Mengikuti Senja lagi

"Kamu mau kemana, tunggu dulu!" cegah Hanna ketika Senja berniat untuk beranjak pergi, setelah melihat mobil yang dikemudikan oleh Adelia pergi.

"Apalagi?" tanya Senja dingin.

Hanna berdecih dan menatap Senja dengan tatapan sinis dan penuh kebencian. "Kamu sepertinya perempuan ular ya? Aku tanya sekali lagi, kamu sebenarnya tahu kan kalau Adelia itu adiknya Kak Arkan? Kamu hanya pura-pura tidak tahu. Lalu kamu mendekati Adelia agar lebih mudah untuk mendekati Kak Arkan, jangan mimpi kamu ya! Sadar diri itu penting! " Hanna mendorong-dorong kening Senja menggunakan jari telunjuknya.

Senja dengan cepat meraih tangan Hanna dan menghempaskan cukup keras.

"Kamu jangan asal nuduh! Aku sama sekali tidak tahu Adelia adiknya kak Arka."

"Kamu kira aku percaya? Orang miskin seperti kamu, perkataannya tidak bisa dipercaya," ejek Hanna

"Kamu mau percaya atau tidak, aku tidak peduli. Satu lagi ... aku tidak seperti yang kamu tuduhkan..Aku tidak pernah mendekati Kak Arkan. Tapi, mungkin bumi saja yang berkehendak, mendekatkan kami, seperti yang kamu lihat tadi," sahut Senja, tersenyum meledek.

"Sialan kamu! Kamu pikir semudah itu Kak Arkan dekat dengan perempuan. Seumur-umur dia hanya dekat denganku, Adelia dan Danisa sepupunya. Jadi, tidak mungkin Kak Arkan bisa dengan perempuan modelan seperti kamu," Hanna menatap Senja dengan tatapan menghina.

"Oh ya? Buktinya tadi, dia dekat denganku. Dia bahkan lebih memilih makan bersamaku tadi dibandingkan denganmu. Walaupun kamu sudah memasang muka memelas, sok merajuk seperti tadi. Bukannya menggemaskan tapi lebih ke norak dan menjijikkan," Senja tersenyum meledek.

"Kamu ...." Hanna mengangkat tangannya hendak memukul wajah Senja. Namun, tangannya tiba-tiba berhenti di udara karena tangannya kalah cepat dengan tangan Senja yang sudah menangkap tangan wanita itu.

"Lepaskan tanganku, sialan!" Hanna berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman tangan Senja.

"Sudahlah, aku tidak ingin meladenimu dan juga tidak ingin bertindak kasar denganmu. Aku mau pulang dulu!" Senja melepaskan cekalannya, lalu menaiki sepedanya.

Baru saja gadis remaja berusia 16 tahun itu ingin mengayuh sepedanya, tiba-tiba rambut yang dia kuncir ke atas ditarik oleh Hanna, hingga membuat gadis itu hampir terjengkang ke belakang.

"Sialan! Berani sekali kamu ya! Kamu kira aku ini lemah!" Senja turun kembali dari sepedanya dan menghampiri Hanna dengan tatapan tajam. Ia menarik tangan Hanna dan bersiap hendak memelintir tangan wanita yang kelasnya satu tingkat di atasnya.

"Senja! Stop!" tiba-tiba terdengar teriakan Arkana, membuat Senja mengurungkan niatnya.

Melihat kemunculan Arkana di saat Senja yang terlihat ingin menyakitinya membuat Hanna mengambil kesempatan, seakan adik kelas mereka yang baru itu, adalah wanita yang kasar dan kurang ajar.

"Kak Arkan, lihat dia kasar padaku! Tanganku sakit, Kak!" Hanna berlari kecil ke arah Arkan, merajuk seraya menunjukkan tangannya yang memerah akibat dicengkeram kuat oleh Senja.

Senja sontak berdecih dan menatap Hanna dengan sinis. "Benar-benar manipulatif. Dia yang memulai, tapi seakan dia yang jadi korban.Orang sukanya main bola, menyanyi dan banyak hal menarik lainnya. Lah, dia malah suka main playing victim," oceh Senja.

