Kehidupan Senja

"Hei anak pembawa sial, kamu di mana? Mau jadi wanita murahan kamu ya, makanya jam segini belum pulang? Kamu juga mau buat kami kelaparan? Ingat kamu belum masak makan malam untuk kami! terdengar suara seorang wanita yang marah-marah dari ujung telepon. Wanita itu tidak lain adalah bibinya sendiri atau istri dari adik kandung dari almarhum papanya.

Ya, Senja sudah yatim piatu karena kedua orangtuanya sudah meninggal karena sebuah kecelakaan di usianya yang masih 10 tahun dan sekarang dia tinggal dengan paman dan bibinya serta putri tunggal mereka yang sangat dimanja.

Pamannya memang baik pada Senja, tapi tidak dengan bibi dan saudara sepupunya itu. Mereka memperlakukan Senja layaknya seorang pembantu dan mesin penghasil uang di belakang sang paman. Padahal jelas-jelas, Bibi dan saudara sepupunya itu tidak kekurangan apapun, karena pamannya punya pekerjaan tetap yang memiliki gaji yang tinggi. Sayangnya sang paman ditempatkan di kota Jogja, dan hanya sesekali pulang,. sehingga pamannya tidak tahu perbuatan istri dan anaknya. Bibinya dan Sepupunya itu selalu beralasan kalau uang yang dihasilkan Senja, untuk biaya dia makan dan tidur di rumah mereka.

"Maaf, Bi. Tadi aku dipecat dari pekerjaanku dan hari ini aku tidak dapat uang sedikitpun. Jadi, aku berniat untuk mencari pekerjaan," sahut Senja.

"Apa! Kamu dipecat? Kamu ya, benar-benar anak tidak tahu diri. Kamu dipecat pasti karena kamu tidak becus!"

"Maaf, Bi. Aku bukan tidak becus. Tadi, ada laki-laki yang berniat melecehkanku, jadi aku beri dia sedikit pelajaran, apa itu salah?" bantah Senja, yang tidak mau disalahkan

"Alahhhh, bilang aja kamu memang tidak becus. Jangan cari alasan lagi. Emangnya siapa yang mau menggoda gadis kucel seperti kamu? Pokoknya kamu cepat pulang, Aku dan Silvi mau makan!" belum sempat Senja menanggapi ucapan bibinya, panggilannya sudah diputuskan oleh sepihak oleh bibinya itu.

"Ihh, kalau kamu bukan bibiku, sudah aku jadikan perkedel kamu wanita setengah tua," umpat Senja sembari memasukkan kembali ponsel ke dalam sakunya.

Sementara di lain sisi Arkana masih setia mengikuti kemana gadis itu. Entah kenapa Arkana begitu tertarik untuk mengetahui apapun mengenai Senja.

"Arghh, kenapa aku bisa sepenasaran ini pada gadis petakilan itu? aku merasa seperti bukan diri sendiri," bisik Arkana pada diri sendiri sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

Arka kembali menatap ke arah Senja, yang kini duduk di sebuah kursi besi yang disediakan di halte. Sepertinya gadis itu sedang menunggu bus.

Tiba-tiba ponsel Arkaa berbunyi pertanda ada yang sedang menghubunginya.

"Tante Hanum?" Arka mengernyitkan keningnya. Kemudian pria itu mengembuskan napasnya, karena yakin kalau Hanna pasti sudah mengadu ke mamanya itu.

"Halo,Tante!" sapa Arkana dengan Sopan.

"Arka, kenapa kamu tidak bertanggung jawab mengantarkan Hanna pulang? Bukannya tadi kami pergi bersama dengan dia?" Hanum bertanya langsung to the point, tidak membalas sapaan Arkana.

