"Dia pelayan pribadiku. Dia yang akan mengurus ku sampai aku sembuh," jelas Axton.
"Hallo, Ny. Robinson. Salam kenal. Nama saya Tia, pelayan baru di kediaman tuan muda," ucap Tia memperkenalkan diri dengan gerakan anggun layaknya pelayan di kediamannya.
Axton yang melihat itu seketika memalingkan mukanya. "Astaga, dia imut sekali. Tidak aku sangka ia bisa lemah lembut dan begitu anggun saat memperkenalkan diri. Andai ia mau bersikap seperti itu di depanku setiap harinya, tapi aku juga suka melihat ia cemberut. Aah... Ada apa denganku?"
"Apa yang dipikirkan Rubah ini?" batin Tia sambil melirik Axton.
Vilda memperhatikan Tia dari ujung kaki sampai rambut. "Gadis ini sangat cantik. Penampilannya sama sekali tidak seperti seorang pelayan. Dari mana Axton kenal dengannya? Ini bisa gawat jika gadis ini menggunakan kecantikannya untuk merayu putraku. Jangan sampai Axton malah menyukai gadis ini. Itu tidak akan aku biarkan sampai terjadi," batinnya. Ia sepertinya tidak menyukai Tia dekat dengan Axton. "Kenapa kau mencari pembantu baru, Axton? Kau bisa meminta Fei menjadi pelayan pribadimu."
"Aku sudah menerimanya menjadi pelayan ku. Tidak mungkin aku memecatnya begitu saja. Sudahlah. Aku harus berangkat ke kantor. Aku bisa terlambat."
"Kau masih mau berkerja dengan kondisimu seperti ini? Tidak bisa! Ibu tidak mengizinkannya," Vilda seketika menahan putranya pergi.
"Tapi bu, ada meeting hari ini. Kemarin aku sudah tidak masuk kerja, masa hari ini juga tidak?"
"Meeting itu bisa ditunda. Pokoknya kau tidak boleh pergi kerja hari ini! Biarlah ayahmu yang mengurusnya," tegas Vilda. Ia menggantikan Tia mendorong kursi roda Axton. "Kau pergilah kerjakan pekerjaan rumah yang lain. Biar aku yang mengurus putraku hari ini."
Vilda mendorong kursi roda Axton kembali masuk dan membawanya naik ke lantai atas. Axton tak bisa menolak ibunya apalagi dalam keadaannya seperti ini. Tia hanya memperhatikan mereka sampai menghilang masuk ke dalam lif.
"Em... Pengurus Zack, apa yang harus aku lakukan hari ini? Jika aku berinisiatif lagi kau akan marah padaku," tanya Tia pada pengurus Zack yang berdiri disebelahnya.
"Tetap didekat tuan muda," kata pengurus Zack sambil melangkah pergi.
Tia lantas mengikutinya. "Tapi ibunya memintaku melakukan pekerjaan lain. Perintah mana yang harus aku ikuti?"
"Kau berkerja pada tuan muda, bukan Ny. Robinson. Jadi sudah pasti kau harus mengikuti perintah tuan muda."
"Bagaimana nanti aku malah dimarahi oleh Ny. Robinson karna tidak mengikuti perintahnya? Secara dia adalah ibunya."
"Itu tidak akan terjadi. Tuan muda akan melindungi mu. Tapi jika kau masih tidak yakin juga kau bisa memperhatikan mereka secara diam-diam. Jadi disaat tuan muda membutuhkan mu kau bisa cepat datang."
"Bagaimana kalau aku mengikutiku saja?"
"Apa?! Aku banyak pekerjaan. Jangan mengganggu ku!" pengurus Zack mempercepat langkahnya.
"Memangnya apa perkerjaanmu? Kau cuman memperhatikan semuanya agar berjalan dengan baik. Lagi pula kau juga selalu ada disaat Rubah itu membutuhkanmu."
Biarpun pengurus Zack melarang tapi Tia tetap mengikutinya. Berkat hal ini Tia jadi tahu seluk-beluk pekerjaan pelayan yang selama ini tidak ia ketahui. Tia seperti pekerja magang baru yang diperkenalkan pada lingkungan pekerjaannya. Sesekali dengan cerewetnya Tia bertanya beberapa hal yang tidak ia ketahui. Mau tidak mau pengurus Zack harus menjawab pertanyaan tersebut. Kalau tidak Tia akan terus bertanya sepanjang jalan.
