"Bagaimana perkembangan sejauh ini, Brady? Tanya Axton sambil menyapa.
Seorang pria yang tadinya fokus pada mesin mobil dibuat menoleh. "Ah, Axton. Akhirnya kau tiba juga. Aku sudah dengar perihalmu di kota Y. Bagaimana keadaanmu sekarang?"
"Seperti yang kau lihat. Aku terpaksa menggunakan kursi roda."
"Aku do'akan kau cepat sembuh. Ngomong-ngomong, siapa wanita cantik di belakangmu ini?" tanya Brady saat melirik Tia.
"Namanya Tia. Dia adalah pelayan pribadiku," kata Axton memperkenalkan Tia pada Brady.
"Kau bisa memanggilku Brady. Aku merupakan orang yang bertugas merancang mobil di perusahaan RBS dan sekaligus teman Axton," kata Brady memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.
Tia menjabat tangan Brady. "Senang berkenalan denganmu."
"Kalau boleh aku beritahu nona, kau itu sungguh imut sekali. Apalagi dengan pakaian itu. Kau seperti boneka hidup," puji Brady dengan nada menggoda.
Tia sedikit kaget. Ia tidak menduga Brady akan memuji nya. "Ah, terima kasih. Anda berlebihan."
Axton yang ada diantara keduanya lantas dibuat cemberut melihat kedekatan itu. "Hei, jangan coba-coba merayu pelayanku. Dia milikku!" tekan Axton diakhir kalimat sambil berbisik.
"Ayok lah kawan, jangan menatapku seperti itu. Aku cuman menyanjungnya."
"Kau belum menjawab pertanyaanku sebelumnya," kata Axton mengalihkan topik.
"Bisa dilihat sekelilingmu. Kami baru menyatuhkan sebagian komponennya. Saat semuanya selesai, kita tinggal melakukan uji coba,"
Brady mengajak Axton dan Tia melihat-lihat hasil pekerjaan mereka sambil menerangkan. Tia memperhatikan dengan seksama setiap inci bagian mobil tersebut. Axton mulai menyadari ketertarikan Tia pada mobil.
"Apa kalian sedang membuat mobil tipe sport? Bukankah perusahaan RBS tidak membuat mobil tipe ini?" tanya Tia membuat Brady melirik padanya.
"Aku berencana mau mencoba membuat mobil tipe ini karna peminat mobil sport semakin meningkat terutama dari kalangan pencinta mobil. Aku harap produksi mobil ini bisa menaikan pendapatan perusahaan," jelas Axton.
"Oh, apa kau tertarik dengan otomotif, manis?" tanya Brady pada Tia.
"Dia bilang lebih dari tertarik. Wanita ini sepertinya penggila otomotif," ujar Axton.
"Cukup jarang ada wanita yang menyukai hal seperti ini, terutama wanita seimut dirimu," lagi-lagi Brady menggunakan nada godaan.
"Hehe... Aku sebenarnya lebih dari penggila. Aku adalah seorang pembalap loh," batin Tia. "Iya, aku sudah menyukainya sejak aku masih kecil."
"Apa kau mau melihat bagian mesinnya?" kata Brady menawarkan.
"Boleh."
Brady mengajak Tia dan Axton melihat bagian mesin mobil. "Inilah dia mesin tipe turbo, mempunyai empat silinder dengan kapasitas 2000 cc. Mampu menghasilkan tenaga 210 Hp dan torsi 220 Nm. Dapat melaju lebih dari 300 km/jam. Kelebihan utama dari mesin ini adalah hemat bahan bakar."
"Wow... Ini sangat cantik. Jika ikut Drag race mungkin bisa menang."
"Drag race?" ulang Axton dengan tanda tanya.
Drag race adalah adu kecepatan mobil balap yang hanya boleh diikuti oleh 2 mobil saja. Dengan kata lain, balapan ini hanya mengadu 2 mobil tersebut di dalam lintasan atau trek yang lurus. Melihat dari kedua mobil tersebut mana mobil yang mencapai garis finish lebih dulu. Tak jarang biasa digunakan sebagai ajang taruhan.
"Ah, turnamen balapan itu. Mungkin saja, tapi takutnya mobil ini belum selesai uji coba tepat saat terakhir pendaftaran Drag race tahunan. Apa kau juga pengemar balapan mobil?"
"Iya. Aku sangat suka balapan," jawab Tia dengan semangat.