"Maaf, Tante! Tiba-tiba aku ada keperluan. Lagian meminta Sabiru untuk mengantarkannya pulang, aku rasa itu sudah bentuk tanggung jawab. Kecuali aku meminta Hanna pulang sendiri, mungkin bisa Tante dikatakan kalau aku tidak punya tanggung jawab," sahut Arkana masih berusaha untuk berbicara dengan sopan. Walaupun sebenarnya pria itu sudah mulai kesal.

"Tapi kan Hanna maunya kamu yang antar! Kenapa malam minta Sabiru. Dan tadi kamu izin bawa Hanna ke suami Tante kan? dan suami Tante sudah pesan agar kamu menjaganya kan?" Hanum mulai mencak-mencak.

"Tante sekali lagi maaf. Aku sama sekali tidak pernah mengajak Hanna. Tapi Hanna sendiri yang memaksa untuk ikut. Aku juga tidak pernah menghubung Om Daren untuk minta izin, membawa Hanna jalan denganku, tapi Hanna sendiri yang menghubungi Om Daren dan izin sendiri pada Om," tutur Arkana panjang lebar tanpa jeda.

Tidak terdengar sama sekali jawaban dari wanita paruh baya di ujung sana. Entah apa yang dirasakan oleh mamanya Hanum itu sekarang. Apakah dia malu dengan pernyataan Arkana barusan hanya dialah yang tahu.

"Tante Hanum? Apa Tante masih di sana?" Arkan kembali bersuara.

"Ya udah, Tante tutup dulu panggilannya. Tante mau masak makan malam," Hanum dengan cepat mengalihkan pembicaraan dan menutup panggilan begitu saja.

Arka berdecak, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian memasukkan kembali ponselnya ke dalam sakunya.

Arka berniat kembali menatap ke arah Senja, namun ternyata gadis itu sudah tidak terlihat lagi.

"Argh, sial, sial! Padahal tadi aku mau tahu di mana rumah gadis gila itu. Gara-gara Tante Hanum aku kehilangan jejaknya," umpat Arkana sembari mengusap wajahnya dengan kasar.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Sampai juga kamu ternyata. Sana masak anak sialan!" titah Sukma bibinya.

"Baik, Bi!" sahut Senja sembari berjalan ke arah dapur.

"Oh ya, sebelum masak kamu buatkan aku jus mangga dulu ya!" titah Keysha adik sepupunya itu dengan gaya angkuhnya.

"Apa kamu tidak bisa buat sendiri dulu Key? Kamu kan tahu kalau aku harus masak?" Senja berusaha menolak secara halus.

Pluk

Keysa refleks melempar Bantal sofa yang tadi ada di pahanya ke wajah Senja.

"Kamu sudah mulai melawan ya? Kamu lupa kalau rumah ini bukan rumah kamu? Kamu bisa aku usir dan jadi gelandangan di luar sana?" ucap Senja.

Senja mengembuskan napasnya dan akhirnya melangkah pergi ke dapur untuk membuatkan jus pada adik sepupunya itu.

Karena merasa kesal Senja akhirnya dengan sengaja memasukkan garam ke dalam jus mangga yang diminta oleh adik sepupunya itu. "Rasain kamu curut!" Senja tersenyum sinis sembari mengaduk jus mangga permintaan Keysha.

Senja berjalan dengan santai, dan menyodorkan jus mangga pesanan adik sepupunya itu. "Nih, jus pesananmu!" Ucap Senja.

"Kamu ini apa-apa sih? Kamu punya mata kan? Kamu nggak lihat aku lagi ngapain? Aku lagi kutekan, jadi letakkan saja jusnya di meja!" ucap Keysha dengan nada ketus.

"Tahu tuh. Katanya pintar makanya dapat bea siswa. Tapi lihat situasi orang lain aja tidak tahu. Benar-benar tidak layak disebut pintar!" Sukma, bibinya Senja buka suara kembali menimpali ucapan Keysha putrinya.

Senja memilih untuk tidak menanggapi. Ia lagi-lagi mengembuskan napasnya dan meletakkan gelas berisi jus itu ke atas meja.

