu hanya bisa mencintaiku
91
Ide jahil Aldo
92
Kekesalan Arkan
93
memajukan hari pernikahan
94
Hanna sakit
95
Jangan pergi lagi
96
The wedding
97
Meminta maaf
98
Hal yang tidak disangka-sangka
99
Akhirnya
100
Akhir hidup Ella
101
Berubah menyebalkan
102
Mungkin saja dia hamil.
103
Hasil pemeriksaan
104
Bab 104
105
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!