Melihat keakraban Tia dan pengurus Zack tak jarang membuat sejumlah pelayan merasa iri. Mereka tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu. Zack merupakan pengurus rumah yang tegas saat menjalankan tugas dan bisa terbilang dingin juga. Aura nya tidak jauh berbeda dengan Axton walau saat sedang santai. Tapi sekarang begitu ia dihadapkan dengan Tia, raut wajah serius dan tenangnya hilang seketika. Zack lebih sering menunjukan ekspresi kesal namun tak bisa marah pada Tia. Mungkin inilah yang terjadi pada Axton.
Dilain sisi, Fei masih di sibukkan membersikan gudang belakang. Ruang gudang yang lumayan luas dengan semua barang-barang menumpuk disana harus Fei bersihkan seorang diri sebagai hukuman. Hampir dua jam berlalu, tugasnya belum kunjung selesai juga. Ia menyandarkan tubuhnya yang lelah di rak penyimpanan. Kekesalannya pada Tia masih meluap-luap dalam dirinya. Ia terus-menerus menyalahkan Tia atas hukuman yang ia terima.
"Kak Fei, ternyata benar kau ada disini," kata salah satu pelayan yang datang menghampiri. Panggil saja Riska. "Aku dengar kau mendapat hukuman dari tuan muda. Apa yang terjadi sebenarnya? Bagaimana bisa kau dihukum?"
"Ini semua karna anak baru itu. Karna dia aku malah dihukum tuan muda membersihkan gudang seorang diri. Aah! Ini sungguh membuatku kesal!" Feli melemparkan barang yang dapat ia jagkau untuk meluapkan kekesalannya.
"Aku juga ada yang tidak menyukainya. Mentang-mentang dia pelayan pribadi, ia bisa sepuasnya berkeliling rumah bersama pengurus Zack seolah-olah derajatnya lebih tinggi dari kita. Padahal 'kan dia juga sama-sama pelayan. Seharusnya ia juga mendapat tugas sama seperti kita."
"Keliling rumah? Bukankah hari ini tuan muda pergi berkerja dan dia sudah pasti ikut, bukan?" tanya Fei sedikit bingung.
"Tidak. Tuan muda tidak jadi pergi kerja hari ini. Ibunya datang dan tidak mengizinkan ia berkerja.," jelas Riska.
"Apa?! Ny. Robinson datang ke kediaman?"
"Iya."
"Bagus. Dengan adanya Ny. Robinson aku bisa membalas anak baru itu. Dia harus dipecat hari ini juga."
"Oh... Bagaimana caranya?" tanya Riska sedikit penasaran.
"Ada deh. Lihat saja nanti pertunjukannya. Ayok temani aku menemuinya."
"Bagaimana dengan perkerjaanmu disini?"
"Biarkan saja. Setelah aku bertemu dengan Ny. Robinson nanti, akan aku buat Tia yang membereskannya sebelum ia dipecat."
Fei dan Riska pergi meninggalkan gudang tersebut. Mereka mencari keberadaan Ny. Robinson. Setelah berkeliling rumah sekitar sepuluh menit akhirnya mereka menemukan Ny. Robinson ada di teras atap rumah tersebut. Ny. Robinson saat ini sedang bersama Axton. Mereka terlihat berbincang sambil menikmati minuman dingin. Fei dan Riska tidak mungkin langsung menghampiri Ny. Robinson. Dengan terpaksa mereka harus menunggu. Lima menit kemudian Ny. Robinson beranjak dari kursinya lalu berjalan menuju pintu masuk. Axton tidak ikut dengan alasan masih ingin ada di sana. Ini kesempatan yang tepat bagi Fei dan Riska.
"Ny. Robinson, maaf tidak menyambut anda. Saya tidak tahu anda datang ke kediaman tuan muda hari ini," sapa Fei seolah-olah pertemuan tersebut tidak disengaja.
"Kemana saja kau? Kenapa pagi ini aku tidak melihatmu?" tanya Vilda. Ia memang mengenal Fei karna dia lah yang memperkejakan Fei di rumah tersebut.
"Pagi ini saya membersihkan gudang sebagai hukuman..."
"Hukuman? Kesalahan apa yang kau perbuat sampai Axton menghukummu?"
.
.
.
.
.
.
ξκύαε
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Rahmah Binti Jusoh
lanjut
2023-11-06
2