" Aku ke dapur dulu, Bi," Senja berbalik dan melangkah pergi menuju dapur.

"Hei, tunggu dulu!" teriak Sukma tiba-tiba, membuat langkah Senja kembali berhenti.

"Ada apa, Bi?" tanya Senja masih mencoba bersikap biasa.

"Karena kamu tidak menghasilkan uang sepeserpun hari ini, kamu masak untuk aku dan Keysha saja. Malam ini kamu tidak boleh makan!"

tbc

Terpopuler

Comments

Datu Zahra

Datu Zahra

minggat aja Senja, tapi racun dulu itu bibi sama ponakanmu sebelum pergi

2024-05-08

0

Wandi Fajar Ekoprasetyo

Wandi Fajar Ekoprasetyo

kasihkasih racun aja

2024-04-27

0

Leng Loy

Leng Loy

Kok ada ya orang ga punya hati,miris sekali

2024-03-27

1

lihat semua
Episodes
1 Murid baru
2 Kena hukum
3 Kurir bunga
4 Mengantarkan bunga
5 Dipecat
6 Mengikuti Senja
7 Kehidupan Senja
8 liciknya Sukma
9 Ambil jambu
10 Kalah adu gombal
11 Kekesalan Hanna
12 Licik teriak licik
13 Mengikuti Senja lagi
14 Pulangnya paman Senja
15 Salah paham
16 Cuek
17 Mengembalikan sepeda
18 Merasa ganjil
19 Tidak mau dijemput
20 Apa aku harus minta maaf?
21 terjebak sendiri
22 Kehilangan teman
23 Masa senang yang akan berakhir.
24 Bertemu Satrio di restoran
25 Arkana tahu yang sebenarnya
26 Minta maaf
27 Hanna panas
28 Rahasia Bea siswa
29 Tamparan sebagai pembuktian
30 Kena lagi.
31 Begal
32 Perkelahian sengit
33 Perih yang mendatangkan tawa
34 Capek tapi harus tetap diselesaikan
35 Kehebohan Aozora dan Adelia
36 Tidak romantis sama sekali
37 Berubah manis
38 Kepulangan yang tiba-tiba
39 Kemarahan Satrio
40 Kekagetan Sukma
41 Alasan Sabiru menjemput Senja
42 Hanna mengetahui hubungan Arkan dan Senja
43 Peringatan Sabiru
44 Aku tidak mau tahu
45 tidak bisa dibandingkan
46 Aku tidak peduli
47 Ketumpahan Cat
48 Nikmati saja waktumu yang hanya sebentar lagi
49 mencoba bunuh diri
50 Kencan
51 Double date
52 Sahabat Aozora yang tidak Arsen tahu
53 Keinginan Arkan
54 mengungkit-ungkit balas budi
55 Rencana Darren
56 Terbongkar
57 Permintaan Daren
58 Pikiran Senja terganggu
59 Senja tahu yang sebenarnya
60 Mengantarkan pulang
61 mengundang Aldo masuk ke rumah.
62 Memberikan pengertian
63 Perjodohan demi bisnis
64 Gelang
65 Serba salah
66 Enam tahun kemudian
67 menguping
68 CEO baru
69 Mengantarkan laporan
70 Sama-sama kaget
71 Dipaksa jadi sekretaris
72 Kemunculan Ella
73 Tolong bertahan sebentar lagi
74 Mengungkapkan cinta
75 Arkan tahu siapa Ella
76 Berusaha menyingkirkan...
77 Senja tahu yang sebenarnya
78 Lihat saja apa yang akan aku lakukan padanya
79 Draft
80 Benar-benar hancur
81 Pengakuan Hanna
82 Arkan panik
83 Acara penyambutan Arkan
84 Kejutan.
85 Kamu wanita yang aku cintai
86 Tenang saja, aku punya cara
87 Aku kecewa ke kamu.
88 Memasak makan siang
89 permohonan Hanna
90 Kamu hanya bisa mencintaiku