"Kak, lihat dia! Dia sombong gara-gara Kakak tadi makan di kantin bersamanya. Dia mengejekku, Kak!" Hanna menguncang-guncang lengan Arkana, berharap pemuda itu membelanya dan memarahi Senja. Sementara mulut Senja komat-kamit meniru cara Hanna merengek.

"Kakkkk, lihat dia mengejekku!"rengek Hann lagi.

"Senja, tolong pergi saja dari sini! Sebagai perempuan, seharusnya kamu jangan main kasar!"titah Arkana, dengan dingin. Sementara Hanna langsung memasang senyum penuh kemenangan, merasa senang dibela oleh pemuda pujaannya itu.

"Hei, dia yang mulai duluan!" protes Senja, tidak terima disalahkan.

"Kamu kalau sudah disuruh pergi ya pergi! Kamu juga jangan fitnah. Kamu kira Kak Arkan akan lebih percaya ke kamu daripada aku?" bentak Hanna, menatap Senja dengan sengit.

"Ihhh, dasar perempuan penuh drama. Capek berdebat denganmu. Aku pergi, bukan karena kalah dan merasa kamu yang benar ya. Hanya saja, aku punya prinsip, 'yang waras sebaiknya mengalah'!" pungkas Senja sembari berlalu pergi.

"Hei, kamu pikir aku tidak waras!" Hanna ingin kembali mengejar Senja, tapi langsung ditahan oleh Arkan.

"Kakkk, kenapa sih kamu tadi nggak marahin dia? Kakak dengar sendiri dia bilang aku tidak waras!" Hanna kembali merengek, memasang wajah ingin menangis.

"Sudahlah! Itu karena salah kamu sendiri. Jangan kira aku tadi tidak melihat semuanya. Kamu yang lebih dulu menarik rambut Senja, padahal dia sudah mau pergi. Aku tidak memarahimu, supaya kamu tidak malu di depan Senja. Sekarang kamu pulang saja!" titah Arkana dengan tegas, membuat Hanna terdiam tidak mampu untuk membalas ucapan laki-laki bertubuh jangkung itu lagi.

Ya, sebenarnya Arkana memang sudah melihat dari jarak yang tidak terlalu jauh, dan tahu siapa yang awalnya memulai pertikaian. Dia dengan cepat datang karena dia sudah melihat kemampuan bela diri Senja ketika berhadapan dengan pria yang menggodanya kemarin. Kemampuan Senja sudah pasti tidak akan bisa dilawan oleh Hanna. Kalau dia membiarkan Senja membalas perbuatan Hanna, bisa-bisa urusan akan semakin panjang, dan yang pasti dirugikan adalah Senja. Dia pasti akan kalah menghadapi orang tua Hanna nantinya.

"Ihh, Kakak mah begitu," Hanna mengerucutkan bibirnya. "Sekarang Kakak mau kemana? Aku ikut Kakak aja ya? Kakak antar aku pulang," Hanna mengerjab-erjabkan matanya penuh harap.

"Maaf, kamu pulang sama supir kamu saja dulu. Aku kebetulan ada urusan penting," tolak Arkan.

"Aaa, aku nggak mau, Kak. Aku mau pulang sama Kakak saja," Hanna merengek-rengek, berharap Arkan luluh dengan rengekan, seperti yang biasa dia lakukan.

"Maaf, Hanna. Kali ini benar-benar tidak bisa. Kamu pulang sama supir kamu saja. Aku pergi dulu ya!" namun ternyata kali ini rengekan Hanna tidak mempan. Pemuda itu menaiki sepeda motor sportnya dan berlalu pergi meninggalkan Hanna yang kesal sembari menghentak-hentakkan kakinya.

Arkana, mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Senja. Dia berharap Senja belum terlalu jauh, sehingga dia bisa mengikuti kemana gadis itu pergi.

Entah kenapa, dia sangat penasaran ingin tahu tentang kehidupan adik kelasnya itu. Untuk alasannya, dia sendiri bingung kenapa dia bisa sepenasaran itu.

"Oh, itu dia!" Arkan melihat sosok gadis yang berhenti di depan sebuah grosir menjual bahan pokok. Gadis itu sepertinya sedang mencari pekerjaan baru untuk menggantikan pekerjaannya kemarin.

Tidak menunggu lama, Arkan melihat Senja keluar dari grosir itu dengan wajah sedih dan kecewa. Bisa dipastikan kalau gadis itu ditolak oleh pemilik grosir.