"Sungguh? Beberapa minggu lagi ajang balapan tahunan akan digelar, apa kau akan menontonnya secara langsung?"
"Tentu saja. Aku sudah tidak sabar menantikan balapan itu."
"Aku juga. Apa lagi saat Manuel Torres ikut berpartisipasi. Aku adalah penggemarnya."
"Manuel Torres? Maksudmu Manuel Torres yang itu, The king dari Grand Touring?" tanya Tia memastikan.
Touring merupakan jenis balapan yang hampir sama dengan balapan NASCAR, hanya saja pada touring race para pembalap diperboleh untuk melakukan modifikasi pada mobil sehingga menghasilkan performa yang lebih maksimal di luar standar bawaan pabriknya. Dan untuk turnamen touring ini terdapat kelas mobil balap khusus yang menggunakan mobil sport. Turnamen tersebut dinamakan Grand Touring. Balapan mobil sport ini umumnya menggunakan supercar atau sport car.
"Siapa lagi. Setiap tahun ia pasti ikut Grand Touring. Tak jarang dia juga menerima tantangan Drag race."
"Benarkah?"
"Ooh... Dilihat dari reaksimu ini, apa kau juga penggemarnya?"
"Siapa yang tidak kenal dia. Seorang pembalap yang terkenal menguasai sirkuit Grand Touring. Bisa dibilang aku adalah penggemarnya."
"Itu berarti kau akan mendukungnya di turnamen balapan nanti?"
"Tidak. Aku sudah mendukung pembalap lain. Dia adalah pendatang baru dari kota Y. Tidak aku sangka dia akan bersaing dengan Manuel Torres, tapi aku yakin dia pasti bisa menempati juara pertama. Dia sudah berkerja keras selama ini," kata Tia membanggakan diri sendiri.
"Kalau boleh tahu, siapa namanya?"
"Rahasia. Kau pasti tahu saat balapan nanti. Lagipula dia sudah cukup terkenal di kota Y sebagai pembalap wanita terbaik."
"Kau semakin membuatku penasaran."
"Teruslah ngobrol. Kalian berdua sama sekali tidak mengangapku ada disini," kata Axton yang sendari tadi diam.
Karna terlalu asik membahas balapan membuat Tia dan Brady lupa kalau Axton masih bersama mereka. Axton memasang raut wajah masam pada keduanya.
"Hehe... Jangan marah Axton. Bagaimana sebagai permintamaafan kau boleh mentraktirku makan siang hari ini?"
"Hah? Bukannya kau yang seharusnya mentraktirku jika kau ingin minta maaf?"
"Ayok lah, kau itu seorang direktur di perusahaan ayahmu sendiri dan juga calon penerus selanjutnya. Sesekali mentraktir temanmu ini tidak masalah, bukan?"
"Tch! Dasar kau ini. Gloria, Kembalilah! Sudah waktunya makan siang," panggil Axton.
Sewaktu pertama masuk keruangan itu Gloria telah melompat dari pangkuan Axton dan mulai berkeliling sendiri. Semua perkerja disana sama sekali tidak terusik dengan kehadiran Gloria karna mereka semua sudah tahu kalau kucing tersebut kepuyaan dari direktur utama. Apalagi dengan ciri khas pita merah yang melingkar di leher kucing tersebut. Gloria segera berlari menghampiri saat namanya dipanggil lalu melompat naik kepangkuan Axton.
"Kau ternyata masih merawat kucing ini?" ujar Brady.
"Dia sudah aku anggap seperti putriku sendiri."
"Iya, iya, dia memang putrimu. Watak kalian sama," ada sedikit ejekan dari ucapan Brady.
"Terserah kau mau bilang apa."
Sebelum pergi, Brady mempersilakan rekan-rekan kerjanya yang lain untuk istirahat makan siang. Mereka bertiga, berempat maksudnya keluar dari ruangan itu. Mereka menuju kantin yang ada di lantai dasar sebelah timur gedung pabrik tersebut. Sebagai seorang direktur utama Axton tidak ragu-ragu makan siang di kantin bersama karyawan pabrik lainnya. Baginya apa bedanya dirinya dengan yang lain? Toh, dia juga seorang manusia yang sama-sama tinggal dibawah langit yang sama.
.
.
.
.
.
.
ξκύαε
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
Reni Anjarwani
doubel up
2023-11-14
1