91 Ide jahil Aldo
92 Kekesalan Arkan
93 memajukan hari pernikahan
94 Hanna sakit
95 Jangan pergi lagi
96 The wedding
97 Meminta maaf
98 Hal yang tidak disangka-sangka
99 Akhirnya
100 Akhir hidup Ella
101 Berubah menyebalkan
102 Mungkin saja dia hamil.
103 Hasil pemeriksaan
104 Bab 104
105 Ending
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Murid baru
2
Kena hukum
3
Kurir bunga
4
Mengantarkan bunga
5
Dipecat
6
Mengikuti Senja
7
Kehidupan Senja
8
liciknya Sukma
9
Ambil jambu
10
Kalah adu gombal
11
Kekesalan Hanna
12
Licik teriak licik
13
Mengikuti Senja lagi
14
Pulangnya paman Senja
15
Salah paham
16
Cuek
17
Mengembalikan sepeda
18
Merasa ganjil
19
Tidak mau dijemput
20
Apa aku harus minta maaf?
21
terjebak sendiri
22
Kehilangan teman
23
Masa senang yang akan berakhir.
24
Bertemu Satrio di restoran
25
Arkana tahu yang sebenarnya
26
Minta maaf
27
Hanna panas
28
Rahasia Bea siswa
29
Tamparan sebagai pembuktian
30
Kena lagi.
31
Begal
32
Perkelahian sengit
33
Perih yang mendatangkan tawa
34
Capek tapi harus tetap diselesaikan
35
Kehebohan Aozora dan Adelia
36
Tidak romantis sama sekali
37
Berubah manis
38
Kepulangan yang tiba-tiba
39
Kemarahan Satrio
40
Kekagetan Sukma
41
Alasan Sabiru menjemput Senja
42
Hanna mengetahui hubungan Arkan dan Senja
43
Peringatan Sabiru
44
Aku tidak mau tahu
45
tidak bisa dibandingkan
46
Aku tidak peduli
47
Ketumpahan Cat
48
Nikmati saja waktumu yang hanya sebentar lagi
49
mencoba bunuh diri
50
Kencan
51
Double date
52
Sahabat Aozora yang tidak Arsen tahu
53
Keinginan Arkan
54
mengungkit-ungkit balas budi
55
Rencana Darren
56
Terbongkar
57
Permintaan Daren
58
Pikiran Senja terganggu
59
Senja tahu yang sebenarnya
60
Mengantarkan pulang
61
mengundang Aldo masuk ke rumah.
62
Memberikan pengertian
63
Perjodohan demi bisnis
64
Gelang
65
Serba salah
66
Enam tahun kemudian
67
menguping
68
CEO baru
69
Mengantarkan laporan
70
Sama-sama kaget
71
Dipaksa jadi sekretaris
72
Kemunculan Ella
73
Tolong bertahan sebentar lagi
74
Mengungkapkan cinta
75
Arkan tahu siapa Ella
76
Berusaha menyingkirkan...
77
Senja tahu yang sebenarnya
78
Lihat saja apa yang akan aku lakukan padanya
79
Draft
80
Benar-benar hancur
81
Pengakuan Hanna
82
Arkan panik
83
Acara penyambutan Arkan
84
Kejutan.
85
Kamu wanita yang aku cintai
86
Tenang saja, aku punya cara
87
Aku kecewa ke kamu.
88
Memasak makan siang
89
permohonan Hanna
90
Kamu hanya bisa mencintaiku
91
Ide jahil Aldo
92
Kekesalan Arkan
93
memajukan hari pernikahan
94
Hanna sakit
95
Jangan pergi lagi
96
The wedding
97
Meminta maaf
98
Hal yang tidak disangka-sangka
99
Akhirnya
100
Akhir hidup Ella
101
Berubah menyebalkan
102
Mungkin saja dia hamil.
103
Hasil pemeriksaan
104
Bab 104
105
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!