Sementara itu, Senja yang memang baru saja ditolak oleh pemilik grosir, kembali naik ke sepedanya, dan berniat untuk mencari pekerjaan sampingan di tempat lain.

Baru saja dia hendak mengayuh sepedanya, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Tampak jelas nama bibinya tertera di layar ponsel itu.

"Arghh, ada apa Bibi Sukma menghubungiku? bukannya dia yang memintaku untuk mencari pekerjaan sepulang sekolah? Aku coba angkat aja deh," batin Senja.

"Iya, Bi?" sapa Senja.

"Kamu pulang sekarang. Pamanmu pulang dan mencarimu!" terdengar suara Bibinya dari ujung sana.

"Tapi, Bi ... Aku lagi cari pekerjaan sampingan,"

"Kamu bisa cari kapan-kapan, setelah pamanmu kembali lagi ke Jogja. Sekarang kamu pulang ke sini, cepat! Tapi ingat, bersikaplah seperti biasa. Jangan ngadu apapun pada pamanmu, paham kamu!"

Tbc

Terpopuler

Comments

Wandi Fajar Ekoprasetyo

Wandi Fajar Ekoprasetyo

wanita ular

2024-04-27

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Wkwkwkwkwkk MULAI DEH RATU DRAMA...😂😂😂

2024-03-30

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

👏👏👏👍👍👍🤣🤣🤣 Gitu dong Senja,Lawan aja jangan takut,Cewek Manja kek gitu cuman bisa berlindung dicelak ketek ortu nya...

2024-03-30

0

lihat semua
Episodes
1 Murid baru
2 Kena hukum
3 Kurir bunga
4 Mengantarkan bunga
5 Dipecat
6 Mengikuti Senja
7 Kehidupan Senja
8 liciknya Sukma
9 Ambil jambu
10 Kalah adu gombal
11 Kekesalan Hanna
12 Licik teriak licik
13 Mengikuti Senja lagi
14 Pulangnya paman Senja
15 Salah paham
16 Cuek
17 Mengembalikan sepeda
18 Merasa ganjil
19 Tidak mau dijemput
20 Apa aku harus minta maaf?
21 terjebak sendiri
22 Kehilangan teman
23 Masa senang yang akan berakhir.
24 Bertemu Satrio di restoran
25 Arkana tahu yang sebenarnya
26 Minta maaf
27 Hanna panas
28 Rahasia Bea siswa
29 Tamparan sebagai pembuktian
30 Kena lagi.
31 Begal
32 Perkelahian sengit
33 Perih yang mendatangkan tawa
34 Capek tapi harus tetap diselesaikan
35 Kehebohan Aozora dan Adelia
36 Tidak romantis sama sekali
37 Berubah manis
38 Kepulangan yang tiba-tiba
39 Kemarahan Satrio
40 Kekagetan Sukma
41 Alasan Sabiru menjemput Senja
42 Hanna mengetahui hubungan Arkan dan Senja
43 Peringatan Sabiru
44 Aku tidak mau tahu
45 tidak bisa dibandingkan
46 Aku tidak peduli
47 Ketumpahan Cat
48 Nikmati saja waktumu yang hanya sebentar lagi
49 mencoba bunuh diri
50 Kencan
51 Double date
52 Sahabat Aozora yang tidak Arsen tahu
53 Keinginan Arkan
54 mengungkit-ungkit balas budi
55 Rencana Darren
56 Terbongkar
57 Permintaan Daren
58 Pikiran Senja terganggu
59 Senja tahu yang sebenarnya
60 Mengantarkan pulang
61 mengundang Aldo masuk ke rumah.
62 Memberikan pengertian
63 Perjodohan demi bisnis
64 Gelang
65 Serba salah
66 Enam tahun kemudian
67 menguping
68 CEO baru
69 Mengantarkan laporan
70 Sama-sama kaget
71 Dipaksa jadi sekretaris
72 Kemunculan Ella
73 Tolong bertahan sebentar lagi
74 Mengungkapkan cinta
75 Arkan tahu siapa Ella
76 Berusaha menyingkirkan...
77 Senja tahu yang sebenarnya
78 Lihat saja apa yang akan aku lakukan padanya
79 Draft
80 Benar-benar hancur
81 Pengakuan Hanna
82 Arkan panik
83 Acara penyambutan Arkan
84 Kejutan.
85 Kamu wanita yang aku cintai
86 Tenang saja, aku punya cara
87 Aku kecewa ke kamu.
88 Memasak makan siang
89 permohonan Hanna
90 Kamu hanya bisa mencintaiku
91 Ide jahil Aldo
92 Kekesalan Arkan
93 memajukan hari pernikahan
94 Hanna sakit
95 Jangan pergi lagi
96 The wedding
97 Meminta maaf
98 Hal yang tidak disangka-sangka
99 Akhirnya
100 Akhir hidup Ella
101 Berubah menyebalkan
102 Mungkin saja dia hamil.
103 Hasil pemeriksaan
104 Bab 104
105 Ending
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Murid baru
2
Kena hukum
3
Kurir bunga
4
Mengantarkan bunga
5
Dipecat
6
Mengikuti Senja
7
Kehidupan Senja
8
liciknya Sukma
9
Ambil jambu
10
Kalah adu gombal
11
Kekesalan Hanna
12
Licik teriak licik
13
Mengikuti Senja lagi
14
Pulangnya paman Senja
15
Salah paham
16
Cuek
17
Mengembalikan sepeda
18
Merasa ganjil
19
Tidak mau dijemput
20
Apa aku harus minta maaf?
21
terjebak sendiri
22
Kehilangan teman
23
Masa senang yang akan berakhir.
24
Bertemu Satrio di restoran
25
Arkana tahu yang sebenarnya
26
Minta maaf
27
Hanna panas
28
Rahasia Bea siswa
29
Tamparan sebagai pembuktian
30
Kena lagi.
31
Begal
32
Perkelahian sengit
33
Perih yang mendatangkan tawa
34
Capek tapi harus tetap diselesaikan
35
Kehebohan Aozora dan Adelia
36
Tidak romantis sama sekali
37
Berubah manis
38
Kepulangan yang tiba-tiba
39
Kemarahan Satrio
40
Kekagetan Sukma
41
Alasan Sabiru menjemput Senja
42
Hanna mengetahui hubungan Arkan dan Senja
43
Peringatan Sabiru
44
Aku tidak mau tahu
45
tidak bisa dibandingkan
46
Aku tidak peduli
47
Ketumpahan Cat
48
Nikmati saja waktumu yang hanya sebentar lagi
49
mencoba bunuh diri
50
Kencan
51
Double date
52
Sahabat Aozora yang tidak Arsen tahu
53
Keinginan Arkan
54
mengungkit-ungkit balas budi
55
Rencana Darren
56
Terbongkar
57
Permintaan Daren
58
Pikiran Senja terganggu
59
Senja tahu yang sebenarnya
60
Mengantarkan pulang
61
mengundang Aldo masuk ke rumah.
62
Memberikan pengertian
63
Perjodohan demi bisnis
64
Gelang
65
Serba salah
66
Enam tahun kemudian
67
menguping
68
CEO baru
69
Mengantarkan laporan
70
Sama-sama kaget
71
Dipaksa jadi sekretaris
72
Kemunculan Ella
73
Tolong bertahan sebentar lagi
74
Mengungkapkan cinta
75
Arkan tahu siapa Ella
76
Berusaha menyingkirkan...
77
Senja tahu yang sebenarnya
78
Lihat saja apa yang akan aku lakukan padanya
79
Draft
80
Benar-benar hancur
81
Pengakuan Hanna
82
Arkan panik
83
Acara penyambutan Arkan
84
Kejutan.
85
Kamu wanita yang aku cintai
86
Tenang saja, aku punya cara
87
Aku kecewa ke kamu.
88
Memasak makan siang
89
permohonan Hanna
90
Kamu hanya bisa mencintaiku
91
Ide jahil Aldo
92
Kekesalan Arkan
93
memajukan hari pernikahan
94
Hanna sakit
95
Jangan pergi lagi
96
The wedding
97
Meminta maaf
98
Hal yang tidak disangka-sangka
99
Akhirnya
100
Akhir hidup Ella
101
Berubah menyebalkan
102
Mungkin saja dia hamil.
103
Hasil pemeriksaan
104
Bab 104
105
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!